CH - 18 : Nasihat Seorang Teman

"Apa?" ucap Akira dengan cukup terkejut atas ucapan Farisa barusan

"Ya, apakah aku salah?" tanya Farisa kepada Akira

"Apa yang kau ucapkan barusan? Kau bertanya lagi kepada ku apakah kau salah atau tidak, Farisa?" tanya Akira dengan kesal kepada Farisa

"Ya, memang begitu pertanyaan ku," jawab Farisa dengan polos

Akira pun memegang kepala nya seraya berkata.

"Ya ampun, Farisa, aku tidak habis pikir dengan pertanyaan mu," ucap Akira

"Kenapa?" tanya Farisa

"Tentu saja salah, teman ku," ucap Akira

"Tapi aku tidak tau mengapa aku bisa mencintainya," ucap Farisa kepada Akira

"Tapi itu adalah hal yang salah, dan mulai detik ini, hentikan perasaan kau itu, jangan lagi melakukan hal yang membuat perasaan mu semakin mencintai dirinya," ucap Akira kepada Farisa

"Bagaimana cara nya?" tanya Farisa kepada Akira

"Jangan temui dia lagi," ucap Akira kepada Farisa

Farisa pun terdiam mendengar ucapan Akira.

"Sebentar, siapa laki-laki yang kau maksud ini, Farisa?" tanya Akira kepada Farisa

"Dia anak IPS 1," ucap Farisa kepada Akira

Mendengar ucapan Farisa membuat Akira semakin terkejut lagi.

"Bisa-bisa nya orang seperti kau, jatuh cinta dengan anak IPS yang berantakan, tidak suka belajar dan suka melanggar aturan tersebut, Farisa," ucap Akira kepada Farisa

"Tidak, Akira. Dia berbeda, dia tidak sama dengan anak-anak yang lainnya," ucap Farisa menjawab perkataan Akira itu

"Bukannya semua anak IPS seperti itu? Dari seluruh anak IPS yang kita kenal dari dulu, sifat nya rata-rata hampir sama semua," ucap Akira kepada Farisa

"Kalau pria yang satu ini..." ucap Farisa sembari mulai memikirkan Sanda

"Dia berbeda, Akira. Dia tidak sama seperti anak IPS pada umum nya, dia orang nya tidak berantakan, dia rapih, dia suka membaca dan tidak pernah aku melihat dia melanggar aturan," ucap Farisa kepada Akira

Akira pun bingung dengan ucapan Farisa, karena selama ini dia tidak pernah menemui anak IPS yang berpenampilan dan bersifat sama seperti yang barusan Farisa ucapkan.

"Siapa nama pria itu?" tanya Akira kepada Farisa dengan rasa cukup penasaran

"Sanda," ucap Farisa kepada Akira

*Dari sisi Sanda

Ia kini tengah di dalam perjalanan pulang untuk mengantarkan Sena ke rumah, ia mengantarkan Sena pulang ke rumah dengan sepeda motor yang ia bawa, dari atas motor itu di dalam perjalanan, Sena berbicara kepada Sanda.

"Apakah kau memakan cokelat pemberian dari perempuan yang di perpustakaan tadi?" tanya Sena kepada Sanda

"Tidak, kenapa?" tanya Sanda kembali

"Kenapa tidak?" tanya Sena lagi

"Karena kau tidak boleh," ucap Sanda kepada Sena

"Kapan aku berbicara seperti itu?" tanya Sena kepada Sanda

"Kau tidak berbicara, tetapi kelihatan dari sikap mu," ucap Sanda kepada Sena

"Kelihatan bagaimana?" tanya Sena kepada Sanda

"Ya dari cara kau tadi di perpustakaan, aku takut kau marah, lalu kau akan mendiami ku selama-lamanya," ucap Sanda kepada Sena

"Tidak lah, aku tidak sejahat itu, aku juga tidak marah, hanya sedikit jengkel saja. Kenapa dia bisa-bisa nya melakukan itu, padahal sudah jelas kau sudah menjadi milik ku," ucap Sena kepada Sanda

"Aku menjadi milik mu sudah?" tanya Sanda kepada Sena

"Oh kau tidak mau?" ucap Sena kepada Sanda

"Tentu saja mau, siapa yang tidak ingin menjadi milik seorang bidadari...," ucap Sanda dengan tersenyum

Sena pun ikut tersenyum mendengar ucapan Sanda barusan.

"Yang cemburuan," lanjut perkataan Sanda

Sena pun memeluk Sanda dari belakang.

