Persiapan shooting scan terakhir di mulai, seluruh pemain ada di tengah hutan. Black melihat ke arah Aira yang duduk santai di atas pohon seperti seseorang yang sedang bertapa.
Mata Aira terpejam, rambutnya terurai panjang, kedua tangannya tergenggam. Di belakang Aira ada Lea yang merangkulnya.
"Ayo kita mulai,"
"Aira bangun, jangan tidur. Kamu harus bersiap." Lea mengusap kepala Aira yang langsung membuka matanya.
Saat mata terbuka Aira langsung melihat Black yang ada di depannya. Aira langsung berdiri menatap Black degan langka perlahan.
Menyentuh wajahnya yang langsung memejamkan mata. Aira tersenyum manis sambil meneteskan air mata, antara bahagia atau haru karena kisah cinta mereka terbayarkan.
"Aku berjanji akan membahagiakan kamu, tidak akan pernah menyakiti kamu,"
"Bukan aku yang menyebabkannya kalian berakhir, tapi orang yang tidak menyukai hubungan kalian yang akan melakukannya. Kisah cinta itu, tidak selamanya happy ending." Tatapan tajam Silvi terlihat, tertawa melihat kebersamaan keduanya.
"Jangan berharap kamu bisa memisahkan kami,"
"Jika aku tidak bisa memilikinya maka kamu juga tidak. Antara satu dari kita harus mati." Silvi ingin melepaskan tembakan, tapi dari arah belakang menyerang lebih dulu.
Sutradara menghentikan, menepuk pundak Black dan Aira juga Silvia dan Delon yang berperan sangat baik.
Semua pemain akan kembali setelah menyelesaikan shooting di sebuah pulau yang hanya ada penduduk asli.
Beberapa pemain langsung kembali ke tempat peristirahatan sambil menunggu kapal yang akan menjemput mereka.
"Ai, ayo kita kembali. Sepertinya akan turun hujan,"
"Sebentar lagi Lea, aku terlalu nyaman duduk di sini." Aira menatap Silvia yang sedang bercakap-cakap dengan Blackat, keduanya seperti sedang debat.
"Jangan hiraukan mereka berdua, kita harus persiapan konferensi pers saat kembali nanti." Lea meminta Aira kembali, dan tidak menghiraukan Blackat dan Silvi.
Kepala Aira mengangguk, langsung mengikuti Lea yang berjalan lebih dulu membawa semua keperluannya.
Suara Silvia teriak terdengar, air matanya menetes membasahi pipinya. Dia tidak terima jika Blackat mengakui pemberitaan karena Silvi tahu Black tidak ada hubungan apapun dengan Aira.
"Kita tidak ada hubungan apapun, kenapa kamu mengatur?"
"Aku mencintai kamu, dan perasaan kamu masih sama,"
"Jangan terlalu rendahan Sil, aku tidak mudah jatuh cinta, tapi bukan berarti aku tidak bisa melupakan. Satu kali kesalahan bisa menghapus rasa cinta itu, aku tidak pernah kembali ke tempat yang tidak sepantasnya." Tanpa ragu Blackat mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan, dan membuat tangisan Silvia semakin menjadi-jadi.
Kepala Blackat geleng-geleng, dia tidak peduli apapun yang Silvi lakukan, dirinya tidak akan pernah mencintai apa yang tidak seharusnya dia miliki.
"Lebih baik aku mati daripada kehilangan kamu!"
"Sebenarnya kamu ada masalah apa? aku tahu ini bukan kamu. Dua tahun masalah kita sudah terjadi, tapi tidak satu kali pun kamu memaksa untuk kembali. Kenapa sekarang ingin bersama lagi? apa yang kamu inginkan?" Black merasa curiga melihat sikap Silvia yang terlihat sangat memaksa.
Baju Silvia langsung dibuka, menarik Blackat untuk menyentuhnya. Silvi tidak peduli dengan penolakan Black dia membuka bajunya sampai hampir terlepas semua.
"Gila kamu Silvi! lepaskan aku." Blackat memejamkan matanya, mendorong Silvi kuat.
Suara tamparan terdengar, pukulan yang sangat kuat menghantam Silvi berkali-kali. Mata Black terbuka melihat Lea menampar wajah Silvi berkali-kali.
"Gilang, bawa Black pergi dari sini." Lea menatap tajam melihat Gilang yang menarik tangan Black untuk pergi.
Tangan Lea meremas mulut Silvia, dia akan menghacurkan karir Silvi yang sudah menyerang Blackat.
Apapun bisa Lea lakukan, bahkan menyebarkan fakta soal Silvi yang hamil diluar nikah. Hubungan gelapnya bersama aktor yang sudah beristri.
