Episode 10 : What happened

...🍁🍁🍁🍁...

Cahaya matahari menembus tirai tipis itu. Namun tak membuat pasangan yang sedang tertidur lelap itu terusik sedikitpun.

Hingga terdengar suara ketukan pintu yang membuat Ara terganggu. Ara membuka matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Ia masih sangat mengantuk. Namun ketika Ara berbalik, ia dikejutkan dengan wajah Xavier yang hanya berjarak 5 cm dari wajahnya. Benar-benar dekat.

Ara mengamati wajah itu. Pahatan yang sempurna. Sangat tampan.

"Aku tau aku tampan. Jika kau ingin memandang wajahku seharian aku tidak masalah." Ucap Xavier membuka matanya. Ia sudah bangun dari tadi. Tapi ia ingin melihat apa yang akan dilakukan Ara.

Ara tersipu. Ia ketahuan. Sangat memalukan.

"Aku hanya tidak sengaja menatap wajahmu. Sudah lah aku mau mandi. Aku ada kelas siang ini." ucap Ara mengalihkan pembicaraan.

Ara memasuki kamar mandi itu. Kamar mandi Xavier sangat mewah. Lebih mewah dari pada kamar mandinya dirumah orang tuanya. Yang benar saja Ara. Ia adalah pemimpin perusahaan. Bahkan perusahaan nya termasuk kedalam perusahaan terbesar di dunia.

Ara mengisi bathub itu menuangkan aroma terapi setelah terisi penuh. Ia membuka pakaiannya. Ia harus bersantai sejenak. Ara memejamkan matanya. Mencari posisi yang pas agar ia nyaman.

Xavier yang melihat Ara tersipu terkekeh. Mungkin mengerjai Ara akan menjadi hobby nya sekarang. Xavier bangun berjalan kearah balkon. Ia berdiri dipagar pembatas. Mengambil rokoknya lalu menyalakannya.

Ia hanya merokok jika ia sedang banyak masalah. Ataupun ketika ia ingin.

Ara membuka matanya. Mungkin ia sudah terlalu lama berendam disini. Ara bangkit lalu berjalan kearah shower. Menyalakan shower itu lalu mengambil handuk kimono dan memakainya.

Tapi Ara baru ingat jika ia tidak membawa baju ganti ke kamar mandi. Bagaimana ini. Semoga ketika ia keluar Xavier kembali tidur.

Ara berjalan mengendap-endap menuju walk in closet. Tapi saat ia melihat keranjang Xavier tidak ada di sana. Ara melihat kearah balkon dan melihat Xavier. Untung saja. Xavier tidak akan melihat ia seperti ini.

Ara memasuki walk in closet itu dengan cepat. Namun saat akan membuka kimono mandinya seseorang lebih dulu memeluknya dari belakang.

Ara dapat merasakan hembusan nafas dilehernya. Kenapa Xavier bisa ada disini. Jelas-jelas ia melihat Xavier masih berada di balkon.

"Apa kau ingin menggoda ku baby?" Tanya Xavier. Ara nya sudah mulai nakal.

"Tidak. Aku hanya.. aku hanya lupa membawa baju ganti ke kamar mandi." Jawab Ara gugup. Ya Tuhan. Jantung nya berdetak dengan kencang. Semoga Xavier tidak mendengar detak jantungnya.

"Benar begitu?" Xavier menaikkan alisnya.

"Tentu saja benar. Aku tidak berbohong."

"Kalau benar kau tidak berbohong tatap mataku baby." Tantang Xavier.

Ara berbalik menatap mata Xavier. Tapi saat ia sudah berbalik ia dikejutkan dengan Xavier yang tiba-tiba ******* bibirnya.

Xavier mencium bibirnya dengan lembut. Ara yang kaget belum membalas ciuman itu. Ia hanya terdiam, tapi lama kelamaan ia hanyut dalam ciuman itu. Ara menutup matanya. Dan entah keberanian dari mana Ara mulai membalas ciuman Xavier.

Xavier yang mendapat balasan itu pun tersenyum disela-sela ciumannya. Xavier semakin mempererat tubuh mereka. Ia sudah mulai hilang kendali.

Tangan Xavier sudah mulai turun kebawah meremas bokong Ara. Ara hanya melenguh..

Xavier tidak tahan lagi. Ia menggendong Ara seperti koala tanpa melepas pangutan mereka. Ia melemparkan Ara dengan lembut keatas ranjang itu. Xavier naik keatas tubuh Ara menjadikan tangannya sebagai penumpu.

Xavier menarik tali kimono itu. Memandang tubuh wanita didepannya ini. Ia benar-benar terpana dengan tubuh mulus didepannya ini.

Xavier kembali mencium Ara, Tapi kali ini lebih liar. Ia sudah tidak tahan lagu. Tangannya tidak tinggal diam. Ia meraba semua bagian tubuh Ara tanpa terkecuali.

