Gadis itu refleks bereaksi setelah air berwarna itu mendarat bebas di atas pakaiannya tepat di bagian dadanya.
Amarahnya membuncah, matanya memerah, hidungnya kempas kempis menahan amarahnya. Dia mengepalkan tangannya dan bersiap memaki orang tersebut, tapi bibirnya langsung tertutup rapat dan lidahnya keluh saat melihat siapa orang yang berada hadapannya.
Amarahnya sekejap mata menghilang terbawa angin, hanya melihat senyuman dari wajahnya Pria yang sudah merebut seluruh perhatiannya. Rexy semakin tersenyum saat melihat reaksi dari cewek yang cukup cantik yang berdiri mematung di depannya.
Gadis itu mematung terdiam seribu bahasa, tapi getaran dan debaran jantungnya memompa dengan cepat.
"Dia kan yang dulu menabrakku waktu itu," batinnya Mutiara.
Amarahnya sekejap mata menghilang terbawa angin, hanya melihat senyuman dari wajahnya Rexy.
"Wajahnya semakin tampan saja, dan jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya, apa aku mencintainya," gumamnya dengan menyentuh dadanya.
Rexy semakin tersenyum saat melihat reaksi dari cewek yang cukup cantik yang berdiri mematung di depannya. Tapi, sayangnya kecantikannya itu tidak ada artinya di mata Rexy. Yang ada hanya amarah dendam yang semakin membara setiap kali bertemu dengannya.
Tetapi, demi dendamnya yang sudah lama ada dan hari ini memiliki kesempatan untuk melaksanakannya segera, maka dari itu dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. Gadis itu mematung terdiam seribu bahasa, tapi getaran dan debaran jantungnya memompa dengan cepat.
"Aku tidak boleh menunda lebih lama lagi, hari ini harus segera Aku laksanakan rencanaku hari ini juga."
Rexy selalu tersenyum ke arah Mutiara, tapi tanggapannya adalah Rexy menyukainya sehingga membuatnya besar kepala, padahal hanya tersenyum karena rencananya hampir tercapai.
Berbanding terbalik 360 derajat dengan yang dirasakan oleh Mutiara. Wajahnya seketika memerah menahan malu. Selalu berseri-seri selama Rexy berada di sampingnya.
Mutiara bahkan melupakan jika pakaiannya sudah kotor penuh dengan noda minuman. Minuman yang sengaja ditumpahkan oleh Rexy mengenai pakaiannya hingga berubah warna.
"Maaf, aku tadi tidak sengaja melakukannya," tangannya meraih tissue lalu membersihkan seluruh permukaan pakaiannya Mutiara.
"Eehh tidak udah Kak, aku masih bisa untuk bersihkan sendiri kok," ujarnya dengan mencegah tangannya Rexy yang sudah mengelap bagian yang terkena jus buah tersebut.
"Tidak apa-apa kok, sebagai ucapan permintaan maafku padamu," Rexy sudah berlutut di hadapan Mutiara untuk menyempurnakan aktingnya.
Perlakuan dari Rexy yang menurutnya sangat romantis membuatnya semakin bahagia. Debaran jantungnya semakin berdebar kencang saja. Beberapa saat kemudian, mereka menghabiskan waktunya berbincang-bincang santai hingga malam.
"Pak supirnya kemana? Perasaan tadi bilangnya sudah mau ke sini," cicitnya Mutiara.
Mutiara sudah gelisah karena supir pribadinya sedari tadi tidak mengangkat telponnya. Padahal sudah jam 10 malam, Rexy yang melihat kegelisahan yang dirasakan oleh Mutiara kembali tersenyum lagi.
"Kamu kenapa?" tanyanya dengan mengaduk-aduk minumannya.
"Eehh tidak apa-apa kok, aku hanya menunggu supir kakekku, tapi hingga sekarang belum juga datang," jawabnya yang sedikit tersipu malu.
"Kalau Kamu tidak keberatan, Aku ingin menawarkan bantuan, tapi itu sih tergantung dari Kamu mau atau tidak," sahutnya Rexy dengan menawarkan bantuannya.
"Gak usah, aku gak mau repotkan kakak, lagian masih bisa pulang dengan naik taksi," sanggahnya yang tidak ingin merepotkan Rexy walau pun dia sangat ingin diantar oleh cowok gantengnya kelewat itu.
"Aku tidak suka penolakan dalam bentuk apa pun, ayok ikut kakak, biar kakak yang antar Kamu."
Dia menarik tangannya Mutiara, mereka segera berjalan ke parkiran. Wajahnya Mutiara memerah menahan malu dan bahagia dalam waktu yang bersamaan.
Bahagia karena bisa berjalan bareng sambil bergandengan tangan dengan pria yang sudah memporak porandakan hatinya. Malu karena banyaknya pasang mata yang memperhatikan mereka dan kadang saling berbisik.
Mereka sudah duduk di jok mobilnya. Rexy segera mengemudikan mobilnya ke arah alamat yang disebutkan oleh Mutiara. Mobil Jaguar f-type warna putih itu sudah masuk area Apartemennya.
"Kalau dia hanya bawahan saja, lumayan lah punya mobil seperti ini, berarti Perusahaan tempat dia bekerja sangat besar, bawahannya pakai mobil mahal seperti ini, gimana dengan CEOnya," batin Mutiara melihat ke sekeliling keadaan mobilnya Rexy.
Rexy melirik sekilas ke arah Mutiara yang mengetahui jika, Mutiara mengagumi kecanggihan teknologi mobilnya.
"Maaf ini bukan mobilku, kebetulan atasanku meminjamkan mobilnya untuk dipakai meeting di luar," ujarnya yang seolah mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh Mutiara.
Mutiara menatap ke arah Rexy," atasan kakak baik banget bisa memberikan mobilnya," timpalnya dengan wajah munafiknya.
"Ternyata cowok miskin, tapi bagiku itu tidak masalah yang penting hari ini aku harus mendapatkan perhatian dan hatinya hanya untukku, harta boleh diatur, masih ada kakek," Mutiara membatin dengan tatapannya menelisik ke arah Rexy dari ujung kaki hingga ujung rambutnya.
Tetap Dukung Benci dan Dendam dengan:
Cara Like setiap Babnya
Rate bintang lima
Gift Poin atau Koin Seikhlasnya
Favoritkan agar selalu mendapatkan Notifikasi Updatenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments