Bodohnya Seli menuruti saja permintaan Arga. Kini Seli menjadi sumber pendapatan Arga. Arga pamit pulang setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Padahal Seli meminta Arga untuk menemaninya.
"Kalau mau sama aku, makanya secepatnya sembuh dan pulang ke kosan. Nanti baru aku temani," ujar Arga dan Seli mengangguk patuh.
Arga tersenyum bahagia. Rasa sakit yang dia dulu rasakan karena pengkhianatan Seli kepadanya, sudah terbalaskan. Kini Seli yang merasakan apa yang Arga rasakan dulu.
"Dari mana saja kamu? Kamu itu harus semangat mencari kerja, agar istri kamu mau kembali sama kamu. Buktikan kesungguhan hati kamu, kalau kamu adalah suami yang bertanggung jawab untuk keluarga," cerocos Ibu Eliza kepada anaknya.
"Iya. Tanpa Ibu suruh, Arga juga sudah berusaha. Memang belum dapat saja. Ini juga Arga habis dari teman, ngomongin masalah kerjaan. Doakan saja, semoga semuanya dipermudah," sahut Arga yang langsung pergi meninggalkan sang Ibu begitu saja.
Cukup Arga mau menghubungi dirinya, Seli sudah merasa senang. Cinta membutakan dirinya. Sampai dirinya tak bisa melihat mana yang baik dan mana yang salah.
"Yang, hari ini aku sudah diperbolehkan pulang. Kamu jemput aku ya," ujar Seli. Demi dirinya bisa terus bersama Arga, Seli tak memberitahukan kepada orang tuanya tentang hubungan dirinya dengan Arga. Bahkan saat dirinya masuk rumah sakit, Seli meminta Anggi untuk tidak memberitahu tentang apa yang terjadi dengannya.
Sesuai janjinya, Arga akan menjemput kekasihnya dan mengantarkan Seli ke kosannya. Terlebih dirinya sudah sangat menginginkannya. Seli tersenyum kala melihat kekasihnya sudah datang menjemput dirinya. Arga mengambil tas pakaian Seli dan menentengnya. Sayangnya hubungan mereka tak akan pernah ada ujungnya, Arga hanya menjadikan dirinya kekasih gelapnya.
"Yang, makan dulu dong. Aku lapar, tadi belum sempat makan. Bangun tidur, langsung jemput kamu," ujar Arga dan Seli mengiyakan.
Kini mereka sudah berada di sebuah restoran padang. Arga langsung memesan makanan yang dia inginkan. Sedangkan Seli masih merasa tak nap*su makan. Dia hanya menemani Arga makan, memperhatikan kekasihnya yang makan sangat lahap.
"Kamu enggak makan," tanya Arga dan Seli hanya menggelengkan kepalanya. Dengan cueknya Arga melanjutkan makannya kembali dan hanya berkata oh.
Setelah selesai makan, mereka melanjutkan kembali perjalanan. Hingga akhirnya sampai di kosan Seli. Arga masuk ke dalam, mengikuti Seli dari belakang.
Tanpa menunda waktu, Arga langsung menyerang Seli. Dia tak peduli dengan tubuh kekasihnya yang masih terasa lemas, baginya yang terpenting hasratnya bisa tersalurkan. Mau tak mau Seli terpaksa melayani kekasihnya. Hingga akhirnya pergulatan panas di ranjang terjadi.
"Terima kasih Sayang," ucap Arga sambil mengecup kening kekasihnya.
Seli terlihat terkulai lemas tak berdaya, akibat keperkasaan kekasihnya. Mereka berdua kini sedang mengatur napasnya yang terengah-engah. Jantungnya masih berpacu sangat cepat.
"Kamu tak menemani aku?" tanya Seli yang masih terlihat lemas. Arga terlihat sedang memakai celananya kembali.
"Belum bisa. Aku lagi ada urusan. Besok aku kesini lagi. Kamu kerja ga besok," ujar Arga cuek.
"Pasti urusan si Anin," gerutu Seli dalam hati.
Sayangnya Seli tak bisa bicara ke Arga, dia yakin Arga akan marah jika dirinya membahas hal itu. Hingga akhirnya Seli lebih memilih memendamnya dalam hati. Seli hanya bisa diam melihat kekasihnya pergi meninggalkan dirinya begitu saja.
Arga baru saja sampai di rumah, dirinya memilih untuk langsung ke kamarnya. Tubuhnya terasa lelah, setelah olahraga ranjang bersama kekasihnya di kosan tadi. Merdeka sekali hidupnya, hidup seperti bujangan.
"Gimana istrinya tak kesel kalau di rumah kerjaannya tidur terus, sholat tak pernah. Sekalinya bangun, pergi. Kalau malam begadang terus, kerjaannya main game online. Mau jadi apa coba ini anak, padahal istrinya lagi hamil anaknya. Otaknya kok masih tak terbuka juga sih," gerutu Ibu Eliza. Dirinya menjadi merasa geram sendiri, melihat tingkah anaknya.
