Sanda yang kini tengah berada di dalam kamar nya, ia melihat ke arah bintang yang indah di atas langit sana.
"Mengapa kau begitu indah, namun tak bisa ku gapai, bintang," ucap batin Sanda
Ia terus mengamati malam, menikmati udara sejuk dari jendela kamar nya.
"Mungkin kah perasaan mulai terbesit dalam hati ku, bintang? Tapi ayolah, aku tidak mengerti perasaan ini," ucap batin Sanda
Ia berbicara dengan bintang melalui hati nya, karena memang dia adalah manusia yang sangat sulit untuk banyak bercerita kepada orang-orang.
"Sanda..." tiba-tiba Ibu nya memanggil
Sanda yang tengah mengamati bintang dan menikmati malam pun langsung menjawab panggilan Ibu nya.
"Ada apa Bu?" tanya Sanda
"Turun sebentar," jawab Ibu Sanda
Sanda pun langsung bergegas turun menuju lantai dasar rumah nya.
"Ibu dengar, kamu sedang dekat dengan perempuan, apakah benar?" tanya Ibu Sanda
"Tidak, Bu," jawab Sanda
"Kata Salisa," ucap Ibu
Salisa yang tengah duduk di ruang tengah bersama Ibu nya Sanda, lalu tersenyum melihat ke arah Sanda.
"Tadi waktu Ibu pulang sebelum maghrib tadi, Ibu nanyain motor Abang di mana, ku jawab Abang lagi mengantarkan seorang perempuan pulang ke rumah nya," ucap Salisa
"Sanda tidak dekat dengan dia, Bu. Dia cuma anak sekolahan Sanda yang baru kenal beberapa hari," ucap Sanda
"Dia bukan teman mu?" tanya Ibu Sanda
Sanda memang tidak memiliki teman, kalau pun ada itu hanya sekedar saja di sekolah. Teman laki-laki saja Sanda tidak punya, apa lagi seorang perempuan.
"Bukan, Bu," ucap Sanda
"Berarti dia orang yang kau suka, kan?" tanya Ibu Sanda
"Tidak, Bu. Bagaimana Ibu bisa berbicara seperti itu," ucap Sanda
"Lah? Kau sendiri yang bilang bahwa dia bukan teman mu, tapi kau antarkan dia pulang ke rumah nya. Lalu dia siapa kalau bukan teman? Berarti ia perempuan yang kau sukai, makanya sampai kau antarkan dia pulang, kan," ucap Ibu Sanda
"Tidak seperti itu, Bu," ucap Sanda
Kemudian Sanda menjelaskan panjang lebar soal kejadian tadi siang kepada Ibu nya.
"Oh, seperti itu," ucap Ibu Sanda
"Tapi, siapa nama perempuan itu Sanda?" tanya Ibu Sanda
"Sena, Bu," jawab Sanda
"Oh, nama yang cantik. Tidak salah kata Adik mu dia perempuan yang cantik dan baik hati," ucap Ibu Sanda
Sanda diam saja mendengar perkataan Ibu nya.
*Waktu berlalu*
Tiba lah esok pagi, di mana kini Sanda tengah berada di dalam kelas nya, dengan sebuah buku catatan kecil yang ia miliki.
Ia tidak pernah membuka buku catatan milik nya lagi setelah terakhir kali dipinjam oleh Sena. Ia baru akan membuka buku itu lagi.
Ketika ia sedang membaca sajak-sajak dan puisi yang pernah ia tulis, ia tak sengaja melihat ke halaman paling belakang, ada tulisan Sena di sana, sekaligus menyebutkan siapa nama lengkap dan rasa terima kasih Sena di halaman belakang itu. Sanda pun hanya tersenyum membaca nya.
Sanda tidak terlalu memperhatikan pelajaran, ia terkadang suka sekali belajar di kelas, terkadang suka sekali mempelajarinya sendiri. Dan pada saat ini adalah pelajaran bahasa indonesia, dan dia lebih suka mempelajari nya sendiri dengan caranya.
Dari dalam kelas di mana Guru nya sedang menerangkan tentang sesuatu, ia hanya melihat buku catatan itu dan kemudian ia memandang ke arah jendela. Di jendela itu, ia kembali bisa melihat Sena, dan kali ini, Sena pun melihat dia, tidak mengalihkan pandangan nya. Meski Sena sudah ketahuan melihat Sanda lebih dulu.
Mereka berdua saling bertatapan dari kejauhan.
