Eps. 5. Masuk Perangkap

Si botak segera menghubungi nomor orang yang selama ini menyuruhnya untuk melakukan penangkapan terhadap Raisa. Dia pun menelpon Bosnya yang sedari tadi menunggu info mereka.

"Bos, gadis itu sudah berhasil Kami tangkap dan dia sudah berada di dalam kamar itu," ujarnya dengan senyuman liciknya.

Anak buahnya yang dua orang tidak henti-hentinya tersenyum dan membayangkan banyaknya uang yang diiming-imingi oleh Nona besar kepada mereka.

"Oke, cepat bawa Pria hidung belang itu ke dalam kamar itu dan jangan sampai ada yang melihat kalian," balasnya yang semakin tersenyum sumringah.

"Oke Bos, kami akan segera melakukannya," sahutnya si botak.

Raisa dilempar ke atas ranjang, tapi salah satu dari mereka memeriksa terlebih dahulu ikatan tali di tangannya Raisa. Lalu mereka meninggalkan Raisa di dalam Kamar itu seorang diri.

"Kamu sudah masuk perangkap ku, Aku harus segera menghubungi kakek untuk melanjutkan rencana selanjutnya."

Upaya orang itu berhasil meminumkan minuman yang sudah dicampurkan obat perangsang wanita dengan tipe Spanish Fly. Raisa menghabiskan minuman hingga tandas. Sebagian minuman ada yang berhasil meluncur melewati rongga dan kerongkongan lehernya dan sebagiannya lagi membasahi bibir dan leher jenjangnya, sehingga menumpahi sebagian pakaiannya sehingga ikut basah.

"Aku tidak boleh kalah dengan mereka, aku harus terus berjuang sekuat tenaga." Ujarnya yang terus menggesek tangannya dengan dinding.

Setelah berhasil, Pria botak segera menghubungi nomor orang yang memerintahkannya.

"Sesuai dengan yang Nona inginkan, Kami sudah menjalankan tugas dengan baik dan rapi," dengan seringai liciknya.

"Aku suka hasil kerja kalian, lanjutkan sesuai petunjukku dan ingat aku tidak ingin ada kesalahan sedikit pun."

Wanita itu kembali duduk di singgasananya yang awalnya berdiri menatap ke luar jendela. Sedari tadi tersenyum penuh kegirangan karena rencana hampir sukses. Teleponnya masih setia di dekat telinganya.

"Aku akan menambahkan gaji dan bonus kalian tiga kali lipat dari perjanjian awal," senyuman itu tidak terlihat manis tetapi seakan-akan memiliki makna yang tersirat.

"Makasih banyak Nona Besar," jawabnya.

Tut... Tut.. tut..

Sambungan telepon kembali terputus. Si botak sangat sumringah mendengar apa yang dikatakan oleh Junjungannya itu.

"Hahahaha," tawanya memenuhi seisi ruangan ditempati oleh Raisa.

"Apa katanya Bos?" tanya rekannya yang bermuka penasaran dengan inti percakapan dari Bosnya.

"Kita akan dapat bonus yang banyak, setelah ini," jawabnya.

"Serius bos?" anak buahnya yang dua orang itu antara percaya dengan tidak perkataan dari bosnya.

"Serius, jadi Kamu jaga dia dengan baik, aku akan bergabung dengan anak sekolah itu untuk berpesta," ujarnya dengan berlalu dari hadapan antek-anteknya.

Sedangkan Raisa yang pura-pura pingsan di atas tempat tidur, sedang berfikir dan memutar otaknya untuk mencari cara agar segera lolos, sebelum obat itu berhasil merecoki tubuhnya. Sesekali tetap menggosok tali itu dengan permukaan tembok.

"Aku harus berusaha kabur dari sini, apapun caranya, aku tidak boleh kalah dengan keadaan." Lirihnya yang sesekali melirik ke arah ketiga orang itu.

Kondisi kedua tangannya yang terikat, tidak menghalanginya untuk mencari cara agar bisa bebas dari jeratan penculik itu.

"Kita di depan pintu saja nungguin gadis ini, panas soalnya di dalam sini," pandangannya tertuju pada rekannya lalu beralih ke Raisa.

Rekannya hanya menganggukkan kepalanya dan langsung bergerak ke luar kemudian menutup pintu. Beberapa menit kemudian, ia berteriak meminta tolong. Ia mengeluarkan segala kemampuan suaranya agar menarik perhatian dari penjaga itu.

"Tolong... Tolong," teriaknya yang sangat kencang dengan wajahnya yang pura-pura kesakitan.

Beberapa kali Raisa mencoba hal tersebut, tapi tidak berhasil.

"Kenapa mereka tidak ada yang datang? apa mereka meninggalkanku seorang diri disini?" Raisa kebingungan karena percobaannya untuk kabur dari sana gagal.

"Aku harus berusaha lebih maksimal lagi, aku harus bisa," tangannya terus bergerak agar ikatan tali di tangannya bisa longgar sehingga dia dapat sedikit leluasa untuk bergerak.

Sedangkan di depan pintu, kedua orang itu sedang berpesta minuman. Mereka tidak ingin kalah dengan bosnya dan anak sekolah itu.

"Ingat jangan sampai mabuk, nanti bos murka sama kita."

"Sip," jawabnya singkat sambil mengacungkan jempolnya sebelum menenggak minumannya hingga tandas.

Kedua pergelangan tangannya sudah meremas bahkan sedikit mengeluarkan darah akibat gesekan dari tali dengan kulitnya.

"Sepertinya tadi aku masukin di dalam tasku gunting kuku, mungkin alat itu bisa aku pakai."

Tangannya mencoba meraih tasnya, tubuhnya sedikit dikendurkan ke arah belakang, agar tangannya lebih leluasa dan mudah untuk meraih tas selempangnya. Usahanya di tembok tadi tidak berhasil.

"Aku harus bisa," perlahan tapi pasti dia terus berusaha untuk membuka resleting tasnya dengan tenaga tersisa yang dia miliki.

"Alhamdulillah akhirnya gunting kukunya sudah aku pegang, aku harus mencoba menggunakan alat ini," senyuman tipisnya menghiasi wajahnya disela rasa khawatir dan takutnya.

Dia berusaha untuk tersenyum untuk menenangkan pikirannya dan gejolak ketakutan yang muncul dari dalam dirinya. Beberapa saat kemudian, tali itu sudah terpotong sedikit.

"Alhamdulillah sedikit lagi," peluh keringat membasahi pipinya dan seluruh tubuhnya.

Gaun yang dipakainya sudah basah saking kerasnya usaha yang dia lakukan.

"Aku tidak boleh menyerah dengan keadaan ini, jika tidak aku tidak akan tahu apa yang akan terjadi nantinya dengan diriku, air mataku cukup mahal untuk terus menetes membasahi pipiku."

Perkataan itu yang selalu menjadi pemicu dan cambuk untuk terus mengobarkan semangat juangnya. Raisa sangat gigih untuk berjuang meloloskan diri. Perjuangannya tidak sia-sia belaka, tali itu pun sudah putus.

"Syukur Alhamdulillah." Ucapnya dengan penuh kebahagiaan.

Raisa segera bangun dari baringnya setelah tali ikatannya putus dan terbuka.

"Aku harus pergi dari sini sebelum obat yang mereka berikan padaku bereaksi," cicitnya itu.

Baru beberapa detik ucapannya itu lolos dari bibirnya. Kepalanya sudah pusing, jantungnya berdebar kencang, tubuhnya sangat panas. Hingga tubuhnya tersungkur kembali ke atas ranjang.

"Ya Allah apa yang terjadi padaku? jangan-jangan obat itu sudah mulai bereaksi," umpatnya yang memegang kepalanya.

Ia mencengkeram dengan kuat ujung gaunnya untuk menutupi rasa yang tiba-tiba menyerang dan menggerogoti tubuhnya.

"Aku harus lawan sebelum pria hidung belang itu datang."

Dengan tertatih, Ia terus berjalan ke arah pintu. Gagang pintu dia coba untuk putar dan ternyata pintunya tidak terkunci. Senyuman tipis tersungging di bibirnya.

Dia menyembuhkan sebagian kepalanya dan celingak-celinguk melihat ke sekelilingnya. Dia menemukan dua orang yang sudah terkapar di atas lantai dengan kondisi kedua tangan mereka masih setia memegang botol minuman nya.

Delisha keluar dari kamar itu dengan mengendap-endap, langkah kakinya sangat kecil dengan berjinjit.

