Episode 3 : Party

"Besok malam akan ada pesta dari perusahaan, aku ingin kau menemaniku sayang." Xavier menyerahkan sebuah kartu padanya.

"Gunakan ini untuk membeli pakaian atau pun ke salon. Kau bebas memakainya."

Ara mengambil kartu yang di sodorkan Xavier. "Terima kasih. Aku harus pergi ke salon besok, aku tidak ingin kalah dengan wanita-wanita itu" ucap Ara dengan kesal.

"Bagaimanapun mereka, atau semenarik apapun mereka. Aku hanya mencintaimu sayang. Kau tidak perlu khawatir tentang itu" Xavier mencoba meyakinkan Ara, walaupun para wanita itu telanjang didepannya, ia tidak akan tertarik sedikitpun. Ia hanya mencintai Ara seorang.

"Tetap saja, aku tidak ingin kalah" ujar Ara kekeh dengan pendiriannya. Ara juga tak mau membuat Xavier malu dengan penampilannya yang sederhana nantinya. Tidak, dia tidak menginginkan hal itu.

"Baiklah-baiklah, aku akan menjemputmu besok jam delapan malam, aku pulang. Sampai jumpa besok malam sayang."

Setelah Xavier tak terlihat Ara bergegas untuk tidur, ia tak ingin terdapat kantong mata besok, itu akan membuat penampilannya terlihat buruk.

*****

Malam telah tiba dan Ara masih pusing memikirkan dress mana yang harus ia pakai.

"Aku benar-benar tidak tau yang mana yang cocok untukku" Ara sudah mencoba semua dress yang ia beli tadi siang. Namun sebelum Ara menyerah ia melihat semua dress yang menarik perhatiannya. Sepertinya dia melewatkan satu.

Ara mengambil dress itu "Sepertinya dress yang satu ini akan membuat ku jauh lebih menawan dan cantik, aku akan mencoba yang ini saja"

Dress itu berwarna abu tua, dengan panjang menutup mata kaki, namun berlengan off shoulder sehingga menampilkan kesan mewah dan anggun.

Ara juga membeli sepatu high heels sebagai perpaduan yang akan membuat dirinya tampil dengan sempurna. Jika seperti ini tidak akan ada wanita yang bisa mengalahkannya di pesta itu. Memang, kepercayaan diri itu sangat penting.

Ara melihat dirinya di cermin, Dia memng tidak salah pilih. Namun ia harus segera pergi, karena Xavier pasti sudah menunggunya.

Diparkiran Ara melihat Xavier bersandar di mobil nya, Xavier terlihat berkali-kali lipat lebih tampan sekarang, Ia mengenakan kemeja hitam dengan jas berwarna navi, dipadukan dengan dasi serupa. Ditambah dengan gaya rambut relaxed quiff yang seorang Xavier berkali-kali kilas jauh lebih tampan.

Ara yang melihat itu jadi tak ingin pergi ke pesta itu. Ia tidak ingin wanita-wanita itu melihat dan menggoda kekasihnya. Hanya ia seorang yang boleh.

Namun lamunannya buyar ketika Xavier berkata "Aku tau Aku tampan sayang, kau bisa menatapku sepuas hati mu, tapi sekarang kita harus pergi. Jika tak ingin terlambat ke pesta itu." Ucap Xavier membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Ara masuk.

Pipi Ara sudah memerah, karena ketahuan. Tapi tunggu, untuk apa ia harus malu, Ia bahkan rela jika harus menatap kekasihnya itu sepanjang malam.

Xavier pun berjalan mengelilingi mobil, masuk kedalam duduk di kursi kemudi. Ia memasangkan sabuk pengaman pada Ara dan mulai melajukan mobilnya membelah jalanan padat kota New York.

*****

Ara berulang kali harus menarik nafas saat mobil yang membawanya dan Xavier sudah tiba didepan hotel tempat acara itu berlangsung, Ia sangat gugup sekarang.

"Sayang, apa aku sudah terlihat cantik sekarang? aku gugup juga takut membuatmu malu di sana."

"Untuk apa takut, dengarkan aku. Kau sangat cantik malam ini sayang, bahkan berlipat-lipat lebih cantik. Angkat kepala mu, mahkota ratu tidak boleh jatuh. Ingat , kau kekasih seorang Xavier Julian Baxy, tidak akan ada yang berani mengolok mu. Sekarang ayo kita turun."

Ara menggandeng tangan Xavier, rasanya jantungnya akan meledak sekarang, keberanian juga kepercayaan dirinya hilang seketika. Namun ia harus membuktikan bahwa kekasih seorang Xavier tidak akan pernah takut dengan pandangan orang.

Setelah mereka masuk, mata para wanita itu melihat Xavier dengan tatapan mendamba. Ara sangat ingin mencecar para wanita itu, dan berkata jika Xavier adalah miliknya, jadi buang khayalan itu.

Namun tidak sedikit juga para lelaki menatap Ara dengan tatapan kagum, bahkan ada yang terang-terangan menatap kekasih Xavier itu dengan tatapan lapar. Xavier sangat ingin menutup semua mata yang menatap kekasihnya. Dan jika bisa dia harus menutup mata itu selamanya. Seharusnya ia menyuruh Ara berpakaian biasa-biasa saja. Sudah lah nasi sudah menjadi bubur.

"Aku akan pergi menyapa kolega bisnis ku, Kau bisa duduk disini sayang, tapi ingat jangan pergi kemana pun, aku tidak ingin para lelaki itu mengganggu mu."

Ara hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Jika ingin minum, minta air putih saja. Aku tidak ingin kau mabuk nanti, kau mengerti sayang?"

