Bab 18

'' Memangnya apa yang terjadi pada saudara kalian? " tanya Kakek tua, kuncen tempat tersebut.

'' Dua puluh hari yang lalu, adik dari teman saya ini meninggal karena kecelakaan di sana. Arwah adik nya belum tenang, beberapa warga dan bahkan teman saya ini juga pernah melihat penampakan dari arwah tersebut. Saya rasa semua ini karena ruh nya masih tertahan dan terjebak di tempat ini, '' tutur Syafa.

Kakek tua itu malah tertawa terbahak-bahak, ia menggeleng-gelengkan kepala seraya terus tertawa.

Arman dan Syafa saling pandang melihat reaksi si Kakek tua yang menurut mereka aneh karena sudah menertawakan cerita Syafa.

'' Tau darimana kalian ini huh? Jangan asal bicara dan menuduh tanpa bukti, '' kata kakek itu setelah puas dengan tawa nya. Namun kini seketika wajah nya berubah garang dan serius menatap mereka.

'' Kami memang tidak punya bukti justru kami kesini untuk mencari bukti, '' tegas Syafa penuh penekanan.

'' Apa yang akan kalian cari di desa asri dan indah ini? Kecelakaan itu murni karena kelalaian manusia itu sendiri tak ada kaitan nya dengan tempat ini.'' Kakek tua itu kembali duduk, kali ini dia duduk berhadapan dengan mereka.

'' Maaf kek, saya hanya ingin memastikan jika ruh Jeni saudara kami itu benar-benar tak terjebak di sini. Saya kesini mau minta izin pada Kakek, karena kami akan masuk ke hutan di samping tanjakan sana, '' ucap Syafa.

'' Dari beberapa kejadian yang pernah di alami, tanjakan itu menyimpan banyak misteri bahkan Kakek sendiri pun pernah ikut menolong seseorang yang terjebak di sana, salah satu korban kecelakaan di tahun-tahun ke belakang. Aku tak hanya mendengar kabar, melainkan tau langsung dari orang yang bersangkutan. '' Syafa menatap lekat pria tua di hadapan nya. Pria itu terperangah mendengar ucapan Syafa.

'' Omong kosong, tak ada misteri atau apapun di sini. Memang nya siapa yang bilang seperti itu? '' kekeh nya. Ia berusaha terus menyembunyikan apa yang di ketahui nya.

'' Wijaya, kakek kenal nama itu? " tanya Syafa menyelidik, ia yakin jika kakek tua itu belum pikun dan masih mengingat kakek buyut nya yang dahulu pernah mengalami hal mistis di tempat ini.

Kakek tua itu tercenung, ia menyipitkan mata hingga lipatan di area itu makin berkerut. Bayangan nya mengingat kejadian beberapa tahun silam, peristiwa maut yang mengorbankan banyak nyawa di tahun 80-an.

'' Wijaya adalah kakek buyut ku. Beliau tertimpa musibah yang membawanya ke alam lain. Padahal raga beliau masih hidup namun sukma nya terjebak di tempat ini. Beliau bilang jika seseorang menolong nya keluar dari tempat tersebut, seseorang bernama Sugeni. '' Mata Syafa makin mengintimidasi kakek tua di hadapan nya, terlebih saat Syafa menyebut nama kakek tua itu.

Sugeni nama kuncen desa X, atau tetua wilayah tersebut. Sugeni kembali tersentak mendengar penuturan gadis di hadapan nya, yang mengatakan jika Wijaya adalah kakek buyut nya.

'' Baiklah aku akan membantu kalian, tapi aku tak menjanjikan jika usaha ku ini akan berhasil. '' Akhirnya Sugeni mulai bercerita sebelum ia memberi tahu bantuan apa nanti yang akan ia lakukan.

Masa lampau jauh sebelum tempat ini di huni banyak manusia. Jin sudah lebih dulu tinggal di sana, lebih tepat nya di lokasi tanjakan merah. Nama tanjakan merah itu baru di berikan akhir-akhir ini setelah banyak darah dan nyawa tertumbal di sana.

Banyak orang percaya jika hutan di sebelah tanjakan merah adalah tempat para dedemit yang bisa memberi kejayaan. Tak sedikit orang berkunjung ke tempat itu untuk meminta sesuatu, seperti ingin harta kekayaan, ingin jabatan naik atau pun orang yang terlilit utang, mereka berbondong-bondong mendatangi tanjakan merah dengan maksud dan niat yang berbeda.

Tanjakan merah merupakan situs keramat bagi penduduk di sana. Mereka percaya bahwa ada penunggu tempat tersebut yang bernama Dewi Rengganis dan suami nya Sewu ireng yang merupakan dedemit jenis genderewo. Seiring berjalan nya waktu, sudah tak ada lagi manusia yang berani mendatangi tempat itu, mereka yang dulu nya bersemedi atau melakukan ritual pesugihan pun kini tak datang lagi kesana. Kabar yang beredar satu persatu dari mereka meninggal karena tak bisa memenuhi syarat tumbal untuk para dedemit di sana.

Hingga muncul spekulasi di kalangan masyarakat bahwa para dedemit itu marah karena tak bisa terpenuhi keinginan nya, dedemit itu pun meminta korban di setiap tahun nya dengan menimbulkan kecelakaan maut di sekitar kawasan tanjakan merah.

Banyak darah yang harus mengalir di area tersebut menjadi persembahan para dedemit. Bahkan konon kata nya, orang-orang yang tewas di sana pun akan menjadi budak mereka dan di pekerjakan di alam para dedemit. Termasuk juga orang-orang yang dulu nya meminta kejayaan dari tempat tersebut. Hingga tempat itu di beri nama tanjakan merah, yang berarti tanjakan darah.

Mendengarkan cerita Sugeni membuat Syafa dan Arman menghabiskan cukup banyak waktu.

'' Bagaimana kabar Wijaya, kakek buyut mu? '' tanya Sugeni seusai bercerita panjang lebar tentang asal muasal tanjakan merah.

'' Kakek Wijaya sudah meninggal dunia, sejak aku kecil, '' jawab Syafa.

Arman membulatkan mata, ia terkejut mendengar perkataan Syafa. Jika kakek Wijaya sudah lama meninggal lalu kenapa tadi gadis itu bilang kalau diri nya tau perihal tanjakan merah langsung dari mulut Wijaya.

Begitupun dengan Sugeni, ia mengernyitkan kening tak mengerti.

'' Saya berkomunikasi dengan beliau melalui mata batin, '' terang Syafa. Sugeni kemudian manggut-manggut, ia kini tau jika gadis bernama Syafa ini bukan lah gadis sembarangan. Kemungkinan keahlian nya itu di turunkan dari Wijaya yang juga memiliki keistimewaan yang sama.

Tak ayal jika Wijaya bisa selamat dari musibah kecelakaan beberapa tahun silam, ia memang punya kelebihan hingga sulit bagi para dedemit mengambil nyawa nya. Hanya saja sukma Wijaya tertahan di sana sedang raga nya sendiri hampir terkubur karena orang-orang pikir ia meninggal. Padahal saat itu Wijaya mati suri. Sugeni menolong Wijaya saat itu karena diri nya mendapat wangsit dari seseorang leluhur yang mendatangi nya untuk menyelamatkan sukma Wijaya yang terjebak di tanjakan merah.

Bagaimana bisa Sugeni menolong Wijaya? Sugeni bernegosiasi dengan para dedemit agar melepaskan Wijaya dari tangan mereka. Entah perjanjian apa yang ia lakukan dengan dedemit di sana hingga bisa dengan mudah nya mereka melepaskan sukma Wijaya. Semenjak saat itu, Sugeni mulai di jadikan kuncen karena keberhasilan nya menaklukan dua dedemit penguasa tanjakan merah. Meski tak ada seorang pun yang tau imbalan apa yang Sugeni berikan untuk menebus sukma Wijaya. Karena hingga saat ini tempat tersebut tetap saja menjadi lalawatan ( jalan rawan kecelakaan) yang banyak memakan korban. Tak bisakah Sugeni menghentikan ulah dedemit itu?

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

masuk pak eko

2022-09-04

3

Ai Emy Ningrum

Ai Emy Ningrum

👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2022-09-04

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!