Seorang gadis terlelap dalam tidurnya, sesekali wajahnya terlihat guratan senyuman manis. Gadis itu tersenyum melihat seorang pria bertopeng yang hadir di dalam mimpinya.
Setelah melaksanakan shalat subuh, Raisya kembali memutuskan untuk melanjutkan tidurnya. Dia penasaran dengan kelanjutan mimpinya tersebut. Ia berharap dengan tertidur pulas kembali, maka mimpinya itu diputar kembali sehingga dia bisa melihat wajah dibalik topeng tersebut.
Di dalam mimpinya itu Raisya bertemu dengan seorang pangeran berkuda putih, tapi wajahnya ditutupi oleh topeng sehingga ia tidak bisa melihat langsung kondisi wajah si Pria itu.
Tok... Tok... Tok...
"Non Raisya,, Nona Raisya bangun dong udah pagi nih," teriak Aisyah yang mengetuk pintu kamarnya.
"Apa Nona lupa kalau hari ini acara perpisahan Non Delisha di Sekolah," dia berdiri tegak di balik pintu yang masih tertutup rapat itu.
Aisyah belum menyerah, dia kembali mengetuk pintu itu dengan sedikit lebih kuat dan keras dari sebelumnya.
Tok... tok..
"Ya Allah non Raisya kok tumben yah hari ini susah amat dibangunkan, gak biasanya seperti ini," umpat Aisyah yang sudah kesal dengan tingkah Raisya yang hari ini susah dibangunkan seakan-akan hari ini hari libur saja.
Aisyah menggelengkan kepalanya, keheranan dengan sikap Delisha yang tidak biasa seperti hari-hari biasanya.
Rexi yang baru saja keluar dari kamarnya melihat Aisyah berdiri seperti patung di depan kamar adik kembarnya. Tangannya masih menempel di pintu yang terus mengetuk pintu itu. Dia sudah menggedor pintu itu dengan sekuat tenaga, tapi sang pemilik kamar sedikitpun tidak bergeming.
Rexi yang keluar dari kamarnya melihat Aisyah yang kebingungan. Kamar Rexy kebetulan jaraknya berdekatan dengan kamar adiknya hanya lima langkah saja.
"Ada apa Aisyah, apa yang terjadi dengan Raisya?" Dennis kebingungan melihat wajah Aisyah yang keheranan itu.
Raut cemas jelas nampak di wajah mereka, karena tidak pernah melihat adiknya dibangunkan. Biasanya malahan Raisya yang selalu membangunkan seisi penghuni istana itu. Dengan gaya khasnya yang ceria, aktif, suara cemprengnya selalu membuat rumah yang melebihi istana itu jadi ramai di pagi hari.
"Tolong minggir sedikit, biar aku saja yang bangunin," jelasnya.
Aisyah menuruti perkataan dari Tuan Mudanya tanpa banyak tanya. Ia pun langsung menyingkir dari depannya pintu untuk memudahkan Rexi mengetuk pintu itu.
"Sya, kalau kamu gak bangun kakak akan tanya Kakek untuk batalin acaramu bersama teman-temanmu," tangannya masih setia menggedor pintu yang cukup bising di pagi hari itu.
"Tidak biasanya Non Sya seperti ini," lirih Aisyah dengan wajah kebingungan.
"Kalau kamu tidak bangun juga, aku akan perintahkan kepada Aisyah untuk ikut bersama Kamu," ultimatum Rexi di depan pintu adiknya.
Sedangkan di dalam kamar itu, Raisya tersenyum manis ketika sudah berhadapan dengan pemuda berkuda putih itu dengan topengnya yang masih setia melekat di wajahnya. Hanya hidung mancungnya yang sangat jelas kelihatan.
Ia memegang topeng yang dipakai pria itu dan ingin membukanya, agar Ia melihat bentuk rupa pangeran itu. Tetapi tiba-tiba, menghilang bersamaan dengan telinganya menangkap suara seseorang mengetuk pintunya, Ia pun bangun dari tidurnya.
"Yah gagal lagi, padahal sedikit lagi Aku bisa melihat wajahnya pangeranku." Cicitnya Raisya yang langsung lesu.
"Kakak akan hitung mundur 5, 4, 3, 2, sa...." hitungan terakhir Rexi pintu itu terbuka.