"Aku cemburu, karena aku sangat mencintaimu," ucap Sena kepada Sanda

*Dari sisi Farisa dan Akira

"Aku tidak peduli siapapun nama pria itu, atau pun tentang pribadi nya seperti yang kau katakan tadi. Intinya sekarang, dari seluruh ucapan mu tadi, perasaan itu harus segera kau hapuskan dari hati mu, Farisa. Karena itu adalah sebuah perasaan yang salah," ucap Akira kepada Farisa

"Sejak kapan perasaan itu bisa salah, Akira?" tanya Farisa kepada Akira

"Sejak kau mengatakannya tadi kepada ku, sejak kau mulai mencintai kepunyaan orang lain, Farisa," ucap Akira kepada Farisa

"Aku tau perasaan kau jatuh kepada orang yang bahkan kau sendiri tidak bisa menentukannya, tapi di dalam kehidupan saja punya aturan, Farisa. Apa lagi di dalam perasaan, jangan melukai perasaan orang lain karena kau mencintainya, Farisa. Jangan, kau juga perempuan, aku tidak ingin teman ku harus menjadi orang yang seperti itu," ucap Akira kepada Farisa lagi

Farisa pun mulai mengerti atas ucapan Akira tersebut, dia mulai sadar juga atas kesalahan yang ia miliki beberapa waktu yang lalu. Ia berusaha untuk melupakan perasaan nya tentang itu.

"Ku harap kau mengerti perkataan ku, Farisa. Aku harus memberitahu mu hal ini, agar kau tidak salah dalam mencintai seseorang. Memang cinta itu tidak pernah salah, tapi boleh jadi yang salah itu adalah penempatan cinta nya, bukan cinta itu sendiri, Farisa," ucap Akira kepada Farisa

"Terima kasih atas saran yang kau beritahu kepada diriku, Akira. Aku sekarang mengerti, dan aku mulai paham yang kau maksudkan sedari tadi," ucap Farisa kepada Akira

"Bagus lah kalau seperti itu, Farisa," ucap Akira kepada Farisa

"Ya sudah, mari sekarang kita ke jalan raya untuk mencari angkutan umum, nanti kita kesorean, takut nya angkutan umum nya sudah tidak ada," ucap Akira mengajak Farisa untuk pulang

"Baik lah," ucap Farisa kepada Akira, kemudian mereka berdua pun mulai melanjutkan langkah nya menuju jalan raya

*Dari sisi Sanda dan Sena

"Sudah sampai, kekasih ku," ucap Sanda kepada Sena

"Terima kasih, kekasih," ucap Sena kepada Sanda sembari turun dari motor Sanda itu

Sena pun mulai berdiri di hadapan Sanda, kemudian Sanda mulai membuka kancing helm nya yang sedang di pakai oleh Sena itu. Setelah membuka kancing helm tersebut, Sanda pun berpamitan kepada Sena.

"Aku pulang dulu, ya," ucap Sanda sembari meletakkan helm yang ia ambil dari Sena tadi, di gantungkan nya di depan, tepat di depan jok motor milik nya tersebut

"Iya, hati-hati di jalan," ucap Sena kepada Sanda

"Hari ini kau di rumah saja, kan?" tanya Sanda kepada Sena

"Selalu seperti itu sepertinya, kecuali kalau kau mengajak ku jalan, Sanda," ucap Sena kepada Sanda

"Oh, baik lah," ucap Sanda kepada Sena

"Ada apa memangnya?" tanya Sena kepada Sanda

"Tidak ada, barangkali nanti aku bisa menelepon mu, jika kau tidak sedang sibuk dan aku sedang merindukan mu," ucap Sanda kepada Sena

"Ya, silahkan saja, aku memang tidak pernah sesibuk yang kau pikirkan," ucap Sena kepada Sanda

"Baik lah," ucap Sanda kepada Sena

"Tapi, sekarang ini, ketika kau akan pulang, kau sudah mulai merindukan ku?" tanya Sena kepada Sanda

"mungkin, di dalam perjalanan menuju rumah ku, sepertinya," jawab Sanda kepada Sena

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

top markotop 😍

2023-03-02

1

Mommy Lingling

Mommy Lingling

sanda sudah ada yang punya lho Farisa.. Yaa jangan sama anak IPS, semua anaknya enggak ada yang beres cowoknya😆

