Episode 17 : Wonder

...🍁🍁🍁🍁...

"Wangi mu sangat harum Xavier." ucap Ara dengan mengendus aroma tubuh Xavier.

"Kenapa denganmu? Kenapa tiba-tiba menjadi manja seperti ini." tanya Xavier heran. Ara biasanya tidak seperti ini.

"Apa aku tidak boleh dekat-dekat denganmu?" tanya Ara hampir menangis.

Xavier yang melihat itu pun panik.

"Bukan begitu honey. Aku hanya heran ada apa denganmu. Sekarang ayo kita tidur." Xavier menuntun Ara menuju ranjang itu. Membaringkan tubuh keduanya. Lalu menyelimuti mereka.

Xavier mengecup kening itu lama. Dan memeluk Ara. Mereka pun telah tidur dengan lelap.

*****

Pagi ini Ara terbangun dengan rasa mual diperutnya. Ara berlari kedalam kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya ke wastafel itu. Tapi hanya air yang keluar. Ia terduduk dilantai dingin itu. Tubuhnya lemas kepalanya juga sakit.

Xavier yang mendengar suara berisik dari kamar mandi pun pergi menghampiri. Ia melihat Ara yang sudah terduduk dilantai dingin itu.

"Ada apa honey? Apa kau sakit?" tanya Xavier sambil memijit pelan kepala Ara.

"Aku tidak tau. Perutku tiba-tiba mual. Kepala ku juga sakit." ucap Ara. Ia benar-benar tidak tau apa yang terjadi padanya.

"Ayo aku akan menggendong mu lalu menghubungi Takuma." ucap Xavier menggendong Ara ala bridal style.

Xavier membaringkan tubuh lemah itu di atas kasur. Mengambil ponselnya dan menghubungi Takuma. Dokter pribadinya.

Setengah jam kemudian Takuma sudah sampai di mansion itu.

Ia mulai memeriksa Ara. Lalu menuliskan resep obat dan memberikannya kepada Xavier.

"Ara hanya kelelahan. Dia tidak boleh terlalu capek lagi sekarang. Dan usahakan jangan terlalu banyak pikiran. Aku sudah menuliskan vitamin untuknya. Kau bisa menyuruh Aril membelinya setelah ini." ucap Takuma panjang lebar dan pamit berlalu dari sana.

"Sebaiknya kau di mansion saja sayang. Jangan keluar dulu. Biar aku nanti menyuruh salah satu orang ku untuk memberitahu dosen mu jika kau tidak bisa hadir." ucap Xavier sambil mengusap kepala Ara lembut.

Ara hanya mengangguk. Kepalanya benar-benar sakit sekarang. Ia akan istirahat dulu.

Xavier lalu pergi dari sana. Menutup pelan pintu kamar itu. Takut membuat Ara terbangun.

****

Xavier sudah sampai diruang kerjanya. Ia hanya fokus bekerja walaupun ada rasa khawatir karena harus meninggalkan Ara sendirian di mansion.

Walaupun banyak pelayan dan penjaga ia tetap tidak bisa tenang. Ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya dan segera pulang.

Xavier melihat jam tangannya. Ternyata ini sudah jam makan siang. Saat Xavier ingin berdiri, pintu ruangannya terbuka menampilkan seorang wanita berpakaian ketat.

"Permisi tuan, Aku membawakan mu makan siang. Cobalah." ucap wanita itu tersenyum meletakkan makan siang di atas meja kerja Xavier.

Xavier menatap kota makan itu tidak berminat. Tapi jika ia pergi makan siang itu akan membutuhkan waktu. Ia harus segera pulang dan melihat keadaan Ara.

Sedangkan Aril sedang pergi ke perusahaan lain untuk mengecek perkembangan menajemen di sana.

"Terima kasih. Aku akan memakannya nanti. Sekarang pergi lah." usir Xavier.

Wanita itu tersenyum. Ia lalu membungkukkan tubuhnya dan pergi dari sana. Langkah awal sudah mulus. Ia tinggal menjalankan rencana yang lain.

Ia harus membuat Xavier bertekuk lutut padanya. Hanya padanya. Wanita itu pun kembali ke ruang kerja nya.

Xavier mengambil bekal itu dan memakannya. Ia sudah lapar. Rasanya lumayan enak. Walaupun tidak seenak masakan Ara.

Setelah habis ia pun membuang tempat makan itu ke tong sampah. Ia melanjutkan pekerjaannya kembali.

Xavier meregangkan otot tubuhnya. Hari sudah sore. Ia harus segera pulang sekarang.

Xavier menjalankan mobilnya menembus jalanan yang mulai ramai karena jam ini merupakan jam pulang kerja kebanyakan orang.

Namun saat Xavier melewati toko bunga ia berhenti. Memundurkan mobilnya dan turun.

Xavier memasuki toko bunga itu. Penjaga toko melihatnya dan menghampirinya.

"Selamat sore tuan. Apa yang dapat saya bantu? Bunga apa yang sedang tuan cari?" tanya penjaga toko itu.

"Aku mencari bunga lili. Tolong siapkan satu buket untukku." ucap Xavier.

"Baik tuan. Akan kami siapkan." Penjaga toko itu pun mengambil pesanan Xavier dan meriasnya secantik mungkin. Ia lalu menyerahkan bunga itu kepada Xavier.

Xavier menyerahkan uang cash dan pergi dari sana.

*****

Xavier memasuki kamar itu dan melihat Ara yang sedang asyik menonton sesuatu di laptop nya. Bahkan Ara tidak menyadari jika Xavier sudah duduk didekatnya.

Xavier pun langsung memeluk Ara dan mengecup leher jenjang itu.

Ara yang merasa geli menatap Xavier.

"Kapan kau pulang? Aku tidak mendengar suara kau masuk." Ucap Ara heran.

"Baru saja. Bahkan kau tidak tau jika aku memasuki kamar ini. Bagaimana jika bukan aku yang masuk?" ucap Xavier mengambil buket bunga yang ia beli tadi.

Ara menerima buket bunga itu dengan mata berbinar. Ia terharu. Xavier benar-benar romantis.

"Terima kasih. Bunganya sangat indah." ucap Ara.

"Aku harus membersihkan diri dulu." ucap Xavier mengecup kening Ara dan pergi ke kamar mandi.

Arora tiba-tiba masuk ke kamar itu.

"Nona apa nona ingin makan malam dikamar?" tanya Arora.

Tiba-tiba Xavier keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk di pinggangnya. Bagian atasnya terbuka menampilkan susunan otot keras itu.

Arora melihat itu dengan mata berbinar. Ia sangat ingin memegang perut dan dada bidang itu.

Ara lalu berdehem membuat lamunan Arora buyar.

"Kau pergilah dulu. Kami akan turun makan malam dibawah nanti." ucap Ara kesal. Beraninya Arora menatap Xavier dengan mata seperti itu.

Arora pun meminta maaf dan pergi cepat dari sana. Arora pun melangkahkan kaki nya ke dapur. Ia memegang jantungnya. Astaga Xavier terlihat sangat menggoda. Arora harus seger mendapatkan Xavier dan menendang wanita yang sudah mengambil Xavier nya keluar dari mansion ini.

Ara menatap Xavier kesal.

"Kenapa kau keluar dengan hanya menggunakan handuk. Apa kau ingin memperlihatkan tubuh mu pada semua wanita hah." Ucap Ara menggebu-gebu.

"Tidak honey. Aku tidak tau jika pelayan mu itu berada disini. Dan katakan padanya agar tidak sembarang masuk ke kamar ini." Ucap Xavier pergi berjalan kedalam walk in closet.

Ara hanya diam. Benar yang dikatakan Xavier. Arora sudah keterlaluan. Arora bahkan sekarang sudah berani asal masuk ke kamar mereka.

Ara dan Xavier sudah selesai makan malam. Mereka saat ini sedang duduk berdua di taman belakang mansion itu. Memandang bintang-bintang di atas sana.

Ara duduk dipangkuan Xavier dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Xavier. Rasanya sangat nyaman.

Xavier hanya memeluk pinggang ramping itu. Ada rasa penasaran dihatinya.

Kenapa dengan Ara akhir-akhir ini? Bahkan terkadang Ara akan menangis hanya karena masalah sepele.

Dari kejauhan seseorang menatap kedua dengan tatapan membunuh dan iri.

"Kenapa mereka malah tambah lengket dan mesra?" Tanya Arora. Ia sudah memperhatikan keduanya dari tadi.

Arora yang kesal pun menghentak kedua kaki nya dan pergi dari sana meninggalkan Ara dan Xavier yang berpelukan mesra.

...T.B.N.T.S...

Terpopuler

Comments

cerii

cerii

next

2022-08-11

3

Aaaa

Aaaa

crazy up

2022-08-11

4

Aaaa

Aaaa

Next

2022-08-11

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!