Raisa terdiam mematung mendengarkan secara seksama permintaan sekaligus permohonan dari dua yaitu sangat berjasa dalam hidupnya. Sudah berulang kali, keluarganya merencanakan perjodohan agar cucu satu-satunya perempuan di dalam keluarganya itu berniat untuk menikah. Tetapi, berulang kali juga Raisa selalu menolak dengan berbagai macam alasan.
Mereka hanya bisa pasrah dan tidak bisa memaksa Raisa. Tapi, untuk kali ini mereka sudah sepakat apapun yang terjadi. Mereka akan mengupayakan pertemuan Raisa dengan calon suaminya kali ini harus berhasil dan sukses. Pertemuan yang digadang-gadang bahwa Raisa pasti tidak akan menolaknya.
Raisa terdiam dan memikirkan perkataan dari Neneknya. Dia menatap ke arah ke duanya. Dia tidak mungkin mengecewakan mereka untuk kesekian kalinya.
Raisa mengelus punggung tangan Neneknya. Dia tersenyum sebelum menjawab apa akan bersedia atau tidak untuk bertemu dengan pria pilihan Keluarganya.
"Insya Allah aku akan menemui Pria itu, Raisa tidak ingin melihat air mata Nenek."
Tangannya menghapus air matanya. Dia tidak ingin mengecewakan dan menambah kesedihan mereka.
"Maafkan nenek yang sudah memaksamu untuk menemuinya," jawabnya dengan sesekali meneteskan air matanya.
"Kakek sangat tahu, apa yang terjadi padamu di masa lalu, tapi yakinlah Nak, kebahagiaan pasti akan datang menghampiri hidupmu," timpal Kakeknya.
"Nenek yakin jika semua pria itu tidak sama dan diantara beribu banyaknya pria bejak masih ada pria yang baik, Nenek sangat yakin itu," sahutnya ikut menambahkan perkataan dari Suaminya Tuan John.
Penyesalan tidak dapat mengubah masa lalu, begitu pula kekhawatiran tidak dapat mengubah masa depan.
"Raisa akan mencobanya Kek," jawabnya singkat dengan mengelus punggung tangan neneknya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.
"Sayang, jangan selalu bercermin dengan apa yang terjadi di masa lalumu, yakinlah jika semua pria pun tidak sama," tutur Kakeknya.
"Benar sekali dengan semua yang dikatakan oleh Kakekmu Nak, aku yakin pria yang akan Nenek jodohkan denganmu pasti tidak akan membuatmu kecewa," terangnya dengan menambahkan perkataannya lagi.
Mereka berbincang hingga sore hari. Kakek dan neneknya pamit karena ada beberapa pertemuan yang mereka lakukan selama ada di Indonesia. Sedangkan putranya memilih untuk tinggal bersama Maminya.
Reinhart Aryasatya Bramantya Lee menjadi bahan pertimbangan Raisa tidak berniat sedikitpun untuk membuka hatinya kepada pria lain. Walaupun semua pria yang dijodohkan dengannya, walaupun ada beberapa pria yang memang terang-terangan dari mereka yang menolak kehadiran Putra semata wayangnya.
Sebelum magrib, mereka pulang ke rumah ke dua orang tuanya. Abi sangat bahagia karena, bisa tinggal untuk selamanya di Jakarta bersama Maminya dan keluarganya yang lain.
"Sayang Mami sebentar setelah shalat magrib Mami akan keluar, Kamu bersama Papa dan Mama," ucap Raisa yang meminta izin pada anaknya.
"Siap Mi," jawabnya singkat.
Rei lebih suka memanggil ke dua orang tua Maminya dengan sebutan Papa dan Mama dari pada Kakek dan Nenek.
Sejak bayi, kebanyakan waktu bersama Mira dan Yudha lebih banyak dari pada maminya sendiri, Karena itu lah dia memanggil Mira dengan sebutan Mama.
