Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12 siang, mata indah dengan bulu mata yang lentik itu perlahan mengerjap berulang kali.
"Aaaahhhhh!!!" keluhnya dengan memegang kepalanya.
Raisa mengeluhkan kepalanya yang sakit dan pusing, serasa semua yang dilihatnya berputar. Dia menggoyangkan kepalanya berniat agar pusing yang menderanya segera menghilang.
"Apa yang terjadi dengan kepalaku,kok pusing banget, apa karena pengaruh minuman yang diberikan oleh ketiga orang itu?" wajahnya kebingungan dan berusaha untuk mencari tahu dan mengingat semua itu.
Hingga wajahnya yang kebingungan berubah menjadi terkejut, bola matanya membulat sempurna, mulutnya menganga saat dia mengingat kejadian yang terakhir kalinya sebelum dia melupakan segalanya.
Dia teringat saat dirinya tertabrak mobil yang untungnya tidak ada lecet dan sakit yang berarti yang dirasakannya, tapi yang membuatnya tidak percaya saat dia dengan berani mencium bibir seorang pria.
Dia segera memeriksa keadaan tubuhnya. Dan betapa shock, kaget dan terkejutnya hingga berteriak histeris saat melihat tubuhnya yang hanya tertutupi oleh bedcover tebal saja.
"Ini tidak mungkin!!!!!"
Raisa dia menyadari ada sesuatu yang tidak beres terjadi padanya.
"Apa yang telah terjadi padaku? Aaaahhhh!!!" Teriaknya dengan melempar bantal ke sembarang arah.
Dia melihat ke sekelilingnya, dan kebingungan di mana dia berada.
"Ini bukan kamar yang ada di Villa Mutiara, terus aku ada di mana?" Tanyanya yang semakin kebingungan.
Ia melihat pakaiannya yang berserakan di lantai. Banyak tanda merah di sekujur tubuhnya. Seketika dia refleks menutup mulutnya dengan perlahan air matanya menetes membasahi pipinya.
"Astagfirullah, apa yang terjadi padaku ya Allah… apa semua ini?" melihat banyaknya tanda merah yang sudah keunguan di sekujur tubuhnya.
Dia lalu menggosok seluruh tubuhnya yang terdapat tanda merah itu. Dengan kukunya yang cukup tajam itu, sedikit membantumu. Bukannya mengurangi tapi, malahan menambah luka perih di atas kulitnya yang awalnya mulus, putih dan lembut sekarang penuh dengan bekas kissmark dan cakaran kukunya sendiri.
"Aku harus menghilangkan semua ini, tidak boleh ada yang melihatnya," dengan sekuat tenaga dia terus mencakar dan menggosok bagian tubuhnya itu.
Hingga darah segar mulai mengucur dari kulitnya terkelupas gara-gara ulahnya sendiri.
"Aku harus memakai pakaianku lalu pergi dari tempat ini segera, agar tidak ada orang yang curiga," dia pun berdiri.
Gerakannya terhenti saat tiba-tiba bagian intinya sangat perih, sakit, ngilu seperti baru saja teriris benda yang sangat tajam.
Dia refleks memegang miliknya, "Apa yang terjadi padaku, kenapa bagian intimku sakit sekali?" Air matanya semakin deras saat berbagai kemungkinan besar yang terjadi padanya.
"Kakek....!!! Kakak...!!! Tolong Raisa," teriaknya saat terdapat bayangan di dalam pikirannya tentang apa yang terjadi padanya.
"Tidaaaaaaaaak mungkin!!!! ini pasti hanya mimpi, Aku yakin itu," dengan mencubit lengannya.
Dia ingin jika apa yang terjadi padanya hanya lah mimpi.
"Aauuuhhhh!!! sakit, jadi ini bukan lah mimpi?"
Dia bergegas memeriksa bagian inti dari tubuhnya, dan matanya semakin terbuka lebar saat dia melihat ada bercak noda darah di bagian sensitifnya yang sudah sedikit mengering.
"Tidakkkkkk!!!!"
Raisa melempar semua benda yang berada di dekatnya. Bantal, guling dan pajangan yang ada di atas meja nakas ranjangnya pun tak terkecuali ikut dalam amukannya. Raisa mengamuk dan tidak menghiraukan dengan sakitnya dibagian bawahnya.
Praaaaanggg.....
Terakhir vas bunga mawar merah itu terhempas dengan cantiknya ke tembok. Benar sekali jika umurnya baru 16 tahun, tapi dia tidak buta dan bodoh jika tidak mengetahui tanda-tanda seorang anak gadis yang kehilangan kegadisannya atau tidak suci lagi.
Dia sangat tahu resiko dari apa yang dialami sekarang. Masa depannya hancur, walaupun dia hidup dan besar di London, Inggris. Tetapi, dia tetap orang timur yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Ketimuran.
Dia melampiaskan kemarahannya, bahkan melukai dirinya sendiri pun sudah dia lakukan.
Prannnnnngggg…
Lemparan benda itu meluncur bebas mengenai tembok hingga serpihannya berterbangan ke segala penjuru kamar mewah itu.
"Siapa pun yang melakukan ini padaku, aku akan membalas semuanya melebihi dengan apa yang aku rasakan saat ini," sumpahnya yang sudah bertekad akan membalas dendam pada pria dan orang yang telah tega memanfaatkannya.
Pranggg…..
Sebuah gelas yang berada di dekat meja dapur tanpa sengaja tersenggol lengannya. Mira kaget karena tidak mengira jika gerakannya membuat gelas itu terjatuh hancur lebur di atas lantai keramik.
"Kenapa dengan perasaanku? apa yang terjadi padaku dan anak-anakku."
Mbak Marni yang melihat Nyonyanya menjatuhkan segera mendatangi Mira. Dia tidak lupa memanggil maid untuk membantunya membersihkan pecahan beling tersebut.
"Nyonya, apa yang terjadi?" Mbak Marni kebingungan melihat kondisi dari Amairah.
"Entahlah Mbak, Aku tiba-tiba teringat dengan putriku Raisa," jawabnya yang sangat khawatir dengan keadaan putri tunggalnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Seruni Reaja
jangan marah non
2022-08-13
0