Ranti

PART 3

Sudah 2 hari dua orang tua itu mengurus gadis yang mereka selamatkan dari dalam kubur. Nampaknya sejak 2 malam ini ia banyak mengigau ketika tidur..semacam ada mimpi buruk yang menghantuinya.

"Pak, ibu..aku sudah 2 hari disini, sebetulnya aku ingin tau siapa aku ini sebenarnya..ingatanku seakan hilang semua. Nama akupun aku lupa siapa" ujar gadis itu penuh iba.

"Nak..kami dulu mempunyai anak perempuan seumuran dengan kamu namun ia meninggal karena sakit..Namanya Ranti..Dan sepertinya kamu ini sekarang keilangan ingatan..untuk sementara apa boleh ibu akan kasih nama Ranti kepadamu?"

"Terserah bapak dan ibu saja, aku manut..siapa tau sebentar lagi dalam beberapa hari aku akan ingat lagi nama asliku" jawabnya.

"Kasian kamu nak..supaya aman, sementara ini kalau ada yang tanya tentang kamu bilang saja, kamu anak saudara kita dari Jawa yang lagi main ke Jakarta ya"

Gadis yang sekarang dipanggil Ranti itu menganggukan kepalanya.

Ia masih duduk dikursi belakang rumah sore itu..sambil mencoba mengingat ingat siapakah dia sebenarnya. Dan kenapa ia berada didalam tanah. Jujur, ia bingung..kenapa ia masih hidup meskipun dirinya tertutup tanah tanpa udara.

Bapak laki laki tua itu bernama Mangun dan istrinya Ijah. Mereka bukan orang berada. Mereka hari harinya hanyalah sepasang orang tua yang hidup hanya berdua saja. Meskipun demikian saudara mereka ada yang cukup mapan hidupnya. Dari merekalah yang membantu kehidupan pak Mangun.

Malam itu pak Mangun mulai berdiskusi dengan istrinya..mereka membahas tentang sosok gadis yang mereka selamatkan beberapa hari yang lalu.

"Pak..masalah gadis ini gimana ya, aku jadi kepikiran..musti bagaimana baiknya" kata si ibuk sambil nyruput teh panas dikamar tidurnya.

"Kalau aku pikir sebaiknya kita bicarakan sama Yu Tari..mungkin dia mau membantu ngurusin sampe dia ingat lagi kejadian yang menimpanya..soalnya kalau disini kasian..rumah kita tidak memadai" balas sibapak sambil melinting rokok kretek.

"Ya bagus juga idemu..besok aku kesana dulu ngobrol..kalau setuju baru aku bawa kesana kalau tidak setuju..ya nanti kita pikirkan lagi jalan yang terbaik lainnya"

"Njjih buk"

●●●●

Yu Tari sedang duduk dikursi halaman belakang rumah sore itu. Baru saja suaminya berangkat kerja, rupanya pak Johan sang suami dapet shift malam. Tiba tiba Yu Tari mendengar ada yang mengucapkan salam dari luar rumah.

Ia berdiri dan melangkah keluar..

"Ealah mba Nur..masuk mba mana bapaknya?"

"Lagi kesawah tapi tadi titip salam aja katanya"

"Njjih. suwun ba..ayo masuk mba..aku lagi santai ko, barusan mas Johan berangkat kerja, kena shift malam"

Rumah Yu Tari memang sangat asri, dari semua saudara pak Mangun memang Yu Tari lah yang paling baik perangainya dan ia selalunya tampil necis dan rapih. Ini juga terlihat dirumahnya, semua furniture dan buku buku bacaan ditata rapih, beberapa tanaman nampak bertengger diojok ruangan.

Setelah keduanya duduk dan santai ibu Ijah mulai bercerita tentang bagaimana beberapa hari yang lalu pak Mangun menjadi saksi penguburan dan menggalinya ketika pengubur telah pergi. Ibu Ijah menceritakan bahwa ternyata yang diperkirakan sosok itu sudah menjadi mayat ternyata belum meninggal. Bahkan saat ini sikorban yang ternyata seorang gadis berada dirumahnya.

"Ya Allah buk! lha ko ga lapor ke polisi?" tanya Yu Tari terkaget kaget.

"Aku sendiri bingung tapi juga kasian sama anak itu..ia hilang ingatannya..namanya lupa, dari mana asalnyapun ia ga inget..kita kasian kalau kita serahkan kepolisi dia tidak terawat.."

"Lha terus piye mba?"

"Masalahnya ini Yu..kita kan orang ga mampu..kita mau minta saran..apakah boleh kita menitipkan anak gadis itu dirumah Yu Tari?;soalnya kasian yuk..anaknya lugu dan cantik, kayanya dia perlu tempat yang lebih layak dari rumah kita..dengan adanya ketenangan mungkin dia bisa ingat kembali apa yang telah terjadi kepada dirinya"

Yu Tari mendengarkan dan berfikir sejenak, kemudian ia berkata..

"Ya boleh mbak..coba dibawa kesini, nanti kita urusin semoga ia ingat siapa dia sebenarnya dan kenapa sampe dia dikubur hidup hidup"

"Alhamdulillah Yu..semoga kebaikan Yu Tari diberikan pahala yang berlimpah"

Sebetulnya Yu Tari bingung dengan cerita mbak Ijah, apalagi menurut ceritanya sosok gadis ini dikubur hidup hidup oleh seseorang..Siapakah dia? Apakah ia dibunuh atau terbunuh? Tapi Yu Tari orangnya sangat baik dan penology, kepada siapapun ia selalu menolong tanpa pamrih.

●●●●

Ibuk Ijah pulang dan menceritakan kepada suaminya hasil pertemuannya dengan Yu Tari.

"Oh Alhamdulillah..Yu Tari memang baik orangnya, ia selalu membantu kita. Kalau begitu kita bicarakan sama Ranti supaya bisa kita bawa anak ini kerumah Yu Tari malam ini.

Namun ketika buk Ijah mendatangi gadis itu, ia terkejut menemuinya sedang menangis diruang depan. Pelan pelan ia mendekati San duduk disampingnya.

"Ada apa Ranti? kenapa ko menangis?" tanya bu Ijah sambil memegang tangan kanannya.

"Ibuk..secara samar samar aku mulai ingat kembali..tapi ingatanku masih buram"

"Oh Alhamdulillah..coba ibuk ingin tau..apa saja yang kau ingat"

"Sepertinya aku ketemu dengan seseorang yang tidak aku kenal sebelumnya..entah dimana, tapi sepertinya dia orang jahat..Aaah cuman segitu buk maaf.."

"Hmm..begitu ya, ko serem ceritamu..ya sudah pelan pelan nanti akan ketemu.Ada sesuatu yang akan ibuk ceritakan mohon kamu dengar ya"

Pada saat itu pak Mangun datang dan ikut duduk berhadapan dengan mereka berdua. Rencana pemindahan diceritakan, semuanya demi kebaikan masa depannya. Dan juga untuk meluruskan apa yang telah terjadi kepada dirinya.

Meskipun merasa sedih akan meninggalkan rumah sederhana dan pemiliknya yang baik hati..namun mungkin ini lebih baik, agar tidak menyusahkan dan menjadi beban kehidupan bagi pak Mangun dan ibuk Ijah.

"Baiklah pak dan ibuk saya setuju asal tidak akan menjadi beban baru bagi keluarga itu nantinya. Saya mengucapkan terima kasih sedalamnya atas bantuan dan perhatian bapak dan ibuk"

"Kalau begitu..sebaiknya sebelum magrib kita kesana. Jangan takut, setiap minggu ibuk atau bapak akan singgah kesana ketempatmu, untuk melihat keadaanmu dan semoga secepatnya ingatanmu kembali"

Sebelum magrib pak Mangun, bu Ijah dan gadis yang dinamai Ranti itu sudah berada dirumah Yu Tari.

"Selamat datang kerumah kami..silahkan silahkan..loh ada mas Mangun, piye mas? Ayok kita ngobrol didalam" ucap Yu Tari.

Gadis Ranti itu memasuki rumah Yu Tari, rumah ini sungguh tenang dan memberikan kesejukan dihati. Siapakah sebenarnya sosok ibuk ini?

Ketika melihat sosok gadis ini, hati dan perasaan Yu Tari bergetar..seakan ia pernah kenal namun..ia gagal menghimpun informasi dibenaknya..tapi jelas ia pernah bertemu dengannya, entah dimana.

》》》》》

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!