Episode 16 : Why with me

...🍁🍁🍁🍁...

Ara membersihkan pakaiannya di toilet yang terletak diujung lantai 4 itu. Ia sudah mencari toilet yang lebih dekat. Tapi semua toilet itu bertuliskan jika dilarang masuk.

Ara melihat bajunya. Ia benar-benar terlihat buruk sekarang. Ia lalu berjalan keluar mengendap-endap masuk kedalam lift Menuju ruangan Xavier.

Ara yang melihat tidak ada orang pun langsung berlari membuka pintu dan masuk kedalam ruangan itu.

Xavier yang melihat nafas Ara terengah-engah pun heran. Tapi ketika matanya tertuju pada penampilan Ara emosinya memuncak.

Xavier berdiri dari kursi kebanggaannya Lalu menghampiri Ara.

"Apa ada dengan pakaianmu? Siapa yang telah berbuat seperti ini padamu?" Ucap Xavier melihat pakaian dan lengan Ara yang memerah seperti terbakar.

"Tadi aku lapar dan pergi ke kantin kantor. Lalu tiba-tiba ada seorang pegawai yang tidak sengaja menumpahkan kuah sup nya padaku." Ucap Ara menundukkan kepalanya.

"Hei kenapa kau takut honey. Katakan siapa orang itu. Aku akan memberinya pelajaran." Ucap Xavier menarik lembut Ara agar duduk di sofa ruang kerjanya.

"Tidak perlu. Dia tidak sengaja. Lukanya juga tidak parah." Ucap Ara melihat luka bakarnya. Jika Xavier sampai tau siapa pegawai itu. Xavier pasti langsung memecatnya.

Xavier berjalan mengambil kotak obat. duduk didepan Ara lalu menghubungi Aril.

"Kemana saja kau? Apa kau tau jika Ara terluka? Sekarang bawa pakaian wanita kemari." ucap Xavier marah.

Xavier mengambil lengan yang terbakar itu. mengambil salep dan mengoleskan.

"Pelan-pelan. Rasanya perih." keluh Ara.

"Tahan sebentar honey. Aku akan lebih pelan-pelan lagi." Xavier mengoleskannya dengan lembut. Ia juga meniup luka itu dengan hati-hati.

"Pekerjaan ku sudah selesai. Kita akan langsung pulang setelah Aril membawa baju ganti untuk mu." Ucap Xavier yang masih fokus mengobati lukanya.

Ara hanya mengangguk.

Tidak lama terdengar ketukan pintu dan Aril yang meminta izin untuk masuk. Xavier memberi perintah jika Aril langsung masuk saja.

Aril memberi paper bag itu dan pamit undur diri.

Xavier menerimanya dan memberikannya kepada Ara.

"Pakailah ini. Setelah itu kita akan pulang." ucap Xavier.

Ara mengambil paper bag itu dan pergi ke kamar mandi. Tidak mungkinkan ia berganti pakaian didepan Xavier.

*****

Xavier dan Ara kini berada di mobil yang menuju ke mansion. Xavier melihat kesamping nya. Ara sudah tertidur. Mungkin kekasihnya itu lelah. Hari juga sudah mulai sore.

Mobil itu berhenti di depan rumah besar itu. Xavier turun dan menggendong Ara. Membawa nya keatas meletakkannya di atas ranjang.

Xavier lalu pergi keruang kerjanya melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai. Ia hanya berbohong tadi. Ia tidak ingin membuat Ara menunggunya lama.

*****

Xavier merenggangkan ototnya. Sepertinya ia sudah terlalu lama bekerja. Xavier melihat jam di ponselnya. Malam sudah larut. Saatnya ia tidur.

Xavier melangkahkan kakinya menuju tangga namun secara tidak disengaja seseorang menabraknya. Xavier yang terkejut pun menangkap tubuh itu.

Setelah Xavier tersadar ia pun melepaskan dan melihat siapa orang itu. Ternyata Arora pelayan pribadi Ara.

"Maaf tuan. Saya tidak sengaja. Saya hanya ingin mengambil air putih didapur." ucap Arora menundukkan kepalanya takut.

Xavier melihat dari ujung kepala hingga kaki. Apa pelayan pribadi Ara ini berniat menggodanya. Lihatlah baju tidur tipis itu. Bahkan payudara nya sudah sudah terlihat. Benar-benar menjijikkan.

"Lain kali hati-hati. Dan jangan keluar dengan pakaian seperti itu. Aku tidak ingin mendengar jika ada salah satu pelayan ku yang jamah oleh pengawal ku." ucap Xavier dan berlalu dari sana. Ia tidak berminat dengan orang lain.

Ia hanya menginginkan Ara seorang. Untuk apa ia menghabiskan malam dengan orang lain. Jika Ara saja mampu membuatnya puas.

Setelah Xavier pergi Arora kembali ke kamarnya. Ia mendudukkan dirinya di atas ranjang itu. Arora tersenyum licik. Ia sudah lama mencintai Xavier.

Tapi tiba-tiba Xavier membawa wanita itu kemari. Ia tidak rela. Ia akan merebut Xavier dari wanita busuk itu.

"Ara. Tunggu saja. Aku akan merebut tuan darimu. Kau sudah berani mengambil milikku." ucap wanita itu.

*****

Pagi ini Xavier dan Ara sudah siap dimeja makan. Hari ini Xavier akan pergi kekantor. Dan Ara, ia akan pergi ke kampus.

"Apa aku perlu mengantarmu honey?" tanya Xavier.

"Tidak perlu. Kau pergilah kekantor. Aku akan berangkat dengan supir saja." tolak Ara tidak ingin merepotkan.

Sarapan pagi itu selesai. Mereka pergi menuju tujuan masing-masing.

Arora yang melihat kedekatan mereka berdua mengepalkan tangannya. Kenapa semakin hari mereka berdua malah semakin lengket.

Ia tidak akan menyerah. Xavier harus segera jadi miliknya.

*****

Ara tiba di kampus dan langsung menuju ke kelasnya. Paola hari ini tidak hadir. Karena harus menghadiri acara keluarga.

Kelas berakhir. Ara saat ini sedang dalam perjalanan menuju rumah kedua orang tuanya.

Rumah keluarga Barton sudah terlihat. Ara turun dari mobil. Mengetuk pintu lalu tidak lama terlihatlah wanita paruh payah yang masih sangat cantik itu.

"Sayang. Kenapa kau tidak beritahu mommy jika kau akan datang." ucap Ibunya memeluknya.

"Aku hanya malas jika harus pulang ke mansion Xavier mom. Di sana hanya ada pelayan dan penjaga." ucap Ara mengadu lalu membalas pelukan ibunya.

"Baiklah terserah putri mommy saja. Sekarang ayo masuk. Apa kau sudah makan siang sayang?" tanya mommy nya membawanya keruang makan.

"Belum mom. Aku sangat ingin memakan masakan mu." ujar Ara.

Ara tidak tau ada apa dengan dirinya. Tiba-tiba ia sangat merindukan masakan ibunya. Itulah kenapa ia pergi berkunjung kemari.

"Baik. Mom akan memasak untuk putri kesayangan mommy ini."

Ibu Ara berlalu dari sana meninggalkan diruang makan itu. Hari ini Ara merasa sangat lemas. Mungkin ia tidak enak badan biasa.

Ara pun berjalan kearah kamarnya. Dan membaringkan tubuhnya di sana.

"Aku sangat lelah. Apa ada denganku?" tanya Ara.

Ara memejamkan matanya. Ia pun tertidur dengan perut yang sudah kelaparan itu.

*****

Sekitar satu jam Ara tertidur ibunya masuk dan membangunkannya. Ibunya berkata jika makan siangnya sudah selesai.

Ara dan ibunya pun turun kebawah. Ara memakan masakan itu dengan lahap. Bahkan ia tidak sadar jika ia telah menghabiskan semua masakan itu.

"Tidak seperti biasanya kau makan selahap ini sayang. Apa Xavier tidak memberimu makan?" gurau ibunya.

"Tidak mom. Aku hanya sangat lapar setelah pulang dari kampus. Xavier memperlakukan aku dengan baik." Ucap Ara.

Ara dan ibunya menghabiskan waktu bersama. Mereka sudah jarang bertemu jadi tidak ada salahnya kan jika waktu hanya milik mereka berdua.

Hari sudah malam ketika Ara pamit pulang. Ibunya berkata jika ia bisa menginap disini. Tapi Ara menolak. Ara mengatakan jika Xavier pasti akan sedih jika tidur sendiri.

Ibunya Ara memaklumi keadaan mereka. Ini juga demi kebaikan putrinya dan keluarga nya.

*****

Ara sampai di mansion itu dan melihat mobil Xavier sudah terparkir di sana. Dia lalu berlari masuk ke mansion itu mencari Xavier.

Ara sampai di kamarnya dan menemukan Xavier yang sedang berdiri di balkon. Ia lalu berjalan mengendap-endap dan memeluk Xavier dari belakang.

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba memelukku? Apa kau sangat merindukanku?" Tanya Xavier.

Ara hanya menenggelamkan wajahnya dipunggung Xavier. Mencium wangi tubuh itu. Hah rasanya sangat nyaman.

...T.B.N.T.S...

Terpopuler

Comments

Aaaa

Aaaa

pasti hamidun

2022-08-11

3

Fathia

Fathia

Jangan-jangan Ara hamil lagi.

2022-08-11

4

Fathia

Fathia

crazy up

2022-08-11

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!