Bab 19

Meka bingung mau lanjut melangkah atau kembali kekantin berkumpul bersama temannya. Ketika dia hendak melangkah pergi, dia melihat Bu Arin keluar dari ruangan Zain dengan baju yang berantakan sedikit.

"Ada apa dengan mereka? Kenapa gw merasa tak nyaman begini," bathin Meka yang melihat kepergian Bu Arin.

Dia pun melanjutkan berjalan ke arah ruangan dosganya. Meka mengetuk pintu ruangan itu.

Tok tok tok.

Meka menunggu sampai pintu dibuka. Meka melihat wajah Zain yang tersenyum.

"Kenapa lama sekali sayang?" tanya Zain sambil mengajak Meka masuk.

"Kalau aku cepat kemari, nanti malah ganggu kamu," ucap Meka dengan ketus.

"Loh, kenapa mengganggu. Aku gak merasa terganggu. Malah emang aku nungguin kamu," ucap Zain heran.

"Bukannya kamu lagi bersenang-senang dengan Bu Arin?" tanya Meka ketus.

"Hahahaha, ternyata kekasih ku ini sedang cemburu ya...!" seru Zain.

"Nggak, sapa yang cemburu. Sebelum janur kuning melengkung, kamu bebas mau sama siapa saja," celetuk Meka yang berusaha menyimpan air matanya.

Zain menatap Meka intens dan dia mendekati Meka. Lalu Zain menempelkan telunjuknya ke bibir Meka dan berkata,

"Kenapa kamu ngomong seperti itu? Bagiku, kamu yang pertama dan terakhir Meka ku....! Enak banget kamu ngomong begitu setelah apa yang kita lakukan!" Hardik Zain marah karena Meka menganggap Zain laki-laki brengsek dari ucapannya.

"Bu...bukan begitu Pak, eh sayang. Tadi aku melihat Bu Arin keluar dari ruangan kamu dengan kondisi sedikit berantakan. Jadi aku pikir kalian sedang....," Meka menghentikan ucapannya sambil menunduk.

"Kamu pikir kami melakukan seperti yang kita lakukan, iya Meka....," sambung Zain yang mengerti maksud ucapan Meka.

Meka hanya menganggukkan kepalanya. Dia malu menatap Zain karena berprasangka buruk.

Lalu Zain memeluk Meka dengan erat dan membisikkan sesuatu.

"Mana mungkin aku tertarik dengan wanita lain, kalau dengan kamu aja aku sangat puas," goda Zain sambil tersenyum.

"Iiiisssh apaan sih kamu. Aku tuh serius. Kenapa Bu Arin berantakan begitu. Apa yang kalian lakukan?" tanya Meka.

"Ayo sini, akan aku tunjukkan sesuatu sama kamu, biar kamu percaya," ajak Zain menuju meja kerjanya.

Zain memperlihatkan rekaman CCTV yang berada diruangannya.

"Nih, kamu bisa lihat sepuasnya. Apakah dosgamu ini berkhianat atau tidak. Dan kalau aku tidak terbukti berkhianat, maka kamu yang akan menerima hukumannya," ucap Zain kesal.

Meka melihat rekaman CCTV itu, dan memperhatikan dengan detail ketika Bu Arin memasuki ruangan dan selama diruangan. Ternyata Bu Arin sengaja menggoda dosganya dengan membuka kancing bajunya sebagian. Sehingga terlihat belahan dadanya.

Bu Arin sengaja datang ke ruangan dosganya untuk menggoda dengan kemolekan tubuhnya. Dia mendekati pak dosga yang berada dimeja kerjanya. Namun dosganya mengusir Bu Arin dari dalam ruangan itu. Namun Bu Arin tidak perduli. Karena kabut gairah terlihat di mata Bu Arin.

Dosganya berdiri dan menarik Bu Arin dan mendorong nya keluar dari ruangan nya. Sehingga terlihat pakaian Bu Arin yang sedikit berantakan.