Ia melewati kedua orang itu yang tertidur dengan pulasnya. Sesekali pengaruh obat itu menyerang pertahanannya. Tapi, ia sekuat tenaga berusaha untuk melawannya.

"Aku harus bisa," dia meremas bajunya yang di sekitar dadanya.

Perlahan tapi pasti, langkahnya hingga dia sudah berada di ambang pintu antara Villa dengan halaman yang cukup luas. Dia menutup pintu dan menguncinya agar pria itu tidak bisa mengejarnya. Setelah terkunci, ia terus berlari hingga ke jalan raya.

Pria yang dipinta untuk menemani dan menghabiskan waktunya bersama Delisha sudah datang dan terkejut melihat dua orang rekannya tertidur di lantai dengan keadaan yang sungguh membuat jengah dan pusing rekannya itu.

"Hey!!! bangun cepat sebelum bos datang," teriaknya yang menggoyangkan tubuh temannya dengan menggunakan kakinya.

Pria itu menggeleng karena usahanya tidak membuahkan hasil yang maksimal.

"Aku harus memeriksa keadaan di dalam, apa gadis itu masih di dalam."

Pintu itu pun terbuka dan masuklah dia dan melihat ruangan kamar itu kosong melompong.

"Ke mana perginya gadis itu? kalau seperti ini aku rugi dua kali, gagal nikmati tubuh yang masih polos dengan gaji serta bonus yang dijanjikan oleh Nona Muda."

Dia menendang pintu kamar itu. Pria itu masuk ke dalam kamar mandi dan mencari wadah untuk dia isi. Air itu akan dia pakai untuk menyadarkan kedua temannya dan apa yang dilakukannya usahanya berhasil.

"Apa yang terjadi?" tanyanya dengan wajah yang kebingungan serta tangannya mengusap wajahnya yang penuh dengan air.

"Apa yang terjadi? seharusnya aku yang bertanya pada kalian berdua, di mana gadis itu haaa!!!"

Mereka saling bertatapan terlebih dahulu lalu refleks berdiri dari lantai lalu berlari ke dalam kamar tersebut.

"Apa!!!" teriak keduanya.

"Kalian sangat bodoh dan tidak becus, cepat cari gadis itu, tidak perlu berteriak seperti itu, cepat cari gadis itu sampai dapat!!" Maki si botak.

Mereka tanpa menimpali perkataan dari rekannya segera mencari Raisa.

Sedangkan di dalam sebuah ruangan yang cukup besar dan mewah dengan fasilitas lengkap. Seorang gadis memutar gelasnya yang berisi minuman yang berwarna merah. Dengan senyuman liciknya dan kadang tertawa terbahak-bahak jika mengingat rencananya berhasil.

Terpopuler

Comments

Aish mun

Aish mun

untung bisa kabur

2022-09-04

0

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

istana bgs tpi pnh perangkap tk trduga

2022-08-30

1

Fia ismail

Fia ismail

musuh dalam selimut

2022-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1. Perpisahan
2 Eps. 2. Acara Kelulusan
3 Eps. 3. Sebuah Pertanda
4 Eps. 4. Tertangkap
5 Eps. 5. Masuk Perangkap
6 Eps. 6. Lolos Dari Perangkap
7 Eps. 7. Terenggut
8 Eps. 8. Kebahagiaan Reinart
9 Eps. 9. Kemurkaan Raisa
10 Eps. 10. Kemarahan Rexi
11 Eps. 11. Penyelamatan Raisa
12 Eps. 12. Bertemu Kembali
13 Eps. 13. Memulai Rencana Dendam
14 Eps. 14. Memulai Rencana
15 Eps. 15. Masuk Perangkap
16 Eps. 16. Masuk Jebakan Batman
17 Eps. 17. Kepulangan ke Tanah Air
18 Eps. 18. Kedatangan Reinhart
19 Eps. 19. Permintaan Kakek Nenek
20 Epd. 20. Rencana Perjodohan
21 Eps. 21. Sepertinya Aku Pernah Melihatnya
22 Eps. 22. Makan Malam
23 Eps. 23. Richard menghipnotis Para Wanita
24 Eps. 24. Reinhard Ketabrak Mobil
25 Eps. 25. Ada Rahasia Besar
26 Eps. 26. Reinhard Dirawat Di RS
27 Eps. 27. Pertemuan Rexy dengan Richard
28 Eps. 28. Perhatian Richard
29 Chapter. 29. Kedekatan Reinhard dan Uncle Rich
30 Chapter 30. Reinhard Diantar Pulang
31 Chapter. 31. Dugaan Yudha dan Mirah
32 Chapter. 32. Siapa Pemilik Senyuman Itu
33 Chapter. 33. Permintaan Kakek Raisa
34 Chapter. 34. Bayangan Masa Lalu
35 Chapter. 35. Restu Untuk Adams
36 Chapter. 36. Harapan Nenek
37 Chapter. 37. Setuju
38 Chapter. 38. Penemuan Gadis Kecilku
39 Chapter. 39. Semburat Warna Merah Kebahagiaan
40 Chapter. 40. Acara Lamaran
41 Chapter. 41. Kebingungan Richard
42 Chapter. 42. Kehebohan
43 Chapter. 43. Tamparan Sayang
44 Chapter. 44. Kesedihan dan Kegalauan
45 Chapter. 45. Malu Sekaligus Marah
46 Chapter. 46. Ratapan Kesedihan
47 Chapter. 47. Apa Yang Terjadi?
48 Chapter. 48. Ketakutan Mirah
49 49. khawatir dengan Kondisi Aisyah
50 50. Tingkah Lucu Kemal
51 51. Kepulangan Aisyah dari Rumah Sakit
52 52. Pertunangan
53 53. Kemal Gercep
54 54. Rencana Kuality Time
55 55. Kebahagiaan
56 56. Raisa Malu-malu
57 Bab. 57. Kejujuran Raisa
58 Bab. 58. Tidak Mungkin
59 Bab. 59. Mustahil Terjadi
60 Bab. 60. Permohonan Richard
61 Bab. 61. Harapan Richard
62 Bab. 62. Dendam, Sedih Cinta Menjadi Satu
63 Bab. 63. Persyaratan Raisa
64 Bab. 64. Syarat Terpenuhi
65 Bab. 65. Kisah Masa Kecil Richard
66 Bab. 66. Aksi Berani Raisa
67 Bab. 67. Penyerangan
68 Bab. 68. Maxy Yang Terluka
69 Bab. 69. Terpesona
70 Bab. 70. Taktik Maxy
71 Bab. 71. Kecewa
72 Bab. 72. Teringat Kembali
73 Bab. 73. Perhatian Khusus Dari Raisa
74 Bab. 74. Perhatian Untuk Richard
75 Bab. 75. Maxy Merajuk
76 Bab. 76. Alasan Maxy Merajuk
77 Bab. 77. Ica Putrinya Kamelia
78 Bab. 78. Perasaan Aneh dan Akrab
79 Bab. 79. Perhatian Dari Maxy
80 Bab. 80. Kegundahan
81 Bab. 81. Pelipur Lara
82 Bab. 82. Keresahan Rexy
83 Bab. 83. Perasaan Bahagia
84 Bab. 84. Merasa Aneh
85 Bab. 85. Kegundahan Mutiara
86 Bab. 86. Es Krim
87 Bab. 87. Dia
88 Bab. 87. Pertemuan Dua Sejoli
89 Bab. 89. Mustahil
90 Bab. 90. Keraguan Rexy
91 Bab. 91. Penasaran
92 Bab. 92. Kekhwatiran Rexy
93 Bab. 93. Kembali Terulang Seperti Lima Tahun Lalu