"Baiklah-baiklah sekarang pergi lah, aku tidak papa. aku akan baik-baik saja." ucap Ara dengan sedikit mendorong Xavier. Dia bukan anak kecil yang akan tersesat di dalam pesta ketika di tinggalkan sendiri.

Sebenarnya Xavier tidak tega meninggalkan Ara sendirian ditengah pesta besar ini, tapi ia tidak ingin membuat Ara lelah dengan menyapa satu persatu kolega bisnisnya. Dan ini memang keputusan yang sulit.

Ara melihat jajaran makanan manis di sana, dia jadi lapar. Ayolah hanya untuk terlihat sempurna, ia jadi lupa makan karena asyik berbelanja juga ke salon.

Ara mengambil satu potongan kue di sana, lalu memakannya. Rasanya sangat enak, namun ia jadi haus, ia memanggil pelayan yang lewat, namun sebelum pelayan itu sampai padanya. Nampan yang dibawa pelayan itu jatuh kearahnya, akibatnya minuman yang dibawa pelayan itu tumpah mengenai dress nya.

"Aku sungguh minta maaf nona, Aku akan membantumu membersihkannya." ucap pelayan itu dengan panik, Hell ia tak akan mampu mengganti dress itu, gajinya satu tahun pun mungkin tidak akan cukup untuk menggantinya.

"Tidak perlu, aku akan membersihkan nya sendiri, bisa tunjukkan aku dimana toiletnya."

Pelayan itu menunjukkan arah toilet, lalu meminta maaf berkali-kali.

Ara bukan seorang yang pendendam, Ia juga tau jika pelayan itu tidak sengaja menjatuhkannya.

Ara memasuki toilet itu, lalu membersihkan dress-nya. ia tidak mungkin kembali ke pesta dengan penampilan seperti ini, ia akan menghubungi Xavier dan berkata jika ia akan pulang terlebih dahulu. Namun sebelum ia sempat mengambil handphone nya, Ia didorong oleh seseorang.

"Apa kau wanita yang dibayar Xavier untuk menemani nya malam ini, berapa ia membayar mu?" ucap wanita itu dengan marah.

"Aku bukan wanita seperti itu asal kau tau, dan aku kekasih Xavier. Jadi tolong menyingkir lah, aku harus pergi." Ara berusaha pergi namun rambutnya ditarik dengan kencang, lalu tubuhnya didorong ke wastafel, lengannya terbentur dengan keras, rasanya sangat sakit dan juga pasti akan bengkak besok, pikirnya.

"Jika kau bukan wanita seperti itu, kau tidak akan pergi ke pesta ini dengannya. Apa kau tau jika aku adalah kekasihnya, bahkan kami belum mengakhiri hubungan kami sampai sekarang. Dan kau dengan berani nya berkata jika Xavier kekasihmu. Kau memang harus diberi pelajaran."

PLAK

Perempuan itu menampar pipinya dengan kencang, Sepertinya ujung bibir Ara berdarah, kepalanya juga sakit, ia ingin melawan tapi untuk berdiri saja ia tidak mampu. kakinya lemas.

"Kau harus ingat, jauhi Xavier sebelum aku berbuat lebih jauh lagi. Apa kau mengerti." ucap perempuan itu lalu berlalu pergi dari toilet itu meninggalkan Ara sendiri dengan penampilan memprihatinkan.

Ujung bibir yang sobek, tangan yang lebam, dan rambut yang berantakan. Oh jangan lupakan dress nya yang kotor.

"Semoga tidak ada yang melihatku, aku tidak ingin membuat Xavier malu nantinya." Ara berusaha sekuat tenaga agar bangkit, ia harus segera pulang sekarang.

Sementara itu didalam pesta, Xavier sudah mencari Ara kesemua tempat namun ia tak menemukan Ara, Ia takut Ara kenapa-kenapa. Ia sudah menghubungi Ara, namun Ara tidak mengangkat telepon nya.

"Xavier, apa kau mencari ku?"

"Pergi lah Gita, Aku tidak ingin melihatmu." Xavier tidak mempedulikan perempuan bernama Gita itu, Ia harus menemukan Ara sekarang.

"Apa kau mencari wanita itu?" tanya Gita dengan nada mengejek.

Mendengar ucapan Gita yang mengatakan wanita itu, Pun membuat Xavier membalikkan tubuhnya menghadap Gita.

"Siapa yang kau maksud wanita itu?"

Gita melangkah kesamping Xavier, lalu berbisik "Siapa lagi, jika bukan wanita yang kau bawa ke pesta ini. Oh tau wanita yang kau bayar untuk menemanimu?" ucap Gita seolah-olah terkejut.

Xavier mendengar itu langsung marah, Emosinya sudah benar-benar habis, Ara menghilang dan wanita tidak tahu malu ini malah menghina kekasihnya.

"Apa yang kau lakukan pada kekasihku?" tangannya sudah gatal ingin mencekik wanita didepannya ini, Ia tidak akan membiarkan wanita ini berbuat sesuatu pada kekasihnya.

"Aku hanya memberinya sedikit pelajaran, karena ia sudah berani mendekatimu. Aku kekasih mu Xavier apa kau lupa. Kau bahkan membawa wanita lain ke pesta ini." ujar wanita itu dengan marah.

Xavier tersenyum menampilkan smirk nya

"Dan apa kau lupa, jika dulu kau yang mengkhianati ku, aku sudah tidak memiliki hubungan denganmu. Dan dengan siapa aku ke sini, itu bukan urusanmu."

Xavier mendekatkan diri pada wanita itu lalu berbisik "Jika kau menyakiti kekasihku lagi, kau akan tau akibatnya."

Setelah Xavier mengatakan itu, ia bergegas menuju ke parkiran mobil, ia harus segera sampai ke apartment Ara dan memastikan jika Ara baik-baik saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!