PART 9
Sebelum masuk kerumah bu Tari, Danang menyempatkan kontak ke aku.
"Mas, aku mau masuk kerumah bu Tari"
"Ya aku sudah dirumahmu sekarang..masuk aja aku tunggu disini"
Danang berpaling kearah Ranti dan tersenyum..
"Tunggu, aku akan bukakan pintumu Ranti"
Ia berlari keluar dan membuka pintu, Ranti turun dengan pelan dan Danang menggandeng tangan Ranti menjaganya jangan sampe jatuh.
"Yuk kita masuk" ucap Ranti.
Didalam rumah ternyata sudah ada pak Mangun dan bu Ijah. Ranti tersenyum gembira melihat kedua orang tua itu.
"Oh ada bu Ijah! apa kabar buk?" Ranti datang dan memeluk bu Ijah, ia langsung mengambil tempat duduk disamping orang tua itu.
"Danang..duduk sini bareng bareng..ada sesuatu yang akan aku sampaikan"
Setelah semuanya duduk tenang, bu Tari mulai membuka pembicaraan.
"Ranti dengarkan ibu baik baik ya nak.." ucap bu Tari.
Ranti jadi bingung ada apakah? kenapa semua orang tampak serius sekali?
"Tadi kira kira 1 setengah jam yang lalu keluar sebuah berita ditelevisi. Disana ada tayangan tentang hilangnya seorang gadis yang minggu lalu berangkat dari Semarang menuju Jakarta sini. Ia seharusnya menemui budenya dan juga harus melakukan pengecekan dirumah sakit..Gadis itu bernama Rani Pujiastuti, dilayar televisi juga terpampang foto dari gadis itu" Bu Tari menatap lurus kearah wajah Ranti dan tersenyum.
"Ketahuilah Ranti bahwa gadis yang hilang itu bernama Rani Pujiastuti adalah engkau..coba kamu ingat ingat kembali..kenalilah dirimu"
Ranti termenung dan mencoba mengingat ingat nama itu.
"Didalam penayangan itu hadir juga seorang ibu yang bernama ibu Tantri Pujiastuti. Dialah ibu aslimu dan kau berasal dari kota Semarang..apakah kamu sudah mulai ingat?"
"Mama..." tiba tiba Ranti mengucapkan kata itu, matanya ia tutupkan dan mencoba mengenal nama itu. Didalam pikirannya mulai muncul samar samar wajah seorang ibu.
"Mama.." Ia menyebut nama itu lagi, matanya mulai membasah..sedikit terang wajah wanita itu didalam benaknya.
"Ranti mulai sekarang kita akan memanggilmu dengan nama Rani karena itulah namamu yang sebenarnya"
"Apakah itu namaku? Rani?"
"Benar itu namamu..tadi ibu sudah liat fotomu muncul dilayar televisi dan ibu juga sudah berhasil bicara dengan ibumu..sebentar lagi mereka akan datang kesini bersama budemu..semoga kamu sudah bisa ingat kembali siapa dirimu"
Pak Mangun memperhatikan Danang dari tempat duduknya..ia berpikir, lalu.. apa hubungannya antara Rani dan Danang? Dan kenapa sampai Rani dikuburkan hidup hidup oleh 2 orang misterius itu?
●●●●
Kurang lebih 20 menit kemudian sebuah kendaraan nampak datang dan parkir didepan rumah bu Tari.
Aku dapat melihat dari kaca spion mobilku, turun 2 wanita setengah tua dan seorang laki laki.
Pertama tama mereka agak ragu untuk masuk kerumah. Hingga keluarlah bu Tari menyambut kedatangan mereka.
"Selamat sore..saya Tari..ini dengan ibu Tantri?"
"Sore ibuk..iya saya Tantri mamanya Rani dan ini Sari budenya Rani dan mas Dodo suaminya dik Sari"
"Oh njjih monggo masuk kita semua ada didalam termasuk Rani..tapi entah kenapa Rani hilang ingatan buk..dia tidak kenal siapa siapa bahkan dirinyapun dia tidak kenal"
"Ya Allah..apa yang terjadi? boleh saya masuk?"
"Monggo..ayuk mari masuk"
Mereka melangkah masuk kedalam rumah. Rani sempet menoleh kearah kedatangan para tamu tapi ia belom sadar juga siapa mereka.
