Perdebatan Isel dan Aira terdengar, keduanya seperti musuh bebuyutan yang bertemu. Ai berdiri di ujung kapal memotret Isel yang asik berfoto.
Dari atas kapal Blackat duduk sendirian memperhatikan dua wanita yang sedang asik berfoto, tapi tidak berapa lama saling jambak.
Senyuman Black terlihat merasa konyol melihat dua wanita yang asik debat, tapi tidak lama akur lagi.
Kapal berhenti di tengah laut, kepala Black mendongak ke atas melihat langit yang sangat indah. Suara seseorang jatuh ke air terdengar membuat Blackat kaget.
Terlihat Aira melihat ke bawah kapal sambil berteriak memanggil nama Isel, Black langsung berdiri, ingin melangkah turun.
Kepala timbul, tangan Isel melambai sambil tersenyum. Menyelam kembali menjauhi kapal.
"Dasar anak nakal, dia tidak takut apapun." Kepala Blackat menggeleng terheran-heran melihat Isel yang berenang bebas.
Juan yang menyadari langsung meminta Isel naik, terlalu bahaya karena tidak ada penjagaan.
"Isel, naik sekarang." Juan melihat gelombang yang cukup kuat menghantam tubuh Isel.
Semua orang yang ada di kapal berdiri, Blackat juga langsung turun melihat gadis remaja digulung ombak.
Aira yang melihat langsung lompat ke dalam air mendekati Isel yang bertahan, saat ombak mendekati keduanya langsung menyelam.
Sebuah jetski memutari kapal, berjalan mendekati Isel. Tubuh Isel terangkat ke atas jetski sedangkan Aira hanya dilemparkan tali. Jetski langsung melanjut ke arah pinggir pantai, meninggalkan kapal yang masih belum jalan.
Kedua tangan Isel memeluk pinggang Blackat, sesekali melambaikan tangan kepada Ai yang berpegang kuat di tali.
Senyuman Blackat terlihat, dia sangat yakin Aira pasti akan mengamuk saat tiba di daratan.
"Kita sampai lepaskan aku." Kedua tangan Isel dilepas secara paksa.
"Terima kasih baby Ayang,"
"Kamu masih kecil, tapi tindakan kamu tidak menggunakan akal sehat. Manusia normal dia yang bisa memperhitungkan tingkat bahaya, bukan seseorang yang mencari bahaya." Tatapan Black sangat dingin, dia tidak menyukai wanita ceroboh yang membuat orang lain dalam bahaya.
Tendangan Aira menghantam Isel, Black langsung menarik tangan Ai yang ingin memukuli sepupunya sendiri.
"Blackat sialan! aku menyelamatkan kamu dari wartawan, tapi teganya kamu hanya mengulurkan tali." Teriakan Aira terdengar membuat telinga Blackat sakit. Aira tidak terima atas perbuatan Blackat.
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Seharusnya kamu tarik aku, dan biarkan anak kecil satu ini berjuang sendiri dengan menarik tali." Ai mendorong pundak Blackat, memberikan jari tengah karena merasa sangat marah.
Kapal menepi, Juan langsung berlari memeriksa keadaan Isel yang sudah duduk menonton Aira marah-marah.
"Kak, bawa Isel pulang, Ai tidak ingin dia ada di sini. Bawa dia kembali, dasar pembuat masalah." Kaki Aira menendang tulang kering Blackat membuat meringis kesakitan.
Aira langsung melangkah pergi tidak memperdulikan penampilan yang amburadul, Black ingin memberikan jaket saja untuk menutupi tubuhnya yang transparan langsung dibuang.
Emosi Aira meningkat karena dia mengulurkan tangan lebih dulu dari Isel, tapi Blackat menepisnya. Dan lebih kesalnya hanya di lemparkan tali, lalu diseret secara paksa.
"Terima kasih Black, lebih baik kami kembali, sampai bertemu lagi." Tangan Juan terulur, tapi Black langsung berjalan pincang melangkah pergi.
Tangan Lea langsung menyambut, meminta Juan dan Isel berhati-hati. Mereka akan menyelesaikan shooting sesuai jadwal.
Senyuman Juan terlihat, mengandeng tangan Isel untuk segera kembali ke kapal. Meksipun Isel merengek ingin melihat lokasi shooting, tapi melihat Aira sudah marah-marah menunda keinginannya.
"Ayang Blackat, Isel pergi dulu. I love you,"
Kepala Gilang dan Lea geleng-geleng, Isel memang luar biasa gilanya dia bisa celaka jika black tidak segera mengambil tindakan.
