"Lepasin! Kamu berani ya berbuat kasar sama aku? Sudah pengangguran, masih saja tak tahu diri berani menyakiti aku," umpat Anin.
Tentu saja ucapan Anin, memicu pertengkaran Anin dengan Arga. Arga merasa tidak terima. Dia tetap pada pendiriannya. Tidak akan pernah mau berpisah dengan Anin. Meskipun pernikahan mereka kerap di bumbui pertengkaran.
"Aku mau cerai, Mas! Aku sudah tidak tahan hidup sama kamu! Aku cape, harus terlihat bahagia di depan semua orang. Menutupi kelakuan kamu," ujar Anin.
"Aku yakin kamu akan selalu mempertahankan aku dan tak akan pernah pergi meninggalkan aku," sahut Arga dengan percaya diri.
"Percaya diri sekali kamu, Mas," ucap Anin sinis.
"Dengar ya! Sampai kapan pun kamu tetap milik aku! Sampai kapan pun aku tak akan pernah melepaskan kamu!" ancam Arga.
Arga seperti orang yang tak waras. Dia mencintai Anin, tetapi dia selalu menyakiti hati Anin. Cinta seperti apakah yang dia miliki untuk Anin?
"Cape aku ngomong sam kamu, Mas! Nyesal aku nikah sama kamu. Jika akhirnya akan seperti ini, lebih baik aku menolak pinangan kamu. Aku benar-benar salah memilih. Ternyata semua laki-laki sama saja, sering kali menyakiti hati seorang wanita," cerocos Anin.
Dengan kekuatan yang dia miliki, Anin mendorong tubuh suaminya dengan kuat. Di saat Arga lengah, Anin berhasil membuat Arga terjatuh. Anin memilih pergi meninggalkan Arga dan mengemaskan barang-barang miliknya.
Cinta begitu menyakitkan, berharap mendapatkan kebahagiaan dari laki-laki pilihannya. Anin justru mendapatkan goresan luka dari Arga. Setelah pengkhianatan yang dilakukan sang mantan pacar, membuat Anin menutup hatinya sementara untuk seorang laki-laki. Hadirnya Arga memberikan angin segar untuk Anin.
"Mungkinkah aku tak akan pernah mendapatkan cinta yang tulus di dunia ini? Mereka datang hanya untuk menyakiti hati aku. Menggoreskan luka di hatiku. Apa salahku? Hingga aku selalu mendapatkan penderitaan seperti ini," ucap Anin lirih.
Pertemuan tak di sengaja, berujung ingin saling mengenal. Kehadiran Arga membuat Anin melupakan sang mantan kekasih. Dengan sabarnya, Arga berusaha untuk menyakinkan Anin. Bahwa, masih ada laki-laki yang tulus mencintai dirinya. Arga hadir datang dengan sejuta rasa untuk Anin.
"Aku akan urus perceraian kita! Lebih baik kita berpisah, dari pada terus-menerus saling menyakiti," ujar Anin tegas.
"Tidak! Ku mohon jangan tinggalkan aku! Aku tak bisa hidup sama kamu! Aku mencintai kamu," ucap Arga memohon.
Lagi-lagi Arga memohon agar Anin tak meninggalkan dirinya. Arga tak ingin pisah dengan Anin. Dia tetap ingin mempertahankan pernikahannya dengan Anin.
"Kamu selalu saja seperti ini, Mas! Memangnya aku ini tak punya hati dan perasaan? Seenaknya saja kamu menyakiti hati aku dan dengan mudahnya meminta maaf. Sampai kapan Mas kamu akan seperti ini? Aku cape terus menerus seperti ini! Aku ingin hidup bahagia. Jika kamu tak bisa memberikan aku kebahagiaan, biar aku mencari kebahagiaan dengan cara aku sendiri," ungkap Anin.
Arga langsung memeluk tubuh Anin erat. Dia tak akan pernah membiarkan Anin pergi dari hidupnya. Meskipun Anin sering kali bersikap tegas kepadanya, Anin tetap yang terbaik baginya.
Arga langsung menggendong tubuh Anin dan membawanya ke ranjang. Anin mencoba berontak. Hatinya merasa panas. Namun, kekuatan Arga lebih kuat. Dia membuka paksa pakaian yang menempel di tubuh istrinya.
"Jika dengan cara baik-baik kamu tak bisa, maka aku akan melakukan cara lain. Membuat kamu segera hamil! Agar kamu tak bisa terlepas dari aku! Sampai kapan pun, kamu tetap menjadi milik aku!" ujar Arga.
