Episode 5 : Hate you

Sinar mentari pagi masuk kedalam kamar itu, Namun tak membuat dua orang itu terbangun dari mimpi indahnya.

Tapi tak lama, Ara mengerjapkan matanya, ia terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Tiba-tiba ia kembali mengingat kejadian semalam, air matanya kembali jatuh. Ia tidak percaya ia telah kehilangan satu-satunya kehormatan yang ia jaga. Dan yang mengambilnya adalah kekasihnya, kekasihnya yang sangat ia cintai. Bahkan tidak ada kelembutan yang ia dapat.

Ara menghapus air matanya. Ara mencoba bangkit, namun baru selangkah ia terjatuh. Kaki nya mati rasa, dan dibawah sana sangat perih. Ia harus segera membersihkan diri, sebelum Xavier terbangun. Dia tidak mau melihat wajah orang yang telah menyakiti nya.

Ara merangkak ke kamar mandi itu, lalu menyalakan shower, ia kembali menangis. Ia Menangisi hidupnya yang berubah 180 derajat. Kenapa harus begini? Dia hanya diantar pulang. Namun tanggapan Xavier malah membuatnya harus menderita.

Setelah satu jam duduk dibawah shower, Ara mengambil handuknya. Ia akan pergi ke rumah orangtuanya. Ia tak ingin bertemu dengan Xavier. Ia ingin menenangkan diri terlebih dahulu.

Tidak lama setelah Ara pergi, Xavier terbangun dari tidurnya. Dia melihat jam di dinding, ternyata sudah jam 9 pagi. Dan ia akan terlambat pergi kekantor.

Xavier melihat kamar yang berantakan itu, selimut yang terletak dilantai, bantal yang berserakan. Dan ada satu yang menyita perhatiannya. Dilantai itu teronggok sebuah dress yang sangat dikenalinya. Dress itu milik Ara, namun kini bola mata nya membulat sempurna. Dress itu sudah tak berbentuk.

Ia melihat tubuhnya, dan tidak ada satu benang pun yang melekat. Ia lalu beranjak dari atas ranjang itu, ia memanggil Ara namun tidak ada yang menyahut. Lalu tidak sengaja ia melihat seprei yang terdapat bercak darah diatasnya.

Ingatan itu datang. Rasa bersalah dan khawatir langsung menyergap nya. Ara pasti sudah pergi dan tidak akan memaafkan nya. Tidak, ia tidak ingin berpisah dengan Ara.

Xavier mengambil pakaiannya lalu memakainya dengan cepat. Tidak peduli apa ia sudah membersihkan diri atau belum. Ia harus mencari dan menemukan Ara segera. Xavier akan meminta maaf, bahkan jika perlu ia akan bersujud didepan wanita itu agar dia dimaafkan.

*****

Ara sampai di rumah orangtuanya dan langsung pergi mencari ibunya.

"Mom, apa kau di rumah?" namun tidak ada yang menyahut.

"Kemana mereka pergi, apa mereka tidak berada di rumah." Ara mencari kesemua penjuru rumah itu, namun tidak ada tanda-tanda jika kedua orang tuanya di rumah.

Tiba-tiba terdengar suara bel, ia bergegas membuka pintu. Tapi saat ia membukanya, ia dikejutkan dengan seseorang yang berdiri dihadapannya.

Xavier berdiri didepannya dengan masih mengenakan pakaian semalam. Ia mengingat kejadian itu lagi. Ara langsung menutup pintu, tapi pintu itu ditahan oleh kaki seseorang.

Xavier menahan pintu itu lalu mendorongnya, Ara yang masih lemah tidak kuasa menahan pintu itu, tubuhnya terdorong sedikit kebelakang.

"Apa kau mencoba menghindari ku sayang?" tanya Xavier dengan raut dibuat kecewa.

"Aku tidak ingin melihat mu. aku membencimu Xavier. SEKARANG KELUAR DARI RUMAHKU!!" Amarah Ara benar-benar sudah tidak tertahan lagi. Ia benar-benar tidak ingin melihat lelaki yang telah tega merebut hal yang paling berharga baginya.

Air matanya luruh. Ia sudah lelah. Ia takut. Ia tidak tau dengan cara apa ia memberitahu kedua orang tuanya, Mereka pasti akan sangat kecewa padanya. Ia sangat malu sekarang.

