Mila lalalalla apa Kaka ta kampan jangan.
"Meka, sini kamu," panggil dosen paruh baya itu.
"Iya pak," Meka mendatangi dosen itu.
"Nih, kamu antarkan berkas ini kepada pak Zain diruangannya.
"Ta..tapi pak, kenapa harus saya?" tanya Meka heran.
Meka pun berjalan keluar ruangan dengan males.
"Huss semangat ya Meka ku sayang...," ledek Deon terkekeh melihat wajah Ina Meka.
Meka berjalan menuju ruangan si dosga. Di tengah jalan Meka bertemu dengan dosen perempuan yang bernama Bu Arin.
"Loh Meka, kamu mau kemana? Bukannya kamu sekarang lagi ada jam kuliah ya?" tanya Bu Arin curiga.
"Ini Bu, mau nganterin berkas buat pak Zain. Tadi saya disuruh sama dosen di kelas," jawab Meka.
"Oh kamu mau keruangan pak Zain. Sini biar ibu aja yang anter sekalian ibu juga mau membahas tentang tour nanti," balas Bu Arin dengan senyum kemenangan.
"Wah serius Bu!" seru Meka yang merasa senang.
"Iya, saya serius. Mana berkasnya sini," pinta Bu Arin. Arin merasa ini kesempatan buat dia untuk mendekati si dosga yang dingin.
"Makasih banyak ya Bu udah bantuin Meka buat nganterin nih berkas," ucap Meka yang merasa terbantu dengan kehadiran Bu Arin.
Meka pun memberikan berkasnya, dan kembali ke dalam kelasnya.
Sementara Bu Arin masih berdiri di tempat memandang kepergian Meka.
"Dasar, siswi bodoh. Aq gak akan biarin kamu mendekati dia," gumam Arin dengan senyum menyeringai. Dia pun pergi keruangan si dosga.
Sesampainya Bu Arin di depan ruangan si dosga, dia mengetuk pintunya.
Tok tok tok
Si dosga mengira yang datang itu adalah Meka, dia berteriak dari dalam.
"Masuk aja Mek, gak saya kunci kok," teriak sidosga yang senang.
Bu Arin membuka pintu ruangan si dosga, dan melenggang masuk ke dalam.
Si dosga yang tidak sadar akan kehadiran bu Arin, karena dia sedang mengecek berkas mahasiswa, berbicara tanpa melihat ke arah orangnya.
"Mek, kamu kenapa diam aja, gih duduk sana. Sabar ya sayang," ucap si dosga tanpa melihat orang yang sedang berdiri di hadapannya.
Setelah beberapa menit, dia merasa heran, karena merasa ada orang yang sedang berdiri di depannya. Lalu si dosga mendongak ke depan dan terkejut melihat Bu Arin.
"Loh kok Bu Arin yang kesini. Mekanya mana?" tanya si dosga dengan tatapan tajamnya. Walaupun terkejut, namun si dosga berusaha memperlihatkan ketegasan nya di hadapan orang lain kecuali dihadapan Meka.
"Iya pak, tadi si Meka yang nyuruh saya nganterin berkas ini. Katanya dia males ketemu bapak," bohong Bu Arin.
"Masa sih dia gak mau ketemu dengan ku. Apa dia masih malu ya dengan kejadian tadi?" bathin si dosga dengan menatap Bu Arin dengan tatapan tidak suka.
"Ya sudah letakkan disini aja Bu, dan silahkan ibu keluar dari ruangan saya. Karena saya masih ada kerjaan," ucap si dosga dengan ketus.
"Pak Zain kenapa sepertinya tidak suka ya sama saya," ucap Bu Arin dengan melangkah ke arah pak dosga. Bu Arin me dekati si dosga dan berdiri tepat di depan nya langsung hingga menyuguhkan kaki mulusnya Bu Arin.
Lalu dengan lancangnya Bu Arin menundukkan tubuhnya yang hendak mencoba mencium si dosga.
Tapi justru si dosga mendorong Bu Arin hingga Bu Arin mundur ke belakang.
"Jangan kurang ajar ya Bu!" ucap si dosga dengan emosi.
"Kurang apa saya dimata kamu Zain. Aku lebih cantik dan menggairahkan dibanding mahasiswi bau kencur itu!" teriak Arin tanpa rasa malu.
"Saya bilang keluar dari ruangan saya!" usir si dosga dengan amarah yang memuncak.
""Tidak akan, aku akan membuat orang-orang berpihak ke aku. Karena aku akan bilang bahwa kamu mau memperkosaku," ucap Arin merasa akan menang.
"Kamu pikir mereka akan percaya. Saya tidak bodoh Arin. Disini sudah terpasang CCTV. Jadi kamu jangan coba-coba mengancam saya. Sekarang keluarrrrr!!!" teriak dosga itu dengan mengusir Arin.
Bu Arin pun mengalah, dia keluar dari ruangan dosga itu dengan hati yang panas dan amarah yang memuncak.
"Lihat saja Zain, aku akan menghancurkan kamu dan dia," bathin Arin yang penuh dendam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments