Sesuai dengan keinginan Jessica,, Devan segera berjalan pelan menuju ke kamar Nayla yang tidak jauh dari dapur.
Belum sampai di kamar Nayla,, mata Devan melihat seorang wanita sedang berada di dapur,, terlihat wanita itu sedang membuka bungkusan mie dengan sebelah tangannya.
Devan berjalan cepat ke arah Nayla,, lalu mengambil bungkusan mie tersebut.
"Ehh mie ku mau kema...," ucap Nayla terhenti karena melihat Devan lah yang telah mengambil mie dari tangannya.
Tatapan tajam mata Devan langsung mengarah kepada Nayla,, lalu segera meletakkan bungkus mie yang masih utuh itu ke atas meja.
"Tu,,Tuan?" ucap Nayla sambil menelan salivanya kasar.
Ngapain dia berada di dapur jam segini,, mie ku ya ampun,, batin Nayla sambil melirik sebentar bungkusan mie yang berada di atas meja.
"Coba ulangi lagi?" ucap Devan dengan suara dinginnya yang langsung membuat Nayla merasa horor,, Nayla langsung tertunduk takut,, diam lebih baik menurut Nayla.
"Kenapa masih makan mie?" tanya Devan sambil memegang dagu Nayla agar Nayla melihatnya.
Nayla langsung mendongak melihat Devan.
"Dengarkan aku jangan lagi makan mie!!" tegas Devan sambil melihat bungkus mie yang berada di atas meja.
"Mengerti?" ucap Devan lagi sambil melihat Nayla.
"Tu,,..." Nayla lagi-lagi langsung meneguk salivanya kasar begitu melihat pandangan mata Devan yang tajam mengarah padanya.
"Mas,," Nayla dengan susah payah mengucapkan kata itu.
Mendadak suasana hati Devan mulai membaik setelah mendengar suara lembut Nayla.
"Kamu mau makan apa? selain mie? karena kalau mie tidak akan aku izinkan,," ucap Devan sambil melihat tangan Nayla yang diperban sehingga Nayla tidak bisa menggunakan tangannya sebelah untuk sementara waktu.
"Mau makan apa?" tanya Devan lagi.
"Apa kamu ingin aku yang membuatkannya untukmu?" ucap Devan lagi yang tepat sekali.
Ingin sekali Nayla mengucapkan iya,, tapi Nayla tidak punya keberanian. Nayla memilih menutup rapat bibirnya.
"Ayo kamu duduk saja disini,, biar aku yang buatkan sesuatu untuk kamu,," ucap Devan sambil membawa Nayla duduk di kursi meja makan lalu segera membuatkan Nayla makanan yang cepat,, karena Devan tau Nayla sudah pasti sangat lapar.
Devan memutuskan membuatkan Nayla nasi goreng,, setelah selesai Devan langsung menyajikan dan menaruh di atas meja,, tak lupa dengan segelas teh hangat juga Devan buatkan untuk Nayla.
"Ayo makan,," ucap Devan sambil melihat Nayla.
Nayla pun perlahan mengambil sendok makan.
"Kamu habiskan yah,, aku masuk duluan ke kamar,," ucap Devan lalu segera pergi meninggalkan Nayla sendiri di dapur.
Devan tidak lagi menemani Nayla makan karena ada rasa bersalah saat mengingat wajah Jessica atas pengkhianatan yang saat ini dia lakukan.
Nayla sudah bahagia saat melihat Devan membuatkan dirinya sepiring nasi goreng,, namun sedih begitu melihat Devan pergi meninggalkan dirinya untuk masuk ke kamarnya.
Salahkah jika Nayla ingin Devan menemaninya makan? tersenyum dan tertawa bersama,, meskipun pernikahan mereka hanya sebentar saja namun Nayla sangat ingin mendapatkan waktu Devan sedikit saja. Mendapatkan hak nya sebagai istri Devan.
Tidak adakah rasa bersalah dihati Devan,, apakah hanya menikahinya saja sudah bisa disebut tanggungjawab,, tanpa ada usaha sedikit pun ataupun kebahagiaan sedikit saja diberikan oleh Devan untuk nya yang masih berstatus istrinya juga
Kaki Nayla melangkah pergi meninggalkan nasi goreng yang masih hangat itu dengan perasaan yang campur aduk,, mengapa dirinya sangat banyak menuntut? Nayla juga tidak tau mengapa seperti itu.
Mengapa Nayla sangat mengharapkan belaian kasih Devan padanya,, padahal Nayla jelas-jelas tau itu sangat mustahil dan juga terdengar sedikit berlebihan.
Malam semakin larut,, Nayla memutuskan untuk tidur dengan rasa lapar.
Kamar Devan.....
Apa Nayla sudah menghabiskan nasi goreng nya? batin Devan sambil melihat Jessica yang sudah tidur lelap.
Perlahan namun pasti Devan menjauh dari Jessica,, lalu segera turun dari tempat tidur dengan sangat hati-hati agar Jessica tidak terbangun dari tidurnya.
Tanpa pikir panjang Devan segera berjalan menuju dapur,, dan menebak pasti Nayla masih berada di dapur sedang makan.
Namun nyatanya tidak,, Devan sampai ke dapur hanya melihat sepiring nasi goreng masih utuh dan juga teh yang sudah dingin,, nasi goreng dan teh itu tidak disentuh sedikit pun.
Devan dengan cepat berjalan menuju kamar Nayla,, masuk tanpa izin karena kamar Nayla juga tidak terkunci.
"Nayla,," ucap Devan sambil menggoyangkan bahu Nayla yang sedang tidur menyamping di atas ranjang.
Nayla yang merasa terusik segera membuka matanya,, melihat Devan berada di dalam kamarnya,, Nayla segera bangun lalu duduk di atas tidur.
"Kenapa kamu tidak makan?" tanya Devan sambil melihat Nayla.
"Aku mau yang lain,,," ucap Nayla.
"Kamu mau apa?" tanya Devan lagi.
"Aku ingin pergi dari sini,, dengan menerima talak dari Tuan Devan,, aku berjanji tidak akan ada yang tau bahwa anak yang aku kandung ini,, Ayah biologisnya adalah Tuan,,," ucap Nayla lagi.
"Kenapa kamu menginginkan itu?" tanya Devan lagi.
"Karena aku tidak sanggup seperti ini terus,," ucap Nayla meneteskan sedikit air mata,, Nayla menggigit bibirnya agar air matanya tidak tumpah.
"Apa karena kamu ingin bersama dengan pacarmu?" tanya Devan lagi sambil melihat Nayla.
"Iya,, aku juga ingin hidup bahagia memiliki rumah tangga yang sebenarnya seperti orang lain,, bukan rumah tangga seperti ini yang semuanya palsu,," ucap Nayla.
"Siapa bilang ini palsu? ini nyata Nayla,, kamu itu istriku,, hanya saja keadaan yang memaksa seperti ini,, beginilah rumah tangga yang kita jalani,," ucap Devan dengan tegas.
"Ini bukan rumah tangga tapi ini rumah duka,," ucap Nayla.
"Kalau kamu ingin menikah dengan pacarmu,, silahkan saja, tapi tunggu setelah kamu melahirkan,, setelah itu kamu boleh pergi tapi jangan membawa anakku,," ucap Devan tegas.
Nayla langsung tidak bisa berkata-kata begitu mendengar ucapan Devan,, bagaimana mungkin Nayla pergi tanpa membawa anaknya.
"Ini keadaan Nayla,, tolong kamu mengerti!!!!," ucap Devan.
Nayla langsung melihat ke arah lain karena air mata sudah tidak bisa Nayla tahan lagi.
Devan keluar dari dalam kamar Nayla tidak ingin berdebat lagi,, Nayla pikir Devan sudah kembali ke kamarnya namun ternyata tidak,, Devan datang dengan membawa segelas susu dan juga nasi goreng baru,, Devan kembali membuatkan Nayla nasi goreng yang baru agar masih hangat dan juga enak.
"Cepat makan!!," ucap Devan.
"Tidak mau,, makan saja sendiri," ucap Nayla kesal.
Kemudian Nayla kembali masuk ke dalam selimut dan tidur membelakangi Devan.
"Nayla," ucap Devan lagi.
Nayla tidak perduli sama sekali dengan Devan yang memanggil namanya,, Nayla terus saja terisak di dalam selimut.
"Nayla,," ucap Devan lagi.
Nayla masih saja diam di dalam selimut tidak perduli pada Devan,, Devan langsung berjalan menuju pintu kamar Nayla,, mengunci pintu kamar lalu segera ikut tidur di ranjang,, merebahkan diri di samping Nayla.
Degh!!!!
Perasaan Nayla langsung berubah tidak karuan,, kaget begitu merasakan tangan Devan melingkar di pinggangnya.
"Nayla,, ayolah makan sedikit saja,, perutmu sudah bunyi sejak tadi,, ayolah,," rayu Devan,, Devan tidak ingin bersikap keras pada Nayla,, Devan tau seperti apa kondisi hormon kehamilan sehingga terkadang membuat Ibu hamil tidak bisa mengendalikan emosinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
ini cerita nya bagus thor, aku suja
2022-08-17
1
Hanipah Fitri
ini cerita nya bagus thor, aku suka
2022-08-17
0
Nci
Devan ini main kucing kucingan main petak umpet mau sampai kapan?
Tegas dan berani Devan, mau dibawa kemana 2 rumah tanggamu jangan sampai berlarut larut tambah rumit.
2 mode nih.. Ring : Jessica
Silent : Nayla
2022-08-12
0