Episode 14 : Why meet again

...🍁🍁🍁🍁...

Ara dan Xavier telah sampai ditempat tujuan. Ara turun dan menatap heran kearah depan. Apa ini? Apa Xavier mengajaknya hanya untuk melihat pohon-pohon itu.

"Kenapa kau membawaku kesini? Apa kau hanya ingin memperlihatkan pohon-pohon besar itu." Ucap Ara menunjuk beberapa pohon besar yang ada didepan mereka.

"Tidak. Kau akan terkejut setelah melihat apa yang ada dibalik pepohonan itu." Xavier berjalan meninggalkan Ara yang masih terpaku ditempat.

Ara yang sadar Xavier meninggalkan nya pun segera lari mengejar Xavier.

"Hei tunggu aku. Kau tidak bisa meninggalkan ku sendiri disini. Xavier tungguuuu." teriak Ara.

Xavier yang mendengar teriakan itu hanya terkekeh. Tetap melangkahkan kakinya.

Ara sekarang sudah sejajar dengan Xavier. Nafasnya tersengal. Ya Tuhan kenapa jalan laki-laki disampingnya sangat cepat.

Didalam perjalanan itu hanya ada keheningan. Xavier yang menatap lurus ke depan. Dan Ara yang melihat-lihat sekeliling.

"Didepan ada semak-semak. Apa kita bisa lewat dari situ?" tanya Ara ragu. Bisa-bisa pakaian nya akan kotor nanti.

"Kau tenang saja. Dibalik itu terdapat keindahan yang luar biasa."

Xavier menyingkirkan semak-semak itu dengan mudah. Ayolah. Semak-semak itu hanya kamuflase agar tidak ada orang yang tau tempat itu.

Ara yang penasaran pun melangkah mendahului Xavier. Ara menatap apa yang tersaji didepannya. Ya Tuhan ini sangat indah. Ia tidak percaya jika dibalik hutan itu ada pantai yang seindah ini.

Ara lalu melihat kearah Xavier.

"Dari mana kau tau tempat ini?" tanya Ara penasaran.

"Aku sering kesini jika banyak pikiran. Karena tidak ada yang tau tempat ini jadi aku bisa bersantai sejenak.

Xavier maju berjalan kearah Ara dan berbisik.

"Bahkan aku juga membeli pantai ini. Pantai ini sudah menjadi milikku."

Ara membulatkan matanya. Apa Xavier bercanda?? Ia membeli pantai ini. Tapi apa yang tidak dapat Xavier lakukan. Menurut Ara Xavier adalah lelaki sempurna tanpa kekurangan.

"Kalau begitu aku akan bermain sepuas ku." Ucap Ara sambil berlari ke sana kemari.

Xavier yang melihat Ara tertawa sangat lebar ketika air ombak hentak mencapainya pun tersenyum tipis.

Xavier rasa ia tidak salah dengan membawa Ara ke pantai ini. Lamunan Xavier buyar ketika mendengar teriakan Ara.

"Hei. Kenapa kau diam di sana. Ayo bermain bersama ku. Ini sangat seru Xavier." Ara mengajak Xavier agar bermain bersamanya. Tidak mungkin kan hanya dirinya yang menikmati kesenangan ini.

"Jika aku datang kau harus bersiap lari. Karena aku akan mengejar mu." Xavier mengejar Ara. Ara yang dikejar pun langsung melarikan diri dari sana.

Mereka bermain kejar-kejaran, bermain air, saling dorong, dan tertawa dengan lepas. Mereka bahkan lupa permasalahan mereka yang dulu.

Sesi bermain itu selesai dengan Ara dan Xavier berbaring di atas pasir pantai itu. Nafas keduanya tersengal-sengal. Mereka sangat lelah setelah puas berlari.

"Terima kasih karena sudah membawaku kemari." ucap Ara menatap kearah Xavier.

"Tidak masalah. Kapanpun kau mau aku akan membawa mu ketempat seperti ini." ucap Xavier membalas menatap Ara.

Xavier lalu memajukan wajahnya. Sedikit lagi wajah keduanya akan bersentuhan. Xavier mencium bibir menggoda itu. Mengecup nya dengan lembut.

Ara membalasnya dan memejamkan matanya. Ia sangat bersyukur memiliki Xavier disampingnya. Walaupun ia takut. Dengan tempramen Xavier yang tidak menentu.

*****

Hari sudah malam ketika keduanya tiba di mansion. Xavier menggendong Ara dan meletakkan wanita itu di atas ranjang lalu menyelimutinya. Sepertinya Ara kelelahan. Wanita itu tertidur saat diperjalanan pulang.

Xavier mengecup kening dan bibir Ara. Saat ia akan masuk kedalam selimut itu ponselnya yang berada di atas nakas berbunyi.

Xavier mengambil ponsel itu dan berjalan kearah balkon. Ia tidak ingin mengganggu tidur Ara.

"Katakan!"

"Tuan sepertinya orang itu sudah mulai bertindak. Saya mendengar jika anak perusahaan keluarga nona Ara terbakar. Saat ini polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran itu." ucap lawan bicara Xavier.

"Cari tau penyebabnya dan jangan sampai orang lain tau. Juga selalu ikuti orang itu. Jangan biarkan orang itu lolos. Apa kau mengerti?" perintah Xavier kepada orang diseberang sana.

Sambungan telepon itu pun terputus. Xavier menyimpan ponselnya di saku celana nya. Ia memegang pagar pembatas balkon itu. Menggenggam nya dengan erat.

Berani-beraninya orang itu bermain-dengannya. Ia tidak akan membiarkan orang itu berhasil dengan tujuannya. Saat ini ia hanya perlu memastikan Ara aman dan secara diam-diam membantu keluarga Barton.

Xavier menyalakan rokoknya. Sebenarnya apa tujuan orang itu. Jika tujuan utamanya adalah Ara kenapa tidak langsung menyerang Ara saja. Apa karena Ara selalu bersamanya? Xavier harus benar-benar waspada sekarang. Ia tidak akan tau kapan orang itu mencelakai Ara nya.

Xavier mematikan rokoknya dan berjalan kembali keatas ranjang itu. Ia masuk kedalam selimut yang sama dengan Ara. Mengambil kepala wanita itu dan meletakkannya di atas lengannya.

Xavier memeluk Ara dengan erat seperti tak ingin kehilangan. Xavier mengecup kening itu dan ikut memejamkan matanya.

Biarlah malam ini ia tenang. Karena besok pasti akan menjadi hari yang melelahkan.

*****

Pagi ini Ara telah siap dengan pakaian olahraga nya. Ia akan pergi lari pagi sebentar. Xavier masih tidur. Ia tidak ingin mengganggu waktu tidur Xavier. Ara hanya mengatakan kepada Arora jika Xavier mencari nya, Arora hanya perlu mengatakan jika ia pergi lari pagi.

Ara berlari santai kearah taman yang berada dekat dengan mansion Xavier. Taman itu tidak terlalu luas tapi juga tidak terlalu kecil.

Setelah satu jam berkeliling Ara menghentikan langkahnya. Ia melihat sebuah bangku kosong dan duduk di sana.

Ara mengatur nafasnya dan meluruskan kakinya. Tiba-tiba dari samping ada yang memberikannya sebuah air minum.

Ara menatap heran lalu melihat siapa yang memberikannya. Alisnya berkerut. Kenapa orang ini ada disini. Apa dia tinggal di daerah sini juga.

"Minumlah. Aku tau kau haus." ucap orang itu memberikan air mineral untuknya.

"Tidak, terima kasih. Aku tidak bisa menerima minuman sembarangan dari orang yang tidak kukenal." Jawab Ara.

"Apa kau lupa denganku? Aku yang sudah mengantarmu dari pesta kemarin. Namaku Elias." ucap lelaki itu memperkenalkan dirinya kembali.

Ara sebenarnya mengingat siapa orang ini. Tapi gara-gara orang ini jugalah hubungannya dengan Xavier menjadi berantakan.

"Ya. Sepertinya aku sudah ingat." ucap Ara singkat terkesan cuek.

Elias duduk di samping Ara. Ia menatap Ara. Walaupun sedang berkeringat Ara masih terlihat sangat cantik. Bahkan ia sangat terlihat menggairahkan sekarang.

Lamunan Elias buyar ketik Ara berdiri.

"Aku harus pulang. Xavier pasti sudah bangun sekarang." Saat hentak pergi Elias tiba-tiba menarik tangannya.

"Apa kau akan pulang sekarang? Aku akan mengantarmu." ucap Elias berdiri dari duduknya.

Ara menggeleng. Ia tidak ingin terjadi kesalahpahaman lagi dengan Xavier. Ia tidak akan pernah memancing emosi Xavier lagi.

"Tidak perlu. Aku tidak ingin kekasihku salah paham lagi denganku." ucap Ara meninggalkan tempat itu.

Elias mengepalkan tangannya. Kenapa harus Xavier yang memiliki Ara. Kenapa tidak dirinya saja. Andai dia bertemu lebih dulu dengan Ara pasti Ara sekarang sudah menjadi miliknya.

Elias kemudian berlalu dari sana. Ia harus segera menyusun rencana bagaimana agar Ara bisa menjadi miliknya.

...T.B.N.T.S...

Terpopuler

Comments

Aaaa

Aaaa

makin kepo

2022-08-11

2

Aaaa

Aaaa

Next

2022-08-11

2

ayang taehyung

ayang taehyung

keren banget ini novel

2022-08-11

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!