Dari kejauhan Blackat menatap Ai yang tersenyum manis dihadapan banyak orang. Beberapa awak media juga berdatangan mulai memotret.
"Dalam audisi bukannya dirahasiakan? bisa-bisanya dia membawa wartawan." Manager Black hanya bisa geleng-geleng.
Senyuman beberapa orang terlihat menatap acting Aira yang mengejutkan, dia bisa menjadi pemeran utama dengan ketegasan, dan bisa juga menjadi seseorang yang sangat tersakiti.
"Black, acting dia keren. Mimik wajahnya sangat bagus,"
"Ya, mimik wajah penipu." Tatapan mata Black sinis langsung melangkah pergi.
Arah pandang Aira melihat lantai atas, menatap punggung Blackat yang sudah melangkah pergi begitu saja karena terkejut dengan akting Ai yang memang tidak harus diragukan lagi.
"Aku sudah boleh pergi,"
Setelah diizinkan meninggalkan ruangan demi keamanan, Ai langsung berlari mengejar Black yang menuju ruangan.
Manager Black kebingungan melihat seorang wanita berambut panjang melewatinya masuk ke dalam kamar mandi, tapi tidak bisa menghentikannya.
Dari balik pintu Black sudah berdiri sambil melipat tangannya, melihat Ai yang berlari masuk tanpa aba-aba.
"Kenapa masuknya toilet?" Aira teriak kaget melihat Blackat yang sudah menatapnya tajam.
"Kamu yang menawarkan diri masuk ke sini, jangan salahkan aku." Langkah kaki Blackat mendekati Aira yang masih berdiri santai.
"Hitam, sebaiknya kita berdua akur. Kamu tidak akan mampu melawan pengemar aku." Tatapan sinis terlihat.
Suara Aira mengomel terdengar, dia bicara panjang kali lebar, dibagi tinggi dan kurang tambah. Mata Black sampai terpejam karena telinganya terasa sakit mendengar suara mematikan Aira.
"Annyeong oppa," Aira menyapa seorang aktor yang akan menjadi lawan main Blackat.
"Hai Aira, kenapa kamu bisa di toilet cowok?"
Wajah sedih Aira terlihat, dia terburu-buru ingin ke kamar kecil, tanpa melihat tulisan di depan toilet. Aira grogi saat melakukan acting karena ini kali pertama baginya untuk mengikuti casting film.
Saat masuk Aira sangat terkejut, dia ingin keluar. Namun Blackat menahannya, menuduh Aira ingin mengintip.
"Kapan aku mengatakannya?"
"Iya Aira yang salah, aku sudah minta maaf." Wajah sedih terlihat meneteskan air matanya.
"Black, kamu tidak harus sekeras itu kepada Aira. Dia pemain baru, belum mengetahui peraturan. Biarkan dia pergi, lagian kamu tidak dibutuhkan di sini. Kenapa kamu datang?" Sindiran dari Delon terdengar, tidak menyukai cara Black memperlakukan perempuan.
Dengan nada lembut, Delon meminta Aira keluar bersamanya. Delon berjalan lebih dulu langsung didorong oleh Aira membuat Delon terjatuh tengkurap.
Tatapan Aira melihat ke arah belakang, duduk berjongkok menundukkan kepalanya sambil tangannya gemetaran setelah mendorong Delon.
"Maaf Kakak, aku tidak segaja karena Black mendorong aku." Aira mengusap air matanya, tersenyum sinis menatap lantai.
"Aku yang melakukannya?" Blackat tertawa mengusap wajahnya.
Delon membantu Aira berdiri, merangkulnya keluar. Ai menoleh ke belakang, menjulurkan lidahnya kepada Blackat yang menatapnya sangat tajam.
Black melangkah keluar, suara dentuman jatuh terdengar. Black terjatuh telentang, kepalanya menghantam ubin.
"Blackat." Manager Black berlari membantu berdiri.
Tangan Black memegang kepalanya yang hampir gegar otak. Menatap lantai yang licik karena ada tumpahan cairan yang ditumpahkan.
"Aira mulai menyerang, dasar wanita licik. Awas saja kamu, aku pastikan ini film pertama dan terakhir kamu." Kedua tangan Black mengepal kuat, melangkah pergi keluar.
Kepalanya sakit, bahkan sampai benjol. Black tidak habis pikir ada wanita berbahaya seperti Aira.
Di dalam ruangan Aira cekikikan tertawa, merasa puas sudah mengerjai Blackat yang begitu sombong. Ai tidak akan jahil, jika hidupnya tidak di usik.
"Apa yang membuat kamu tertawa Ai?" Lea menatap serius, dirinya sudah berkeliling mencari Aira ternyata asik tertawa sendiri.
