Meka bingung mau lanjut melangkah atau kembali kekantin berkumpul bersama temannya. Ketika dia hendak melangkah pergi, dia melihat Bu Arin keluar dari ruangan Zain dengan baju yang berantakan sedikit.
"Ada apa dengan mereka? Kenapa gw merasa tak nyaman begini," bathin Meka yang melihat kepergian Bu Arin.
Dia pun melanjutkan berjalan ke arah ruangan dosganya. Meka mengetuk pintu ruangan itu.
Tok tok tok.
Meka menunggu sampai pintu dibuka. Meka melihat wajah Zain yang tersenyum.
"Kenapa lama sekali sayang?" tanya Zain sambil mengajak Meka masuk.
"Kalau aku cepat kemari, nanti malah ganggu kamu," ucap Meka dengan ketus.
"Loh, kenapa mengganggu. Aku gak merasa terganggu. Malah emang aku nungguin kamu," ucap Zain heran.
"Bukannya kamu lagi bersenang-senang dengan Bu Arin?" tanya Meka ketus.
"Hahahaha, ternyata kekasih ku ini sedang cemburu ya...!" seru Zain.
"Nggak, sapa yang cemburu. Sebelum janur kuning melengkung, kamu bebas mau sama siapa saja," celetuk Meka yang berusaha menyimpan air matanya.
Zain menatap Meka intens dan dia mendekati Meka. Lalu Zain menempelkan telunjuknya ke bibir Meka dan berkata,
"Kenapa kamu ngomong seperti itu? Bagiku, kamu yang pertama dan terakhir Meka ku....! Enak banget kamu ngomong begitu setelah apa yang kita lakukan!" Hardik Zain marah karena Meka menganggap Zain laki-laki brengsek dari ucapannya.
"Bu...bukan begitu Pak, eh sayang. Tadi aku melihat Bu Arin keluar dari ruangan kamu dengan kondisi sedikit berantakan. Jadi aku pikir kalian sedang....," Meka menghentikan ucapannya sambil menunduk.
"Kamu pikir kami melakukan seperti yang kita lakukan, iya Meka....," sambung Zain yang mengerti maksud ucapan Meka.
Meka hanya menganggukkan kepalanya. Dia malu menatap Zain karena berprasangka buruk.
Lalu Zain memeluk Meka dengan erat dan membisikkan sesuatu.
"Mana mungkin aku tertarik dengan wanita lain, kalau dengan kamu aja aku sangat puas," goda Zain sambil tersenyum.
"Iiiisssh apaan sih kamu. Aku tuh serius. Kenapa Bu Arin berantakan begitu. Apa yang kalian lakukan?" tanya Meka.
"Ayo sini, akan aku tunjukkan sesuatu sama kamu, biar kamu percaya," ajak Zain menuju meja kerjanya.
Zain memperlihatkan rekaman CCTV yang berada diruangannya.
"Nih, kamu bisa lihat sepuasnya. Apakah dosgamu ini berkhianat atau tidak. Dan kalau aku tidak terbukti berkhianat, maka kamu yang akan menerima hukumannya," ucap Zain kesal.
Meka melihat rekaman CCTV itu, dan memperhatikan dengan detail ketika Bu Arin memasuki ruangan dan selama diruangan. Ternyata Bu Arin sengaja menggoda dosganya dengan membuka kancing bajunya sebagian. Sehingga terlihat belahan dadanya.
Bu Arin sengaja datang ke ruangan dosganya untuk menggoda dengan kemolekan tubuhnya. Dia mendekati pak dosga yang berada dimeja kerjanya. Namun dosganya mengusir Bu Arin dari dalam ruangan itu. Namun Bu Arin tidak perduli. Karena kabut gairah terlihat di mata Bu Arin.
Dosganya berdiri dan menarik Bu Arin dan mendorong nya keluar dari ruangan nya. Sehingga terlihat pakaian Bu Arin yang sedikit berantakan.
Meka terlihat malu dan merasa gugup karena sudah berpikir yang macam-macam dengan dosganya itu.
"Maaf, aku salah," ucap Meka sambil menunduk.
"Iya emang kamu salah karena melihat sesuatu yang tidak jelas sehingga membuat kamu berpikiran jelek tentang aku. Lain kali jangan menuduh kalau kamu tidak mendengar penjelasan dulu dari ku. Karena itu akan memperburuk hubungan kita sayang," ucap Zain dengan bijak.
"Oh ya, kamu sudah makan?" tanya Zain dengan suara lembut.
"Belom. Tadi anak-anak ngajak aku ke kantin. Tapi karena kamu nyuruh aku nemui kamu, ya aku milih nemui kamu dulu. Dan kalau kamu ijinkan aku gabung sama teman-temanku, aku ke kantin nanti," jawab Meka.
"Ya sudah kalau begitu kita ke kantin bareng. Aku juga udah laper. Dari tadi nungguin kamu," balas Zain.
Mereka keluar dari dalam ruangan dosganya menuju kantin. Selama berjalan berdua dengan dosganya, Meka mendengar bisik-bisik yang tak sedap.
"Eh lihat tuh, si Meka pasti deketin Pak Zain karena ada maunya," celetuk mahasiswa A.
"Iya pastilah. Caper banget tuh anak....," hardik mahasiswa B dengan wajah tak sukanya.