"Aku menginginkanmu." Ujar Xavier dengan mata memohon nya.

Nafas Ara memburu. Ia juga tidak munafik. Ia menginginkan Xavier seperti Xavier menginginkannya.

Ara lalu mengangguk malu-malu. Ya Tuhan dimana mukanya. Apa ia sudah mulai menjadi seperti yang dikatakan Xavier waktu itu.

Xavier yang mendapat lampu hijau pun tak menyia-nyiakan kesempatan. Ia membuka pakaiannya sendiri dan membawa Ara kedalam kenikmatan.

*****

Setelah kegiatan panas itu Ara dan Xavier kini telah siap dimeja makan. Mereka memakan sarapannya dengan tenang.

"Kemana kau akan pergi setelah dari kampus?" tanya Xavier tanpa melihat kearah Ara. Ia hanya sibuk dengan ponselnya.

Ara yang melihat itu jengkel. Bisa-bisanya Xavier mengabaikannya

"Sepertinya aku akan pergi berbelanja dengan Paola. Kau tau. Aku tidak pernah lagi menghabiskan waktu dengan sahabatku itu." Ucap Ara cuek. Biar lah Xavier kesal. Ia tidak peduli. Siapa suruh Xavier memperlakukan begitu.

"Baiklah pergi lah. Tapi ingat jangan pulang larut. Aku akan mengirim supir untuk menjemput mu." Ucap Xavier dengan masih melihat kearah ponselnya.

Ara yang mendapat balasan seperti itu bertambah kesal. Ia lalu berdiri. Mengambil tasnya. Dan berlalu pergi dari meja itu meninggalkan Xavier sendiri.

"Huh. Sangat menyebalkan. Apa ia tidak tau jika aku sedang kesal." Gerutu Ara.

Ara melihat kebelakang tali tidak menemukan Xavier.

"Bahkan ia tidak mengejar ku dan bertanya kenapa aku meninggalkannya."

Ara lebih memilih masuk kedalam mobil itu terlebih dahulu. Ia sangat kesal dengan Xavier. Awas saja ia tidak akan memberi Xavier jatah nanti. Tunggu. Apa yang dia katakan. Apa dia sudah gila dengan memikirkan itu.

Ara menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia pasti sudah gila.

Tidak lama Xavier masuk kedalam mobil itu. Duduk di kursi kemudi dan mulai melajukan mobilnya.

Ara yang masih kesal hanya melihat kearah jendela. Ia tidak ingin melihat Xavier sekarang.

"Kenapa? Apa ada yang salah? Mengapa kau tiba-tiba diam?" Tanya Xavier. Ia heran Ara tiba-tiba meninggalkannya sendiri dimeja makan. Dan sekarang bahkan Ara tidak berbicara sedikit pun padanya.

"Tidak. Aku hanya sedang tidak mood. Nanti juga akan membaik." Jawab Ara.

Mobil itu berhenti didepan kampus. Ara yang mengatakan jika ia tidak ingin menjadi pusat perhatian. Jadi dia menyuruh Xavier akan menurunkannya ditempat yang tidak terlalu ramai. Dan disinilah mereka sekarang.

"Ara hendak membuka pintu mobil itu tapi tangannya tiba-tiba ditarik. Xavier menarik tangannya dan mencium bibirnya.

"Ciuman semangat belajar dariku. Aku akan menyuruh sopir nanti untuk menjemputmu. Jangan dekat laki-laki. Apa yang mengerti sayang." Tanya Xavier. Ia hanya tidak ingin kejadian dulu terulang kembali. Ia tidak ingin kehilangan kendali dan menyakiti Ara.

"Ya aku tau. Aku hanya akan bersama Paola." balas Ara.

"Good girl. Sekarang pergilah. Nanti kau bisa terlambat."

Ara membuka pintu mobil itu lalu bergegas menuju kelasnya. Ia harus mencari Paola.

*****

Ara sampai dikelas dan langsung duduk di kursinya. Paola yang melihat itu langsung menghampirinya.

"Apa kau diantar pangeran berkuda mu ha?" tanya Paola dengan raut wajah dibuat serius.

"Kenapa kau bertanya. Kau seperti tidak mengerti aku." Jawab Ara menantang Paola.

"Baiklah-baiklah kau menang. Aku kembali ke kursi ku dulu." Paola pergi dari sana dan duduk di kursinya

Tidak lama dosen datang dan memberi kan materi. Namun perhatian Ara tidak ke sana. Ia termenung memikirkan Apa yang sedang Xavier rencanakan.

Ia menggelengkan kepalanya. Biarlah itu menjadi urusan nanti. Sekarang ia harus belajar dengan giat. Agar ia cepat lulus dan pergi dari kampus terkutuk ini.

...T.B.N.T.S...

Terpopuler

Comments

cerii

cerii

next dong author

2022-08-10

6

cerii

cerii

mantap

2022-08-10

6

Aaaa

Aaaa

lanjut

2022-08-10

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!