*Dari sisi Sena
"Mungkin kah ini yang dinamakan cinta?" tanya batin Sena sembari melihat ke arah Sanda
"Apakah aku mulai merasakan perasaan ini? Apakah aku mencintaimu?" tanya batin Sena lagi
*Dari sisi Sanda
Setelah cukup lama ia memandangi Sena, ia pun mengalihkan pandangan nya dari Sena. Ia tidak bertanya-tanya terhadap apapun di kepala nya. Tapi jelas ia sadar, tiba-tiba jantung nya memompa darah jauh lebih cepat dari pada sebelumnya.
*Waktu berlalu*
Waktu istirahat tiba, Sanda sedang berada di dalam perpustakaan, di tempat biasa ia menghabiskan waktu istirahat sekolah itu di sana. Ia kembali membaca novel yang belum ia tamatkan.
Selagi Sanda fokus membaca novel nya, tiba-tiba terdengar suara pintu perpustakaan di buka.
"Kau masih saja selalu berada di sini?" ucap Farisa kepada Sanda yang tengah membaca buku
Sanda pun langsung melihat ke arah suara itu.
"Oh, kau. Ya, memang biasa nya aku menghabiskan waktu seperti ini sedari dulu," ucap Sanda kepada Farisa, lalu ia melanjutkan diri membaca buku nya
"Terima kasih atas saran mu kemarin, itu sangat penting bagiku," ucap Farisa kepada Sanda
"Sama-sama, tidak masalah, aku senang bisa membantu," ucap Sanda kepada Farisa
"Boleh rekomendasikan aku sebuah buku?" ucap Farisa kepada Sanda
"Buku yang sedang ku baca ini rekomendasi, tapi aku belum menamatkan nya," ucap Sanda
Farisa tersenyum dan menjawab.
"Kalau begitu buku yang lain," ucap Farisa
"Coba kau pergi ke rak novel itu, cari saja judul apa yang kau suka, kemudian kau baca. Secara tidak langsung kau akan terekomendasi kan sendiri," ucap Sanda
"Kenapa tidak langsung saja kau sebutkan judul buku nya apa? Biar aku cari di sana, biar tidak perlu mencari-cari lagi," ucap Farisa
Sanda pun menutup novel nya, ia mulai berbicara serius kepada Farisa, dan melihat ke arah Farisa.
"Hal yang paling menyenangkan dari membaca, bukan ketika kau suka akan buku itu. Tapi jauh sebelum itu, proses untuk menemukan buku yang kau suka, itu adalah bagian paling menyenangkan. Atau singkatnya, kau harus menikmati proses nya terlebih dahulu," ucap Sanda
"Kalau aku lelah mencari, begitu ketemu, ternyata aku tidak suka, kan sama saja," ucap Farisa
"Dari situ lah kau harus belajar satu hal lagi. Yaitu menerima apa yang terjadi," ucap Sanda menjadi ucapan yang cukup dalam
"Aku bisa saja memberitahu mu sekarang buku apa yang bagus untuk di baca, tapi ku rasa, kau harus merasakan nikmat nya mencari, agar sangat bersyukur setelah menemukan," ucap Sanda kepada Farisa dan kembali ia melanjutkan membaca novel nya, setelah ia memberitahu Farisa
Farisa tertegun mendengar ucapan Sanda barusan. Cara Sanda barusan benar-benar membuat Farisa pangling dari kenyataan.
*Dari sisi Sena
Sena yang kini sedang berada di kantin bersama teman-teman nya, memutuskan untuk berdiri dari tempat duduk nya dan pergi.
"Mau ke mana, Sena?" ucap teman sebangku Sena, Sarah
"Ke perpustakaan," jawab Sena kemudian berlalu saja pergi
Teman-teman Sena yang lain merasa heran akan sikap Sena tersebut, biasa nya ia tak suka sekali dengan yang namanya perpustakaan, membaca buku saja tidak pernah, apa lagi ingin ke perpustakaan. Tetapi mengapa sekarang ia malah ingin ke perpustakaan itu.
"Sarah, Sena kenapa tumben sekali ke perpustakaan," tanya salah satu teman Sarah, teman kelas Sena juga
"Mungkin karena buku sajak yang ia pinjam dari pria IPS 1 itu," jawab Sarah kepada teman nya
Sena berjalan menuju perpustakaan, niat hati ingin bertemu dan berbicara apa saja dengan Sanda, tetapi ketika dia membuka pintu perpustakaan itu...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
🤗🤗
justru yang indah dipandang, sulit untuk digapai
2023-04-06
1
Rahma AR
lanjut
2023-03-15
1
Be___Mei
awh....semua bisa berawal dari pandangan 😍😍
2023-03-03
1