Tidak peduli dengan malam yang semakin larut,, Devan meninggalkan Jessica yang sudah tidur sangat lelap.
Suasana di rumah Devan sudah sangat sunyi,, hanya terdengar dentingan jarum jam saja. Namun, Devan tetap melangkah perlahan-lahan menuju kamar Nayla,, Devan tak ingin dirinya ketahuan sedang berjalan menuju kamar Nayla tengah malam begini.
Devan adalah pria yang sangat bertanggung jawab,, bahkan untuk urusan seperti ini dia juga tidak ingin lepas tanggung jawab,, Devan ingin memastikan dan bertanya langsung pada Nayla apakah wanita malam itu adalah Nayla bukan Jessica. Meskipun Devan sudah melihat sendiri rekaman CCTV tapi Devan ingin dengar dari mulut Nayla langsung.
"Nayla!"
Devan langsung masuk ke dalam kamar Nayla yang tidak terlalu luas itu tanpa mengetuk pintu.
Kamar Nayla tampak kosong.
"Tuan Devan,, cari Nayla?" tanya bik Ina.
Devan tersentak kaget begitu mendengar suara bik Ina,, namun sekejap kemudian Devan terlihat biasa saja agar tak ada kecurigaan dari bik Ina.
"Bik,, Nayla dimana yah?" tanya Devan.
"Loh tadi ada kok tuan di dalam kamar,," ucap bik Ina sambil masuk memeriksa Nayla di dalam kamarnya,, namun Nayla tak ada di dalam kamarnya.
"Apa tuan Devan membutuhkan sesuatu?" tanya bik Ina sambil keluar menemui Devan yang sedang menunggu di luar,, namun bik Ina kebingungan sendiri karena tidak melihat Devan lagi karena Devan sudah pergi.
Devan yang sudah merasa ada yang tidak beres tak ingin diam saja,, Devan setengah berlari menuju ke garasi mobilnya dan segera keluar mencari Nayla.
Devan terus mencari ditengah deras hujan dan juga petir dan kilat yang saling bersahutan.
"NAYLA!"
Devan langsung menghentikan mobilnya secara mendadak begitu melihat Nayla sedang berdiri di tengah jalan dengan mata yang tertutup dan juga kedua tangan yang membentang.
Apa yang dilakukan oleh Nayla? apa dia ingin melakukan jalan pintas dengan bunuh diri? batin Devan penuh tanya.
Cukup lama Nayla menutup matanya menunggu mobil itu untuk menabraknya,, namun Nayla tak kunjung ditabrak juga,, membuat Nayla membuka matanya dengan kekecewaan.
"Apa yang kau lakukan Nayla?" ucap Devan begitu sudah berada di dekat Nayla. Mereka berdua terkena hujan bersama.
Tatapan mata mereka bertemu tidak ada yang berucap sama sekali,, mereka larut di dalam pikiran masing-masing.
Tiba-tiba Nayla teringat akan kejadian malam itu membuat Nayla langsung tersadar dari lamunannya,, namun dirinya kini sudah berada di dalam mobil.
Cukup lama mereka berdiam di dalam mobil. Devan akhirnya menyalakan mesin mobil antara ingin bertanya pada Nayla atau menundanya dulu,, karena melihat kondisi Nayla saat ini.
Tapi Devan sudah bertekad ingin bertanya pada Nayla agar semuanya jelas.
"Aku ingin bertanya sesuatu padamu," ucap Devan sambil menepikan mobilnya lalu melihat Nayla yang tampak hanya duduk dan diam. Devan bisa melihat pandangan Nayla terlihat kosong.
"Nayla," ucap Devan berusaha berbicara dengan Nayla yang tubuhnya masih basah.
Perlahan Nayla melihat Devan,, melihat mata Devan,, bayangan akan malam itu muncul lagi diingatan Nayla,, air mata langsung keluar dengan sendirinya,, dada Nayla terasa sesak mengingat kejadian itu.
Devan sudah bisa menyimpulkan apa yang terjadi melihat dari ekspresi Nayla.
"Nayla,, apa malam itu kita berdua melakukan...," Devan seperti tak sanggup untuk meneruskan pertanyaan nya karena dia tau itu akan membuat Nayla semakin sakit hati,, tapi Devan juga ingin mendengar langsung dari mulut Nayla.
Nayla hanya bisa tertunduk sambil menahan isak tangisnya. Devan sudah sangat yakin bahwa Nayla lah wanita malam itu,, tak ada wanita lain selain Nayla yang masuk ke dalam kamarnya,, bahkan Jessica pun tidak terlihat sama sekali pada rekaman CCTV di rumahnya.
"Maaf Nayla,,," ucap Devan.
Andai kata itu bisa mengembalikan semuanya,, namun sayangnya tidak,, keperawanan Nayla telah direnggut paksa oleh Devan,, membuat hati Nayla benar-benar hancur.
Nayla menatap keluar jendela dengan air mata yang terus mengalir.
Kedua tangannya saling meremas dengan hati yang begitu hancur,, berapa kali pun Devan mengucapkan kata maaf itu tidak akan mengembalikan semuanya,, masa depan Nayla telah hancur.
"Tolong Nayla jangan akhiri hidup mu saya sangat bersalah,, jika kamu mengakhiri hidup mu saya akan semakin merasa bersalah seumur hidupku,," ucap Devan.
Rasa bersalah Devan benar-benar tidak bisa Devan ungkapkan dengan kata-kata apalagi mendengar tangisan pilu Nayla semakin membuat hatinya ikut sakit dan kasihan pada wanita yang berada di sampingnya saat ini.
"Nayla saat ini aku benar-benar bingung bagaimana harus bertanggung jawab,, aku sudah menikah bahkan baru saja tadi pagi,," ucap Devan.
Devan sangat mencintai Jessica,, cintanya pada Jessica bukan main-main,, bahkan tak ada yang bisa memisahkan mereka.
"Aku benar-benar sangat mencintai istriku,," ucap Devan menekankan setiap kata itu karena memang Devan sangat mencintai Jessica.
Nayla mengangguk pertanda mengerti dengan perasaan Devan pada Jessica,, Nayla mengusap air mata pada wajahnya yang sejak tadi tak bisa berhenti keluar. Nayla berusaha berdamai dengan semuanya,, berusaha menerima semuanya,, berusaha merelakan keperawanannya yang telah hilang.
"Kamu ingin kembali ke rumah?" tanya Devan sambil melihat Nayla.
Nayla hanya mengangguk,, Nayla menganggap Devan masih ada sedikit hati baik karena mau mengakui kesalahannya.
Devan mengambil jas yang selalu berada di dalam mobilnya memakaikan pada tubuh Nayla agar bisa mengurangi dingin yang ada pada tubuh Nayla.
Devan mengusap air mata Nayla dan juga merapikan rambut Nayla lalu membawa Nayla ke dalam pelukannya,, Devan berharap itu bisa sedikit membuat perasaan Nayla sedikit membaik.
Devan benar-benar sangat kasihan pada Nayla,, gadis yang polos memiliki takdir seperti ini.
Namun yang dilakukan Devan semakin membuat tangis Nayla pecah.
Devan semakin merasa bersalah,, Devan hanya bisa mengusap punggung Nayla yang sedang menangis hingga akhirnya Nayla menjauh dari tubuh Devan. Dan Devan segera mengemudikan mobilnya lagi menuju ke rumahnya.
Devan yang sedang mengemudikan mobilnya tiba-tiba terlintas bayang Jessica,, Devan sadar saat ini Devan telah menyakiti hati dua wanita sekaligus. Tapi Devan tak pernah berniat seperti itu.
Begitu sampai rumah,, Nayla masih belum turun dari mobil,, Nayla belum menyadari bahwa saat ini mereka telah sampai di rumah Devan.
Devan segera menyadarkan Nayla.
"Nayla,," ucap Devan sambil menyentuh bahu Nayla.
Nayla yang tersadar dari lamunannya segera turun dari mobil Devan dengan masih memakai jas Devan,, Nayla tak sadar akan hal itu.
Jessica yang terbangun dari tidurnya menyadari bahwa Devan tak ada di sampingnya,, Jessica mencari-cari keberadaan Devan. Jessica melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya,, lalu Jessica melihat Nayla yang turun dari dalam mobil Devan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Nci
Nah loh..
2022-08-02
1
The Blacksky
semangat
2022-08-02
2
Sumawita
Bingung mau komen apa,,, soalnya belum tahu sifat jelita
2022-08-02
0