Tubuh Ai terlempar saat beradu akting dengan Lian, pukulan yang seharusnya dihindari, tapi sengaja dipercepat untuk menyerang.
"Katanya artis, tapi aktingnya seperti punya dendam?" Ai membersihkan bajunya yang kotor karena jatuh.
Beberapa orang mentertawakan kecuali, Delon dan Black. Wajah Black menatap tanpa ekspresi, tapi Delon dengan perasaan kesal melihat artis lain berakting tidak profesional.
Shooting dihentikan, Lea berlari kencang saat tahu Aira terluka. Bagian siku Ai berdarah, sudah ditangani oleh tim medis.
"Kenapa bisa begini? kalian lalai sekali,"
"Jangan salahkan mereka. Ini hanya luka kecil, aku suka permainan seperti ini. Sama-sama kuat, dan tidak ingin mengalah." Kepala Aira geleng-geleng kesenangan, dia suka memiliki lawan yang imbang.
Tendangan Lian sangat kuat, dan sudah bisa Aira tebak jika dia memiliki kemampuan bela diri. Tapi Ai juga menyadari jika pukulannya tidak mematikan.
"Ai, tujuan kamu sebenarnya apa? ingin menjadi selebriti terkenal yang memiliki talenta atau hanya sekedar mencari lawan?"
"Kenapa kamu terlihat emosi sekali? tentu aku ingin membuktikan kepada semua pengemar Adriana Aira, jika aku memiliki bakat. Tetapi aku tidak ingin dianggap lemah dan rendah." Aira mengibas rambutnya dengan santai, matanya melirik Lea yang berkali-kali menarik napas.
Tidak ingin berdebat dengan Ai, Lea memilih menemui Lian. Episode mereka masih panjang, dan Lea tidak ingin jadwal shooting terhalang oleh sikap kekanakan.
"Lea,"
"Siang Pak, maaf saya baru tiba karena ada panggilan dari kantor." Lea mendekati sutradara, meminta Lea mengikuti.
Di dalam ruangan bukan hanya ada Lea, tapi Gilang juga berada di sana mewakili Blackat. Keduanya dipertemukan untuk mendiskusikan soal film yang sedang di perankan oleh aktor dan aktris yang sama-sama memiliki pengemar besar.
Beberapa rekaman ditunjukkan soal kedekatan Ai dan Black di belakang layar. Keduanya bukan hanya memiliki chemistry, tapi nampak nyata.
"Berita cukup heboh, jika Aira dan Blackat berpacaran. Apa itu benar?"
"Tidak mungkin." Keduanya menjawab secara serempak.
"Kenapa?"
"Tidak ada alasan pastinya, saya pastikan jika Blackat tidak menjalin hubungan dengan siapapun. Dia terlalu sibuk dan tidak punya waktu untuk berpacaran." Gilang menepis segala berita yang mengatakan keterlibatan Black.
"Mustahil juga Aira menyukai pria seperti Black, dia hanya gila kerja. Aira juga memiliki kesibukan, dan tidak memiliki waktu." Lea juga menepis dugaan para pengemar.
Perusahaan dari agensi Lea akan melakukan konfirmasi jika artis mereka tidak ada terikat hubungan baik secara pribadi, maupun pekerjaan kecuali hanya menyelesaikan shooting film.
Kening gila bekerut, ucapan Lea seperti merendahkan Black. Sejak awal Lea satu-satunya orang yang selalu menjelekkan Black.
Sutradara tertawa, meminta Lea dan Gilang lebih santai. Tidak ada maksud jelek untuk merusak citra kedua aktris.
"Begini, dikarenakan mereka sedang beradu peran mungkin kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk menaikkan rating pemirsa." Ucapan sutradara lebih diperhalus agar dua manager tidak tersinggung.
"Maksudnya anda, meminta Black dan Ai terlihat dekat dan membiarkan pemberitaan soal berpacaran?"
"Betul sekali Gilang. Setelah film ini selesai, mereka bebas melanjutkan atau tidaknya." Senyuman lebar terlihat menatap keduanya.
Suara tawa Lea terdengar, langsung menolak. Apa yang direncanakan akan merugikan Aira sebagai aktris baru. Dia bisa dicap selebriti tebar pesona, lagian Blackat terlalu tua untuk Aira.
"Apa maksudnya kamu Black tua?"
"Itu fakta, sama seperti kamu yang hampir kepala tiga." Lea langsung pamit keluar, melangkah pergi meninggalkan Gilang yang tidak terima.
Suara Gilang memanggil terdengar, meneriaki Lea jika usianya baru dua lima. Bisa-bisanya dibilang sudah hampir kepala tiga.
"Kenapa anak muda sekarang mulutnya kurang ajar semua?"