***
"Sayang, kapan kamu memaafkan aku? Aku sudah merindukan kamu," tulis Arga.
Meskipun Anin blokir nomor WhatsApp Arga. Arga yakin kalau pesan SMS tetap masuk, dan Anin membacanya. Anin tersenyum sinis. Jika sudah seperti ini, suaminya bersikap manis padanya.
"Cih, kamu kira, semudah itu aku memaafkan kamu? Aku ingin melihat kesungguhan hati kamu, untuk berubah. Kalau aku tak bersikap keras kepada kamu, aku pastikan kamu akan betah menjadi seorang pengangguran," umpat Anin.
Anin memilih tak merespon pesan SMS suaminya, agar suaminya sadar. Dia tak peduli, meskipun Arga masih menjadi suaminya. Arga harus mengeluarkan jurus jitu saat dirinya meyakinkan Anin untuk menikah dengan Arga dulu. Berbagai 2. Dia mencintai Anin, tetapi tetap menginginkan Seli. keduanya kini menjadi sumber pendapatan bagi Arga.
Ternyata hal itu tak menyurutkan Arga untuk menaklukkan hati Anin. Dirinya berniat ke kantor Anin, untuk menemuinya. Dia tak peduli jika nantinya Anin akan mengusirnya. Arga sudah terlihat rapih, dan bersiap-siap ingin menjemput istrinya.
Setelah sampai di kantor Anin, Arga langsung memarkirkan motornya dan memilih menunggu Anin dari luar. Dia sengaja menunggu Anin pulang bekerja. Arga terlihat mengepalkan tangannya, saat Anin keluar dari kantor bersama seorang laki-laki. Hatinya bertambah panas saat Anin hendak naik ke mobil.
"Anin."
Arga berteriak memanggil nama Anin, saat kaki Anin mulai naik ke mobil. Suara teriakan Arga, membuat Anin menengok ke sumber suara. Arga bergegas menghampiri Anin dengan memberi tatapan tajam.
"Ouh jadi laki-laki ini yang membuat kamu ingin berpisah sama aku? Jangan harap! Aku tidak akan pernah melepaskan kamu sampai kapan pun," ujar Arga.
"Kamu itu apa-apaan sih Mas? Dia itu atasan aku, bikin malu saja! Jangan asal bicara, Pak Raihan itu hanya berniat mengajak aku bareng untuk pulang. Kebetulan rumahnya melewati rumah Mama. Sudah sana, aku mau pulang! Ganggu saja. Kan aku sudah bilang sama kamu, aku mau pisah sama kamu setelah anak kita lahir. Aku sudah capek menjalani rumah tangga sama aku," cerocos Anin.
Mendengar penuturan Anin, Arga terlihat semakin marah. Dia menarik tangan Anin dengan kasar dan memaksanya untuk turun. Membuat Anin terpaksa turun karena merasa tak enak hati dengan bosnya.
"Maaf ya Pak. Mohon maaf telah membuat Bapak merasa tak nyaman. Terima kasih atas kebaikan Bapak," ucap Anin
"Ya tak apa. Kamu hati-hati ya, saya pamit duluan ya," ujar Pak Raihan dan Anin menganggukkan kepalanya.
"Lepasin! Aku tak sudi kamu sentuh! Sudah sana pulang, aku malas lihat wajah kamu," ucap Anin ketus.
Arga tetap saja memaksa Anin untuk pulang bersamanya. Meskipun Anin sudah menolaknya.
"Aku mau pulang! Kamu tak perlu mengantar," ujar Anin ketus.
"Ingat Nin, aku ini masih suami kamu. Tak pantas kamu bicara seperti itu," ujar Arga merasa tak terima.
"Memang benar tetapi kamu hanyalah suami yang tak berguna, suami yang tidak pernah berpikir untuk memberi nafkah istrinya. Suami pengangguran, yang selalu bergantung sama istrinya," ucap Anin membuat Arga merasa panas. Wajahnya sudah terlihat memerah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
koq pak bos diem aja liat Anin diperlakukan kasar ?
biarpun itu urusan domestik orang lain, tp belain donk pak kalo ada lakik berbuat kasar sama perempuan ... 🤦♀️
2023-08-24
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
akhirnya bu Eliza bisa liat sendiri kelakuan anaknya yg somplak dan sengklek... bikin enegh, kan bu ???
itu baru kelakuan nya buuu...
ibu bayangin Anin ... dapet juga kata2 dan perlakuan yg kasar ...
kalo menurut ibu, Anin harus bertahan juga ? pikiiiiiirrrr !!!
2023-08-24
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Arga itu b3j4d, lucknut, br3ngs3k, kur4n9adj4r, s0nt0l0y0 ... apalagi ya ?
spt nya semua kata2 caci maki yg ada di seluruh dunia, habis diborong Arga ... 🤮😡
2023-08-24
0