94 Bab. 94. Ingatan Masa Lalu
95 Bab. 95. Masih Flashback
96 Bab. 96. Ingatan Beberapa Tahun Lalu
97 Bab. 97. Perasaan Bahagia
98 Bab. 98 Kenangan Masa Lalu
99 Bab. 99. Kehancuran Hidup
100 Bab. 100. Resepsi dan Akad Nikah
101 Bab. 101. Prosesi Akad Nikah
102 Bab. 102. Sah Juga
103 Bab. 103. Suasana Haru
104 Bab. 104. Kemeriahan Pesta
105 Bab. 105 Menuntut Hak
106 Bab. 106.
107 Bab. 107.
108 Bab. 108
109 Bab. 109. Tercapai Juga
110 Bab. 110. Rasa Bahagia
111 Bab. 111. Merajuk
112 Bab. 112. Murka Pak Ardian
113 Bab. 113. Rencana Honey Moon
114 Bab. 114. Kepergian Raisa Honey Moon
115 Bab. 115. Pemilik Rumah
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122. Emergency
123 Bab. 123.
124 Bab. 124. Ketakutan
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131.
132 Bab. 132
133 Bab. 133
134 Bab. 134.
135 Bab. 135
136 Bab. 136
137 Bab. 137
138 Bab. 138
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143
144 Bab. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 147
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab. 151
152 Bab. 152
153 Bab. 153.
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab. 161
162 Bab. 162
163 Bab. 163
164 Bab. 164
165 Bab. 165
166 Bab. 166
167 Bab. 167
168 Bab. 168
169 Bab. 169
170 Bab. 170
171 Bab. 171
172 Bab. 172
173 Bab. 173
174 Bab. 174
175 Bab. 175
176 Bab. 176
177 Bab. 177
178 Bab. 178
179 Bab. 179
180 Bab. 180
181 Bab. 181
182 Bab. 182
183 Bab. 183
184 Bab. 184
185 Bab. 185
186 Bab. 186
187 Bab. 187
188 Bab. 188
189 Bab. 189
190 Bab. 190
191 Bab. 191
192 Bab. 192
193 Bab. 193
194 Bab. 194
195 Bab. 195
196 Bab. 196
197 Bab. 197
198 Bab. 198
199 Bab. 199
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Eps. 1. Perpisahan
2
Eps. 2. Acara Kelulusan
3
Eps. 3. Sebuah Pertanda
4
Eps. 4. Tertangkap
5
Eps. 5. Masuk Perangkap
6
Eps. 6. Lolos Dari Perangkap
7
Eps. 7. Terenggut
8
Eps. 8. Kebahagiaan Reinart
9
Eps. 9. Kemurkaan Raisa
10
Eps. 10. Kemarahan Rexi
11
Eps. 11. Penyelamatan Raisa
12
Eps. 12. Bertemu Kembali
13
Eps. 13. Memulai Rencana Dendam
14
Eps. 14. Memulai Rencana
15
Eps. 15. Masuk Perangkap
16
Eps. 16. Masuk Jebakan Batman
17
Eps. 17. Kepulangan ke Tanah Air
18
Eps. 18. Kedatangan Reinhart
19
Eps. 19. Permintaan Kakek Nenek
20
Epd. 20. Rencana Perjodohan
21
Eps. 21. Sepertinya Aku Pernah Melihatnya
22
Eps. 22. Makan Malam
23
Eps. 23. Richard menghipnotis Para Wanita
24
Eps. 24. Reinhard Ketabrak Mobil
25
Eps. 25. Ada Rahasia Besar
26
Eps. 26. Reinhard Dirawat Di RS
27
Eps. 27. Pertemuan Rexy dengan Richard
28
Eps. 28. Perhatian Richard
29
Chapter. 29. Kedekatan Reinhard dan Uncle Rich
30
Chapter 30. Reinhard Diantar Pulang
31
Chapter. 31. Dugaan Yudha dan Mirah
32
Chapter. 32. Siapa Pemilik Senyuman Itu
33
Chapter. 33. Permintaan Kakek Raisa
34
Chapter. 34. Bayangan Masa Lalu
35
Chapter. 35. Restu Untuk Adams
36
Chapter. 36. Harapan Nenek
37
Chapter. 37. Setuju
38
Chapter. 38. Penemuan Gadis Kecilku
39
Chapter. 39. Semburat Warna Merah Kebahagiaan
40
Chapter. 40. Acara Lamaran
41
Chapter. 41. Kebingungan Richard
42
Chapter. 42. Kehebohan
43
Chapter. 43. Tamparan Sayang
44
Chapter. 44. Kesedihan dan Kegalauan
45
Chapter. 45. Malu Sekaligus Marah
46
Chapter. 46. Ratapan Kesedihan
47
Chapter. 47. Apa Yang Terjadi?
48
Chapter. 48. Ketakutan Mirah
49
49. khawatir dengan Kondisi Aisyah
50
50. Tingkah Lucu Kemal
51
51. Kepulangan Aisyah dari Rumah Sakit
52
52. Pertunangan
53
53. Kemal Gercep
54
54. Rencana Kuality Time
55
55. Kebahagiaan
56
56. Raisa Malu-malu
57
Bab. 57. Kejujuran Raisa
58
Bab. 58. Tidak Mungkin
59
Bab. 59. Mustahil Terjadi
60
Bab. 60. Permohonan Richard
61
Bab. 61. Harapan Richard
62
Bab. 62. Dendam, Sedih Cinta Menjadi Satu
63
Bab. 63. Persyaratan Raisa
64
Bab. 64. Syarat Terpenuhi
65
Bab. 65. Kisah Masa Kecil Richard
66
Bab. 66. Aksi Berani Raisa
67
Bab. 67. Penyerangan
68
Bab. 68. Maxy Yang Terluka
69
Bab. 69. Terpesona
70
Bab. 70. Taktik Maxy
71
Bab. 71. Kecewa
72
Bab. 72. Teringat Kembali
73
Bab. 73. Perhatian Khusus Dari Raisa
74
Bab. 74. Perhatian Untuk Richard
75
Bab. 75. Maxy Merajuk
76
Bab. 76. Alasan Maxy Merajuk
77
Bab. 77. Ica Putrinya Kamelia
78
Bab. 78. Perasaan Aneh dan Akrab
79
Bab. 79. Perhatian Dari Maxy
80
Bab. 80. Kegundahan
81
Bab. 81. Pelipur Lara
82
Bab. 82. Keresahan Rexy
83
Bab. 83. Perasaan Bahagia
84
Bab. 84. Merasa Aneh
85
Bab. 85. Kegundahan Mutiara
86
Bab. 86. Es Krim
87
Bab. 87. Dia
88
Bab. 87. Pertemuan Dua Sejoli
89
Bab. 89. Mustahil
90
Bab. 90. Keraguan Rexy
91
Bab. 91. Penasaran
92
Bab. 92. Kekhwatiran Rexy
93
Bab. 93. Kembali Terulang Seperti Lima Tahun Lalu
94
Bab. 94. Ingatan Masa Lalu
95
Bab. 95. Masih Flashback
96
Bab. 96. Ingatan Beberapa Tahun Lalu
97
Bab. 97. Perasaan Bahagia
98
Bab. 98 Kenangan Masa Lalu
99
Bab. 99. Kehancuran Hidup
100
Bab. 100. Resepsi dan Akad Nikah
101
Bab. 101. Prosesi Akad Nikah
102
Bab. 102. Sah Juga
103
Bab. 103. Suasana Haru
104
Bab. 104. Kemeriahan Pesta
105
Bab. 105 Menuntut Hak
106
Bab. 106.
107
Bab. 107.
108
Bab. 108
109
Bab. 109. Tercapai Juga
110
Bab. 110. Rasa Bahagia
111
Bab. 111. Merajuk
112
Bab. 112. Murka Pak Ardian
113
Bab. 113. Rencana Honey Moon
114
Bab. 114. Kepergian Raisa Honey Moon
115
Bab. 115. Pemilik Rumah
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122. Emergency
123
Bab. 123.
124
Bab. 124. Ketakutan
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131.
132
Bab. 132
133
Bab. 133
134
Bab. 134.
135
Bab. 135
136
Bab. 136
137
Bab. 137
138
Bab. 138
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143
144
Bab. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 147
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab. 151
152
Bab. 152
153
Bab. 153.
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab. 161
162
Bab. 162
163
Bab. 163
164
Bab. 164
165
Bab. 165
166
Bab. 166
167
Bab. 167
168
Bab. 168
169
Bab. 169
170
Bab. 170
171
Bab. 171
172
Bab. 172
173
Bab. 173
174
Bab. 174
175
Bab. 175
176
Bab. 176
177
Bab. 177
178
Bab. 178
179
Bab. 179
180
Bab. 180
181
Bab. 181
182
Bab. 182
183
Bab. 183
184
Bab. 184
185
Bab. 185
186
Bab. 186
187
Bab. 187
188
Bab. 188
189
Bab. 189
190
Bab. 190
191
Bab. 191
192
Bab. 192
193
Bab. 193
194
Bab. 194
195
Bab. 195
196
Bab. 196
197
Bab. 197
198
Bab. 198
199
Bab. 199

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!