...🍁🍁🍁🍁...
Pagi-pagi sekali Ara sudah berkutat di dapur. Ia ingin memasak untuk Xavier.
Ara tidak tau apa yang terjadi padanya, Akhir-akhir ini ia sangat suka berada didekat Xavier. Memeluk Xavier bahkan terkadang ia sangat ingin Xavier menciumnya sampai ia tidak bisa bernafas. Astaga lihatlah pikiran kotor itu.
Ara menggelengkan kepalanya lalu mengambil bahan-bahan yang akan ia masak.
2 jam kemudian meja itu sudah penuh dengan masakan Ara. Ara melihat itu dengan kagum. Lihatlah semua masakan itu. Pasti Xavier akan suka.
Ara pun berjalan keatas untuk membangunkan Xavier. Tapi saat ia sudah dekat dengan kamarnya ia melihat Arora yang berdiri di depan kamarnya seperti ingin mengetuk pintu.
Ara pun langsung mempercepat langkahnya dan berhenti tepat di belakang pelayan itu.
"Apa yang ingin kau lakukan Arora? Kenapa kau berdiri didepan kamar ku dan tunangan ku Xavier." Ara menekankan ketika ia berkata tunangannya. Wanita di depannya ini harus jika Xavier adalah miliknya.
Ara sudah lama mencurigai Arora, terkadang Ara melihat Arora yang sedang memperhatikan jika Xavier jika Xavier sedang berenang di kolam, bahkan ia pernah melihat Ara sengaja menabrakkan dirinya dengan Xavier.
"Nona?? Aku pikir nona masih tidur, jadi aku ingin membangunkan nona, hanya itu." jawab Arora terbata-bata. Ia hampir ketahuan.
"Aku sudah bangun dari tadi. Aku pergi ke dapur dan memasak makanan untuk Xavier. Sekarang pergilah, Aku ingin masuk ke kamarku." ucap Ara ketus.
Arora pun menyingkir dan membungkukkan badannya. Setelah Ara masuk, Arora pergi dari sana dengan perasaan kesal.
Ara memasuki kamar itu dan melihat jika Xavier masih tidur, ia mempunyai ide.
Ara lalu mendudukkan dirinya dipinggiran kasur itu kemudian mulai menciumi wajah Xavier.
Xavier yang masih tidur pun terganggu, Ia lalu sedikit membuka matanya dan melihat Ara yang sudah duduk didekatnya.
"Jam berapa ini?" tanya Xavier dengan suara serak sambil menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.
"Ini sudah jam 7 lagi Xavier. Sekarang bangun dan bersiap. Kau bisa terlambat nanti." ucap menarik tangan Xavier agar segera bangkit.
Xavier lalu berdiri kemudian menatap Ara, Ara yang heran pun mengerutkan alisnya. Kemudian Xavier secara tiba-tiba menggendong nya dan membawanya menuju kamar mandi.
"Xavier turunkan aku. Apa yang kau lakukan." ucap Ara dengan kesal.
"Apalagi? Aku ingin kita mandi bersama." ucap Xavier tak mendengar teriakan Ara.
Ara hanya bisa pasrah. Tidak ada gunanya jika ia melawan Xavier. Hasilnya akan tetap sama.
Mereka berdua turun kebawah setelah menghabiskan 2 jam didalam kamar mandi. Kalian pasti tau apa yang mereka lakukan.
Xavier menatap apa yang ada dimeja makan di depannya dan menaikkan sebelah alis.
"Apa kau yang memasak semua ini honey?" Tanya Xavier penasaran.
"Tentu saja. Aku bangun pagi-pagi sekali hanya untuk memasak ini semua. Sekarang ayo duduk. Kau harus menghabiskan semuanya." ucap Ara.
Xavier yang mendengar itu kaget. Bagaimana bisa ia menghabiskan semua makanan yang tersaji didepannya. Itu bukan makanan yang sedikit. Bisa-bisa perutnya akan meledak nanti.
"Aku tidak sanggup lagi honey. Aku sudah kenyang. Kau sudah memberikan ku banyak makanan." Ucap Xavier dengan wajah memelas. Xavier rasa sebentar lagi ia akan muntah.
Ara benar-benar memaksanya untuk menghabiskan semua masakan itu.
Ara yang mendapat penolakan dari Xavier pun sedih. Ara menundukkan kepalanya. Entah dari mana air mata sial ini menetes dengan sendiri. Ara lalu menghapus air matanya.
Xavier yang melihat Ara menangis pun panik.
"Baiklah-baiklah aku akan menghabiskan semua ini. Sekarang jangan menangis lagi ya honey." Xavier tetap memaksa mencoba menelan semua makanan itu.
Ara yang mendengar itu pun langsung mengangkat kepalanya lagi. Senyuman terbit di wajahnya.
"Aku akan mengambil dasi mu keatas. Ingat habiskan semuanya." Peringat Ara.
Xavier yang melihat Ara pergi pun langsung berlari kearah toilet yang terletak dekat dapur itu. Ia memuntahkan makanan yang ia makan dengan paksa. Xavier lalu mengelap mulutnya.
Ara benar-benar menyiksanya. Apa ini balasan perbuatannya dahulu?? Sepertinya ia harus pergi berdoa dan meminta ampunan.
Ara kembali setelah mengambil sebuah dasi dari kamar mereka. Ara melihat Xavier yang tersenyum kerahnya. Ara lalu melihat keatas meja itu dan tidak menemukan makanan tersisa. Itu tandanya jika Xavier sudah menghabiskan semua masakannya.
"Ayo sini. Aku akan memasangkan dasi padamu." ujar Ara duduk di atas sofa ruang tamu itu.
Xavier pun berdiri dan menyusul Ara ke sana. Xavier lalu membungkukkan tubuhnya membuat ia dan Ara sejajar.
Ara memasang dasi itu dengan gugup, Xavier menatapnya dengan intens membuat ia tidak bisa fokus.
Xavier terus memperhatikan Ara yang sedang memasang dasi padanya. Ia lalu menatap kearah bibir pucat itu. Bibir itu seakan memanggilnya agar segera mencicipi nya.
"Nah. Sudah selesai. Sekarang kau bisa pergi." ucap Ara berdiri dan ingin pergi dari sana.
Tapi sebelum ia pergi Xavier lebih dulu menarik lengannya dan menyatukan bibir keduanya. Xavier mencium bibir Ara dengan lembut.
Ara yang mendapat serangan tiba-tiba pun hanya membalas, ia menutup matanya dan mulai menggerakkan bibirnya.
Mereka berciuman mesra diruang tamu itu. Tanpa menyadari jika Arora melihat semua itu.
Arora yang marah pun mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Aku ingin kau segera menjalankan rencana kita. Aku tidak peduli lagi. Xavier harus segera menjadi milikku. Dan Ara juga bisa menjadi milikmu." ucap Arora dengan senyum licik wajahnya.
Xavier pun menghentikan ciuman itu. Jika ia tidak ada rapat penting ia pasti akan membawa Ara ke kamar mereka dan mengurung Ara seharian.
"Aku harus pergi. Ingat jangan pergi tanpa pengawalan. Apa kau mengerti honey?" tanya Xavier kepada Ara.
Ara hanya menganggukkan kepalanya.
Xavier kemudian melangkah menuju mobilnya dan meninggalkan Ara sendirian di mansion itu.
Mobil Xavier sudah tidak terlihat, Ara pun memutar tubuhnya kembali ke kamar mereka. Ia harus segera bersiap juga jika tak ingin Paola mengamuk padanya.
"Aku harus segera bersiap. Paola pasti sudah menunggu ku."
Setengah jam kemudian Ara telah siap dengan pakaian casual nya. Ia lalu memanggil supir untuk mengantarnya pergi. Setelah mobil yang ditumpangi Ara pergi, Arora pun muncul dari balik tiang yang ada di mansion itu lalu menghubungi seseorang.
"Dia sudah pergi. Kau bisa memulai rencana mu sekarang." Ucap Arora menyimpan kembali ponselnya.
"Kau akan tau akibat jika sudah berani merebut Xavier dariku Ara." tekan Arora dengan senyum licik. Dan pergi dari sana.
Mobil yang membawa Ara melaju membelah jalanan padat kota itu. Ara melihat ponsel nya dan melihat pesan yang dikirimkan Xavier padanya. Namun ketika ia ingin membuka pesan itu tiba-tiba sebuah truk menghantam bagian samping mobil mereka.
BRAK....
Mobil itu terguling di jalanan, Dan berhenti ketika menabrak sebuah toko. Ara tidak bisa merasakan tubuhnya. Rasanya sangat sakit. Darah mengalir deras dari kepalanya. Apa ia akan mati? Sebelum kegelapan menyambutnya Ara bergumam
"Aku mencintaimu Xavier."
...T.B.N.T.S...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
cerii
lanjut
2022-08-11
2
Aaaa
lanjut dong
2022-08-11
2
Mii
Lanjut gak satu bab lagi?
2022-08-11
3