Meka terlihat malu dan merasa gugup karena sudah berpikir yang macam-macam dengan dosganya itu.

"Maaf, aku salah," ucap Meka sambil menunduk.

"Iya emang kamu salah karena melihat sesuatu yang tidak jelas sehingga membuat kamu berpikiran jelek tentang aku. Lain kali jangan menuduh kalau kamu tidak mendengar penjelasan dulu dari ku. Karena itu akan memperburuk hubungan kita sayang," ucap Zain dengan bijak.

"Oh ya, kamu sudah makan?" tanya Zain dengan suara lembut.

"Belom. Tadi anak-anak ngajak aku ke kantin. Tapi karena kamu nyuruh aku nemui kamu, ya aku milih nemui kamu dulu. Dan kalau kamu ijinkan aku gabung sama teman-temanku, aku ke kantin nanti," jawab Meka.

"Ya sudah kalau begitu kita ke kantin bareng. Aku juga udah laper. Dari tadi nungguin kamu," balas Zain.

Mereka keluar dari dalam ruangan dosganya menuju kantin. Selama berjalan berdua dengan dosganya, Meka mendengar bisik-bisik yang tak sedap.

"Eh lihat tuh, si Meka pasti deketin Pak Zain karena ada maunya," celetuk mahasiswa A.

"Iya pastilah. Caper banget tuh anak....," hardik mahasiswa B dengan wajah tak sukanya.

"Siang Pak...!" sapa seorang mahasiswa ketika Zain dan Meka berjalan melewati beberapa ruangan kelas.

Dosganya hanya tersenyum membalas sapaan mereka.

Meka tidak memperdulikan pandangan mahasiswa itu kepadanya. Dia terus berjalan ke arah kantin. Begitu pun Zain tetap mengikuti langkah Meka berjalan ke arah kantin.

Setibanya di kantin, Meka mencari keberadaan sahabatnya.

Sedangkan dari jauh, Deon dan yang lainnya melihat kedatangan Meka dan dosganya.

"Lihat tuh Meka, datang bareng Pak Zain," ucap Isna menunjuk ke arah Meka.

"Ih....si Meka ku sayang, hebat bener ya bisa naklukin dosga kita yang kutub es itu. Jadi pengen berguru deh sama si Meka," ucap Deon heboh ketika melihat kehadiran keduanya.

"So sweet banget deh si Meka," sambung Shinta.

Ketika Meka melihat keberadaan sahabatnya, dia menghampiri mereka dan di ikuti oleh dosganya.

"Siang Pak....!" sapa mahasiswi cewek.

"Pak, gabung sini, biar makan siang bareng kita...," ajak mahasiswi lainnya.

"Pak tumben ke kantin," celetuk mahasiswa lainnya.

Zain tidak menanggapi semuanya, dia hanya memasang wajah dinginnya dan tetap mengikuti Meka.

Mereka pun sampai dihadapan para sahabat Meka.

"Sorry ya gw telat kemari," ucap Meka merasa gak enakkan.

"Santai aja Meka...," balas Isna.

Sahabat Meka terlihat canggung dengan kehadiran dosganya.

"Pak Zain mau makan siang bareng kita?" tanya Shinta tiba-tiba.

"Iya, Pak Zain mau gabung disini. Katanya pengen makan bareng mahasiswanya,"jawab Meka.

"Silahkan Pak duduk dekat saya aja biar nyaman," ucap Deon kegenitan.

"Emangnya kalau dekat yang lain gak nyaman, enak aja ngomong gitu," celetuk Isna sewot.

"Hehehe, santai beib. Eike cuma pengen berdekatan aja dengan Pak dosga kita," sahut Deon sambil mengedipkan sebelah matanya.

Meka dan yang lainnya senyum-senyum melihat kejahilan Deon.

"Pak Zain mau makan apa nih?" tanya Deon mendekatkan dirinya kesamping Zain.

"Saya ngikut Meka aja," jawab Zain singkat.

"Oh....so sweet banget sih Pak, ngikut pilihan Meka," ucap Deon.

"Begini deh Pak, kalau kita lagi kumpul. Kalau Bapak tak nyaman, kita bisa kembali keruangan pak," ajak Meka yang takut, jika kekasihnya ini tak nyaman.

"Saya senang kok gabung disini. Suasananya ramai, apalagi ketemu dengan Deon," makin rame," puji dosga mereka sambil tersenyum.

"Pasar kali Pak, rame," celetuk Deon dengan wajah merona karena di puji.

"Yeeee, kegeeran deh," ucap Shinta menimpali.

"Biarin sekali-kali ge'er gak masalah kan?" tanya Deon jutek.

"Boleh banget dong Deon yang cantik...," puji dosganya lagi sehingga membuat Deon makin terpesona melihat ketampanan dosganya.

"Huuuuuuuuu," ledek ketiga sahabatnya.

Mereka pun tertawa bersama sambil menikmati makan siang. Hingga waktu terus berlalu, mereka menyudahi makan siang bersama.

Zain mengajak Meka kembali keruangannya dan berpamitan dengan sahabat Meka.

"Saya dan Meka duluan ya. Karena ada urusan yang mau dikerjakan," ucap dosga mereka.

"Saya ikut juga Pak?" tanya Meka yang sok polos.

"Iya tentu, kamu kan ada hukuman dari saya," balas dosganya.

"What...! Hukuman. Sejak kapan gw bersalah sama nih dosga," bathin Meka sambil bengong.

"Malah bengong. Ayo jalan!" perintah dosganya.

"Teman-teman, gw duluan ya. Nanti malam kita jadi kan nginep dirumah Deon?" tanya Meka kepada ketiga sahabatnya.

"Jadi dong Mek..., Lo datang ya, awas kalau gak datang. Gw blacklist Lo dari persahabatan kita," ucap Isna sambil cekikikan.

"Gak bayar hutang kali di blacklist," sahut Meka dengan cuek.

"Jangan lupa ya beib....," sambung Deon.

"Iya gw pasti datang kok. Gw duluan ya," ucap Meka yang segera meninggalkan kantin.

Zain dan Meka kembali ke ruangan dosganya itu. Sesampainya di dalam ruangan, Meka duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Sedangkan dosganya kembali ke meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya.

Hingga beberapa jam Meka menunggu, dosganya akhirnya selesai. Dia pun menyamperin Meka yang duduk di sofa.

"Capek ya sayang nungguin aku," ucap Zain sambil mencium pipi Meka.

"Lumayan sih," sahut Meka.

"Kangen pengen peluk kamu," ucap Zain yang menatap Meka dengan intens.

Episodes
1 Bab 2
2 Bab 3
3 Bab 6
4 Bab 7
5 Bab 8
6 Bab 9
7 Bab 10
8 Bab
9 Bab
10 Bab 15
11 Bab 16
12 Bab 17
13 Bab 18
14 Bab 19
15 Bab 20
16 Bab 21
17 Bab 22
18 Bab 24
19 Bab 25
20 Bab 26
21 Bab 27
22 Bab 28
23 Bab 29
24 Bab 30
25 Bab 32
26 Bab 33
27 Bab 34
28 Bab 35
29 Bab 36
30 Bab 37
31 Bab 38
32 Bab 39
33 Bab 40
34 Bab 41
35 Bab 43
36 Bab 44
37 Bab 45
38 Bab 46
39 Bab 47
40 Bab 48
41 Bab 49
42 Bab 50
43 Bab 51
44 Bab 52
45 Bab 53
46 Bab 54
47 Bab 55
48 Bab 56
49 Bab 57
50 Bab 58
51 Bab 59
52 Bab 60
53 Bab 61
54 Bab 62
55 Bab 63
56 Bab 65
57 Bab 66
58 Bab 67
59 Bab 68
60 Bab 69
61 Bab 70
62 Bab 71
63 Bab 72
64 Bab 73
65 Bab 74
66 Bab 76
67 Bab 77
68 Bab 78
69 Bab 79
70 Bab 80
71 Bab 81
72 Bab 82
73 Bab 83
74 Bab 84
75 Bab 85
76 Bab 86
77 Bab 87
78 Bab 88
79 Bab 89
80 Bab 90
81 Bab 91
82 Bab 92
83 Bab 93
84 Bab 94
85 Bab 95
86 Bab 96
87 Bab 97
88 Bab 98
89 Bab 99
90 Bab 100
91 Bab 101
92 Bab 102
93 Bab
94 Bab 104
95 Bab 105
96 Bab
97 Bab 107
98 Bab 108
99 Bab 109
100 Bab 110
101 Bab 111
102 Bab 112
103 Bab 113
104 Bab 114
105 Bab 115
106 Bab 116
107 Bab 117
108 Bab 118
109 Bab 119
110 Bab 120
111 Bab 121
112 Bab 123
113 Bab 124
114 Bab 125
115 Bab 126
116 Bab 127
117 Bab 128
118 Bab 129
119 Bab 130
120 Bab 131
121 Bab 132
122 Bab 134
123 Bab 136
124 Bab 137
125 Bab 138
126 Bab 140
127 Bab 141
128 Bab 142
129 Bab 144
130 Bab 145
131 Bab 146
132 Bab 149
133 Bab 153
134 Bab 154
135 Bab 155
136 Bab 156
137 Bab 157
138 Bab 158
139 Bab 159
140 Bab 160
141 Bab 161
142 Bab 162
143 Bab 163
144 Bab 164
145 Bab 165
146 Bab 166
147 Bab 167
148 Bab 170
149 Bab 172
150 Bab 173
151 Bab 174
152 Bab 175
153 Bab 177
154 Bab 178
155 Bab 179
156 Bab 182
157 Bab 183
158 Bab 184
159 Bab 185
160 Bab 186
161 Bab 187
162 Bab 188
163 Bab 189
164 Bab 190
165 Bab 193
166 Bab 194
167 Bab 195
168 Bab 196
169 Bab 197
170 Bab 199
171 Bab 200
172 Bab 201
173 Bab 204
174 Bab 205
175 Bab 206
176 Bab 207
177 Bab 208
178 Bab 210
179 Bab 211
180 Bab 213
181 Bab 214
182 Bab 215
183 Bab 217
184 Bab
185 Bab 222
186 Bab 225
187 Bab 226
188 Bab 227
189 Bab 228
190 Bab 229
191 Bab 230
192 Bab 233
193 Bab 234
194 Bab 235
195 Bab 236
196 Bab 238
197 Bab 240
198 Bab 241
199 Bab 245
200 Bab 246
201 Bab 249
202 Bab 252
203 Bab 254
204 Bab 255
205 Bab 256
206 Bab 257
207 Bab 258
208 Bab 259
209 Bab 261
210 Bab 262
211 Bab 263
212 Bab 264
213 Bab 266
214 Bab 267
215 Bab 268
216 Bab 272
217 Bab 275
218 Bab 276
219 Bab 277
220 Bab 278
221 Bab 280
222 Bab 281
223 Bab 282
224 Bab 284
225 Bab 285
226 286
227 Bab 289
228 Bab 290
229 Bab 291
230 Bab 294
Episodes