2023-02-27

1

pilo

pilo

Berani berbeda itu keren

2023-02-25

1

lihat semua
Episodes
1 CH - 1 : Sanda Sambiru
2 CH - 2 : Sebuah Catatan Kecil
3 CH - 3 : Toko Buku
4 CH - 4 : Meja Makan Dan Pertanyaan Malam
5 CH - 5 : Kesiangan
6 CH - 6 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (1)
7 CH - 7 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (2)
8 CH - 8 : Perpustakaan Menyimpan Perasaan
9 CH - 9 : Cemburu
10 CH - 10 : Penghujung Sore
11 CH - 11 : Sisa Pertanyaan
12 CH - 12 : Patah Sebelum Bersama
13 CH - 13 : Keliru
14 CH - 14 : Sepasang Kekasih Di Bawah Tiang Bendera
15 CH - 15 : Senja Di Satu Bulan Lebih
16 CH - 16 : Siang Dihampiri Kelaraan
17 CH - 17 : Kesalahan Dalam Jatuh Cinta
18 CH - 18 : Nasihat Seorang Teman
19 CH - 19 : Grogi
20 CH - 20 : Mencoba Meyakinkan
21 CH - 21 : Pertemuan Yang Harmonis
22 CH - 22 : Luka Lama Pada Sebuah Pertanyaan
23 CH - 23 : Matahari Lebih Dulu Terbit
24 CH - 24 : Perselisihan
25 CH - 25 : Salah Orang
26 CH - 26 : Pusat Kota
27 CH - 27 : Festival Musik
28 CH - 28 : Kasih Sebelum Pergi
29 CH - 29 : Nyanyian Kepada Luka
30 CH - 30 : Tidak Terduga
31 CH - 31 : Rasa Bersalah
32 CH - 32 : Memanipulasi Perasaan
33 CH - 33 : Pulang Dan Malam
34 CH - 34 : Ada Yang Tertinggal Di Pusat Kota
35 CH - 35 : Badai Itu Memeluk Kita
36 CH - 36 : Tanya Yang Khawatir
37 CH - 37 : Setelah Badai
38 CH - 38 : Perhatian Dari Seorang Sahabat
39 CH - 39 : Baik-Baik Saja
40 CH - 40 : Teras Rumah Dan Tunggu
41 CH - 41 : Setelah Jumpa
42 CH - 42 : Rumah Yang Kesepian
43 CH - 43 : Bimbang
44 CH - 44 : Topeng Itu Hancur
Episodes

Updated 44 Episodes

1
CH - 1 : Sanda Sambiru
2
CH - 2 : Sebuah Catatan Kecil
3
CH - 3 : Toko Buku
4
CH - 4 : Meja Makan Dan Pertanyaan Malam
5
CH - 5 : Kesiangan
6
CH - 6 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (1)
7
CH - 7 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (2)
8
CH - 8 : Perpustakaan Menyimpan Perasaan
9
CH - 9 : Cemburu
10
CH - 10 : Penghujung Sore
11
CH - 11 : Sisa Pertanyaan
12
CH - 12 : Patah Sebelum Bersama
13
CH - 13 : Keliru
14
CH - 14 : Sepasang Kekasih Di Bawah Tiang Bendera
15
CH - 15 : Senja Di Satu Bulan Lebih
16
CH - 16 : Siang Dihampiri Kelaraan
17
CH - 17 : Kesalahan Dalam Jatuh Cinta
18
CH - 18 : Nasihat Seorang Teman
19
CH - 19 : Grogi
20
CH - 20 : Mencoba Meyakinkan
21
CH - 21 : Pertemuan Yang Harmonis
22
CH - 22 : Luka Lama Pada Sebuah Pertanyaan
23
CH - 23 : Matahari Lebih Dulu Terbit
24
CH - 24 : Perselisihan
25
CH - 25 : Salah Orang
26
CH - 26 : Pusat Kota
27
CH - 27 : Festival Musik
28
CH - 28 : Kasih Sebelum Pergi
29
CH - 29 : Nyanyian Kepada Luka
30
CH - 30 : Tidak Terduga
31
CH - 31 : Rasa Bersalah
32
CH - 32 : Memanipulasi Perasaan
33
CH - 33 : Pulang Dan Malam
34
CH - 34 : Ada Yang Tertinggal Di Pusat Kota
35
CH - 35 : Badai Itu Memeluk Kita
36
CH - 36 : Tanya Yang Khawatir
37
CH - 37 : Setelah Badai
38
CH - 38 : Perhatian Dari Seorang Sahabat
39
CH - 39 : Baik-Baik Saja
40
CH - 40 : Teras Rumah Dan Tunggu
41
CH - 41 : Setelah Jumpa
42
CH - 42 : Rumah Yang Kesepian
43
CH - 43 : Bimbang
44
CH - 44 : Topeng Itu Hancur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!