"Ada apa kalian dipanggil?" Black menatap Gilang yang masih mengusap dada.
Gilang menjelaskan soal beberapa potret kebersamaan Ai dan Black yang tersebar. Banyak akun gosip yang memanasi jika keduanya terikat hubungan asmara.
"Kamu lihat sendiri, kalian berdua tersenyum saat memegang panah padahal tidak ada adegan kamu membantu Aira memegang panah." Gilang menyalahkan Black yang membuat suasana semakin panas.
Senyuman Blackat terlihat, dia memang berencana mendekati Aira. Ingin melihat segila apa pengemar mereka, dan siapa yang baik dan buruk di balik layar.
"Black, adegan selanjutnya kamu bertemu dengan Aira. Kamu tenggelam, dan dia harus meyelamatkan kamu. Bagaimana jika dia membuat kamu semakin tenggelam?"
"Kenapa pikiran kamu begitu menyeramkan? apa dia berencana membunuh aku?"
"Bisa jadi, kamu tahu dia wanita gila." Langkah keduanya terhenti saat melihat Lea dan Lian bertengkar.
Keduanya sudah saling pukul, Black langsung masuk menarik Lea ke dalam pelukannya. Tangan Black mencengkram kuat pergelangan Lian.
"Apa yang kalian ributkan? Gilang, bawa Lea keluar,"
"Lian sialan, brengsek kamu!"
"Keluar Lea!" bentakan Black menggema membuat takut Gilang.
Lian langsung menunduk, memegang wajahnya yang ditampar oleh Lea. Tatapan Black tajam, langsung melangkah pergi tanpa mengatakan apapun.
Kabar pertengkaran Lea dan Lian tersebar, Aira yang mendengarnya langsung kaget. Meminta asisten mengecek kondisi Lea yang masih ada di ruangan perawatan.
Lian menghantamnya habis-habisan, Lea yang tidak memiliki kemampuan bela diri terpojok. Kemunculan Black menyelematkan Lea dari amukan Lian.
Kening Ai berkerut, jika mereka hanya melakukan pembicaraan tidak mungkin sampai ada pemukulan. Seharusnya Lian tahu siapa Lea, dan bisa saja tuntutannya membahayakan karir Lian.
"Ai, Lea jatuh pingsan. Lian ternyata gila juga bisa memukul kepalanya begitu kuat." Asisten Ai menunduk sedih.
Aira langsung berdiri, berjalan ke arah ruangan Lian. Namun di sana ramai karena banyak yang bergosip.
"Di mana aku bisa menemukan wanita itu?" langkah Ai berhenti, mendengar sayup-sayup orang yang sedang berdebat.
Manager Lian memarahinya karena tidak menepati janji. Bisa-bisanya dia menggunakan obat-obatan saat sedang berada di lokasi shooting.
Aira yang mendengarnya cukup terkejut, pantas Lian lepas kendali. Sekarang Aira mengerti ucapan Maminya jika menjadi artis membutuhkan fisik dan mental yang kuat.
Ada juga sebagian yang menggunakan obat untuk bertahan, hal ini yang membuat Mami Aliya tidak menerima mimpi Putrinya.
"Oh, jadi di sini ada yang mengkonsumsi obat terlarang? berita panas ini." Senyuman Aira terlihat menatap dua wanita yang sama-sama terkejut.
Belum sempat ada jawaban, Aira langsung menampar kuat Lian. Managernya yang ingin membantu, rambutnya langsung dijambak-jambak.
Dua wanita menyerang secara bersamaan, Aira yang sudah emosi langsung memukuli keduanya.
Beberapa orang menggedor pintu meminta dibuka, Aira sudah bergulung menjadi satu dengan Lian dan managernya.
Pintu didobrak paksa, mata Aira melihat pintu yang hampir terbuka. Melepaskan tangannya dari rambut dua wanita langsung berpura-pura terlempar ke arah pintu.
"Aira," asisten Ai langsung panik.
"Mereka menyerang, aku hanya ingin tahu alasan mereka memukul Lea. Tapi diperlakukan tidak pantas, ada obat ...." Aira langsung berpura-pura pingsan.
Lian dan managernya masih tergeletak dalam keadaan babak belur, rambut sudah seperti singa.
***
follow Ig Vhiaazaira
Jangan lupa like coment Dan tambah favorit
vote hadiahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
yelmi
Ria atau Aira tidak pernah berubah selalu jadi si biang kerok, biang rusuh yg setiap saat bikin sakit kepala mami Al
2023-06-25
0
Sri Lestari
Adriana Siratu drama
2022-08-09
0
Ummy Hairul
soal acting GG USA dragukan emang raja sandiwara Aira mah😂😂
2022-08-05
0