Malam itu menjadi malam terpanjang yang dilalui oleh Raisa dengan Pria yang menolongnya. Dia yang dalam kondisi yang tidak stabil dan lose control menginginkan lebih pada tubuhnya. Pengaruh obat itu semakin membuatnya lupa daratan bahkan melupakan segala-galanya.
Mereka sama-sama menyalurkan hasrat yang terpendam. Gadis yang baru berusia kurang lebih 17 tahun itu untuk pertama kalinya melakukan hubungan intim harus menyerahkan mahkotanya kepada pria yang bukan suaminya. Obat yang diminumkan untuknya membuatnya kehilangan kesadaran hingga melupakan apapun, yang penting malam itu apa yang diinginkan oleh tubuhnya terpenuhi.
Sedangkan di tempat lain, dua orang sudah kelimpungan dan kewalahan mencari keberadaan Raisa yang tidak ditemukan. Wajah mereka sudah nampak sangat ketakutan hingga peluh keringat membasahi wajah mereka.
"Bagaimana ini, kita tidak berhasil menemukan gadis itu lagi," ujarnya yang dengan sedikit gemetaran.
Nafas mereka ngos-ngosan setelah berlarian cukup jauh. Mereka memutuskan untuk pulang saja dan memikirkan rencana selanjutnya.
"Kita pulang saja dulu, kita cari gadis lain saja untuk penggantinya, Bos pasti tidak akan tahu jika kita mengganti orangnya," sambil tersenyum licik.
"Ide kamu sangat bagus, walaupun besok perempuan itu mengetahuinya, kita sudah kabur dari sini," timpalnya.
"Ayok sebelum terlambat dan nyawa kita jadi taruhannya."
Mereka kemudian berbalik arah untuk kembali ke Villa dan melaksanakan rencananya.
Di dalam Villa itu, ke dua pria tadi melihat ada seorang gadis yang kebetulan berjalan ke arah kamarnya Raisa, kamar yang dipakai mereka untuk menyekap Raisa. Mereka saling bertatapan dan tersenyum licik penuh arti.
"Lihat sepertinya kita dapat calon pengganti dari gadis yang kabur itu," ujarnya dengan seringai liciknya.
"Let's go," ucapnya si gondrong.
Mereka berjalan diam-diam di belakang gadis itu. Dengan langkah kaki yang sangat pelan dengan cara mengendap-endap. Mereka sudah berada di belakang Cristin. Saat pintu dibuka oleh Christin, kedua pria itu bergerak cepat mendorongnya sekuat tenaga. Mereka langsung menutup pintu itu.
"Hey!! kenapa kalian menutup pintunya."
Si Gondrong segera menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat, "Ayo cepat hubungi pria tua hidung belang itu untuk segera datang ke sini."
"Dia pria tua hidung belang tapi teman Kita juga yang sangat beruntung," ujarnya dengan senyuman liciknya.
"Bagaimana kalau setelah dia kita ikut mencicipi tubuh gadis itu, bagaimana menurut Kamu?" pertanyaan itu mengundang gelak tawa dari keduanya dan senyuman kebahagiaan yang sudah membayangkan tubuh sang gadis.
"Aku setuju banget dengan idemu itu, mari kita berpesta," sahutnya si tubuh tambung itu.
Rekannya pun segera menelpon pria yang akan menjalankan tugasnya sebagai pria yang rencananya akan menghabiskan malamnya bersama Delisha.
"Keluarkan saya dari sini, apa yang kalian lakukan, aku tidak mengenal kalian," teriak Cristin dengan terus menggedor pintu.
Cristin sedari tadi memukul pintu bertujuan agar dirinya segera dibebaskan dari sana. Tidak lama kemudian, Pria tua itu sudah berada di hadapan mereka.
"Perempuan itu sudah berada di dalam dan ingat setelah kamu tidur dengannya harus melapor pada bos bahwa Kamu sudah berhasil," terang temannya.
"Beres, yang penting malam ini saya berpesta dan menikmati tubuh anak sekolah itu," dengan seringai liciknya.
"Jangan banyak bicara Kamu masuk saja dan jangan lama kami juga ingin menikmatinya."
"Oke."
Kamar The Palms Empaty Suite menjadi saksi penyatuan dua anak manusia yang sama-sama terbuai dalam kenikmatan yang tiada tara.
Pria dewasa dengan pengalaman pertamanya mampu membuat Delisha tersenyum manis penuh kenikmatan. Dengan penuh kelembutan, pria itu memperlakukan Raisa layaknya kaca porselen jika tidak berhati-hati maka akan pecah.
Ciuman yang begitu menuntut harus berakhir karena masing-masing kesulitan untuk bernafas. Nafas keduanya ngos-ngosan karena pasokan udara yang semakin menipis bahkan berkurang di dalam rongga mereka. Pria itu menyentuh ujung bibirnya Raisa yang ada sisa salivanya.
"Mulai hari ini Kamu adalah gadis kecilku dan tidak boleh ada yang menyentuhmu," ucapnya sembari mengecup puncak telinganya Raisa.
Raisa hanya tersenyum saja tanpa ada niatan untuk membalas perkataan dari pria itu. Pria itu kembali memainkan lidahnya di dalam mulut Dia yang sudah menjadi candunya. Manisnya bibir itu membuatnya melayang hingga semakin menginginkan hal lebih bersama gadis kecilnya.
Tanpa mereka sadari, pakaian yang melilit tubuh sudah terlepas dan terlempar ke segala arah. Tidak ada sehelai kain pun yang menutupi tubuh mereka. Pria itu membelalakkan matanya melihat tubuh gadis kecilnya yang begitu menantang. Dengan mount Everest yang sungguh padat, berisi dan sedikit besar dari ukuran gadis seumurannya. Pinggul dan pantat yang montok, perut yang rata.
Pria mana yang akan tidak tergoda dan goyah imannya jika disuguhkan dengan body yang seperti gitar kecil Spanyol. Raisa semakin kepanasan dan tidak sabar untuk menunggu lebih lama lagi. Pria itu merangkak ke atas ranjang. Dan memulai apa yang diinginkan oleh tubuhnya sendiri. Dia mendekatkan wajahnya ke telinga gadisnya lalu membisikkan kata-kata yang membuat Raisa tersenyum kegirangan.
"Malam ini aku akan buktikan dan tunjukkan siapa Raja."
Pengaruh obat itu mampu membuatnya kehilangan akal sehatnya, yang ada di dalam pikirannya hanya menginginkan sesuatu yang lebih saja. Bahkan sudah melupakan tentang keluarganya. Tangannya mulai bergerilya memegang penuh kelembutan puncak gunung Bromo. Berulang kali dia menjajaki di area itu seakan-akan tidak ada kepuasan dan rasa bosan yang diperoleh.
"Hemmphhh."
Lenguhan kecil meluncur begitu saja dari bibirnya Raisa. Dia menggigit bibir bawahnya dengan pelan untuk menutupi gejolak yang semakin membuncah di dalam dadanya. Pria itu tersenyum melihat kedua bola matanya Raisa yang bersinar redup terang silih berganti yang sudah tidak tahan lagi.
Pria itu pun ikut hanyut dalam permainan lembutnya. Hingga benar-benar terbuai dalam kehangatan dan kenikmatan surga dunia yang belum mencapai puncaknya. Pria itu menuntun Raisa, agar apa yang akan dia lakukan nantinya tidak membuatnya terluka dan kesakitan. Perlahan tapi pasti pria itu mulai menuntun benda miliknya, walaupun usaha pertamanya menuai kegagalan.
"Ternyata Kamu masih tersegel sayang, berarti aku adalah orang pertama yang meraup indahnya milikmu, dan aku berharap sampai kapan pun Kamu tidak akan memberikannya kepada siapa pun hanya untuk Aku."
Pria itu kembali melanjutkan pekerjaannya, awalnya sangat penuh kelembutan dan kehati-hatian tapi, karena tidak membuahkan hasil sehingga dia melakukannya sedikit memaksa dan menekan dengan sedikit kekuatan yang dia miliki.
"Aaahhhhhhhhh!!!"
Raisa mencengkeram erat punggung pria itu bahkan kuku panjangnya berhasil mencakar dengan kuat punggung kekar itu. Semakin menggigit pula bibirnya saking tidak kuatnya menahan sakitnya di bagian daerah sensitifnya yang terus digempur oleh Sang pria yang tidak dikenalnya sama sekali.
Air matanya menetes membasahi pipinya. Pria itu melihat buliran air matanya Delisha. Ia mengarahkan tangannya untuk menghapus air matanya Raisa.
"Maaf, ingat namaku Reinart Mayer Lee," serunya yang terus memacu adrenalin nya di atas tubuh gadis kecilnya.
Pria itu kemudian mencium bibirnya Raisa bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang dia rasakan, untuk membuat Raisa tidak menggigit bibirnya hingga bisa melukai dirinya sendiri.
Hingga berulang kali percobaan dilakukan akhirnya membuahkan hasil yang sangat maksimal. Benda pusaka itu berhasil menerobos masuk ke dalam. Segel itu berhasil ditembus dengan berbagai usaha sekuat tenaga. Dia melakukan berbagai penetrasi di dalam milik gadis kecilnya. Berulang kali dia lakukan hingga dia mencapai puncak kenikmatan surga dunia.
Semburan lava panas membasahi seluruh dinding rahim terdalam milik Raisa. Bukannya berhenti untuk melakukan hal itu, tapi malahan dia semakin tertantang untuk mencoba terus hingga tidak terhitung lagi berapa kali dia menyemburkan cairan yang bisa berakibat kehamilan pada Delisha.
"Aku ingin di dalam rahimku ada calon penerus keluarga Mayer Lee," tuturnya sembari mengelus perutnya Raisa yang putih mulus itu.
Awalnya Raisa kesakitan yang tidak tertahankan hingga perlahan sudah bisa rileks dan santai. Ia pun bahkan meminta hal yang lebih lagi dan lagi. Durasi waktu yang mereka butuhkan sudah tidak terhitung lamanya dan banyaknya. Dengan berbagai gaya Pria itu memberikan kenikmatan surga dunia untuk gadis kecilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
rusidah siti
namanya Raisya atau Delisha ?
2022-09-30
0
aina ayatun arta
direbut dengan keinginan swndiri
2022-08-05
0