Aira tidur menggorok, tidak peduli sudah membuat keributan. Bahkan Lea sampai menemaninya karena khawatir.
"Bangunlah Ai, kamu sudah tidur lebih dari dua jam." Lea menepuk pundak meminta Aira segera membuka matanya.
Senyuman Aira terlihat, menatap Lea yang geleng-geleng kepala. Wajah Lea lebih terkejut saat Aira membisikkan sesuatu apa yang dia dengar.
Jari telunjuk Ai berada di bibirnya, mereka tidak harus berbuat apapun jika hanya merugikan. Aira tidak peduli masalah obat-obatan, dan apapun resikonya.
Dia tidak ingin melibatkan diri, rasa sakit Lea sudah terbalaskan. Meksipun Aira tidak bisa bela diri sehebat kakaknya, setidaknya cakaran kukunya mematikan.
"Mereka menggunakan obat terlarang?"
"Sudah jangan dibahas,"
"Bagaimana tidak dibahas? dia bisa saja menjualnya kepada artis lain, lalu merugikan perusahaan yang menaunginya." Lea langsung berdiri, melangkah pergi.
Aira tidak berhasil menghentikan, Lea masih orang yang seperti beberapa tahun yang lalu. Dia terlalu ikut campur urusan orang lain, sehingga petakan menjadi akhirnya.
Tidak banyak yang bisa Ai lakukan, kejadian saat dirinya remaja terlalu menyakitkan. Ai sampai pindah keluar negeri untuk melanjutkan sekolahnya karena hampir membunuh orang.
"Aku tidak boleh ikut campur, seandainya dulu tidak ikut campur mungkin dia masih ada di sini, menemani aku." Air mata Aira tiba-tiba menetes.
Hatinya mendadak sedih jika mengingat sahabatnya, dia tidak tahu apapun yang terjadi. Dulu Andriana terlalu mudah emosi sehingga mengambil keputusan sendiri.
Pintu ruangan terbuka, Black menatap Aira yang duduk melamun. Tatapan Black tajam menanyakan keberadaan Lea.
"Di mana Lea, Ai?"
Kesadaran Aira kembali, menatap ke arah suara. Aira menggelengkan kepalanya, dia tidak tahu apa yang Black ucapkan.
"Woy, aku tanya baik-baik di mana Lea?"
"Aku tidak tahu! sialan kamu meneriaki aku. Lea mencari Lian karena dia menggunakan obat terlarang." Ai bicara tegas mengejutkan Black.
"Siapa yang menggunakan?"
"Tuli,"
Black langsung keluar, mencari keberadaan Lea yang sedang menuju ke ruangan rawat Lian yang kondisinya cukup parah.
Aira ikut-ikutan berlari, mengikuti Blackat dari belakang. Keduanya kebingungan melihat banyak ruangan untuk perawatan jika ada yang terluka.
"Pos kesehatan bagian mana Lian?" Black berhenti di luar pos.
Aira langsung menabraknya dari belakang, kepala Aira sakit karena terkena kepala belakang Black.
"Hati-hati Aira!"
"Siapa suruh berhenti dadakan? Ai tidak punya rem." Tangan Aira menunjuk ke arah kapal besar yang sedang berlabuh.
Black berlari ke arah kapal dengan langkah seribu, Aira yang mengejarnya ketinggalan jauh.
Lidah Aira menjulur keluar, langsung berguling di pinggir pantai karena kelelahan. Jika dia tahu jarak tempat mereka tinggal dengan pantai jauh, tidak mungkin Ai bersedia mengejar Black.
"Lea, di mana kamu?" Black mengejar kapal yang berlayar.
Ai langsung tengkurap, meletakkan kedua tangannya di dagu memperhatikan Black yang terlihat sangat khawatir kepada Lea.
"Lea, kenapa kamu masih ikut campur seperti dulu?"
Kening Aira berkerut, Lea terlihat tidak menyukai Black. Padahal Black berada di naungan perusahaan tempat Lea bekerja. Black yang terlihat cuek juga nampak peduli dengan Lea.
"Apa yang kamu lakukan Aira? mirip wanita gila yang berguling di pasir." Black hanya bisa geleng-geleng melihat Ai yang menolak untuk berdiri.
"Kamu kenapa begitu khawatir kepada Lea? apa kamu menyukai dia?" Ai menidurkan kepalanya di antara kedua tangannya.
Tidak ada jawaban dari Blackat, dia hanya menghubungi managernya yang ternyata sedang bersama Lea di bangunan lain.
Black duduk di pinggir pantai bersama Aira yang menikmati laut, Ai memejamkan matanya ingin tidur.
"Kenapa kamu ingin menjadi artis?"