"Kamu ingin Black bertanggung jawab atas anak yang kamu kandung, jangan harap binatang. Selamat aku hidup tidak ada yang boleh menyakitinya." Tatapan Lea sangat marah.
"Kenapa kamu ikut campur? urus saja Aira yang berhasil memberikan penampilan baik atas filmnya." Silvi menepis tangan Lea dengan kadar.
Tamparan kembali mendarat, tidak ada yang boleh menyakiti Aira kecuali atas izin Lea. Dia tidak akan membiarkan apapun terjadi, menjadikan Aira seorang bintang, mengangkatnya tinggi, dan saat yang tepat membuat jatuh terjungkal hingga tidak bisa bangkit lagi.
Kehancuran sebenarnya, dia yang sudah berada di puncak, tapi hancur terhempas ke bawah.
"Kamu memang mengerikan Lea, kamu wanita licik." Silvi mengambil bajunya.
"Setidaknya aku tidak pernah merugikan orang lain, di usia muda aku sukses dalam karir." Senyuman sinis terlihat, diikuti dengan ucapan kasar.
Lea bahkan memperingati Silvi untuk melupakan soal keluarga Blackat, jika sampai terbongkar maka Lea tidak akan melepaskannya.
"Ada hubungan apa kamu dengan Black?"
"Hubungan yang tidak akan diketahui oleh siapapun. Banyak rahasia yang tidak seharusnya kamu ketahui, jika sampai ketahuan maka orang itu harus celaka." Lea berdiri langsung menendang perut Silvi yang sedang mengandung.
Suara Silvi mengumpat terdengar, menyebut Ibunya Blackat wanita murahan yang menjual diri demi pengobatan anaknya yang sudah mati. Dan yang paling gilanya, Black lebih memilih kariernya ketimbang menyelamatkan Ibunya yang mati bunuh diri.
Tatapan mata Lea tajam, air matanya menetes mendengar ucapan Silvi yang mengatakan Black tidak mementingkan keselamatan Ibunya, padahal Black mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan Anggrek. Saat kembali dia kehilangan ibunya yang dibunuh secara tragis.
"Kamu tidak tahu berita sebenernya? ternyata Black tidak pernah mengatakan detail kejadiannya. Haruskah aku yang mengulanginya untuk menjelaskan, tapi setelah kamu mendengarnya nyawa kamu melayang." Mata Lea merah, air matanya terus mengalir.
"Apa kamu tahu kejadian itu? apa kamu juga melihatnya secara langsung?"
"Ya, aku melihatnya, dan aku saksi mata yang terjadi kepada Anggrek juga ibu. Aku dan Blackat mempertaruhkan nyawa demi mereka, tapi keduanya tetap tidak bisa diselamatkan." Tangan Lea mengusap air matanya tertawa melihat Silvi yang mundur ketakutan.
"Mau apa kamu?"
"Aku akan menyingkirkan kamu." Lea mengangkat kayu, tapi seseorang memeluknya erat dari belakang memintanya untuk menahan diri.
Teriakkan Lea terdengar, meminta Blackat melepaskannya dan membiarkannya membunuh Silvi yang ingin tahu soal keluarga mereka.
"Jangan lakukan itu Anggia, Kakak mohon jangan. Kita memiliki tujuan mencari pelakunya, bukan menjadi seorang pembunuh." Air mata Blackat juga menetes melihat Adiknya yang mengamuk.
"Anggia, siapa itu?"
"Aku kembaran Anggrek, dan aku hidup dengan dua orang. Anggrek Leani dan Anggia Leana.. Kamu sekarang melihat langsung wajah Anggrek, kamu bisa mengatakan dia mati padahal belum pernah bertemu." Lea meludahi Silvi dengan tatapan marah.
Kepala Silvi tertunduk saat tahu jika Blackat dan Lea bersaudara. Keduanya sepakat menutupi kematian Anggrek, dan menutupi identitas keluarganya.
Black menarik tangan Lea untuk pergi menegurnya agar menjaga ucapannya. Silvi bisa saja mengungkap hubungan mereka.
"Aku akan menghancurkan Silvi, sampai dia tidak punya tujuan hidup,"
***
follow Ig Vhiaazaira
jangan lupa like coment Dan tambah favorit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
Suky Anjalina
jadi anggrek sudah tiada dan Ai tidak tahu jika sahabatnya tiada😭
Lea buat Silvi menyesal dan auttt dari keartisannya
2022-08-08
0
Ummy Hairul
wouewww kalo Anggia kn emang temennya ria kyaknya semoga nnti Ter ungkap satu persatu
2022-08-08
1
nanu
wow wo wo, semakin menarik
2022-08-07
1