Together but not the same
Ara merupakan seorang mahasiswi yang kuliah disebuah universitas ternama di salah satu kota New York. Ara mengambil jurusan bisnis karena ia sangat menyukai berbisnis apalagi sudah menyangkut uang. Bilang saja jika dia tidak bisa hidup tanpa uang. Dan sepertinya semua orang juga begitu kan?
Saat ini Ara duduk disebuah cafe yang berada didekat kampusnya. Jika sedang waktu istirahat ataupun tidak ada kelas Ara hanya akan pergi mencari tempat bersantai dan mengerjakan tugas ataupun hanya untuk membaca buku. Ia memang terkenal sebagai Mahasiswi yang cerdas dan rajin.
Saat tengah asyik membaca buku, Paola yang tidak lain adalah sahabat Ara itu datang dan tanpa permisi langsung mendudukkan dirinya tepat di kursi disamping Ara.
"Ara kau sudah berjanji agar ikut dengan kami nanti. Kau tidak boleh kabur lagi. Apa kau mengerti?" Paola yang melihat minuman menganggur di atas meja itu pun segera mengambil minuman itu dan langsung meminumnya. Ia harus setelah lelah mencari keberadaan sahabatnya ini.
Ara yang melihat minumannya dihabiskan pun hanya diam. Sahabatnya itu selalu seperti ini jadi tidak ada yang bisa dia lakukan. Toh Paola hanya akan mengiyakan tegurannya dan akan kembali mengulangi kesalahannya.
"Aku sangat sibuk, Paola. Kau kan tau bagaimana keseharian diriku." Ara menatap sahabatnya dengan tatapan memohon. Namun itu tak membuat Paola merasa iba sedikit pun.
"Hei, apa kau baru saja membohongiku? Ayolah, kau mengatakan sibuk, tapi kau akan pergi dengan kekasih mu itu Ara. Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana diriku harus 24 jam berada disisi kekasihku." ucap Paola dengan nada ejekan.
"Kau kan tau, aku tidak bisa jauh darinya. Bahkan jika dia mau aku ingin menikah dengannya sekarang juga. Dan juga tidak mengapa jika harus berada didekatnya selama 24 jam. Aku rasa itu ide yang baik." Dan Ara tidak main-main dengan yang dia ucapkan.
"Kau benar-benar sudah hilang akal setelah bersama dengannya. Apa kau pikir menikah semudah itu ha. Kau juga akan mengurus anakmu, bukan cuma suamimu saja." ucap Paola menasehati sahabat keras kepala didepannya.
"Aku tau. Tidak mungkin aku menelantarkan anakku begitu saja. Ayolah, cari kekasih agar kau tau bagaimana jadi aku. Kau hanya menghabiskan waktu sendiri. Tidak baik jika terus menjomblo." ejek Ara.
"Aku masih menyayangi diriku, jadi tidak terima kasih. Aku masih ingin menikmati waktu pribadiku dengan baik, tanpa harus memikirkan pasanganku." balas Paola. Ia tidak mungkin hanya terpaku pada satu orang saja, dan Paola bukan orang yang mau terikat dengan sesuatu. Paola hanya ingin kebebasan dan dengan menikah, ia tidak akan mendapatkan apa yang dia mau.
Saat tengah asyik berbincang ponsel keluaran terbaru yang terletak di atas meja itu menyala, Ara mengambilnya dan melihat siapa yang menghubunginya. Dan benar tebakan Ara kekasihnya yang menghubunginya.
Ara lalu menjawab panggilan telepon itu. Terdengar suara diujung sana.
"Ada apa sayang?" tanya Ara pada orang diseberang sana.
"Kau dimana? Aku sudah didepan menunggumu. Apa kelas mu sudah selesai?"
"Kelasku sudah selesai. Aku berada di cafe dekat kampus dengan Paola. Baiklah tunggu di sana aku akan datang" Ara memutuskan panggilan itu, menyimpan ponselnya didalam tasnya.
Ara menatap sahabatnya dengan takut. Paola pasti akan mengamuk jika ia pergi dan meninggalkannya begitu saja disini.
"Paola aku benar-benar minta maaf. Tapi aku berjanji, Lain kali aku akan ikut dengan kalian. Aku menyayangimu." Tanpa menunggu jawaban Paola, Ara berdiri dan berlari dengan cepat meninggalkan Paola yang membulatkan matanya tidak percaya.
Saat kesadarannya telah kembali.
"Hei apa kau akan lari lagi dariku!! Kembali kesini Ara....." Teriak Paola.
Ara mendengar teriakan sahabatnya itu hanya terkekeh. Ia pun tetap melanjutkan langkahnya menuju parkiran dimana kekasihnya berada.
*****
Ara sampai dan melihat sebuah mobil yang sangat dikenalinya, ia kemudian masuk dan menatap pemuda tampan yang duduk di kursi kemudi itu "sayang, apa kau sudah lama menunggu?" tanya Ara bergelayut manja dilengan kekasihnya itu.
"Tidak, aku baru sampai sepuluh menit yang lalu, apa kau lapar sayang? Kau pasti lelah dengan kelas tadi, ayo pergi, aku akan membawamu ke suatu tempat." ucap Xavier dengan mengecup kening kekasihnya lalu menggenggam erat tangan Ara.
"Tapi bukannya ini sudah lewat jam makan siang? Bagaimana jika kau terlambat nanti. Aku tidak ingin membuat kau lalai dengan pekerjaan mu." Ara hanya tak ingin merepotkan Xavier. Ia tidak mau membuat Xavier melalaikan pekerjaannya hanya karena makan siang dengan dirinya.
"Tidak papa, aku hanya ingin makan berdua dengan kekasih ku, apa itu salah? Sudahlah ayo kita berangkat" Ucap Xavier tidak ingin dibantah.
Xavier melajukan mobilnya membelah jalanan padat kota New York itu. Xavier melihat kesamping nya, Ia tersenyum tipis. Pemuda itu melihat Ara yang asyik menatap kearah jendela mobil. Ia kemudian memusatkan fokusnya kembali ke jalanan.
Ara hanya menatap jalanan, tidak ingin berkomentar lebih jauh karena ia takut membuat Xavier marah dengannya. Ara tak mau menjadi kekasih yang egois juga menuntut. Ara ingin Xavier nyaman juga merasa bebas ketika bersamanya. Ara harus menjadi kekasih yang penurut agar Xavier selalu mencintainya.
Ara hanya berharap Xavier tidak akan pernah meninggalkannya. Ara hanya menginginkan hal itu..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
ayang taehyung
Semangat author
2022-08-09
9
Nadia Putri
bagus banget
2022-08-07
14
Aaaa
typo disini author
2022-08-07
14