"Sayang,," ucap Devan sambil mempercepat langkahnya lalu memegang lengan Jessica,, berusaha membujuk Jessica yang sedang marah agar kembali tersenyum lagi.
Devan benar-benar tidak ingin istri yang sangat dicintainya itu marah padanya.
"Kamu kenapa sih harus perhatian banget sama dia? kamu nggak mikirin banget perasaan aku,, aku itu nggak suka kalau kamu perhatian banget pada Nayla,," ucap Jessica yang sangat kesal pada Devan.
"Tidak ada wanita lain selain kamu sayang,, aku sangat mencintai kamu,, percaya padaku,," ucap Devan lalu memeluk Jessica dengan erat karena tidak ingin istrinya itu marah.
"Kamu kenapa sangat marah kalau aku memeriksa Nayla,, apa kamu tidak ingat berapa banyak pasien wanita yang aku periksa ketika di rumah sakit?" ucap Devan lagi.
Jessica mulai mengurangi rasa marahnya dan mulai mengerti dengan pekerjaan Devan,, karena Devan seorang dokter dan kesembuhan pasien adalah nomor satu.
"Kami sudah di sumpah sayang untuk menjalankan tugas sebagai dokter ini,," ucap Devan lagi sambil terus memeluk erat Jessica mencoba meredakan amarah istrinya itu.
"Maaf yah sayang kalau aku terlalu berlebihan,," ucap Jessica sambil memeluk Devan juga merasa bersalah karena tadi marah pada Devan.
Tanpa sengaja Nayla melewati taman dan melihat langsung Devan dan Jessica sedang berpelukan,, bahkan Nayla mendengar juga alasan Devan pada Jessica.
Pandangan mata Devan bertemu dengan mata Nayla yang sedang berdiri melihat mereka berpelukan mesra,, setelah itu Nayla memutuskan untuk pergi.
Tengah malam...
Nayla yang memang selalu lapar ketika tengah malam segera bangun dari tidurnya lalu ke dapur, menyeduh mie yang akan mengganjal perutnya,, lagi asik-asik menyeduh mie tiba-tiba Devan datang.
"Jangan makan mie terus-menerus,, kan sudah aku katakan sebelumnya,," ucap Devan lalu segera mengambil mie tersebut dan membawanya ke wastafel.
Mata Nayla berkaca-kaca begitu melihat mie yang sudah dia seduh diambil Devan lalu di simpan di wastafel, padahal Nayla sudah sangat lapar sekali. Dan ingin sekali memakan mie itu yang sangat menggugah seleranya.
"Jangan menangis," ucap Devan begitu melihat mata Nayla yang sudah berkaca-kaca.
"Ayo duduk dulu,," ucap Devan lagi sambil memperlihatkan paperbag yang dibawanya,, lalu Devan letakkan di atas meja.
Nayla hanya diam dan menuruti ucapan Devan,, Nayla juga hanya tertunduk sambil mengingat mie yang seharusnya saat ini sedang dia makan namun Devan malah membuangnya. Rasa lapar Nayla semakin terasa.
"Ini makan dulu,," ucap Devan memberikan soto kepada Nayla,, lalu dengan segera membuatkan segelas susu hangat untuk Nayla juga.
Nayla langsung melihat Devan dengan tatapan bingungnya. Devan masih membuatkan susu untuk Nayla.
"Jangan makan mie terus-menerus,, kan sudah aku larang sebelumnya,, jadi sekarang kamu makan ini saja,, aku sudah sengaja membelikan mu tadi,," ucap Devan sudah selesai membuat susu hangat,, lalu segera menuangkan soto ke dalam piring dan langsung diberikan pada Nayla beserta susu hangat yang sudah dibuatnya.
Tanpa pikir panjang dan bicara Nayla langsung mengambil sendok lalu segera memakan soto tersebut karena benar-benar sangat lapar.
Soto itu benar-benar enak dan dalam sekejap Nayla menghabiskannya.
"Minum susu," ucap Devan lagi sambil memberikan susu kepada Nayla. Dan Nayla segera meminumnya hingga habis.
Tanpa bicara apa-apa Nayla segera berdiri lalu membersihkan piring dan gelas yang habis digunakannya.
Setelah itu tanpa bicara apapun lagi,, Nayla berjalan masuk ke dalam kamarnya karena sudah sangat kenyang dan juga sudah sangat larut,, tanpa memperdulikan Devan yang masih duduk menatap Nayla penuh kebingungan.
Devan terus melihat Nayla yang berjalan menuju kamar,, dengan perasaan bingung.
Apakah dia wanita yang pendiam? kenapa aku jarang sekali mendengar dia berbicara? batin Devan penuh tanda tanya dan keheranan dengan sifat Nayla.
"Devan," ucap Andini yang membuat Devan tersentak kaget karena sejak tadi Devan terus memikirkan sifat Nayla.
"Kakak ini ngagetin aja sih,, untung aku nggak punya penyakit jantung,," ucap Devan sambil mengelus dadanya.
"Kamu ngapain lihatin Nayla sampai segitunya?" tanya Andini sambil melihat Devan.
Andini tidak tau mengenai Devan yang menemani Nayla makan,, tapi Andini melihat Devan yang sedang menatap Nayla ketika Nayla masuk ke dalam kamar.
"Kak,, Nayla itu memang pendiam yah orangnya?" tanya Devan kepada Andini.
Meskipun selama ini mereka satu tempat tinggal,, tapi Devan dan Nayla memang tak pernah saling bertegur sapa,, hingga kejadian malam itu dimana Devan mengambil keperawanan nya hingga membuat Nayla hamil,, dan itu mengharuskan Devan terus memantau Nayla yang sedang mengandung anaknya.
"Nggak juga kok,, dia itu nggak terlalu pendiam awalnya,, dia itu gadis yang ceria,, suka tersenyum,, banyak bicara pokoknya dia itu ramah orangnya,, kakak juga bingung sih,, tapi dia berubah begitu kalau diingat-ingat semenjak kamu menikah Devan,," ucap Andini sambil mengingat-ingat perubahan Nayla.
"Jangan-jangan Nayla suka sama kamu,, dan patah hati ketika kamu menikah,," tebak Andini asal-asalan.
"Kak Andini jangan begitu,, menuduh tanpa bukti itu tidak baik," ucap Devan.
"Iya juga sih,, lagian kakak hanya bercanda saja kok,, mana mungkin juga itu terjadi,, ya udah kakak mau kembali ke kamar lagi," ucap Andini sambil membawa segelas air.
Begitu merasa Andini sudah benar-benar masuk ke dalam kamar. Devan dengan segera berjalan menuju kamar Nayla.
Namun pintu kamar Nayla terkunci, Devan dengan segera mengetuk pintu kamar Nayla.
Nayla yang hampir saja tertidur dengan terpaksa bangun kembali karena mendengar ketukan pada pintu kamarnya,, dengan malas Nayla bangun membuka pintu. Nayla sedikit terkejut begitu melihat Devan yang mengetuk pintu kamarnya,, Nayla bertanya-tanya di dalam otaknya mengapa Devan mengetuk pintu kamarnya.
"Boleh aku masuk?" tanya Devan sambil melihat di sekeliling nya takut nanti ada yang melihat dirinya berada di depan pintu kamar Nayla.
Nayla diam sejenak lalu mengizinkan Devan masuk,, karena Nayla tidak ada hak melarang Devan,, Devan pemilik rumah ini dan dia cuma menumpang ditambah lagi Devan adalah suaminya.
"Aku ingin memeriksa keadaan kamu Nayla,," ucap Devan sambil melihat Nayla yang tampak seperti robot saja.
Dan lagi-lagi Nayla pun menuruti ucapan Devan,, membiarkan dirinya diperiksa oleh Devan.
"Nayla,, apa kamu tidak pernah makan? kandungan kamu sangat lemah sekali,," ucap Devan yang merasa kandungan Nayla memerlukan perawatan khusus karena sangat lemah.
Nayla hanya diam saja membiarkan Devan berbicara,, Nayla pikir percuma saja mengatakan pada Devan,, tidak ada artinya.
"Jangan lagi makan mie dan kamu harus minum susu,, ingat yang aku katakan jangan lupa atau sengaja melanggarnya," ucap Devan lagi,, lalu segera mengambil ponsel Nayla dan memasukkan nomor ponselnya di ponsel Nayla dan begitupun sebaliknya,, Devan menyimpan nomor ponsel Nayla juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
Devan sdh memberikan perhatian pada Nayla
2022-08-17
2
Nci
Devan bawa segera Nayla ke rumah yg kamu belikan unt Nayla. Ketika malam lagi berduaan Nayla di dapur ggak khawatir kepergok sama orang rumah liat terutama Jessica. Untung Andini yang liat kalau Jessica pasti heboh deh.. Bagus deh simpan no kontak di masing masing hpnya.. Kamu harus kuat Nay !!!
2022-08-08
2