Rexi sudah berjanji suatu saat nanti, jika dirinya bertemu dengan orang yang telah merencanakan semua yang terjadi padanya Raisa, dia akan membuat orang itu menginginkan kematian tapi, kematian tidak akan mendekatinya.
"Suatu nanti jika Aku tahu, siapa sosok orang yang melakukan hal ini, aku pastikan hidupnya menderita hingga kematian enggan menjemputnya," umpat Rexi.
Rexi mengepalkan tangannya, saking kuatnya hingga urat-urat tangannya menonjol, kedua bola matanya memerah hingga jakunnya naik turun.
Beberapa jam kemudian, pintu ICU terbuka. Tubuh Raisa yang tidak berdaya itu segera dibawa ke dalam ruangan perawatan. Mereka bersyukur dan bisa bernafas lega, karena tidak terjadi sesuatu yang fatal yang terjadi pada satu-satunya Nona muda di keluarga Lee.
Aisyah dan Rexy mengikuti langkah kemana ranjang bongkar Raisa dibawa. Rexi sedari tadi hanya terdiam. Wajahnya mengisyaratkan bahwa kemarahan, kebencian, kecewa dan dendam menjadi satu bagian di dalam hatinya.
Dia sudah mengantongi siapa orang yang telah merencanakan semua ini pada adiknya. Walaupun pria yang merenggut mahkota adiknya, tidak ketahuan hingga sekarang.
"Mutiara tunggulah pembalasanku, Aku tidak akan membiarkanmu hidup bahagia walau sedetik pun." Sumpah serapah Rexy saking marahnya dengan keadaan yang terjadi.
Gigi dan rahangnya saling gemeletuk, kilatan amarah terpancar jelas dari kedua bola matanya. Dia sudah berjanji akan melakukan apapun itu, yang penting dia bisa membuat Raisa menderita. Aisyah yang melihat hal tersebut, merinding dan yakin jika masalah ini akan membuat Rexi memiliki dendam yang membara.
Raisa sudah beristirahat di dalam kamar VVIP. Wajahnya teduh, tenang tidak seperti awal mereka menemukan Raisa di dalam kamar hotel. Aisyah dan Rexi belum melakukan apapun cara untuk mencegah kehamilan dari Raisa yang diakibatkan oleh kejadian tersebut. Mereka menunggu Raisa bangun dari pingsannya.
"Semua prosedur kesehatan yang kamu inginkan, dokter sudah menjalankan sesuai dengan perintah dan petunjukmu," Aisyah memandang lekat wajah Rexy yang sedari tadi hanya terdiam.
"Oke," jawabnya singkat.
"Bagaimana dengan Tuan besar dan Daddy kalian?" Aisyah ingin mengetahui reaksi dan tanggapan dari perkataannya melalui mulut Rexy.
"Tidak boleh siapa pun yang tahu dengan apa yang terjadi pada Raisa, setelah dari sini, Kita harus berangkat ke Amerika dan di sana kita akan mulai hidup baru, tinggalkan London segera mungkin."
Rexi membalas memandang Aisyah lalu berucap, "serahkan semuanya padaku, Aku yang akan bicara dengan Kakek dan Mommy dengan masalah ini."
Jam di dinding berdentang dengan nyaring di keheningan malam, di dalam kamar perawatan VVIP room. Seorang gadis remaja terbaring lemah tak berdaya. Beberapa jam kemudian, Raisa sudah sadar dari pengaruh obat bius yang diberikan oleh dokter pada tubuhnya.
Raisa mengerjapkan matanya berulang-ulang, cahaya lampu yang masuk ke dalam retina matanya membuatnya berkedip-kedip berulang kali. Dia lalu mengarahkan pandangannya ke seluruh arah, dan sangat yakin jika dirinya sudah tidak lagi di dalam Kamar Hotel laknat itu.
Ia melihat Kakak keduanya dan Aisyah berbaring. Raisa menggenggam erat ujung selimutnya hingga membuat selimut itu tertarik ujungnya hingga kusut. Arah pandangnya beralih ke daerah sekitar tubuhnya yang penuh dengan luka dan perban.
"Aku tidak akan membiarkan siapapun orang yang telah melakukan semua ini padaku, aku ingin melihat dia menderita melebihi apa yang Aku rasakan."
Tragedi yang dialaminya membuatnya seketika berpikir layaknya seorang perempuan yang sudah cukup umur. Karena, cobaan tersebut mampu mengubahnya dalam sekejap mata.
"Semoga kelak nanti, Aku tidak akan pernah bertemu apa lagi berhubungan dengan pria yang merenggut kesucianku ini."
Aku tidak menyimpan dendam, tapi Aku mengingat fakta-fakta. Kadang lebih baik diam daripada menjelaskan apa yang kita rasakan, karena menyakitkan ketika mereka. bisa mendengar, tapi tak bisa mengerti.
Raisa tidak ingin terus hidup dalam penyesalan, marah dan mengamuk tidak akan menyelesaikan masalah yang dia hadapi. Tetapi, di dalam hatinya dia akan membalas kepada orang yang telah menghancurkan hidup dan masa depannya. Diam-diam dia merencanakan hal itu.
Enam tahun kemudian...
Di dalam sebuah rumah yang cukup besar, seorang pria dan perempuan saling berdebat satu sama lain.
Mereka meributkan waktu yang tepat untuk kembali ke Indonesia. Mereka juga berselisih paham, mengenai tujuan mereka apakah UK atau Jakarta saja terlebih dahulu.
"Kakak, Raisa sudah dewasa loh, bukan gadis remaja lagi," dengan memandang jengah ke arah saudaranya.
Sesekali ia mengunyah makanannya. Rexi kali ini tidak menyetujui dengan apa yang diinginkan oleh adiknya.
"Pokoknya Kakak sudah memutuskan kita akan ke London terlebih dahulu setelah itu, kita akan terbang ke Jakarta dan akan menetap untuk selamanya di sana."
"Tapi, Kakak please, Sha gak mau ke London," rayunya kepada kakaknya.
"Tidak ada tapi-tapian lagi oke." Timpal Rexi yang tidak ingin dibantah lagi.
Rexy berdiri dari posisi duduknya, dengan pakaian setelan kerja yang membungkus tubuh atletisnya membuatnya semakin tampan dan dewasa.
Enam tahun sudah berlalu, mereka sudah mampu untuk menata kehidupan mereka dengan baik. Perjalanan hidup yang mereka lalui membuatnya menjadi lebih dewasa dan kuat dari usia ke duanya.
22 tahun usia yang sangat masih muda, tapi mereka mampu memajukan perusahaan Kakek dan Daddy-nya yang ada di Amerika. Tapi, hingga detik itu juga Raisa belum menemukan petunjuk apapun tentang Mutiara dan pria telah merenggut kehormatannya yang seperti ditelan bumi saja.
Keyakinan Rexy sangat kuat, jika suatu saat nanti di waktu yang tepat dia akan bertemu dengan gadis yang telah menghancurkan masa depan adik kecilnya. Raisa memandang ke arah Aisyah yang duduk di samping kursi yang diduduki oleh Kakaknya.
Del memandang penuh harap kepada Aisyah, agar dirinya mendapatkan bala bantuan dari ibu keduanya. Aisyah bagi kedua anaknya Yuda dan Mira sudah menganggap Aisyah adalah ibunya. Bahkan mereka sudah memutuskan untuk memanggil Aisyah dengan sebutan Ibu.
Aisyah dan keluarganya tidak ada yang keberatan dengan hal tersebut. Mereka malahan bahagia karena mengingat betapa besar jasa-jasa dan kebaikan Aisyah yang tulus dia curahkan dengan segenap hati hanya untuk anak-anak Amairah. Hingga harus memutuskan untuk hidup sendiri tanpa ada niat untuk menikah.
Denis melenggang pergi dari hadapan adiknya yang misruh-misruh tidak jelas, karena mulutnya yang penuh dengan makanan. Segala cacian dan umpatan sudah Raisa perdengarkan
"Kalian memang jahat sama aku, huhuhu," akting nangisnya sangat sempurna tapi, tidak mendapatkan respon yang baik dari saudaranya.
Aisyah hanya tertawa kecil melihat tingkah lucu Nona mudanya yang kadangkala sangat dewasa dan bijak, dan kadang akan berubah manja seperti saat ini.
Beberapa saat kemudian. Dennis sudah dalam perjalanan akan berangkat ke Perusahaan-perusahaan Kakeknya. Tapi, entah kenapa hari ini memutuskan untuk mengendarai mobilnya sendiri tanpa diantar oleh supir pribadinya.
Rexy menikmati semilir angin dingin pagi hari di Kota Los Angeles, Amerika serikat. Pagi suasananya cukup cerah tapi karena masih berada di penghujung musim dingin membuat pagi itu masih terasa dingin di setiap sudut Kota.
Karena kedinginan dia sesekali menggosok tangannya silih berganti. Hingga konsentrasinya buyar saat mengemudikan mobilnya.
Ciiiiiii Tttttttttttttt......
Suara gesekan antara aspal dengan ban mobil forche tipe 911nya membuat suasana pagi yang sedikit legam itu menjadi bising. Mobil yang dikendarai Rexy tiba-tiba berhenti di tengah jalan. Rexy memukul setir mobilnya sebelum turun dari mobilnya untuk memeriksa keadaan.
"Sial!! Dasar orang kurang kerjaan kalau mau bunuh diri jangan pas mobilku lewat di…," makinya dengan emosi yang sudah membuncah tinggi hingga ke ubun-ubunnya.
Tapi, matanya tak berkedip melihat apa yang ditabraknya. Senyumannya langsung terbit dari wajah tampannya. Bukannya menolong malah hanya tersenyum penuh arti dan maksud dengan maksud yang terselubung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
FarAh kHan
typo kakak Author 🤭🤭
2022-08-28
0
Fujiyati endraa
next kakak
2022-08-10
0