Jika jahat dibalas kejahatan, maka itu adalah dendam.
Jika kebaikan dibalas kebaikan maka itu adalah perkara biasa.
Mutiara ingin membuka sabuk pengamannya, tapi percobaan pertama tidak berhasil, percobaan kedua kembali gagal total. Tubuhnya grogi, gemetaran dan keringat dingin mulai bercucuran membasahi pipinya. Hal ini baru pertama kalinya dia alami.
"Kenapa aku tidak bisa membuka seatbelt nya, seakan-akan aku baru kali ini naik mobil segala," umpatnya yang tidak tahu apa yang terjadi padanya.
Rexy yang melihat hal tersebut segera membantunya untuk melepaskan pengait seat belt tersebut dari tubuhnya Mutiara. Tapi karena, jarak mereka terlalu berdekatan hingga hidung mancung mereka saling bertabrakan. Kedua bola matanya membulat sempurna saat wajahnya Rexy sangat dekat dari pandangan matanya.
Mutiara seakan-akan tidak bisa bernafas dengan normal, hingga terasa udara yang ada di dalam rongga hidungnya sudah menipis stoknya. Jantungnya berdendang seperti genderang mau perang saja.
"Kenapa wajahnya semakin aku perhatikan semakin tampan saja, hidungnya yang mancung, bibirnya yang merah dan tipis, alisnya yang tebal akan membuat jantungku berdegup kencang, aku tak membiarkan gadis lain memilikinya."
Perlahan tapi pasti, Rexy memajukan wajahnya hingga tidak ada lagi sekat pemisah diantara mereka. Ia mendaratkan bibirnya di atas bibirnya Mutiara. Dengan beraninya Rexy melakukan percobaan tersebut dan ternyata apa yang dilakukannya mendapatkan lampu hijau.
Mutiara refleks menutup matanya, ia sudah bersiap menanti apapun yang akan dilakukan oleh pria yang sudah membuat hatinya bergetar tidak karuan yang beberapa hari ini membuatnya merindukan kehadiran pria itu di sampingnya. Mutiara menunggu sentuhan Rexy di atas bibirnya.
"Demi adikku aku akan lakukan apa pun itu, dendam ini harus terbalaskan, aku ingin Kamu juga merasakan sakit dan hancurnya dahulu adikku, bahkan aku ingin melihat Kamu lebih menderita darinya."
Ciuman mereka berhenti saat mereka hampir kehabisan nafas. Sedari tadi, Rexy selalu menyuguhkan senyuman untuk Mutiara.
"Kamu sangat cantik sayang," jarinya mengelus ujung bibirnya Mutiara.
Dengan wajah yang kemerah-merahan menahan rasa malunya ia berkata, "Makasih banyak Kak."
"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, kakak berharap kamu juga merasakan cinta untukku," ucap Rexy yang kembali ingin mencium bibirnya Mutiara tetapi langsung dicegah olehnya.
Mutiara mencegah Rexy untuk melanjutkan permainan mereka, "Kita lanjutkan di dalam Apartemenku," tanpa sedikitpun rasa takutnya disaat mengucapkan kata itu.
Rexy tersenyum sumringah lalu melanjutkan menyalakan mesin mobilnya menuju apartemen Mutiara yang tidak jauh dari Cafe tempat mereka berada.
Mesin mobilnya mati, Mutiara menarik tangannya Rexy menuju unit Apartemennya, "Ini yang aku tunggu sedari tadi dari kamu."
Mereka berjalan bergandengan tangan hingga ke dalam kamar pribadinya Mutiara.
"Sangat berani, seperti ini lah dirimu yang berani menjebak adikku dulu hingga masa depannya hancur dan tidak berani untuk menikah dengan siapa pun hingga detik ini." Tatapannya tajam ke arah Mutiara dengan senyuman liciknya sedari tadi tidak pernah pudar sedikitpun.
Mutiara terus melakukan aksinya hingga mampu membangunkan Singa yang sudah lama tertidur dan tidak pernah terusik di dalam kandangnya. Rexy tidak heran dengan apa yang dilakukan oleh Mutiara. Baginya Mutiara hanyalah gadis binal dan nakal yang sangat lihai dan pintar, memerankan perannya di atas ranjang.
"Hari ini aku akan buktikan siapa Rexy Ritchie Arfathan Lee."
Mutiara terus menggoda Rexy hingga pertahanannya runtuh. Pikirannya Rexy kadang kembali normal dan ingin menghentikan apa yang sudah terlanjur terjadi. Hingga mereka terbawa arus suasana yang begitu syahdu, hingga pakaian yang mereka pakai sudah terlepas dari tubuh mereka.
Rexy tidak menampik dan menyangkal jika, tubuhnya Mutiara membuatnya tertantang ingin mencicipi tubuh seksi nan mulus itu, bahkan lebih dari itu berkali-kali.
"Ada apa denganku? kenapa aku tidak bisa mengontrol perasaan aneh yang tiba-tiba muncul di dalam hatiku."
Mutiara semakin dibuat terbang melayang dengan perlakuan yang diberikan oleh Dennis di atas tubuhnya. Sentuhan demi sentuhan yang sangat lembut dari tangannya Rexy, membuat tubuhnya menggelinjang kegelian dan keenakan. Rexy mengungkung tubuhnya Mutiara, hingga ia sudah tidak leluasa lagi untuk bergerak menahan gejolak asmara yang sudah berada di ubun-ubunnya.
Mutiara sesekali mengalungkan kedua kakinya sebagai tanda dia tidak kuasa menahan serbuan serangan dari Dennis.
"Kamu sangat seksi Baby, aku akan berikan yang terbaik untuk Kamu malam ini, sampai-sampai tidak bisa melupakan setiap apa yang aku lakukan hari ini untukmu."
Percobaan demi uji coba terus berlangsung. Hingga beberapa kali terjadi, tapi belum bisa membobol gawang, tapi Rexy terus berusaha untuk melakukan hal itu.
"Kenapa sempit banget, aku kira dia tidak virgin lagi, tapi kalau gini aku sangat suka," tubuhnya terus naik turun hingga seirama dengan detak jarum jam.
Awalnya sangat kaku, tapi seiring berjalannya waktu, gerakan demi gerakan mulai nampak halus. Hingga berujung dengan goyangan yang sangat kuat dengan satu kali hentakan dan tarikan dari tiang bendera yang kokoh mampu menembus ke bagian terdalam dinding rahim Liora.
Sehingga teriakan keras bersamaan dengan air matanya mengalir deras bersamaan dengan jebolnya pertahanan gawang milik Liora.
"Aaaaahhhhhh!!!
"Kenapa dia harus berteriak dan menangis? bukannya apa yang Aku lakukan membuatnya berteriak keasyikan, sekarang malah meneteskan air matanya, apa dia terlalu bahagia?"
Walaupun sakit, Liora menahan perih dan kesakitan di bagian sensitifnya akibat dari robeknya benda yang selama ini menahan dan menjadi pelindung terkuat dari daerah intimnya. Semburan lava panas disertai dengan cairan yang hangat menembus ke bagian paling terdalam miliknya.
Kenikmatan yang dirasakan oleh Mutiara, hampir saja melupakan alasan dan tujuan utamanya untuk melakukan hal itu semua. Tubuh Mutiara terkulai lemas setelah Redy menghentikan pekerjaannya. Ekor matanya melihat ada noda darah di atas seprei bersama dengan cairan kentalnya.
"Ohhhh, sial ternyata dia masih perawan," umpatnya lalu segera berdiri untuk memunguti semua pakaiannya lalu dengan tergesa-gesa memakainya.
Rexy sedikit menyesal karena lupa memakai alat pengaman.
"Tidak ada yang boleh lihat Aku berada di sini, Aku harus segera pergi dari hidupnya untuk selamanya." Rexy segera memungut pakaiannya yang berceceran di atas lantai. Kemudian dia keluar dari kamar itu dan meninggalkan Mutiara yang sudah memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Masitha Hamrud💗
typonya banyak kak author
2022-09-13
0
Bandar Jayalampung
ko mutiara GK da kbrnya ya
2022-08-18
1