Setelah Nayla masuk,, Devan juga ikut masuk dengan tubuh basah sama seperti Nayla,, Devan berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai 2.
Saat turun dari mobil,, Devan sudah menyadari bahwa Jessica tengah menatap dirinya dari balkon kamar mereka,, namun Devan berpura-pura tidak tau apa-apa.
Dalam perjalanan menuju kamarnya, otak Devan juga ikut memikirkan alasan apa yang akan dikatakan pada Jessica ketika Jessica bertanya padanya,, Devan sudah pasti akan berbohong pada Jessica karena tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Jessica. Meskipun sulit untuk Devan membohongi Jessica tapi Devan tidak ada pilihan lain.
Begitu sampai depan pintu kamar,, Devan tak langsung masuk,, Devan berdiri sejenak lalu menghembuskan nafasnya sejenak,, kemudian Devan segera membuka pintu kamar.
"Kamu darimana?" tanya Jessica.
Devan masih berada di dekat pintu namun Jessica sudah memberikan pertanyaan padanya.
Jessica menatap baju Devan yang semuanya basah,, tapi Jessica lebih penasaran dengan alasan mengapa Devan bisa bersama dengan Nayla di dalam satu mobil di jam segini.
"Jam segini,, kamu darimana? kenapa bisa kamu bersama Nayla?" tanya Jessica sambil melihat Devan dengan tatapan mata penuh selidik.
"Istriku sayang,, aku ini seorang dokter,, kapan saja pasien bisa membutuhkan aku,, tadi aku ke rumah sakit,, tadinya mau membangunkan kamu,, tapi melihat kamu terlalu lelap tidurnya aku jadi tidak tega,," ucap Devan berusaha terlihat biasa saja agar Jessica tidak curiga dengan alasannya.
"Terus kenapa kamu bisa bersama dengan Nayla?" tanya Jessica lagi mengulangi pertanyaannya sambil melihat Devan dengan tatapan mata penuh selidik.
"Oh itu,, aku tadi sewaktu pulang dari rumah sakit tidak sengaja melihat dia di pinggir jalan sedang kehujanan,, aku tidak tega,, jadi karena dia tinggal disini juga makanya aku memberikan dia tumpangan,," ucap Devan yang lagi-lagi berbohong demi menutupi semua yang telah terjadi.
Jessica tentu tak langsung percaya,, Jessica terus memperhatikan Devan,, mencoba melihat ekspresi wajah Devan,, mencari kebohongan disana,, melihat Devan yang tidak mungkin berbohong Jessica pun tak marah lagi dan langsung tersenyum manis pada Devan.
"Ya udah kamu ganti baju,, habis itu kita tidur,, aku merindukan kamu dan juga ingin dipeluk kamu,," ucap Jessica dengan manjanya kepada Devan.
Devan dengan segera melakukan apa yang diucapkan Jessica.
Setelah merasa Jessica sudah tidur kembali,, Devan pun ingin tidur juga tapi tidak bisa karena terus teringat akan Nayla yang begitu kasihan,, dengan perlahan Devan turun dari ranjang ingin menemui Nayla yang berada di kamarnya yang tak jauh dari dapur.
Devan langsung masuk begitu sudah berada di depan pintu kamar Nayla yang tidak terkunci lalu kembali menutup pintu. Devan melihat Nayla masih dalam keadaan basah kuyup belum mengganti pakaiannya sama sekali,, Nayla hanya duduk dalam keadaan diam,, bahkan tak sadar akan kehadiran Devan di dalam kamarnya.
Tepukan pada pundaknya membuat Nayla tersadar bahwa ada Devan di dalam kamarnya,, Nayla cukup terkejut apalagi melihat pintu kamar tertutup dan dia tak menyadari sedikit pun kapan Devan masuk.
"Kenapa kamu belum mengganti pakaian,, nanti kamu sakit,," ucap Devan sambil melihat Nayla.
"Sakit?," tanya Nayla sambil tersenyum miris begitu mendengar ucapan Devan.
Untuk apa kamu mengatakan sakit,, aku memang sudah sakit semenjak malam itu,, batin Nayla.
Devan semakin merasa bersalah dan bersedih ,, karena tentu sudah mengerti arti dari pertanyaan Nayla pada dirinya.
"Aku mohon Nayla,, ganti pakaian mu,, atau kalau kamu tidak mau menggantinya,, maka aku yang akan menggantikan pakaian mu,," ucap Devan.
Tidak ada niatan sama sekali untuk menakuti Nayla,, tapi Devan juga tidak mau melihat Nayla terus terpuruk bahkan hanya mengganti pakaian saja Nayla tidak mau.
Sejujurnya Devan benar-benar tidak tega melihat Nayla seperti ini,, tapi dia juga tidak mungkin menyakiti hati Jessica,, Devan benar-benar sangat mencintai Jessica dan tidak akan pernah sanggup menyakiti hati istrinya itu.
Nayla yang mendengar ucapan Devan dengan segera berdiri menuju lemarinya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya yang basah.
Begitu keluar dari dalam kamar mandi,, teh hangat sudah tersedia di atas meja.
Nayla pun meminumnya dengan perlahan lalu segera tidur.
Pagi hari tubuh Nayla tidak baik-baik saja,, Nayla terus bersin-bersin,, menggigil dan suhu badannya terasa panas padahal Nayla merasa kedinginan.
Dua anak kecil berlari ke kamar Nayla,, karena tidak biasanya Nayla tidak mengurus mereka.
"Mbak Nayla!!!" teriak kedua bocah itu sambil masuk ke dalam kamar Nayla.
Nayla yang sedang sakit hanya bisa melihat lemah kepada kedua bocah yang diasuhnya itu.
"Mbak Nayla sakit?" tanya Rani sambil melihat Nayla yang sedang terbaring lemah.
Nayla hanya mampu menganggukkan kepalanya.
"Rani, Raka!!!" teriak Andini kakak sulung dari Devan sambil menyusul kedua anaknya ke kamar Nayla.
"Kamu sakit?" tanya Andini begitu melihat Nayla terbaring lemah di tempat tidurnya,, Andini menyentuh dahi Nayla.
"Kamu istirahat saja yah Nayla,, biar Rani dan Raka aku yang mengurus dulu,," ucap Andini.
Andini segera mengajak kedua anaknya menuju ke meja makan membiarkan Nayla istirahat dulu.
"Ayah Devan!!!,"
Rani langsung duduk di kursinya begitupun dengan Raka.
"Selamat pagi anak-anak ayah,," ucap Devan sambil tersenyum kepada kedua ponakannya itu,, begitu pun dengan Jessica tersenyum pada Rani dan Raka.
"Ayo sarapannya mau pakai lauk apa?" tanya Andini.
"Telur ma,," ucap Raka begitu pun dengan Rani.
"Tumben kakak yang mengurus Rani dan Raka?" tanya Devan karena itu biasanya menjadi tugas Nayla.
"Nayla sakit Devan,," ucap Andini sambil menyuapi kedua anaknya secara bergantian.
Sakit? batin Devan.
Devan sudah menduganya karena semalam Nayla terkena hujan deras cukup lama.
"Kamu kenapa sih?" ucap Jessica karena merasa Devan sangat berlebihan padahal posisi Nayla di rumah ini hanya pembantu saja.
"Sayang,, aku ini seorang dokter jadi wajar saja kalau aku seperti itu,, tolong mengerti yah,," ucap Devan.
"Kalau gitu Devan,, kamu tolong periksa Nayla karena wajahnya sangat pucat,," ucap Andini yang khawatir pada Nayla.
"Sayang,, kenapa harus kamu,, kan bisa dokter lain saja,," ucap Jessica tapi lagi-lagi Devan meminta Jessica agar mengerti dengan pekerjaan Devan sebagai dokter yang harus menolong orang apabila ada yang memerlukan pertolongannya.
Devan segera menuju kamar Nayla bersama dengan Jessica tentunya karena tidak ingin suaminya berdua saja dengan Nayla di dalam kamar.
Setelah memeriksa kondisi Nayla,, Devan segera menyuruh Bik Ina untuk membuatkan Nayla bubur beserta teh hangat.
"Nayla,, ayo makan dulu,," ucap Bik Ina sambil membantu Nayla bangun dari tidurnya meskipun sedikit kesulitan.
Tangan Devan sangat gatal ingin membantu tapi Jessica memeluk lengan Devan dengan tatapan tak suka melihat Nayla,, membuat Devan tidak mungkin melakukan hal itu.
"Apa tidak ada keluarga mu yang bisa dihubungi karena kamu sedang sakit begini?" tanya Devan dengan tatapan mata yang khawatir pada Nayla.
"Kamu kenapa sih sayang terlalu berlebihan begitu,, kamu sudah selesaikan memeriksa dia,, jadi kita keluar saja dari sini,," ucap Jessica sambil menarik keluar Devan dari dalam kamar Nayla.
"Sayang kamu kenapa begini,, Nayla sedang sakit sayang,," ucap Devan secara halus karena sebenarnya Devan belum mau keluar dari dalam kamar Nayla.
"Kenapa kamu peduli banget sama dia,, ingat dia itu cuma PEMBANTU,," ucap Jessica dengan menekankan kata pembantu.
Nayla hanya berusaha makan bubur yang telah disuap oleh Bik Ina,, sambil menguatkan hatinya begitu mendengar kata-kata Jessica.
Andai saja Jessica tau apa yang telah dilakukan Devan pada dirinya pasti Jessica tidak akan berkata-kata seperti itu,, tapi Nayla tidak tega,, hati Nayla benar-benar baik seperti wajahnya yang sangat cantik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Sumawita
Bikin Devan infil SM istrinya
2022-08-03
3
Nci
Jessica cemburukah atau memang sifatnya seperti itu.. sombong mulutnya nyinyir ..
2022-08-03
2