Kepala Aira menggeleng, dia tidak ingin Lea tahu. Meskipun Lea selalu mendukungnya, dia wanita yang tidak suka dengan kelicikan apalagi merugikan orang lain.
"Kamu diterima sebagai lawan main Blackat." Senyuman Lea terlihat, dia akan menunjukkan kontrak kerjasama pertama mereka.
"Kita harus shopping sekarang,"
"Kamu punya uang?"
Kepala Aira menggeleng, dia meminta Lea yang membayarkan belanjaannya. Ai tidak memiliki banyak uang karena Maminya menyita semuanya.
Melihat Ai bersemangat, Lea menyetujuinya sekaligus merayakan kerjasama pertama mereka yang akan segera turun ke dunia perfilman.
Sepanjang perjalanan Aira tersenyum, tidak menyimak ucapan Lea yang menjelaskan soal banyak tawaran untuk endorse dengan brand terkenal.
"Apa yang membuat kamu sangat bahagia?"
"Tidak ada, aku hanya membayangkan banyak uang saja." Senyuman manis Aira terlihat.
Mata Lea menyipit, dia tahu betul siapa Aira yang suka membuat masalah. Bahkan Aira tidak ragu menyerang secara langsung.
Panggilan masuk, Lea langsung menjawabnya. Lea meminta Aira menunggunya di mobil, ada berkas yang harus Lea ambil.
Mobil berhenti di sebuah gedung yang tidak terlalu jauh dari museum. Aira yang tidak bisa menunggu memilih keluar menggunakan topi dan kacamata menuju museum.
Dari luar terlihat sepi, hanya ada beberapa mahasiswa yang sedang melakukan wawancara. Ai melangkah masuk melihat beberapa lukisan yang terlihat biasa saja namun memiliki arti yang luar biasa.
"Kenapa lukisan jelek ini dimuseumkan? apa indahnya dari kisah cinta mereka?" Aira mengerutkan keningnya.
"Bukan soal bagus tidaknya, tapi makna yang ada di dalam lukisannya." Senyuman seorang wanita terlihat, dia juga menggunakan pakaian tertutup.
"Terserahlah, tidak penting juga untuk aku. Blackat? kenapa dia ada di sini?"
"Dia orang yang membangun ulang museum ini, jika tidak mungkin sudah lama ditutup. Setiap kembali menyelesaikan syuting dia selalu mampir ke sini." Wanita yang berdiri di samping Aira bicara sendiri, Aira sudah lama menghilang mengejar Black.
Senyuman Aira terlihat, menyentuh kepala Black, tapi tubuhnya langsung dibanting. Black kaget saat topi dibuka ternyata Aira.
"Kamu, kenapa ada di sini?"
"Pinggang aku patah sialan!"
"Sama, kepala aku juga hampir pecah gara-gara kamu. Ini namanya, karma dibayar kontan." Lidah Black terulur mengejek Aira langsung meninggalnya.
Secara tiba-tiba banyak flash kamera menyerang Aira, topi yang Aira kenakan terjatuh. Banyak mahasiswa yang mengenalinya sehingga memotretnya secara bebas.
Tangan Aira ditarik, Black mengambil topi menutupi wajah Aira. Mengenggam pergelangan tangan Ai kuat.
"Kalian hapus foto yang diambil secara ilegal, jika sampai di posting ke publik, kami akan mengunakan jalur hukum." Black menarik tangan Ai untuk pergi bersamanya.
Tidak ada yang berani mengejar, Aira menepis tangan Black setelah merasa aman. Tatapan mata keduanya bertemu saling tatap sinis.
"Sudah aku katakan jadi model saja, kamu terlalu merepotkan." Kedua alis Black terangkat.
"Semakin kamu melarang, akan semakin aku lakukan. Kamu pikir aku wanita lemah, keluargaku saja tidak mampu menghentikan apalagi kamu." Senyuman sinis terlihat meremehkan pria dihadapannya.
Tubuh Aira didorong ke dinding, belum sempat Black mengeluarkan kata-kata menyakitkan dia sudah terdiam menjadi patung.
Aira hanya tertawa setelah mencium pipi Blackat yang berani mendekatinya.
***
follow Ig Vhiaazaira
***
jangan lupa like coment Dan tambah favorit
vote hadiahnya juga.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
Sri Lestari
Sibuat onar dikadalin 😂
2022-08-09
0
Yuyun Haryanto
adriana/ ria/Ai. kemayu nya nurun dari siapa yah ? al cuek.dgn penampilan. kalo keras kepalanya gk jauh lah sama momy nya (al)
2022-08-04
1
Ghiry Cahaya Sufi
cieee ria maen sosor aja
2022-08-03
0