Dia berjalan sangat cepat ke arah pintu, jika tidak ingin rencana perayaan mereka akan digagalkan oleh Kakeknya. Rexi tertawa terbahak-bahak melihat adiknya itu, jika diancam dengan menggunakan nama kakeknya. Reaksinya pasti akan tunduk seperti kerbau yang dicocok hidungnya menurut tanpa ada perlawanan apa-apa.
"Tunggu Sya yah kakak, Sya mandi dulu," ucapnya lalu menutup pintu kamarnya dengan terburu-buru.
Pintu kamar itu tertutup dengan sangat keras, karena terlalu tergesa-gesa dan tidak ingin terlambat.
Aisyah dan Rexi Richie Arfathan tersenyum melihat tingkah laku Delisha.
"Makasih banyak Aisyah," ucapnya dibarengi dengan senyuman khasnya.
Aisyah hanya tersenyum menanggapi perkataan dari Tuan Mudanya.
"Aku tunggu Kamu di meja makan, 20 menit saja dari sekarang," teriak Dennis lalu berjalan menuruni anak tangga.
Raisya masuk ke dalam kamar mandinya, dia hanya mandi kilat tanpa ada ritual mandi seperti biasa yang dia lakukan. Tidak treatment perawatan kulit dan wajah yang dia lakukan. Demi menghemat waktu yang diberikan oleh kakaknya.
Raisya sampai melupakan mencharge hpnya yang tersisa sedikit saja. Dia berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa, hampir saja kakinya keseleo untung dia bergerak lincah untuk menghindari hal tersebut. Dengan nafas yang ngos-ngosan, dia duduk di samping kakaknya. Rexi yang melihat adiknya sudah duduk di dekatnya segera menyodorkan piring yang sudah berisi makanan kesukaannya.
"Thanks kakakku yang paling terbaik sedunia." Balasnya sambil mengisi beberapa macam jenis makanan.
Raisya menoel pipi kakaknya, ia memperhatikan di meja makan hanya dia dan kakaknya saja, dia celingak-celinguk mencari keberadaan kakeknya.
Rexi mengerti dengan apa yang dicari oleh adiknya lalu berkata, "Kakek sudah berangkat ke Bandara katanya mau ke Jepang," ucapnya Rexy yang mengetahui apa yang dicari oleh adiknya itu.
"Oohh, kok gak pamit sama Sya sih kak? biasanya kakek selalu tanya Syaa kalau akan berangkat," dengan wajahnya yang ditekuk dan bibirnya dimonyongin.
"Gimana Kakek mau pamit sama Kamu, loh saja masih ngorok," jelasnya dengan tangannya yang sesekali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Beberapa saat kemudian, mereka pun sudah bersiap untuk berangkat ke Sekolahnya. Hari ini Delisha tidak ingin di antar khusus oleh supir pribadinya. Dia ingin ikut nebeng bersama kakaknya.
Sekolah mereka berbeda, tapi Dennis selalu mendahulukan adiknya diantar terlebih dahulu selanjutnya gilirannya kalau mereka bersama. Mobil mereka berhenti agak jauh dari sekolah, hal itu dilakukan agar tidak ada yang mengetahui siapa mereka.
"Makasih banyak Kak," pintu itu terbuka dia turun dengan wajah yang sumringah selalu menghiasi wajahnya.
"Jangan nakal, ingat kalau sudah selesai acaranya, harus hubungi kakak atau Aisyah," perintah Rexi.
Denis mewanti-wanti adiknya dengan nasehat seperti seorang bapak kepada putrinya.
"Siap Bos," jawabnya sambil menirukan gaya seorang prajurit TNI.
Baru beberapa menit Sya duduk di dalam ruangan tersebut yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan acara. MC kemudian membuka acara dengan kata-kata sambutan yang sangat menyentuh.
Acara pun berlangsung dengan khidmat dan sangat meriah. Di wajahnya sedari tadi terpancar rona kebahagiaan, karena dinobatkan menjadi salah satu Siswi terbaik kedua di Sekolahnya tahun ini.
"Alhamdulillah Makasih banyak ya Allah," sembari mengusap wajahnya.
Setelah dari atas panggung, dia ikut duduk kembali bergabung dengan teman-temannya yang dari berbagai negara itu.
"Hey selamat yah bebs, Kamu kembali menjadi juara 2," ucap Vivian memeluk tubuh Delisha.
Vivian adalah salah satu teman baiknya Raisya selama ini.
"Kami bahagia loh dengan pencapaian prestasi Kamu bebs," timpal Cristin.
Mereka cipika-cipiki satu sama lainnya. Cristin sahabat Raisya ikut bahagia dengan apa yang diraih olehnya. Mereka sedari dahulu memang mengakui kepintaran dan kejeniusannya gadis yang berasal dari Indonesia itu.
"Makasih banyak atas dukungan kalian, tanpa kalian Aku tidak akan seperti ini," ucap Raisya selalu merendah diri.
Sedari tadi ada sepasang mata yang melihatnya dengan wajah yang penuh amarah, cemburu, dendam serta benci yang bercampur jadi satu.
"Tersenyumlah selagi Kamu masih bisa tersenyum dan tunggulah pembalasanku malam ini, bersiaplah untuk menangis darah."
Orang itu tersenyum manis, tapi penuh dengan kepalsuan dan kemunafikan. Orang itu sudah merencanakan sesuatu untuk mencelakai Delisha.
Acara berlangsung hingga siang hari. Mereka tidak ada yang pulang atau pun bubar. Karena khusus kelasnya mereka sudah merencanakan Pesta kecil-kecilan, nantinya akan diadakan di salah satu Villa milik Mutia.
Beberapa saat kemudian, mereka bersiap untuk berangkat ke salah satu Villa milik Mutiara.
"Kalian sudah siap?" tanya Mutiara yang sudah bersiap mengemudikan mobilnya.
"Yes, let's go," ucap mereka secara bersamaan.
Mobil mereka perlahan meninggalkan Sekolah menuju Villa yang ada di pinggiran Kota yang tepatnya berhadapan dengan Pantai. Perjalanan baru beberapa kilometer yang mereka tempuh, tiba-tiba ada seekor kucing hitam yang melompat ke depan mobilnya.
Mutiara segera menghentikan laju mobilnya kemudian mematikan mesin mobilnya itu. Dia kemudian berjalan turun ke arah depan mobilnya, tapi tidak menemukan keberadaan kucing itu lagi.
"Apa yang terjadi dengan kucingnya Mutiara?" tanya Raisya yang khawatir dengan kondisi kucing itu.
"Kucingnya sudah tidak ada, mungkin tadi terkejut sehingga melarikan diri dengan cepat," jawab Mutiara.
"Aku kasihan dengan kucingnya semoga kucing itu baik-baik saja," cemas Vivian.
Mutiara sudah memeriksa seluruh mobilnya dari depan hingga ke belakang, tapi hasilnya masih sama tetap kucing itu sudah kabur.
Vivian Wheeler ikut membantu mencari keberadaan kucing itu. Tapi, mereka sudah memeriksa dengan teliti hingga di sekitar area jalan dan hutan ternyata kucing itu tidak ada.
"Lupakan kucing itu, ingat hari ini Kita harus berenang-renang dan berpesta," terang Cristin yang berusaha mencairkan suasana.
"Betul apa yang dikatakan oleh Cristy oke," ucap Vivian.
"Gimana dengan anak-anak yang lain, apa mereka sudah sampai?" tanya Vivian.
"Mereka sudah sampai dan hanya menunggu kita saja," jawabnya Mutiara yang sedari tadi tersenyum penuh arti.
Raisya masih kepikiran tentang kucing itu. Dia teringat dengan perkataan Baby sitter nya dulu Mbak Marni tentang kucing tersebut.
"Non Raisya jika tiba-tiba ada kucing yang melompat mendekat ke arah kita biasanya itu pertanda kurang baik, jadi bagi yang mengalami hal itu diharapkan untuk selalu waspada."
Perkataan dari Mbak Marni hingga sekarang masih terngiang-ngiang di telinganya.
"Ya Allah semoga saja kucing itu bukan pertanda yang tidak baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Fajriani aqi
next KK
2022-09-18
0
Elvinaa aroh
lanjutkan KK author
2022-09-07
0
Amriana Rara Caya
acaranya Tapi gak ngajak 🤣
2022-09-05
0