Anin berusaha kabur, terlepas dari Arga. Saat Arga melucuti pakaiannya dan sudah sekarang sudah dalam keadaan polos. Semua seakan sudah di perhitungkan oleh Arga. Dia mengunci dan menyimpan kunci itu, agar Anin tak bisa terlepas darinya. Arga langsung menangkap Anin kembali dan membawanya ke ranjang dan mengukungnya.
"Kamu gi*la, Mas!"
"Kamu yang buat aku seperti ini," ujar Arga.
Arga begitu menyeramkan, seperti orang kesetanan. Membuat Anin ketakutan. Dia takut, jika nantinya Arga akan berbuat nekat kepadanya.
"Sudah aku bilang, kalau kamu itu hanya milik aku! Aku tak akan pernah membiarkan kamu, di miliki oleh siapa pun. Jika kamu menolak melayani suamimu, kamu akan berdosa," ujar Arga.
Bagaimana pun, status Arga masih menjadi suaminya. Dirinya akan berdosa jika tak melayani sang suami. Anin lebih memilih bersikap pasrah. Rasa cintanya kepada sang suami perlahan hilang, terkikis karena perbuatan Arga kepadanya.
"Lakukan saja yang apa kau inginkan? Kau boleh menikmati tubuhku, tetapi jangan harap kau akan mendapatkan cinta aku! Rasa cintaku padamu, telah pudar karena luka yang kau goreskan!"
Arga yang sudah di tutupi nap*su birahi. Tak mempedulikan ucapan istrinya. Dia sibuk dengan memuaskan dirinya sendiri. Anin seperti seorang patung yang hanya bisa dinikmati tubuhnya.
"Kamu benar-benar sudah tak waras! Bahkan aku bersikap seperti ini pun, kau tak peduli," gumam Anin dalam hati.
Anin hanya melihat sang suami yang sibuk menggagahi tubuhnya. Anin hanya bersikap datar, saat Arga memasukkan miliknya ke dalam mulutnya. Arga mende*sah sendiri, sedang Anin tak menikmati sedikit pun permainan suaminya. Anin hanya bisa meringis saat sang suami menggagahi dirinya dengan kasar.
Sakit. Itulah yang Anin rasakan. Anin merasakan perih di hati dan area sensitifnya. Suaminya benar-benar tak memiliki hati.
"Aku sudah menabur benih di rahim kamu. Jangan harap kau akan pernah terlepas dari aku. Aku mencintai kamu," ucap Arga dan tak lupa memberikan kecupan di kening istrinya.
Kemudian dirinya bangkit untuk membersihkan sisa percintaannya dengan sang istri. Anin hanya dia terpaku menatap sang suami. Dia benar-benar tak mengenal sosok laki-laki yang berada di hadapannya.
Jika Arga mencintai Anin, mengapa dia bersikap seperti itu? Tetap saja dirinya salah. Mencintai seorang istri tak seperti itu. Bukan hanya sebuah kata-kata saja. Namun, harus dengan perbuatan.
"Ku mohon jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku. Kamu itu jodohnya aku. Allah sudah mengirimkan kamu untuk aku," ujar Arga saat melihat Anin sudah memakai pakaiannya kembali.
"Kita Jalan-jalan yuk! Aku takut kamu merasa jenuh, hingga membuat kamu mudah terbawa emosi," ajak Arga.
Arga bersikap seperti orang yang tak bersalah. Selalu saja sikap yang dia lakukan hanya bumbu di pernikahan mereka. Pertengkaran di sebuah pernikahan bagi Arga suatu hal yang biasa. Agar pasangan bisa saling mengenal satu sama lain. Justru jika tak ada perdebatan seperti ini, pasangan bagaimana bisa tahu.
"Sudah ya jangan berpikir macam-macam lagi! Kamu itu hanya milik aku! Kita hanya butuh untuk saling mengerti. Aku juga tak ingin kok menyakiti hati kamu, tolong kamu jangan meruncing permasalahan," ucap Arga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Jeni Safitri
Gampang anin kalau arga tidak mau kerja jangan masak dan jangan kasih uang simpan uangmu di bank atau kamu pergi aja dari rumah itu diam" kalau dia jemput ke kantor jawab dgn tegas kalau dia wajib kasih biaya hidup ke kamu tiap bulan kalau tidak kamu ngk mau balik
2024-04-18
2
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
jangan terpengaruh, Anin ... lebih baik kamu lepas dari orang psycho spt Arga.
2023-08-23
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
krn Anin sumber kehidupan kamu ya Ga ... 🤪🤪
2023-08-23
0