"Tentu tidak, ku rasa dia orang yang cukup introvert dan terlalu kaku untuk berbicara dengan orang baru," ucap teman Sena kepada Sena
"Oh," ucap Sena
Ia pun kian bingung, mengapa laki-laki itu cukup misterius di kepala nya, mengapa ia bisa-bisa nya mendapatkan buku sajak itu, meski si pemilik buku sajak itu saja sangat asing dan tertutup dengan orang baru.
*Dari sisi Sanda.
Ia tengah membaca buku di perpustakaan sekolah nya, ia biasa menghabiskan waktu nya sendirian di perpustakaan itu, hanya dengan buku dan catatan sajak yang kini tengah di pegang oleh perempuan manis itu.
Sanda yang tengah membaca dengan tenang, tiba-tiba terdengar suara pintu perpus terbuka.
"Eh, Bu, aku ingin mengembalikan...." ucap Sanda terhenti ketika melihat yang datang ternyata bukan Ibu penjaga perpus
"Eh, kau," ucap Sanda
"Iya," ucap Sena
"Maaf, ku kira Bu Resi," ucap Sanda kepada Sena
"Iya, tak apa," ucap Sena kepada Sanda
"Sedang apa kau kemari, tumben," tanya Sanda kepada Sena
"Sedang mencarimu," jawab Sena kepada Sanda
"Kenapa?" tanya Sanda
Sena pun memberikan buku yang sedari tadi ia bawa.
"Ini," ucap Sena sembari meletakkan nya di meja
"Terima kasih sudah meminjamkan nya kepada ku, terima kasih sudah memberikan ku referensi sajak-sajak," ucap Sena kepada Sanda
"Sama-sama," jawab Sanda dengan singkat
"Ngomong-ngomong, ku dengar dari teman ku, kau sering ikut lomba menulis dan juara?" tanya Sena kepada Sanda
"Tidak juga," jawab Sanda kepada Sena
Sena diam sejenak, melihat buku yang kini tengah di baca kembali oleh Sanda.
"Buku apa itu?" tanya Sena
"Buku bacaan," jawab Sanda
Sena pun tertawa kecil.
"Iya aku tau, maksud ku tentang apa?" tanya Sena kepada Sanda
"Tentang rindu yang tak pernah tersampaikan," jawab Sanda
Sena diam, melihat ke arah Sanda yang tidak melihat nya.
"Kau ini anak IPS 1, tapi mengapa dari gaya dan bicara mu tidak sama seperti mereka?" tanya Sena kepada Sanda
"Maksud nya?" tanya Sanda kembali kepada Sena, dengan mengalihkan pandangan nya dari buku itu ke arah Sena
"Ya, kalau anak IPS setahu ku, pasti suka keramaian, nongkrong sana-sini, dan lebih banyak lagi hal-hal yang sangat jauh dari pada dirimu," ucap Sena kepada Sanda
"Apakah aku harus menjadi seperti itu, untuk membuat kalian tau bahwa aku anak IPS 1?" tanya Sanda kepada Sena
"Tidak juga," ucap Sena kepada Sanda
Lalu Sanda kembali membaca buku nya.
Sena diam lagi, kini ia mulai mencoba duduk di kursi sebelah Sanda.
"Kita sudah lama satu sekolah, tapi mengapa aku baru tau kau sekarang?" tanya Sena
"Buat apa kau mengetahui diriku sedari dulu?" tanya Sanda kepada Sena
"Ya, tidak ada apa-apa. Maksud ku, kenapa aku baru kali ini melihat mu," ucap Sena kepada Sanda
"Aku tidak suka manusia, aku tidak suka hal-hal tentang diriku diketahui orang lain, dan aku tidak suka berbicara banyak, aku tak pandai dalam berbincang-bincang," ucap Sanda
"Tapi sekarang, kau bisa berbincang dengan ku," ucap Sena
"Karena kau di sini," jawab Sanda dengan masih mengacuhkan Sena di samping nya
"Baik lah, kalau begitu, aku permisi," ucap Sena sembari berdiri meninggalkan Sanda
Sena yang terus berjalan sampai di depan pintu, kembali memutar balik badan dan berkata.
"Kau tak ingin berteman dengan ku?" tanya Sena kepada Sanda
Sanda diam saja.
"Kau tak ingin berkenalan dan mengetahui nama ku?" tanya Sena lagi
Sanda pun melihat ke arah Sena.
"Mungkin nanti," jawab Sanda kepada Sena
Sena pun pergi dengan perasaan yang cukup kesal.
Waktu terus berlalu, tiba lah jam pulang sekolah.
