Tubuhnya pun tumbang saat tidak kuasa lagi untuk melanjutkan semuanya. Saking lelahnya mata Raisa terpejam bersamaan dengan pria itu mencabut tiang benderanya. Dia terkulai lemas di samping tubuh seksi Raisa. Pria itu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka. Senyuman itu tidak pernah pudar dari bibirnya. Saking girangnya telah menjadi yang pertama dalam hidupnya Raisa.
"Aku tidak tahu Kamu itu siapa dan dari mana, tapi entah kenapa hati ini menyukai semua yang ada di tubuhmu."
Ciuman yang begitu lembut dan mesranya mendarat di atas keningnya Raisa.
Matanya terpejam setelah mengucapkan perkataan itu.
Sinar matahari sudah menyinari seluruh alam semesta. Pagi pun menyingsing, ayam berkokok pertanda pagi sudah menjemput.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Pria itu terbangun dari tidurnya, karena sedari tadi teleponnya berdering.
Kelopak matanya terbuka, dan wajah yang pertama kali dia lihat adalah seorang gadis belia yang masih tertidur dalam pelukan hangatnya. Pria itu tersenyum manis saat kembali teringat dengan apa yang dia lakukan di atas tubuh gadis kecilnya.
Dia juga tidak menyangka jika, tubuhnya menginginkan sesuatu yang lebih Pengalaman mereka sama-sama yang pertama.
"Cantik, Kamu berhasil jadi yang pertama dalam hidupku, gadis kecilku."
Pria itu mencium kening Delisha sebelum bangun dari tidurnya. Dia segera bangkit dari tidurnya, lalu menarik handuk yang kebetulan terlipat di atas meja nakas. Handuk itu dia pakai untuk menutupi sebagian tubuhnya yang cukup polos itu. Lalu mencari keberadaan Hpnya yang tergeletak di atas lantai.
"Aaahhh!!! apa Aku tidak bisa bahagia sesaat saja?" Umpatnya dengan wajah yang enggan dan jengah melihat siapa yang menelponnya.
"Halo bos, Bos dicariin sama Nona Natalie, katanya sedari tadi dia menelpon Bos tapi, gak diangkat katanya," ujarnya.
"Di mana dia berada?" tanyanya dengan jarinya membelai lembut rambut panjang Raisa.
Raisa yang diperlakukan seperti itu, semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh sang pria. Ia serasa memeluk bantal guling guling yang sangat empuk.
"Dia sudah pergi Bos, saat aku mengatakan kalau Bos tiba-tiba ada urusan pekerjaan yang sangat urgen di Luar Negeri." Sahutnya Matew dengan tersenyum membayangkan wajah jengkel bosnya itu.
"Ok, Aku tambah bonus untuk Kamu bulan ini," jelasnya dengan senyuman yang tidak pernah pudar.
"Makasih banyak Big Bos," ucapnya dengan kegirangan karena mendapatkan bonus tambahan.
"Heran, biasanya bahagia banget jika berhubungan dengan kekasihnya, tapi saat ini dia seperti seseorang yang berbeda." Cicitnya.
Matthew tersenyum dengan menggelengkan kepalanya tanda tidak percaya dengan perubahan sikap dari sahabatnya itu.
"Aku akan menukar kebahagiaanku hanya untuk kebahagiaan gadis kecilku," hpnya masih dalam genggamannya.
Dia membuka topeng yang dipakai oleh Raisa. Dia tersenyum manis melihat wajah alami, natural dan polos yang dimiliki oleh gadis kecilnya. Ia Lalu segera mendekatkan kening mereka. Dia mengambil gambar mereka berdua beberapa kali. Hingga dering telponnya kembali mengganggu aktivitasnya.
"Siapa lagi sih?" lalu segera mengambil kembali hpnya yang baru saja dia letakkan.
Seketika raut wajahnya berubah, orang yang menelponnya berhasil merubah moodnya seketika dari bahagia berseri-seri sekarang kembali dingin sedatar papan tripleks saja.
"Kamu ada di mana? semua dewan direksi sudah hadir di ruangan meeting sedangkan Kamu....," Ucapan orang di seberang telpon belum selesai Reinart menutup telponnya tersebut tanpa menyahut seruan dari orang tersebut.
Tut.. Tut.. Tut..
Orang di seberang telpon belum menyelesaikan perkataannya Rainart sudah mematikan sambungan teleponnya. Dia melempar hpnya ke atas ranjang. Lalu melirik ke arah gadis kecilnya yang masih terlelap dalam tidurnya. Dia teringat akan sesuatu benda yang ada di dalam saku celananya. Dia pun merogoh dan mencari benda tersebut.
"Pasti akan sangat cantik jika Kamu yang memakainya."
Dia membuka sebuah kotak beludru yang berisikan sebuah jam tangan dengan merek ternama. Warnanya silver yang sangat cantik. Reinart memasukkan ke tas tangannya kotak beludru itu agar tidak terjatuh ke tangan orang lain.
"Kamu lah yang seharusnya jadi pemilik tunggal dari hatiku," dengan membelai wajahnya Raisa dengan senyuman tipisnya.
"Sangat cantik," lalu menciumi kening Raisa dengan penuh kehangatan dan kelembutan.
Karena hpnya sedari tadi berdering, dia segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Hingga detik itu juga, dia masih tidak percaya jika dia menyerahkan keperjakaannya ke tangan gadis kecil yang baru ditemuinya. Sedangkan kekasih sekaligus tunangannya Alice, acap kali memintanya hanya untuk sekedar ciuman saja dia enggan dan selalu menolak. Apa lagi untuk berhubungan intim.
Wajahnya memancarkan rona kebahagiaan, seumur hidupnya baru kali ini merasakan kebahagiaan yang tidak terkira. Bersama tunangannya Natalie, dia sekalipun tidak pernah seperti ini. Wajahnya yang biasanya datar, dingin dan cuek sekarang selalu menyunggingkan senyum tipisnya.
Tanpa banyak pikir dia bergegas memakai semua pakaiannya yang berhamburan di lantai. Dia meninggalkan kamar Hotel tersebut yang sangat bersejarah untuknya.
Tapi, sebelum dia pulang dia menemui orang-orang yang bekerja di bagian cctv. Dengan bujukan dan rayuan, dia berhasil mengcopy rekaman cctv yang berkaitan dengan kedatangan hingga kepulangannya dari Hotel tersebut.
Dia juga menyuruh untuk menghapus file tersebut, agar musuh dan lawannya selama ini tidak bisa memanfaatkan keadaan tersebut.
"Suatu saat aku pasti akan mencarimu, gadis kecilku," gumam Reinart.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Miranti abee
bahagia itu indah
2022-08-10
0