Setelah melewati audisi, akhirnya Ai bisa melangkah pergi ke sebuah pulau yang akan menjadi tempat shooting film yang bergenre action.
Banyak aktor dan aktris terkenal yang ikut ambil bagian dari film, Aira satu-satunya pemain baru yang langsung bisa mendapatkan peran utama.
"Kamu keberatan tidak jika kita tinggal di tempat seperti ini?"
"Jika aku keberatan, apa kamu ingin membangunkan rumah mewah di sini?" tatapan sinis Ai terlihat melangkah ke area kamarnya yang terlihat sederhana.
Lea meminta bantuan tim Aira untuk mengecek keamanan kamar agar tidak terjadi apapun terhadap aktris.
Dari kejauhan Aira sudah melihat banyak tim yang sudah mempersiapkan set setiap adegan.
Terlihat juga beberapa aktris yang duduk bersantai sambil bersenda gurau. Mereka sengaja mengucilkan Aira yang terkenal sombong, dan suka menarik perhatian.
Kacamata hitam terpasang, Aira melihat satu-persatu pemain yang mulai berdatangan. Ai mengenali semuanya karena sering memantau setiap adegan film yang dimainkan.
"Apa yang kamu lihat Ai?"
"Kenapa Blackat belum muncul?"
"Emh ... mungkin dia sengaja terlambat agar menjadi pusat perhatian. Black pemain utama, sudah pastinya tidak ingin menunggu." Tatapan Lea juga terlihat, menatap beberapa aktris yang mengabaikan Ai.
Tangan Lea merangkul Aira, memintanya tetap menjadi seperti Ria yang tangguh meskipun banyak orang yang mengacuhkannya. Mungkin saat ini semua orang meremehkan Ai, tapi semuanya tidak akan bertahan lama.
"Kamu tidak harus mengkhawatirkan aku, kita berada di jalan yang berbeda. Aku sudah terbiasa beda sendiri, Ria dan Aira dua orang yang berbeda karakter." Ai tidak ingin mengingat sosok Ria yang tersakiti, Ai akan membalaskan kepada siapapun yang dulunya menyakitinya di masa kecil.
Suara heboh terdengar, banyak orang yang berdiri menyambut kedatangan Blackat dengan tim-nya yang sangat ketat.
Arah pandangan Black langsung kepada Aira, memalingkan wajahnya. Tawa Aira langsung terdengar karena dia mencium lelaki yang tidak pernah tersentuh wajahnya.
Tangan Lea menutup mulut Aira, merasa aneh karena tawa Ai membuat dia menjadi pusat perhatian.
"Lepaskan." Aira melangkah pergi ke kamarnya, masih membayangkan wajah Blackat yang terkejut terkena kiss dadakan.
Shooting dimulai, perubahan karakter Aira berubah total dia menjadi pemeran jahat. Pukulannya kuat menghantam Blackat, senyuman sinis Black juga terlihat masih terlihat sangat tenang.
Aira satu-satunya lawan main yang sengaja bermain kasar, film action yang mereka perankan menjadi ajang balas dendam bagi Ai.
"Cut, Aira tamparan kamu terlalu berlebihan." Pengarah merasa tidak nyaman kepada Black yang bertemu lawan main yang belum berpengalaman.
"Maaf Kak Black, Ai tidak segaja. Acting Ai tidak bisa maksimal." Kepala Aira tertunduk merasa bersalah.
"Tidak masalah Aira, acting kamu bagus terlalu alami. Sakitnya tidak seberapa, penampilan kamu luar biasa meksipun tidak punya pengalaman. Lanjutkan ... kebusukkan kamu." Senyuman Black terlihat, kata-kata terakhir hanya dibisikkan sebagai peringatan bagi Ai.
"Adegannya diulang saja, kali ini Aira akan lebih pelan." Tatapan serius Aira terlihat mengejutkan semua orang.
"Kamu keterlaluan Aira, pukulan tadi sudah cukup menyakitkan. Bagaimana jika Black terluka?" Lian berteriak didukung oleh yang lainnya.
"Kakak hitam mengatakan acting aku bagus, tapi membutuhkan pengalaman. Bukannya semakin banyak belajar dan mengulang juga menambah pengalaman?" tatapan Ai meminta pembelaan Black yang pastinya sedang mengutuknya.
Senyuman Blackat terlihat pengalaman tidak hanya soal mengulang adegan, tapi menjadikan pelajaran cara berlaga dengan lawan main
Mungkin Aira bernasib baik bertemu Black yang menangani santai, tapi jika menemukan senior yang tidak terima mungkin akan menjadi urusan panjang.
"Apa yang kamu lihat, dengar, dan lakukan itu semua pelajar yang menjadi pengalaman baru. Aku tidak nyaman berakting dengan kamu, tapi karena kita sudah kontrak maka shooting ini harus berjalan." Black melangkah pergi memegang bibirnya yang terasa perih.
Teriakan Blackat terdengar di dalam ruangan pribadinya, managernya mendekat dan meminta Black menahan diri.
Di pantulan kaca Black menatap wajahnya, melirik seseorang yang melangkah masuk. Menyerahkan sebuah salep untuk mengobati lebam di bibir.
Tatapan mata Black sinis, melemparkan salep yang diberikan oleh Lea. Dengan wajah marah, Black meminta Lea membawa Aira mundur.
"Kamu yang duluan mengancam Ai, dia tidak mungkin mengincar Kakak jika tidak diremehkan." Lea menatap balik, hanya karena poster yang terlihat dalam siaran langsung membuat Black langsung menilai buruk Ai.
"Kamu sudah mengenal lama dia, anak orang kaya seperti Ai tidak harus berjuang seperti kita. Sikapnya yang selalu merendahkan, tidak menyadari apa salahnya." Black meminta Lea memungut obatnya dan tidak harus datang lagi ke hadapannya.
Senyuman Lea terlihat, Blackat bersikap seperti anak-anak. Dia seorang aktor berpengalaman juga sudah lama di dunia hiburan, tapi masih sulit membedakan karakter seseorang.
"Jika seseorang sudah tertanam buruk dihatinya, sampai kapanpun tidak akan terlihat sisi baiknya." Suara pintu tertutup terdengar, Lea melangkah pergi dan menyesali sudah datang mengkhawatirkan Black.
Manager Black membenarkan ucapan Lea, Aira menyerang karena Black mengancamnya lebih dulu, bahkan melakukan penghinaan jika dia hanya bisa menjadi model, tidak layak sebagai aktris. Menjelekkan tidak memiliki bakat apapun.
"Dia duluan yang menggila, menjelekkan aku di hadapan Delon, membuat terjatuh. Dan yang paling gila, dia mencium pipi aku." Pukulan di meja kuat, Black masih tidak percaya jika wanita muda seperti Ai memiliki keberanian tinggi.
"Seriusan dia mencium kamu?" Gilang menahan tawa, Blackat yang tidak pernah berpacaran dan ciuman dicuri oleh wanita yang tidak disukainya.
Kesabaran Blackat diuji, dia harus menyelesaikan film secepat mungkin. Tidak bertemu lagi dengan Aira seumur hidupnya.
"Black, jaga ucapan. Bagaimana jika dia menjadi teman seumur hidup kamu?"
"Anjing lo ya, aku tidak akan mengizinkan wanita pengacau hadir di dalam hidupku. Tidak akan pernah!" suara Blackat meninggi, meminta managernya keluar.
Emosi Black semakin tinggi, mencoba mengatur napasnya untuk melanjutkan shooting berikutnya.
Di dalam hutan, Aira dengan mudahnya bisa berpindah tempat dan posisi. Dari pohon satu ke pohon lain, tanpa takut jatuh.
"Aira hati-hati." Delon meminta penjagaan diperketat.
"Wow, Ai cocok dengan peran ini karena dia mirip monyet." Tawa beberapa terdengar mengejek Aira.
Sebuah kayu melayang hampir mengenai segerombolan wanita yang mentertawakan. Aira berhasil mendarat dengan aman, mengarahkan panah ke depannya.
Mata Ai menyipit, melihat sosok pria tampan yang berjalan mendekat, dengan tatapan dinginnya.
"Jika aku lepaskan panah ini, kira-kira dia mati tidak?" Ai melihat Blackat mendekati.
Secara tiba-tiba, Aira terkejut. Dari belakang, Black memegang pinggangnya Black meminta Aira fokus terhadap target, mengajarinya cara memegang panah yang benar agar tidak menyakiti diri sendiri.
"Bersandiwara seperti ini enak juga." Senyuman Black terlihat mengedipkan matanya terhadap Ai.
***
follow Ig Vhiaazaira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
Ghiry Cahaya Sufi
ujung ujungnya bucin 😂😂
2022-08-30
0
Sri Lestari
Bisa cinlok 🥰
2022-08-09
0
Suky Anjalina
uuuhhhh bikin senyum aja babang blackcrat🥰🥰
2022-08-03
0