Aisyah melihat interaksi ke duanya meneteskan air matanya, jika harus kembali teringat dengan perjuangan Raisa remaja saat menjadi ibu muda. Aisyah memutuskan untuk pulang ke Indonesia bareng bersama Tuan Besar John karena Rei sudah menetap ke depannya di tanah air.
"Aisyah minta tolong temani Rei dulu, Saya ada acara di Restoran bersama temannya Kakek," terangnya sambil mendandani dan memoleskan make up minimalis di wajahnya yang sudah nampak cantik dan ayu tanpa memakai make up sekali pun.
"Baik Nona," ucapnya tanpa membantah sedikit pun.
"Kenapa mereka selalu menginginkan aku menikah, padahal hidupku sudah bahagia walaupun harus hidup sendiri terus," lirihnya yang masih mampu di dengar oleh Aisyah yang baru ingin beranjak dari tempatnya berdiri.
"Nona, beliau ingin melihat Nona dan Tuan Muda Rei bahagia dan memiliki keluarga yang lengkap seperti temannya yang ada di sekolahnya," sahutnya yang ikut campur dalam perkataan dari Raisa.
Glek....
Hatinya Raisa mencelos seketika saat mendengar penjelasan dari Aisyah yang apa di katakannya benar adanya.
"Kalau gitu, aku jalan dulu, tolong dijaga Rei," tuturnya sembari memakai high heels nya dan meraih handbagnya.
"Bismillahirrahmanirrahim," ucapnya saat naik ke dalam mobilnya.
Raisa tidak ingin diantar oleh supir pribadi yang ditujukan oleh Mommynya. Dia tidak ingin terlalu bergantung pada orang lain.
"Semoga pertemuanku kali ini bisa aku lewati dengan baik pula, amin ya rabbal alamin."
Mobilnya meluncur dengan bebas di atas aspal malam itu. Dia hanya berniat untuk menjalani perjodohan, apa adanya kalau cocok lanjut saja kalau tidak yah tinggalkan.
Mobilnya sudah memasuki area Restoran tempat perjanjiannya dengan Pria tersebut.
Delisha mencari tempat pria itu. Dia teringat perkataan dari Kakeknya yang mengatakan bahwa pertemuannya di Restoran di Meja nomor XX.
Delisha membuka pintu mobilnya, tapi langkah kakinya terhenti ketika tanpa sengaja gelangnya tersangkut di gaun yang dipakai. Sehingga gelangnya terlepas dan terjatuh.
"Kok bisa nyangkut? padahal sebelumnya tidak pernah sekalipun seperti ini."
Dia keheranan melihat gelangnya yang terlepas tiba-tiba dari pergelangan tangannya. Dia mencari keberadaan gelangnya, tapi tidak berhasil dia dapatkan.
"Ya Allah di mana gelangku yah, padahal tadi ada di ujung gaunku ini?" sudah dia cari keberadaan gelangnya, tapi tidak berhasil menemukannya.
Karena tidak ingin membuat orang itu menunggunya terlalu lama di dalam Restoran sehingga dia tidak melanjutkan untuk mencari gelangnya lagi.
"Mungkin terjatuh di dalam mobil, nanti baru aku cari lagi."
Dia berjalan perlahan menuju meja xx saat melihat nomor meja tersebut dan sudah duduk seorang pria dengan punggung yang cukup lebar.
Dengan pakaian jas lengkap, rambut yang tertata rapi. Tubuhnya yang atletis menunjukkan bahwa orang itu memiliki penampilan yang hampir sempurna.
Langkahnya semakin melambat saat semakin dekat jaraknya dari meja tersebut.
"Dengan Tuan Richard Mayer Liu,"
Tetap Dukung Benci dan Dendam dengan:
Cara Like setiap Babnya
Rate bintang lima
Gift Poin atau Koin Seikhlasnya
Favoritkan agar selalu mendapatkan Notifikasi Updatenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments