PART 11

"Awas jangan sampe Cardiac Asrrest" aku masih bisa mendengar bisikan salah satu petugas ambulan ketika menyerahkan Rani yang masih pingsan kepada suster petugas.

"Siap..tapi apa dia stroke?" tanya suster.

"Yang kita ketahui dia pingsan dan sudah ada riwayat jantung sebelumnya..ini file report kami, kayanya ini pasien dari rumah sakit jantung di Polonia"

"Oke kita akan serahkan kedokter jaga dulu makasih mas"

Setelah itu Rani dibawa masuk keruang pemeriksaan. Kami semua duduk diruang tunggu dengan hati berdebar debar. Danang terlihat duduk dengan kepala tertunduk, aku harus mendekat kepadanya..aku tau ia mulai stres.

"Dan..is okay, Rani will be okay..kita sudah dirumah sakit, mereka para ahli semua didalam sana" kataku sambil mengelus punggungnya.

"Iya mas..semoga Rani cepat sembuh ya mas"

Aku melihat kearah lain, dikursi sana mamanya Rani, bu Tantri dan saudara saudaranya juga resah menunggu berita kesembuhan Rani.

Pak Mangun mendekati Danang dan duduk disebelahnya..ia menepuk paha Danang seraya berkata.."Bapak juga doakan Rani cepat sembuh..ini bukan kesalahanmu..hanya kita perlu tau apa yang sebenarnya terjadi kepadanya sebelum ia menabrak mobilmu"

"Terima kasih pak..sumpah pak, saya tidak tau kalo waktu itu Rani masih hidup..kalau aku tau dia masih hidup ga mungkin aku kuburkan hidup hidup" ujar Danang.

"Iya nak Danang..bapak mengerti" orang tua itu menghela napas dalam dalam.

●●●●

Pada saat itu kondisi Rani masih pingsan, dokter jaga sudah mulai mengadakan pengecekan pada darah dan sudah melakukan CT Scan dikepala Rani.

Dalam keadaan tidak sadar, otak Rani mulai bekerja kembali..namun, ia berada pada satu alam yang berbeda..waktu serasa bergerak mundur.

Rani bisa melihat wajah Danang yang sedang jongkok didekatnya, ia melihat dengan jelas bagaimana Danang mencoba menggerakkan tubuhnya. Waktu kembali bergulir kebelakang..

Rani kini berada disebuah warung makan..ia duduk ditemani seorang priya, ia melihat priya itu memasukan serbuk putih kedalam teh manisnya.

Rani melihat ia meminum teh hangat itu dan tidak lama kemudian ia roboh pingsan. Namun, dari penglihatannya ia bisa melihat priya itu membawa koper kecil dan tas rangsel dimana dompetnya yang berisi banyak wang dan KTP.

Ia melihat pekerja warung mencoba menolongnya, ia bangkit dan diberikan air putih. Rani panik mencari barang barangnya, ia keluar warung hari sudah gelap.

Dikegelapan malam ia terhuyung huyung berjalan kesana kemari. Banyak orang hendak menolong tapi ia tepiskan. Ia terus dan terus berjalan entah kemana tujuannya. Kepalanya pusing, perutnya mual..

Sampailah ia disebuah jalan yang sepi..Ketika kekuatan tubuhnya sudah menipis, pikirannya kacau balau ia melihat sebuah kendaraan memasuki jalan..mungkin ia busa menyetop kendaraan itu minta pertolongan..

Dengan kekuatan penghabisan ia ketengah jalan mencoba menghentikan mobil namun tiba tiba semuanya menjadi gelap..saat itulah tubuhnya menabrak kendaraan yang lewat itu..Benturan yang keras membuat dirinya total hilang ingatan..

Waktu bergerak kembali..tiba tiba ia mendapatkan dirinya berada didalam tanah..tidak, ia tidak mati..tapi ia tak kuasa membuka mata..bahkan napasnya terasa berhenti..

Tidak lama, ia merasakan tanah dikeruk keluar dan ahirnya ia sudah bisa merasakan udara bebas, kedua matanya terbuka dan napasnya kembali normal..

Ia ingat ia dibawa oleh seorang bapak bapak..namun ia tidak ingat siapakah jati dirinya..Waktu bergulir hingga ia berkenalan dengan seorang pemuda tampan..ia bernama Danang...

●●●●

"Danang..Danang kamu dimana?!" tiba tiba ia sadar dan mencari Danang.

Dokter yang sedang berbicara dengan 2 suster kaget mendengar suara Rani..Mereka bergefas mendekat.

"Oh kamu sudah sadar..tenang ya tenang kamu sekarang berada dirumah sakit" ucap dokter.

"Mana Danang?" pintanya dengan suara sedih.

"Suster periksa denyut jantung dan aliran darah" perintah dokter kepada 2 suster itu.

"Sukurlah dokter..semua kembali normal"

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya dokter.

"Haus dok..minta minum" ucap Rani.

"Oke sus ambilkan air..siapakah namamu dan tinggal dimana?" tanya dokter.

"Saya Rani dok, tinggal diSemarang..apa Danang ada diluar dokter?"

"Baik..ingatanmu sudah kembali..kamu disini dulu ya, kami harus melakukan beberapa tes dulu..Sebentar saya akan panggilkan yang namanya Danang"

Dokter keluar ruangan mencari Danang.

●●●●

"Apa ada yang bernama Danang?!" teriak dokter.

Danang kaget dan langsung berdiri.

"Saya dok! saya Danang!"

"Coba masuk kesini"

Semua orang kaget ketika nama Danang yang pertama tama dipanggil masuk.

Danang masuk kedalam, ia menjumpai Rani sudah siuman tapi masih tergeletak lemah.

"Rani mencarimu..kamu kesana tapi jangan lama lama ya"

Danang melangkah dengan cepat mendatangi Rani. Ia tersenyum langsung memegang tangan kanan Rani.

"Rani..Rani, aku disini..kamu sudah sadar?"

Rani menganggukan kepalanya, matanya basah air matanya menggenang dipelupuk mata. Tiba tiba Rani merangkul Danang dan berbisik..

"Jangan tinggalkan Rani ya..tungguin aku"

Danang memeluk erat tubuh Rani, pelan pelan ia mencium kening Rani dan gantian berbisik..

"Rani sayangku..cepet sembuh ya kita akan kepasar seni Ancol..Kali ini kita harus bisa kesana hmmm"

"Oke mas Danang..kita akan periksa Rani sebentar..kamu tunggu luar ya nanti saya akan keluar juga"

"Terima kasih dok..Ran, aku tunggu luar ya"

"Dan..jangan kemana mana ya"

Danang menganggukan kepala dan tersenyum.

●●●●

"Bagaimana Danang?" bu Tantri yang pertama menyambutnya diluar. Danang dengan tenang menggandeng tangan bu Tantri untuk duduk.

"Sukurlah Rani sudah siuman dan keliatannya sehat meskipun masih lemah..sebentar lagi dokter akan keluar kita tunggu sebentar"

"Alhamdulillah.." ucap bu Tantri.

Aku mendekati Danang dan menepuk pundaknya.

"Kamu hebat adikku" aku memeluk adikku dengan bangga, heran aku..dari sekian orang yang ada, hanya Dananglah yang pertama dipanggil.

●●●●

Tidak berapa lama kemudian dokter keluar dari ruangan opname dan lanhsung mendekati posisi kita.

"Siapakah ibu dari Rani?" tanya pa dokter.

"Saya dok! bahaimana keadaan Rani dok?" kata bu Tantri.

"Rani sudah boleh pulang, jadi perlu diketahui Rani hari ini mengalami stroke ringan. Ini jarus dimonitor terus..Yang paling utama jangan sampe ada stres dikehidupannya, usahakan jangan makan makanan yang berlemak dan banyak istirahat..suju badan normal, detak jantung kembali normal..minggu depan saya minta Rani datang kembali untuk pengecekan ulang ya buk"

"Baik pak..jadi kapan Rani bisa dibawa pulang?"

"Sebentar lagi ya buk..kami sedang berikan obat..biar dia tenang pulang kerumah dan tidak pusing atau mual lagi"

"Oh ya"

Danang mendekat kearah mamanya..

"Bu Tantri..apa boleh saya menemani Rani malam ini..paling tidak sampai Rani tidur"

"Boleh..boleh saja, alamat adik saya di Jalan Margonda no.3 daerah Jatinegara..saya menetap disana"

"Baik buk nanti saya cari digoogle saja"

》》》》》

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!