"Siang Pak...!" sapa seorang mahasiswa ketika Zain dan Meka berjalan melewati beberapa ruangan kelas.
Dosganya hanya tersenyum membalas sapaan mereka.
Meka tidak memperdulikan pandangan mahasiswa itu kepadanya. Dia terus berjalan ke arah kantin. Begitu pun Zain tetap mengikuti langkah Meka berjalan ke arah kantin.
Setibanya di kantin, Meka mencari keberadaan sahabatnya.
Sedangkan dari jauh, Deon dan yang lainnya melihat kedatangan Meka dan dosganya.
"Lihat tuh Meka, datang bareng Pak Zain," ucap Isna menunjuk ke arah Meka.
"Ih....si Meka ku sayang, hebat bener ya bisa naklukin dosga kita yang kutub es itu. Jadi pengen berguru deh sama si Meka," ucap Deon heboh ketika melihat kehadiran keduanya.
"So sweet banget deh si Meka," sambung Shinta.
Ketika Meka melihat keberadaan sahabatnya, dia menghampiri mereka dan di ikuti oleh dosganya.
"Siang Pak....!" sapa mahasiswi cewek.
"Pak, gabung sini, biar makan siang bareng kita...," ajak mahasiswi lainnya.
"Pak tumben ke kantin," celetuk mahasiswa lainnya.
Zain tidak menanggapi semuanya, dia hanya memasang wajah dinginnya dan tetap mengikuti Meka.
Mereka pun sampai dihadapan para sahabat Meka.
"Sorry ya gw telat kemari," ucap Meka merasa gak enakkan.
"Santai aja Meka...," balas Isna.
Sahabat Meka terlihat canggung dengan kehadiran dosganya.
"Pak Zain mau makan siang bareng kita?" tanya Shinta tiba-tiba.
"Iya, Pak Zain mau gabung disini. Katanya pengen makan bareng mahasiswanya,"jawab Meka.
"Silahkan Pak duduk dekat saya aja biar nyaman," ucap Deon kegenitan.
"Emangnya kalau dekat yang lain gak nyaman, enak aja ngomong gitu," celetuk Isna sewot.
"Hehehe, santai beib. Eike cuma pengen berdekatan aja dengan Pak dosga kita," sahut Deon sambil mengedipkan sebelah matanya.
Meka dan yang lainnya senyum-senyum melihat kejahilan Deon.
"Pak Zain mau makan apa nih?" tanya Deon mendekatkan dirinya kesamping Zain.
"Saya ngikut Meka aja," jawab Zain singkat.
"Oh....so sweet banget sih Pak, ngikut pilihan Meka," ucap Deon.
"Begini deh Pak, kalau kita lagi kumpul. Kalau Bapak tak nyaman, kita bisa kembali keruangan pak," ajak Meka yang takut, jika kekasihnya ini tak nyaman.
"Saya senang kok gabung disini. Suasananya ramai, apalagi ketemu dengan Deon," makin rame," puji dosga mereka sambil tersenyum.
"Pasar kali Pak, rame," celetuk Deon dengan wajah merona karena di puji.
"Yeeee, kegeeran deh," ucap Shinta menimpali.
"Biarin sekali-kali ge'er gak masalah kan?" tanya Deon jutek.
"Boleh banget dong Deon yang cantik...," puji dosganya lagi sehingga membuat Deon makin terpesona melihat ketampanan dosganya.
"Huuuuuuuuu," ledek ketiga sahabatnya.
Mereka pun tertawa bersama sambil menikmati makan siang. Hingga waktu terus berlalu, mereka menyudahi makan siang bersama.
Zain mengajak Meka kembali keruangannya dan berpamitan dengan sahabat Meka.
"Saya dan Meka duluan ya. Karena ada urusan yang mau dikerjakan," ucap dosga mereka.
"Saya ikut juga Pak?" tanya Meka yang sok polos.
"Iya tentu, kamu kan ada hukuman dari saya," balas dosganya.
"What...! Hukuman. Sejak kapan gw bersalah sama nih dosga," bathin Meka sambil bengong.
"Malah bengong. Ayo jalan!" perintah dosganya.
"Teman-teman, gw duluan ya. Nanti malam kita jadi kan nginep dirumah Deon?" tanya Meka kepada ketiga sahabatnya.
"Jadi dong Mek..., Lo datang ya, awas kalau gak datang. Gw blacklist Lo dari persahabatan kita," ucap Isna sambil cekikikan.
"Gak bayar hutang kali di blacklist," sahut Meka dengan cuek.
"Jangan lupa ya beib....," sambung Deon.
"Iya gw pasti datang kok. Gw duluan ya," ucap Meka yang segera meninggalkan kantin.
Zain dan Meka kembali ke ruangan dosganya itu. Sesampainya di dalam ruangan, Meka duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Sedangkan dosganya kembali ke meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya.
Hingga beberapa jam Meka menunggu, dosganya akhirnya selesai. Dia pun menyamperin Meka yang duduk di sofa.
"Capek ya sayang nungguin aku," ucap Zain sambil mencium pipi Meka.
"Lumayan sih," sahut Meka.
"Kangen pengen peluk kamu," ucap Zain yang menatap Meka dengan intens.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments