Bab 16

Senja berwarna kuning kemerahan menyelimuti langit yang semula biru. Berulang kali Ningsih berdiri di depan teras rumah kemudian kembali lagi ke dalam menunggu Arman datang, anak laki-laki nya itu belum juga muncul padahal biasanya jam 3 sore ia sudah pulang ke rumah.

Entah kenapa hari ini Arman terlambat pulang saat ia menantikan kedatangan nya. Ada hal yang sedari pagi ingin ia sampaikan pada Arman, hal yang entah mengapa mengganjal di hati.

Ningsih sengaja ingin bicara langsung, meski sebenarnya bisa saja ia menghubungi putra nya itu lewat telepon. Tapi Ningsih tak mau mengganggu pekerjaan putra nya, ia lebih memilih Arman pulang dan menceritakan nya di rumah.

Untuk kesekian kali nya Ningsih keluar, kali ini Arman sudah datang membuka pintu pagar rumah.

'' Hari ini kok telat pulang nya? " tanya Ningsih pada Arman yang baru tiba di hadapan nya dan menyalami nya.

'' Ada sedikit pekerjaan yang harus selesai hari ini juga, Bu. Kenapa emang nya ? '' Arman duduk di kursi teras sambil membuka sepatu nya.

'' Ada yang mau Ibu ceritakan, tapi kamu bersih-bersih dulu gih. '' Ningsih tak tega melihat wajah Arman yang sepertinya lelah, padahal dari tadi ia begitu menanti kepulangan putra nya itu.

Tapi setelah melihat wajah lelah Arman, ia harus mengurungkan sejenak niat nya. Nanti jika Arman sudah mandi dan istirahat sejenak, baru ia akan bicara.

" Tentang? " Arman menautkan kedua alis tebal nya.

'' Sudah, nanti Ibu ceritakan. Sekarang mandi dulu, jangan lupa sholat ashar tar keburu habis waktu. Kalau sudah selesai, Ibu tunggu di meja makan, Ibu siapkan kopi sama makanan, '' kata Ningsih membuat Arman penasaran.

Arman pun masuk mengikuti Ningsih yang sudah lebih dulu masuk ke dalam dan menuju dapur. Sedang Arman sendiri masuk ke kamar, setelah sebelum nya menyalami Ayah nya yang tengah berada di ruang televisi bersama Purna adik bungsu Arman.

Sekitar dua puluh menit, Arman selesai mandi dan sholat. Ia segera menuju meja makan yang satu ruangan dengan dapur di rumah itu. Rasa penasaran mengusir rasa lelah setelah seharian bekerja.

Nampak Ningsih sibuk menyiapkan makanan dan secangkir kopi, ia meletakan semua itu di meja saat Arman duduk. Ningsih pun ikut duduk di hadapan putranya setelah semua tersaji di meja.

Aroma kopi hitam menguar di udara bersama kepulan asap tipis di atas cangkir berisi kopi hitam tersebut.

'' Tadi pagi di pasar Ibu bertemu dengan Khadijah, Ibu nya Maura. Beliau menceritakan keadaan Maura sekarang, sangat memprihatinkan. Maura terkena gangguan makhluk gaib semenjak ia mengalami kecelakaan tempo hari. '' Ningsih membuka percakapan dengan wajah serius, kemudian ia menceritakan semua yang di katakan oleh Khadijah secara detail.

Arman mendengarkan cerita Ningsih dengan seksama, sesekali ia menyeruput kopi hitam yang masih panas.

Setelah mendengar cerita tentang Maura seketika ia teringat ucapan Syafa yang mengatakan tentang beberapa orang yang pernah mengalami kecelakaan di desa X dan mengalami kejadian gaib. Apakah hal yang sama menimpa Maura saat ini?

Ada sedikit kepercayaan tumbuh di hati nya pada ucapan Syafa. Apalagi setelah mendengar keadaan Maura terkini, tak mungkin Khadijah mengarang cerita. Ini benar dan nyata meski sungguh sangat tak bisa di artikan oleh logika.

Namun Arman enggan menceritakan pada Ningsih tentang apa yang di lihat Syafa dalam penerawangan nya. Arman tak mau membebani pikiran Ibu nya yang sudah senja dengan hal-hal aneh semacam ini. Seperti niatan awal, ia akan mengungkap semua ini sendiri dengan di bantu Syafa tentu nya .

'' Semula Ibu kira ucapan mu tentang melihat arwah Jeni di kamar itu hanya omong kosong, begitu juga dengan perkataan warga yang konon melihat Jeni dan mengalami kejadian aneh. Tapi setelah mendengar cerita Khadijah, Ibu rasa semua ini ada sangkut paut nya antara Jeni dan sakit nya Maura, '' papar Ningsih.

'' Sudah lah, bukan nya Ibu gak percaya hal seperti itu. Kita gak boleh sembarang menebak kalau belum ada bukti pasti, apalagi hal-hal macam itu akan sangat sukar di buktikan. Lebih baik kita berdoa saja untuk almarhumah Jeni dan untuk kesembuhan Maura. '' Arman mencoba menutupi firasat nya yang memang sejalan dengan pikiran Ningsih.

'' Jadi ini yang mengganggu pikiran Ibu hingga menunggu ku pulang tadi? " sambung Arman.

'' Iya, Ibu jadi khawatir arwah Jeni tak tenang. Pikiran ibu jadi kemana-mana apalagi setelah tau Maura di ganggu makhluk gaib. Ibu takut, Jeni juga ikut mengganggu Maura, '' lirih nya.

'' Astagfirullah, gak mungkin itu. Maura kan teman Jeni, jadi gak mungkin dia ganggu Maura. Lagian Jeni sudah beda alam, Bu. ''

'' Tapi kamu sendiri juga di datangi arwah Jeni, kan? Padahal kamu kakak nya Jeni. ''

'' I-itu mungkin hanya tipuan syetan saja, kalau nggak ilusi ku itu, ''

Ningsih menghela nafas kasar, ada hal yang sulit ia jelaskan dengan kata-kata bahkan ia sendiri pun tak tau apa perasaan asing itu seolah mendorong nya untuk terus menelisik masalah ini.

Melihat Ningsih melamun, Arman tau apa yang memenuhi pikiran Ibu nya itu. Sama hal dengan yang ia pikirkan meski ragu akan kebenaran nya.

'' Bu, udah jangan mikir macam-macam lagi. Saat ini kita hanya perlu ikhlas akan kepergian Jeni, berdoa yang terbaik untuk nya. Aku yakin doa Ibu akan lebih cepat sampai, kita harus yakin Jeni di sana sudah sangat tenang, '' kata Arman. Ia jadi menyesal sudah mengatakan apa yang di alami nya semalam pada Ibu nya ini.

'' Iya, nak. Yaudah, Ibu mau wudhu dulu bentar lagi magrib. '' Ningsih mencoba mengenyahkan kegelisahan hati nya, ia beranjak menuju kamar mandi dan berwudhu.

Sementara Arman sendiri larut dalam pikiran nya. Ia mengusap wajah berulang kali, merasa bingung apa yang harus ia lakukan saat ini. Apakah dia harus kembali meminta bantuan Syafa memecahkan masalah ini , jika memang kemungkinan-kemungkinan itu nyata. Kemungkinan sakit nya Maura ada hubungan nya dengan arwah penasaran Jeni, dan sebaliknya. Sungguh sangat sulit di mengerti apalagi di buktikan jika sudah menyangkut kegaiban.

Mau tidak mau, apa salah nya Arman mencoba mendengarkan Syafa. Tak ada pilihan lain dan jalan lain selain meminta bantuan gadis itu. Jika dari Syafa ia menemukan titik terang masalah ini, maka ia akan meneruskan mencari solusi dari semua kejanggalan ini. Namun kalau tak ada hasil, maka ia akan menghentikan usaha nya ini. Jika memang ternyata benar ada hubungan antara Jeni dan Maura maka pencarian nya ini sekalian untuk kesembuhan Maura.

[ Sambil nunggu up novel ini, mohon dukungan cerpen horor karya othor. Cerpen nya bisa di lihat di profil othor ya 😊]

Terpopuler

Comments

Ai Emy Ningrum

Ai Emy Ningrum

mau ga mau ..tp harus mau ..semoga ada jln kesembuhan buat Maura dan kejelasan buat arwah nya Jeni 😒😌😔

2022-08-30

4

Ali B.U

Ali B.U

👍👍👍👍👍👍

2022-08-30

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!