Bu Tantri berlari dan memeluk Rani.
"Rani..ini mama sayang" ucapnya sambil mendekap Rani.
Namun Rani masih agak dingin menyambutnya meskipun iapun memeluk tubuh mamanya.
"Nak..apa yang terjadi denganmu?" bu Tantri bingung melihat respon dari Rani yang dingin.
"Ayok semuanya duduk dulu"
Pada saat itu Danang berdiri ijin keluar rumah sebentar.
Danang langsung berlari keluar kearah mobilku.
"Mas! ayok ikut aku masuk kerumah bu Tari!"
"Loh maksudmu gimana?"
"Kita luruskan hari ini juga masalah mayat misterius itu..kita terus terang saja didepan mereka supaya tidak berlarut larut"
Tumben anak ini cerdas itu yang pertama muncul dibenakku..tapi, ada betulnya apa yang ia katakan..lebih baik semuanya dibuka sekarang daripada nanti..akan bertambah rumit.
Aku ikut keluar mobil setelah aku kunci semua pintu kita berdua jalan masuk kerumah bu Tari. Aku berdoa semoga semua menjadi lancar.
●●●●
Mereka semua berpaling kearah kami yang masuk kedalam rumah. Pak Mangun kaget melihat kedatanganku. Kini ia yakin 100% bahwa kitalah orang orang yang menguburkan Rani.
"Bu Tari kenalkan ini mas Toni kakaku..kita akan memberikan satu cerita juga disini..apabila diijinkan"
"Njjih monggo silahkan duduk..tapi satu satu ya..coba Rani kamu liat ibu ini dan coba ingat siapa dia"
Rani menatap sosok wanita yang duduk disampingnya tapi ingatannya masih samar, ia seperti pernah kenal tapi entah dimana..
"Ya Allah nak..kenapa dengan kamu ini?" ucap bu Tantri dengan sedih.
"Bu Tari dan semuanya yang ada disini..ijinkan saya mengutarakan sebuah cerita, namun sebelumnya saya mohon maaf yang sedalamnya atas kesalahan kami berdua" ucap Danang. Aku hanya duduk berdiam diri entah apa yang harus kuucapkan, aku membiarkan adikku bercerita dulu.
"Ada apakah Danang?" tanya bu Tari, nampak pak Mangun bergeser kedudukannya, ia bergeser agak sedikit kedepan.
"Pada waktu itu kurang lebih 5 hari yang lalu saya baru saja pulang dari tempat kerja..kurang lebih jam 12 malam saya memasuki sektor 5 masuk kearah jalan Pipit, suasana jalan sepi sekali tidak orang" Danang menarik napas dalam dalam.
"Pada saat itu dari sebelah kiri tiba tiba mobilku tertabrak sesuatu, aku berpikir apakah aku menabrak tembok atau mobil orang..saya berhenti dan turun dari mobil..ternyata disana terbujur seorang korban, aku berusaha membangunkan tapi ia tidak bangun..aku berusaha mencari cari bantuan, tapi tidak satupun ada orang disekitar situ"
Danang menarik napas lagi dan meneruskan..
"Aku langsung berpikir orang ini entah mabuk atau apa tapi dia telah menubruk mobilku..aku mengecek urat nadi dan detak jantung keliatannya ia telah meninggal..aku sangat panik tidak tau harus bagaimana..ahirnya aku angkat dan aku taruh didalam mobil"
Bagus Danang! untung tidak disebutkan bahwa ia taro korban dibagasi..tapi cukup dengan mengatakan didalam mobil. Itu pikirku.
"Malam itu juga aku kontak kakaku mas Toni ini untuk meminta bantuan..ahirnya, singkat cerita mas Toni datang, karena aku tidak mau berurusan dengan polisi dan pikiranku korban sudah meninggal maka kita kesuatu tempat dimana kita kuburkan korban disana"
"Aaaaaaaa!!!" tiba tiba Rani berteriak, semua ingatannya telah kembali! Entah bagian mana dari cerita Danang..namun tiba tiba ia sadar kembali. Sebuah fenomena yang aneh memang telah terjadi..
"Aku sekarang ingat..mamaaa!! huuuuu..!" Rani memutar tubuhnya dan memeluk ibunya ia menangis sejadi jadinya.
"Oh anakku!! kau sadar!"
Mereka saling berpelukan dengan erat.
》》》》》
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments