Bab 8

Deg !!

Merasa penasaran, Khadijah pun bangkit dan menuju kamar mandi.

Krieeeeettt

Belum sampai langkah nya ke sana, derit pintu kamar mandi sudah terdengar oleh Khadijah dan Maura.

Lampu ruangan tiba-tiba saja mati..

'' Hii..hii..hii.., '' suara cekikikan anak kecil terdengar begitu jelas di tengah suasana sepi senyap.

Khadijah tersentak, mematung di ambang pintu menuju dapur. Pantulan cahaya dari luar yang menjadi satu-satu nya penerangan di ruangan itu.

Keringat mulai membasahi wajah Khadijah, mengucur di pelipis. Kaki nya bergetar hebat, hal yang baru kali ini ia alami di sepanjang hidup nya.

Khadijah kembali mundur, ia harus melindungi Maura yang masih duduk di sofa. Ia yakin, putri nya itu kini pasti sangat ketakutan.

'' Maura,, di mana kamu ? '' Dijah di kejutkan lagi saat tak menemukan Maura di tempat semula.

'' Maura.. '' panggil nya kembali sambil terus mencari-cari putri nya di tengah cahaya samar dari luar.

Khadijah meraba-raba lemari mencari lilin dan korek yang berada di laci. Panik dan kecemasan mendera, ia takut terjadi sesuatu pada Maura putri nya.

Setelah di dapat lilin tersebut ia nyalakan, meski beberapa kali harus berjuang menyalakan korek yang terus tertiup angin.

Khadijah menyisir seluruh ruangan dengan bantuan cahaya lilin yang tak begitu terang, tak ada Maura di sana.

Ia pun beranjak masuk ke ruang utama rumah tersebut.

Braakk!!

Suara pintu kamar Maura di banting dengan sangat keras, membuat nya terperanjat.

'' Astagfirullahaladzim, " dengan tergesa-gesa ia menghampiri pintu kamar itu.

Tangan nya berusaha membuka daun pintu, namun begitu sulit seakan pintu itu terkunci rapat. Heran nya tak ada suara sahutan Maura dari dalam sana.

'' Maura..kamu di dalam sana, Nak ? '' teriaknya sambil terus berusaha menekan daun pintu.

Hening tak ada jawaban dari dalam sana, membuat Khadijah makin khawatir.

'' Khadijah..buka pintu nya, '' terdengar suara Amir di luar rumah.

Amir yang kebetulan lewat saat itu, heran melihat rumah Khadijah dalam keadaan gelap nampak dari luar.

Khadijah segera membuka kunci pintu keluar, berharap Amir bisa membantu nya mencari Maura.

'' Bang, Maura hilang , '' kini Khadijah terisak.

'' Apa ? ''

Tiba-tiba terdengar suara jeritan dari dalam kamar.

'' Lepaskan aku, aku tidak mau mati..lepaskan.., '' suara Maura dari dalam sana sangat histeris.

Sontak Amir dan Khadijah segera mendorong paksa pintu kamar yang sulit terbuka itu.

Nampak Maura duduk di atas tempat tidur dengan rambut yang sudah acak-acakan, ia membelakangi pintu saat Khadijah dan Amir berhasil membuka kamar tersebut.

'' Maura.. '' Khadijah mendekat.

'' Hii..hii..hi.., '' Maura cekikian dengan suara bergetar membuat tengkuk keduanya merinding.

'' Dijah, '' bisik Amir menahan langkah adik nya.

Khadijah menoleh dengan wajah tegang dan di liputi rasa cemas.

'' Itu bukan putri mu, '' bisik Amir kembali.

Mata keduanya kembali memandang Maura yang masih mematung di atas tempat tidur. Tiba-tiba saja, ia menoleh menyeringai menatap dua orang di belakang nya.

Wajah Maura sangat lain, ia terlihat begitu menyeramkan. Muka nya pucat pasi seakan tak ada darah yang mengalir di tubuh gadis itu.

'' Dia harus mati, dia harus mati.. '' suara asing terlontar dari mulut Maura dengan mata melotot. Maura kini tengah di rasuki arwah seseorang, ia membalikan tubuh dengan gerakan yang sangat kaku dan terpatah-patah.

'' Astagfirullah, Ya Allah..tolong anak hamba Ya Allah.., '' lirih Khadijah.

Amir membaca do'a di dalam hati kemudian mulai mendekat ke arah Maura.

'' Hentikan !! " teriak Maura seakan memerintahkan Amir untuk berhenti melafadzkan ayat-ayat suci.

Kedua tangan nya menutup telinga, mata yang melotot kini manik nya mulai naik ke atas hingga tinggal menampakan bagian putih nya saja.

'' Aku harus bawa gadis ini, dia harus mati ! " teriaknya kembali.

'' Apa yang kau maksud ? Sebenarnya siapa kau ? '' geram Amir yang terus mendekat.

'' Aku benci gadis ini, dia tak merasakan sakit seperti kami. Kami iri pada nya, '' suara pilu yang keluar dari mulut Maura seakan silih berganti.

'' Iri ? '' desis Khadijah tak mengerti.

'' Kami semua mati, sedang gadis ini bisa hidup. Kami tak rela !! '' suara yang tadi nya menyayat kini mulai seperti gertakan.

Khadijah ambruk menjatuhkan diri di lantai, ia tak kuasa menopang tubuh nya yang sudah sangat lemah. Ia terduduk dengan air mata makin deras di wajah nya.

'' Pergi dari sini sebelum aku menyakiti mu dengan ayat Tuhan, '' ancam Amir.

Gerakan Maura semakin tidak lazim. Kepala, tangan dan bagian tubuh nya bergerak dengan sangat kaku tak karuan. Sesekali meringis seperti sedang menahan rasa sakit, apalagi saat Amir mulai menyentuh ujung jempol kaki yang terjulur di ranjang.

Amir terus menekan jari tersebut sambil tak henti membaca do'a. Tubuh Maura kian menggoncang hebat. Hingga lengkingan terdengar menggema di ruangan itu, dan Maura pun seketika lunglai terhempas di ranjang.

Saat itu juga lampu ruangan mulai menyala kembali dengan sendiri nya. Dengan keadaan masih lemas, Khadijah berusaha bangkit dan mendekat ke tempat tidur.

'' Apa yang terjadi pada anak ku Bang ? Siapa mereka ? '' pekik Khadijah.

'' Maura kerasukan, sepertinya mereka arwah korban kecelakaan bis itu, '' jawab Amir sambil membetulkan posisi tubuh Maura yang saat ini pingsan.

'' Gimana ini, Bang ? Kenapa mereka terus mengganggu anak ku, kasihan Maura Bang. " Khadijah mengusap anak rambut yang menutupi sebagian wajah putri nya.

'' Kita harus cari cara untuk mengobati nya. Besok aku panggilkan Ustadz, '' kata Amir.

Khadijah mengangguk menyetujui usulan Kakak laki-laki nya itu. Meski saat ini Amir bisa mengatasi Maura yang kesurupan, tapi ia tak bisa menghentikan gangguan makhluk astral itu.

Benar atau tidak nya perkataan syetan itu, tak bisa ia ketahui. Mengingat begitu banyak tipu daya syetan, bukan tak mungkin jika itu hanya muslihat mereka untuk menakuti dan melemahkan iman umat manusia.

Setau Amir dan Khadijah, orang yang sudah meninggal tak mungkin tetap berada di alam dunia fana ini. Mereka yang sudah tiada akan di tempatkan di alam yang sudah di sediakan yakni alam barzakh.

Semalaman Khadijah dan Amir terus menjaga Maura, khawatir kejadian seperti tadi terulang kembali.

Hingga lewat tengah malam, Khadijah memutuskan untuk shalat tahajud. Ia segera mengambil wudhu, kemudian bersimpuh di hadapan Sang Khalik.

Bermunajat memohon pertolongan Allah SWT, agar putri nya di jauhkan dari gangguan syetan.

Sementara itu di kampung tempat tinggal Jeni, empat orang yang sedang meronda mulai berpatroli mengelilingi kampung. Di tempat itu memang masih sangat terjalin kerukunan dan kepedulian terhadap keamanan kampung. Meski tak pernah terjadi tindak kriminalitas, gerakan pos ronda masih di lestarikan di sana.

Saat memasuki gang rumah Jeni, tiba-tiba seseorang menghentikan langkah nya.

'' Loh ada apa ? '' tanya Alam salah satu yang bertugas meronda malam itu.

'' Kita gak usah ke Rt sini deh, '' ucap Yanto dengan wajah sedikit tegang dan takut.

'' Kenapa emang nya ? '' tanya Alam heran.

'' Anu.., bulu kuduk ku sering merinding kalau lewat rumah Pak Jamal. '' Yanto mengusap-usap tengkuk nya. Pak Jamal itu Ayah Jeni.

'' Oalah, sampean takut sama Neng Jeni ? Dia udah gak ada, jangan kayak anak kecil, '' cetus Marno yang sudah beberapa bulan merantau di kampung tersebut karena sang istri merupakan pribumi di sana.

'' Heran, udah Kolot masih aja takut yang begituan. Udah jalan buruan, ke buru malam, '' ketus Alam.

'' Heh dasar borangan (penakut) , '' gumam Iwan.

'' Yaudah kalian duluan, '' ringis Yanto tak perduli di katain penakut oleh ketiga teman nya itu.

Alam mulai berjalan memasuki gang dengan keberanian nya, kemudian di ikuti Manto dan Iwan. Yanto sendiri masih was-was, ia mendengar selintingan kabar dari grup ronda malam kemarin, kalau mereka melihat Jeni di depan rumah nya semalam. Tentu saja isu itu menyebar luas menjadi buah bibir di kampung tersebut, hingga membuat nyali Yanto menciut. Meski tak tau kebenaran kabar itu, Yanto tetap tak berani memasuki gang menuju rumah Jeni.

Terpopuler

Comments

Nada Melody

Nada Melody

semakin takut semakin setan suka menjelma

2023-05-29

0

Shinta Teja

Shinta Teja

deg2an aku bacanya... jadi kebelet pipis..😱😱😱

2023-01-03

3

Rini Antika

Rini Antika

Astagfirulloh kaget aku..😱

2022-08-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!