"Aku minta maaf sayang. Aku hanya sedang marah semalam. Aku mencari mu di pesta itu, tapi ketika aku menyusul mu ke apartment aku malah melihat kau berduaan dengan lelaki itu." ucap Xavier menyesal.

"Aku sudah mengatakan jika laki-laki itu hanya menolongku. Tapi kau. Kau malah mengatai ku, lalu berbuat sesuatu yang aku bahkan tidak tau bagaimana harus mengatakannya. Hidupku hancur Xavier. Kau membuat hidupku hancur."

Tubuh Ara luruh kelantai. Ia menangis sejadi-jadinya. "Aku membencimu Xavier. Sangat membencimu. Aku tidak ingin melihat mu lagi."

Ara menaikkan pandangannya. Menghapus air matanya kemudian berdiri dan berkata "Aku ingin mengakhiri hubungan kita. Aku tidak ingin lagi bersama mu. Aku mohon pergi dari sini. PERGI." cecar Ara sambil mendorong Xavier. Tapi yang didorong malah menatapnya datar.

"Kau berani mengakhiri hubungan ini Ara. Sepertinya aku memperlakukanmu terlalu lembut sekarang, sehingga kau berani berkata seperti itu padaku." Xavier berucap sinis. Ia akan tunjukkan kepada Ara, jika hanya dia yang berhak membuat keputusan.

"Aku tidak peduli!! Aku hanya ingin kau pergi. Aku tidak sanggup lagi Xavier. Aku mohon mengertilah. Kau mengambil satu-satunya yang aku miliki. Jadi aku mohon menjauh lah." gumam Ara dengan lirih. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana cara membuat Xavier mengerti.

"Kau tidak akan bisa pergi dariku Ara. Jika kau bersikeras ingin mengakhiri hubungan ini. Aku akan memberitahu jika putri Anthony Barton sudah menjual dirinya demi melunasi hutang ayahnya." Xavier tidak ingin mengatakan itu. Tapi dia harus. Ia harus membuat Ara tidak punya pilihan lain selain bersamanya.

Ara mendengar itu seketika terdiam.

"Apa maksudmu. Ayah ku tidak mungkin berhutang padamu. Aku tidak percaya omong kosong yang kau ucapkan."

"Kau bisa tanyakan pada ayahmu. Jika kau tetap ingin berpisah. Kau harus menerima semua akibatnya." Xavier maju lalu berbisik di telinganya "Aku akan membuat perusahaan keluargamu bangkrut. Dan aku akan menyebarkan pada media, jika putri keluarga Barton tidak bisa menjaga dirinya dengan benar."

Setelah mengatakan itu Xavier pergi dari rumah itu. Ara kembali luruh. Ia benar-benar tidak mampu sekarang. Apa yang harus ia lakukan. Ia ingin pergi dari Xavier, tapi ia tidak mungkin membuat keluarga nya menderita.

Tuhan, kenapa dia harus menanggung semua ini. Hidupnya juga hubungannya yang semula sangat baik berubah dalam semalam. Ara menyesal bertemu dengan lelaki itu. Dan Ara juga menyesal karena telah mengenal iblis seperti Xavier.

"AKU MEMBENCIMU XAVIER BENAR-BENAR MEMBENCIMU." jerit Ara

Xavier mendengar teriakan itu. hatinya sangat sakit. Tapi ia tidak mungkin bisa melepaskan Ara. Kini biarlah seperti ini. Hanya waktu yang dapat menunjukkan jalannya.

Ara berdiri dengan lemah menuju kamarnya. Ara membaringkan tubuhnya di atas kasurnya. Menatap langit-langit kamarnya. Apa yang harus dia lakukan? Bisakah semuanya kembali normal? Dia hanya ingin tersenyum dan tertawa seperti dulu.

Namun kini sangat sulit menampilkan wajah seperti itu. Apa ini yang di namakan kesengsaraan. Ara harus melakukan sesuatu sebelum semuanya terlambat. Dia tidak boleh menyerah dengan keadaan. Ya, Ara harus bangkit. Walaupun rasanya sangat sesak ketika kejadian itu datang kembali dalam ingatannya.

Terpopuler

Comments

ayang taehyung

ayang taehyung

dah lah mending turu

2022-08-09

8

cerii

cerii

gimana sih

2022-08-08

12

cerii

cerii

benci tapi masih cinta

2022-08-08

12

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!