Updated 230 Episodes

1
Bab 2
2
Bab 3
3
Bab 6
4
Bab 7
5
Bab 8
6
Bab 9
7
Bab 10
8
Bab
9
Bab
10
Bab 15
11
Bab 16
12
Bab 17
13
Bab 18
14
Bab 19
15
Bab 20
16
Bab 21
17
Bab 22
18
Bab 24
19
Bab 25
20
Bab 26
21
Bab 27
22
Bab 28
23
Bab 29
24
Bab 30
25
Bab 32
26
Bab 33
27
Bab 34
28
Bab 35
29
Bab 36
30
Bab 37
31
Bab 38
32
Bab 39
33
Bab 40
34
Bab 41
35
Bab 43
36
Bab 44
37
Bab 45
38
Bab 46
39
Bab 47
40
Bab 48
41
Bab 49
42
Bab 50
43
Bab 51
44
Bab 52
45
Bab 53
46
Bab 54
47
Bab 55
48
Bab 56
49
Bab 57
50
Bab 58
51
Bab 59
52
Bab 60
53
Bab 61
54
Bab 62
55
Bab 63
56
Bab 65
57
Bab 66
58
Bab 67
59
Bab 68
60
Bab 69
61
Bab 70
62
Bab 71
63
Bab 72
64
Bab 73
65
Bab 74
66
Bab 76
67
Bab 77
68
Bab 78
69
Bab 79
70
Bab 80
71
Bab 81
72
Bab 82
73
Bab 83
74
Bab 84
75
Bab 85
76
Bab 86
77
Bab 87
78
Bab 88
79
Bab 89
80
Bab 90
81
Bab 91
82
Bab 92
83
Bab 93
84
Bab 94
85
Bab 95
86
Bab 96
87
Bab 97
88
Bab 98
89
Bab 99
90
Bab 100
91
Bab 101
92
Bab 102
93
Bab
94
Bab 104
95
Bab 105
96
Bab
97
Bab 107
98
Bab 108
99
Bab 109
100
Bab 110
101
Bab 111
102
Bab 112
103
Bab 113
104
Bab 114
105
Bab 115
106
Bab 116
107
Bab 117
108
Bab 118
109
Bab 119
110
Bab 120
111
Bab 121
112
Bab 123
113
Bab 124
114
Bab 125
115
Bab 126
116
Bab 127
117
Bab 128
118
Bab 129
119
Bab 130
120
Bab 131
121
Bab 132
122
Bab 134
123
Bab 136
124
Bab 137
125
Bab 138
126
Bab 140
127
Bab 141
128
Bab 142
129
Bab 144
130
Bab 145
131
Bab 146
132
Bab 149
133
Bab 153
134
Bab 154
135
Bab 155
136
Bab 156
137
Bab 157
138
Bab 158
139
Bab 159
140
Bab 160
141
Bab 161
142
Bab 162
143
Bab 163
144
Bab 164
145
Bab 165
146
Bab 166
147
Bab 167
148
Bab 170
149
Bab 172
150
Bab 173
151
Bab 174
152
Bab 175
153
Bab 177
154
Bab 178
155
Bab 179
156
Bab 182
157
Bab 183
158
Bab 184
159
Bab 185
160
Bab 186
161
Bab 187
162
Bab 188
163
Bab 189
164
Bab 190
165
Bab 193
166
Bab 194
167
Bab 195
168
Bab 196
169
Bab 197
170
Bab 199
171
Bab 200
172
Bab 201
173
Bab 204
174
Bab 205
175
Bab 206
176
Bab 207
177
Bab 208
178
Bab 210
179
Bab 211
180
Bab 213
181
Bab 214
182
Bab 215
183
Bab 217
184
Bab
185
Bab 222
186
Bab 225
187
Bab 226
188
Bab 227
189
Bab 228
190
Bab 229
191
Bab 230
192
Bab 233
193
Bab 234
194
Bab 235
195
Bab 236
196
Bab 238
197
Bab 240
198
Bab 241
199
Bab 245
200
Bab 246
201
Bab 249
202
Bab 252
203
Bab 254
204
Bab 255
205
Bab 256
206
Bab 257
207
Bab 258
208
Bab 259
209
Bab 261
210
Bab 262
211
Bab 263
212
Bab 264
213
Bab 266
214
Bab 267
215
Bab 268
216
Bab 272
217
Bab 275
218
Bab 276
219
Bab 277
220
Bab 278
221
Bab 280
222
Bab 281
223
Bab 282
224
Bab 284
225
Bab 285
226
286
227
Bab 289
228
Bab 290
229
Bab 291
230
Bab 294

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!