"Ayolah Nin, jangan kaku model kanebo gini. Ayo kita pulang, memangnya kamu tak merasa malu di lihatin orang seperti itu. Ayo cepat naik, nanti kita bicarakan lagi di tempat lain," paksa Arga hingga akhirnya mau tak mau dirinya terpaksa naik ke motor.
"Stop! Stop! Stop! Aku berhenti di sini saja, turunin aku," ujar Anin. Namun, Arga tak mempedulikan ucapan wanita yang masih resmi menjadi istrinya.
"Tunggu! Kita berhenti di depan. Aku sudah tak tahan buang air kecil," ucap Arga dan Anin mengikutinya.
"Jangan kemana-mana ya! Tunggu aku dulu di sini! Tolong pegang dulu ponsel aku," titah Arga sambil memberikan ponselnya ke Anin.
Anin menuruti laki-laki yang menjadi suaminya, dia mencari tempat untuk duduk karena toilet terlihat antri. Ponsel Arga berdering, tanda ada pesan whatsapp masuk.
"Tak biasanya ponselnya di password begini," gumam Anin saat dirinya hendak melihat pesan chat di ponsel suaminya.
Anin gagal untuk membuka ponsel suaminya. Anin mencoba menarik kebawah, hanya untuk melihat notifikasi pesan yang masuk. Matanya membulat sempurna, saat melihat pesan chat menanyakan suaminya dimana. Tertulis namanya Seli Cintaku.
"Apa-apaan ini? Jadi Mas Arga selama ini selingkuh? Seli itu bukan hanya teman SMA-nya, tetapi kekasihnya. Benar-benar kurang ajar ini laki-laki. Sudah pengangguran, kasar, sekarang nambah lagi selingkuh. Tak bisa dibiarkan ini," ucap Anin bermonolog dengan hatinya.
Arga keluar dengan santai, dia tak berpikir kalau Seli akan menghubungi dirinya dan Anin tak mencurigai kalau dirinya memiliki hubungan dengan Seli. Wajah Anin sejak tadi terlihat memerah menahan perasaan marah dan kesalnya. Baru melihat pesan chat saja, hatinya sudah bergetar.
"Kamu mau buang air kecil juga tidak?" tanya Arga seperti tak ada apa-apa.
"Tidak! Aku mau pulang," bentak Anin.
"Kamu itu kenapa sih? Heran aku sama kamu, bawaannya ingin ngegas terus. Yang ada nanti anak kita menjadi anak yang keras. Ingat kamu itu lagi hamil," ujar Arga.
"Kamu selingkuh kan sama Seli? Kamu nipu aku selama ini? Seli itu bukan sekedar teman SMA kamu kan, dia itu pacar kamu," cerocos Anin. Gilanya Arga hanya tersenyum menanggapinya. Ada saja idenya untuk berkelit.
"Tuh kan, berarti kamu itu masih cinta aku. Buktinya kamu cemburu, memang aku sengaja buat kamu terpancing. Ternyata rencana aku berhasil," sahut Arga dengan santainya.
"Maksud kamu apa?" tanya Anin menyelidik menatap wajah suaminya serius.
Arga berbohong. Padahal awalnya dia merasa kaget, dan mengumpat Seli yang menghubungi dirinya. Padahal Arga kerap memperingatkan Seli untuk tidak menghubungi dirinya, sampai dirinya yang akan menghubungi dirinya.
"Sebelum bertemu kamu, aku sudah merencanakan memberikan password di ponsel aku dan menamai Seli di ponsel aku dengan nama Seli Cintaku. Aku ingin tahu reaksi kamu, dan rencana aku berhasil. Aku tahu kalau kamu masih mencintai aku, sudahlah jangan keras kepala. Pikirkan anak kita. Lebih baik kita kembali, aku janji akan berusaha mencari pekerjaan. Aku yakin pasti ada rezekinya untuk anak. Please Nin, jangan keras kepala. Iya aku mengaku salah, tetapi tolong jangan hukum aku seperti ini! Kamu dan anak kita yang membuat aku terus bersemangat mencari pekerjaan. Kalau kamu tak mau lagi mendampingi aku, berarti kamu mematahkan semangat aku," rayu Arga dengan membohongi Anin.
"Alasan saja, kalau hanya mengetes aku. Kenapa Seli memanggil kamu Sayang dan dia menanyakan kamu lagi dimana," sahut Anin membuat Arga terlihat gugup seperti orang yang tertangkap basah melakukan kesalahan.
Arga langsung menghapus pesan chat dari Seli, untuk menghilangkan jejak. Arga tetap saja tak mengakui kesalahannya. Dia masih saja bilang kalau Seli hanya sekedar teman biasa.
"Ya sudah terserah kamu saja. Nanti juga suatu saat nanti pasti akan ketawan kebusukan kamu. Namanya bangkai, meskipun di tutupi seperti apa, suatu saat nanti pasti akan tercium juga. Cepat atau lambat pasti akan terbongkar," sindir Anin membuat Arga salah tingkah. Arga memilih untuk diam, tak merespon ucapan Anin. Dirinya melajukan kembali kendaraannya.
"Sudah ku bilang jangan menghubungi aku, sampai aku yang menghubungi duluan. Masih saja mengulanginya," umpat Arga dalam hati untuk Seli.
"Aku tak ingin pulang! Turunin aku di sini! Aku mau pulang ke rumah orang tua aku," teriak Anin.
"Bisa diam tidak mulut kamu? Aku bilang tunggu, kita selesaikan nanti," ucap Arga.
Benar saja, Arga membawa Anin pulang ke rumah yang mereka tempati bersama.
"Lihat tuh rumah, tak terurus seperti itu! Karena tak ada Nyonya dan Tuan rumahnya. Apa kamu tak menyesali perbuatan kamu? Seharusnya rumah itu menjadi rumah tempat berbagi kasih sayang, kelak rumah itu akan terdengar suara tangis anak kita. Ayo masuk ke dalam," cerocos Arga.
"Kamu yang menghancurkan semua harapan aku. Kamu tak bisa menjadi suami sesuai harapan aku. Ya sudah biarin saja, rumah ini seperti apa adanya. Nanti aku akan menyuruh orang untuk membersihkannya. Aku ingin pulang sekarang. Lagi pula semua ini hanyalah sementara, nanti setelah anak ini lahir, aku juga akan kembali ke rumah ini. Namun, yang pasti aku tak akan pernah membawa kamu ke rumah ini lagi," cerocos Anin.
"Sombong sekali kamu. Yakin sekali kita akan berpisah. Tidak akan! Sampai kapan pun aku akan memperjuangkannya. Segila apapun aku, aku tetap prioritaskan keutuhan rumah tangga. Aku akan selalu menjadikan kamu istri satu-satuannya. Memang aku kasar, tak berguna menurut kamu karena aku masih saja menganggur. Namun yang pasti aku tetap mencintai keluarga aku," ujar Arga.
"Terserah kamu! Aku mau pulang," ujar Anin dan pergi meninggalkan Arga begitu saja.
Arga langsung mengejarnya dan menyuruh Anin naik ke motornya. Selama dalam perjalanan, mereka berdua hanya diam. Tak ada sepatah kata pun terlontar dari bibir Arga maupun Anin. Sesuai permintaan Anin, Arga mengantarkan Anin sampai depan pagar rumah Anin. Anin tak menawarkan Arga untuk mampir, dia masuk begitu saja ke dalam rumah.
Kini giliran Seli yang mendapatkan sasaran empuk kekesalan Arga. Arga menepikan motornya berniat menghubungi Seli. Mendengar ponselnya berdering, tentu saja Seli merasa bahagia. Terlebih nama Arga yang muncul di layar ponselnya.
"Berapa kali aku bilang, jangan pernah menghubungi aku duluan! Kenapa sih masih saja mengulanginya? Kamu tau tidak? Gara-gara kamu, hubungan aku sama Anin semakin rumit. Dia mencurigai kita, dia curiga kalau kita memiliki hubungan," cerocos Arga.
"Bagus dong kalau Anin tahu, jadi bisa mempercepat proses perceraian kamu," sahut Seli.
"Tutup mulut kamu! Beberapa kali aku bilang, sampai kapanpun hanya Anin istri aku," bentak Arga sampai suaranya bergetar.
Rasanya dia tak terima, kalau sampai Anin bercerai dengannya. Arga seperti laki-laki yang tak waras, tak memiliki hati dan perasaan. Dia tak menyadari kalau perbuatannya melukai hati Seli
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
3 semprul
lanange dablek....
2022-09-25
0
Maisyaroh
males komen sebenarnya..pokoknya kalo Anin gk cerai juga sama Arga d bab selanjutnya aq males komennya
2022-08-28
1
Nur Nuy
No. Comment dah di tunggu punya penyakit kelamin aja tuh pasangan zina
2022-08-28
1