...🍁🍁🍁🍁...
Dua hari ini Xavier hanya berapa di rumah sakit menjaga Ara. Ia tidak ingin meninggalkan Ara walaupun sebentar. Ibunya bahkan sudah menyuruhnya pulang dan beristirahat tapi dia menolak. Selama itu juga Xavier tidak pernah kekantor. Aril akan membawa semua pekerjaan Xavier ke rumah sakit.
Ia akan mengerjakannya dengan duduk di sofa yang berada dikamar itu dan sesekali melihat apakah Ara sudah sadar atau belum.
Tapi sore ini orang suruhannya mengatakan jika mereka sudah mendapatkan pelaku kecelakaan itu. Xavier pun kini sedang dalam perjalanan menuju ke markas mereka.
Xavier memasuki markas itu dengan aura membunuh. Ia ingin tau siapa orang yang sudah bermain-main dengannya.
Xavier melangkahkan kakinya kesebuah ruangan yang gelap dan pengap. Bawahannya berkata jika mangsanya sudah dipindahkan keruangan kesukaannya atau rungan penyiksaan.
Xavier menyalakan lampu membuat ruangan itu sudah terlihat dengan jelas. Xavier melihat kearah dua orang yang terikat di kursi dengan mulut yang diperban.
Xavier melangkah dan mengambil air lalu menyiramkannya pada dua orang itu.
Kedua orang yang disiram itu pun membuka matanya.
Mata wanita yang diikat di kursi itu pun sontak membulat. Ia ketakutan sekarang.
Xavier lalu memerintahkan anak buahnya agar membuka perban kedua orang itu.
"Aku sudah mempekerjakan mu dengan memberimu gaji yang besar. Tapi kau malah menggigit majikan mu. Kau cukup berani ternyata." ucap Xavier sinis.
"Dan kau, apa kau pikir aku tidak tau jika kau selama ini selalu mengawasi kekasihku."
Xavier berjalan menuju sebuah lemari yang terletak didalam ruangan itu. Mengambil sebuah pistol dan berjalan menuju kedua orang itu.
Arora sangat takut. Tubuhnya gemetar. Setiap Xavier melangkahkan kaki nya itu sama saja dengan malaikat pencabut nyawa yang semakin dekat dengannya.
"Aku minta maaf Xavier. Aku sudah lama mencintaimu, Aku iri dengan kedekatan mu dengan Ara. Lalu Elias datang dan berkata jika aku membantunya, ia juga akan membantuku mendapatkan mu. Aku mohon lepaskan aku." ucap Arora. Ia benar-benar takut. Selama bekerja di rumah itu. Ia tidak pernah melihat sosok Xavier yang berdiri didepannya ini.
"Dan kau pikir dengan kau berkata seperti itu aku akan melepaskan mu? Tidak semudah itu."
Xavier lalu mendekat dan menembak lengan wanita malang itu, Arora berteriak kesakitan tapi Xavier tidak peduli. Ia akan tunjukkan akibatnya jika sudah berani mencelakai wanitanya.
"Hah. lihatlah dirimu terlihat sangat mengenaskan. Wanita seperti mu memang pantas dikirim ke neraka." Xavier pun mengarahkan pistolnya ke dada wanita itu menembak tepat di jantung. Tidak lama Arora sudah kehilangan nyawanya.
Arora pun tewas. Dan sekarang tersisa satu orang lagi.
"Apa kau berfikir jika kau bisa merebut Ara dariku?" ucap Xavier sinis berjalan kearah Elias. "Kau salah. Aku akan tunjukkan bagaimana kematian yang menyakitkan untukmu." Xavier berjalan kearah Elias, Xavier memukul wajah itu dengan beringas.
Elias memberontak. Ia tidak ingin mati dengan cara seperti ini.
"Kau iblis Xavier!!!!!! Kau benar-benar iblis. Kau tidak akan pernah bahagia. Ingat itu!!!!!" Teriak Elias.
"Apa kau pikir aku akan takut dengan doa mu itu. Aku akan bahagia dengan Ara. Kami akan menikah dan memiliki keluarga yang bahagia."
Xavier mundur beberapa langkah dan mulai tertawa, itu lah tawa seorang iblis.
"Beberapa kali aku melihatmu mendekati Ara, tapi aku masih diam. Karena aku berpikir jika kau hanya tertarik sejenak, Namun saat kau sudah berani membuatnya celaka tidak ada lagi maaf untukmu." Xavier menekan setiap Kaliman yang ia ucapkan.
Xavier menatap anak buahnya lalu memberi kode untuk memukuli Elias. Ia tidak akan membiarkan laki-laki itu hidup dengan mudah. Xavier akan memberikan banyak penderitaan.
Xavier menjauh dari mereka. Ia tak ingin mengotori tangannya dengan kehancuran seorang pecundang seperti Elias.
"Selamat pergi ke neraka."
Setelah mengatakan itu Xavier pergi dari sana, menyisakan anak buah nya yang melaksanakan perintahnya. Elias benar-benar terlihat buruk sekarang. Ia tidak tau apakah malaikat pencabut nyawa sudah berada didekatnya atau tidak. Elias berteriak minta tolong. Tapi tak ada yang mau membantunya.
Elias benar-benar sudah tidak kuat, Elias pun pingsan. Anak buah Xavier yang melihat jika Elias pingsan pun memilih berhenti dan meninggalkan Elias sendiri diruangan itu tanpa penjagaan.
Xavier masuk kedalam mobil dan mulai melajukan mobilnya kembali ke rumah sakit. Ia sudah terlalu lama meninggalkan Ara. Ia takut Ara tersadar dan tidak menemukan dirinya di samping wanita itu
Xavier tersenyum licik. Dua lalat sudah ia singkirkan. Setelah ini tidak akan ada yang bisa menggangu ia dan wanitanya lagi.
...T.B.N.T.S...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
ayang taehyung
Ara cepatlah sadar. Sbekum Xavier jadi gila
2022-08-11
2
Adeknya Mingyu
hahaha lalatnya satu udah gosong
2022-08-11
3
Arthur
Kan jadi metong cari gara2 sih sama di devil Xavier
2022-08-11
4