Di kamarnya Aira mengumpat sambil teriak kesal, masih emosi karena ulah Blackat yang memberikannya tali. Telinganya sampai dimasuki air.
"Dari mana kalian Aira? shooting tertunda sangat lama, dan pulangnya basah kuyup." Senyuman Silvi tlihat, meminta Aira segera berganti baju dan bergabung bersama mereka menyelesaikan shooting.
Tatapan mata Aira sinis, langsung mengganti bajunya dan di make up oleh timnya langsung.
"Manusia gila, bisa-bisanya aku dikasih tali, tidak sekalian dibiarkan saja." Aira memukul tangannya sendiri yang bodoh karena menyabut tali yang Blackat berikan.
"Kenapa kamu pulang marah-marah Aira seharusnya happy." Tawa pelan perias terdengar, bagian tata busana merapikan baju Aira.
Lea juga masuk, meminta Aira fokus karena dia akan beradu dengan Blackat sebagai dua orang yang saling jatuh cinta.
"Najis aku jatuh cinta sama dia, Blackat sialan!" Aira mengumpat kembali mengutuk Black yang kurang ajar kepada-nya.
"Kenapa Aira marah-marah?"
"Sudahlah, jangan dipertanyakan. Nanti kalian semua yang menjadi sasaran." Lea mengikuti Aira yang sudah keluar lebih dulu.
Di tempat shooting sudah ramai, semua pemain sudah bersiap kembali. Blackat juga sudah bergabung, ada Silvi juga disampingnya.
Tatapan Aira fokus ke depan, tidak melirik sedikitpun. Perasaan Aira masih kesal, dan tidak tahu harus marah kepada siapa.
"Silahkan Aira dan Blackat,"
Blackat maju ke depan menatap Aira yang sedang memegang senjata diarahkan kepada Black, dialog yang diucapkan Black membuat semua orang hening.
"Jika kamu memang mencintai aku maka lakukanlah, jika kita tidak bisa bersama di dunia ini, izinkan aku mencintai kamu dikehidupan selanjutnya." Senyuman terlihat, berjalan maju ke depan mendekati Aira yang masih memegang senjata.
"Tidak, kita tidak harus bersama di dunia ini, dan kehidupan selanjutnya. Karena aku tidak tertarik mencintai kamu!" Ai menaikan nada bicaranya.
"Cat, Aira. Kenapa terakhirnya tidak sesuai dengan skrip, kamu harus mengatakan karena aku tidak pantas dicintai,"
Berkali-kali diulangi Aira masih melakukan hal yang sama, setelah lelah barulah benar. Blackat sampai kesal mengulangi hal yang sama berkali-kali.
Tangan Black menyentuh pergelangan tangan Aira yang terluka, tapi langsung ditepis kuat.
"Lepaskan aku sialan!"
"Bukan sialan Aira," Black kehabisan kesabaran.
Black menarik tangan Aira menjauh dari tempat yang lainnya, merasa heran dengan Aira yang tiba-tiba menunjukkan emosi. Black tidak menemukan moments romantis sama sekali.
Emosi Aira yang tidak jelas mengganggu konsentrasi Black, seharusnya Ai tidak membawa masalah pribadi ke dalam pekerjaan.
"Ada masalah apa kamu?"
"Kenapa? aku sudah berusaha menampilkan yang terbaik. Jika ada kesalahan itu hal yang normal.
"Normal dari mananya? salah itu satu dua kali bukan berkali-kali." Black meminta Aira profesional.
Keduanya berdebat, akhirnya Black mengalah meminta Aira mengatakan hal yang membuatnya marah.
"Kenapa aku diseret menggunakan tali seperti kambing?" air mata Aira menetes masih tidak terima.
Black langsung terdiam, mengucap istighfar berkali-kali. Hanya karena tali membuat shooting mereka kacau. Black ingin sekali menenggelamkan Aira yang sama gilanya dengan Isel.
"Oke, aku minta maaf soal itu. Aku salah, nanti malam aku traktir makan enak, tapi kita selesaikan shooting ini dulu. Deal." Black mengulurkan tangannya meminta kerja sama Aira.
***
follow Ig Vhiaazaira
jangan lupa like coment Dan tambah favorit
vote hadiahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
Sri Lestari
Kesabaranmu diuji Balck 🙄
2022-08-09
0
Suky Anjalina
Aira ada rasa cemburu pada iselll yg Deket dengan black tapi masih belum tau 🤣🤣🤣
2022-08-08
2
Ummy Hairul
isellll mah biang kerok terussss 🤣
2022-08-06
1