Sanda yang kini tengah berjalan menuju pulang, tetapi kali ini ia melihat ke arah Sena yang sedang menunggu jemputan dengan sendiri.
Sanda duduk di bawah pohon yang rindang, di mana tak ada orang yang bisa melihat dirinya di sana, tetapi dia bisa melihat orang-orang dan juga Sena.
Tiba-tiba dari pandangan nya, ia melihat Sena di hampiri 3 laki-laki di mana 3 laki-laki itu adalah anak IPS 4, ia mengetahui nya, 3 laki-laki itu bisa di bilang anak yang cukup nakal di sekolah, selalu berbuat onar.
*Dari sisi Sena.
Ia yang tengah berdiri sendirian, tiba-tiba di hampiri oleh 3 laki-laki yang tak ia kenal.
"Hai cantik," ucap laki-laki itu menggoda nya
"Sendirian aja nih? Mau di temenin ga?" tanya teman laki-laki itu
Sena pun memberontak dan marah ketika ia di goda seperti itu.
"Apa sih, jangan sok asik," ucap Sena dengan kesal
"Ih, cantik, jangan marah dong, kamu tau kan, sekarang sekolahan sudah sangat sepi, dan kamu sendirian di sini, jangan galak dong," ucap laki-laki itu kepada Sena
Sena dengan amarah nya menampar laki-laki.
"Jangan berani macam-macam!" teriak Sena kepada ketiga laki-laki itu
"Wah, ni cewe udah di baikin ngelunjak lagi," ucap salah seorang dari ketiga laki-laki itu
Tiba-tiba, ia menarik tangan Sena.
"Tolong!" teriak Sena
Sanda yang sedari tadi melihat apa yang terjadi pun, langsung datang dan mendorong laki-laki yang menarik paksa tangan Sena.
"Jadi laki-laki jangan kasar sama perempuan!!" teriak Sanda datang dan mendorong laki-laki itu
Sena yang baru saja terlepas dari tangan nya yang ditarik paksa pun, kini berlari ke belakang Sanda.
"Wah, ada pahlawan kesiangan nih," ucap teman laki-laki itu
"Anak cupu kayak lu udah mulai ngelunjak ya sekarang," ucap laki-laki itu
"Harus diberi pelajara...." ucapan laki-laki itu terhenti ketika pukulan Sanda masuk ke rahang nya dan ia pun terkapar
"Ulangi sekali lagi?" ucap Sanda kepada laki-laki yang kini terkapar itu
"Brengsek! berani nya lu," teriak teman laki-laki itu datang untuk menendang Sanda
Sanda pun hanya menepis nya dengan santai, dan kembali memukul rahang lawan nya.
"Segini saja kah, yang katanya preman sekolah!!! Ha!!!" teriak Sanda
Teman laki-laki itu, yang salah satu di antars mereka yang belum terkapar, tidak berani bergerak ataupun sekedar membantu teman-teman nya, ketika melihat Sanda menjatuhkan kedua teman nya dengan mudah.
"Apa!!" teriak Sanda ke arah salah satu orang di antara teman laki-laki yang nakal itu
Ketika mendengar teriakan Sanda, salah satu dari orang itu pun kabur. Tersisa 2 orang yang masih terkapar karena pukulan Sanda.
Sanda melihat ke arah 2 laki-laki yang terkapar itu dengan rasa kesal yang tak bisa ia kendalikan.
"Biar aku ajarkan cara nya keras, brengsek!!" teriak Sanda sembari menendang salah satu dari laki-laki itu
"Mati kau bajingan!!" ucap Sanda sembari menginjak-injak kepala laki-laki itu sampai berdarah
Sena yang cukup histeris melihat Sanda tiba-tiba menjadi orang yang sangat mengerikan, ia pun refleks menghampiri Sanda.
"Sanda sudah!" ucap Sena menarik tangan Sanda
Sanda pun pelan-pelan mundur dari ke amarahan nya.
"Sudah Sanda, hentikan," ucap Sena sembari masih menarik tangan Sanda
"Udah, kita pergi dari sini," ucap Sena sembari berlari dengan menarik tangan Sanda, karena ia takut akan terjadi apa-apa kepada Sanda, karena laki-laki yang diinjak oleh Sanda, sedang dalam keadaan kepala nya berdarah
Sanda pun mengikuti tarikan Sena, mereka berdua pun berlari jauh dari sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
aichan
"tentang rindu yang tak pernah tersampaikan"
jleb banget ya
2023-03-09
1
Fenti
mantap sanda
2023-03-09
1
Fenti
eeeiitsss, rindu kepada siapa sanda?🤭
2023-03-09
1