"Aku butuh uang, tidak selamanya aku pengangguran." Ai menghela napasnya panjang.
Black tahu siapa Aira sebenarnya, termasuk soal keluarganya. Hidup Ai tidak kekurangan, dia memiliki segalanya.
"Kamu pasti berpikir, jika aku anak orang kaya. Padahal aku miskin." Ai tertawa melihat wajah Black.
Aira menceritakan sesuatu yang tidak pernah orang ketahui tentang dirinya. Meksipun terlahir berkecukupan, Ai merasa dirinya berbeda dari keluarganya yang lain. Ai ingin merasakan berjuang sendiri, tanpa melibatkan harta juga status.
"Kembaran aku lulus kuliah, aku baru lulus sekolah tingkat atas. Dia hampir lulus S2, aku tidak lulus juga. Jika Mami tahu aku membohonginya soal kelulusan, pasti langsung digantung." Ai langsung duduk, memikirkan nasibnya jika tidak bisa membuktikan menjadi artis.
Blackat sampai terbatuk-batuk, seorang Aira menipu keluarganya demi mengejar mimpi menjadi artis.
"Kamu tahu pendidikan itu penting?"
"Ya, aku tahu. Tetapi aku tidak membutuhkan gelar." Ai langsung berdiri meninggalkan Blackat.
Kepala Black geleng-geleng, Aira memang tidak memiliki otak. Dia belum menyelesaikan sarjananya, menipu keluarganya yang memiliki pendidikan tinggi semua.
"Tidak heran aku dari dulu membenci kamu, selain suka membuat masalah, kamu juga selalu melakukan hal yang diluar akal sehat." Black juga berdiri berjalan kembali ke tempat tinggal sementara mereka.
Dari kejauhan Aira melihat Lian yang memutuskan untuk kembali ke kota, dia harus melakukan perawatan karena wajah terkena cakaran.
"By by." Aira melambaikan tangannya.
"Aku akan menghancurkan kamu Aira, lihat saja nanti." Lian langsung melangkah pergi.
Aira mengibas rambutnya, langsung mencari Lea yang ternyata mengusir Lian dengan ancaman. Lea akan mengeluarkan Lian secara paksa dari perusahaan jika dia tidak meninggalkan lokasi shooting.
Kali ini Lea tidak ingin melakukan kesalahan seperti beberapa tahun yang lalu, dia tidak ingin melibatkan orang lain hingga mengalami kerugian jika masih mempertahankan Lian.
"Dari mana kamu Ai? kenapa kotor sekali?"
Tangan Ai menunjuk ke arah Blackat, kepala Black juga menoleh ke belakang mencari orang lain.
Jari telunjuk Black menunjuk ke arahnya, mulut Aira memang terlalu pintar berbohong. Dia yang sengaja berguling di pasir, tapi Black yang disalahkan.
"Aku tidak melakukan apapun kepadanya?"
"Aira mengikuti Black yang mencari kamu. Sepertinya Black mencintai kamu karena itu sangat khawatir." Tawa Aira terdengar mengejek keduanya yang mungkin memiliki hubungan.
Tangan Aira ditarik paksa oleh Lea, dia tidak suka jika Aira mulai berdekatan dengan Black sebagai teman.
"Aku tidak memahami Kamu Lea, sesaat meminta aku akur dengan Black, sesaat kemudian meminta menjauhi dia. Sebenarnya apa yang terjadi kepada kalian berdua?" Mata Aira menatap serius, dia sangat penasaran dengan hubungan keduanya.
Teriakan Aira terdengar, mengusap keningnya yang sakit karena Lea menjentikkan jarinya. Aira ingin membalas, tapi Lea sudah berlari lebih dulu.
Suara tawa keduanya terdengar, saling mengejar ingin membalas. Aira mengumpat kasar mengejutkan orang yang mendengarnya.
"Lea, kurang ajar kamu." Aira tidak sengaja menabrak pundak Delon.
Senyuman Aira terlihat, langsung meminta maaf. Mengusap pundak agar tidak sakit lagi, wajah sedih juga ditunjukkan membuat Delon tertawa.
"Kamu cantik jika tersenyum Aira,"
"Berarti selama ini jelek?"
***
follow Ig Vhiaazaira
jangan lupa like coment Dan tambah favorit
vote hadiahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
kavena ayunda
lea pcrnya black kah🙄 kok kayak nya dket bgt
2023-05-27
0
Ghiry Cahaya Sufi
alamat ngamuk aliya tau anaknya bohong besar 🤣🤣
2022-08-31
0
Suky Anjalina
Lea Aira itu kayak Shin Tika saling melindungi 🥰🥰
2022-08-03
1