Perempuan itu masih terdiam melihat buku yang Sanda tinggalkan, di mana Sanda tiba-tiba saja pergi tanpa kembali lagi menengok ke belakang. Dengan rasa penasaran, buku itu akhirnya di ambil oleh sang Perempuan tersebut.
"Pria aneh, bagaimana bisa dia meninggalkan buku sajak nya sendiri tergeletak di lemari ini, kalau aku benar-benar tak mengambil nya, sudah dipastikan buku ini akan diambil oleh orang yang takkan mungkin mengembalikan nya lagi." ucap Perempuan itu
Ia pun mengambil buku itu dan mulai membaca satu per satu sajak-sajak yang di tulis oleh Sanda.
..."Burung yang bahagia di cakrawala"...
Dari sini aku mengetahui,
bahwa bahagia tak perlu materi,
dari sini aku mengerti,
bagaimana menikmati cinta di kala tak berarti.
Awan yang hitam,
maupun langit yang tak karuan,
burung-burung itu berterbangan dengan bahagia,
tak pernah mengenal keluh dan kesah.
Ia pergi setinggi mungkin untuk mencari,
yang sebetulnya belum tentu ia temui,
tapi dengan kebahagiaan yang ia syukuri,
bisa makan ataupun tidak ia tetap bernyanyi ke sana kemari.
Burung-burung yang senang,
tak peduli kicauan nya lebih banyak daripada makanan yang ia dapat,
ia selalu bahagia untuk terus melanjutkan perjalanan menuju jingga.
Pergi sebebasnya,
pulang sebelum malam tiba,
tak peduli akan sedih atau suka,
hari-hari harus berjalan dengan bahagia.
Burung-burung itu selalu,
menemani pilu dengan nyanyian lagu.
-Sanda Sambiru
Tertegun, seorang Perempuan cantik itu membaca sajak dari seorang Pria yang baru saja ia kenal, di dalam perpustakaan itu. Dan dari dalam buku itu pun, ia mengenal nama Pria tersebut.
"Ah, siapa dia sebenarnya, bagaimana bisa dia menjadikan burung dan kisah-kisah nya itu menjadi sajak," ucap hati seorang Perempuan itu
Perempuan itu kembali melanjutkan bacaan yang ia baca, ia mulai membaca menggeser halaman yang tadi, ke halaman selanjutnya.
..."Ruang tengah yang sunyi"...
Di dalam ruang tengah,
aku sendiri bersama kegelapan lampu yang padam,
berteman sepi di kala yang lain pergi,
ku rasa, aku tak di tengah melainkan menepi.
Ruang tengah ini penuh,
dengan kebahagiaan dan gaduh,
dengan luapan cinta dan rindu,
maupun sampai rasa kesal dan malu.
Ruang tengah tak memberi ku ruang sendiri,
bahkan ketika orang seisi rumah pergi,
aku selalu merasa di temani,
oleh aquarium dan buku tulisan ku sendiri.
Ruang tengah,
ku harap suatu hari kau mau bekerja sama,
bila seorang perempuan sampai di sini,
izinkan lah ia tenang dan nyaman sampai kembali pergi.
-Sanda Sambiru
Untuk kesekian kali nya, Perempuan itu kembali tertegun dan menjadi sangat penasaran kepada Pria yang baru ia kenal tadi, yaitu Sanda.
Ingin ia membaca lagi tulisan yang lainnya, tiba-tiba Sanda kembali hadir di samping nya.
"Kau baca juga," ucap Sanda
Si Perempuan itu langsung cepat-cepat meletakkan buku Sanda kembali ke lemari.
"Tidak, aku tak berniat membaca nya, aku hanya heran, bila tak ku pegang, nanti di ambil orang dan boleh jadi takkan dapat kembali lagi kepada mu," ucap Perempuan itu
Sanda pun tampak tak mendengar si Perempuan karena sibuk mengembalikan buku matematika yang tadi ia pinjam.
Perempuan itu pun melihat Sanda dengan geram, karena merasa diasingkan, ia pun menghampiri Sanda dan berkata.
"Hei, Pria yang cukup aneh, ini buku mu, aku tak ingin membaca ini," ucap Perempuan itu
"Tinggalkan saja di sini bila tak ingin," ucap Sanda sembari merapikan rak buku yang baru saja ia masukkan buku matematika itu
"Nanti hilang, jangan salahkan aku," ucap Perempuan itu
"Jika memang harus hilang, biarlah hilang," ucap Sanda
Perempuan itu melihat Sanda dengan heran.
"Kau ini," ucap si Perempuan dengan marah kepada Sanda
Sanda kemudian memutar badannya, menghadap ke Perempuan yang manis dan cantik itu.
"Bila perkataan ku ada yang menyinggung hati mu, maafkan lah," ucap Sanda sembari memandangi mata nya
Perempuan itu pun terdiam di dalam pandangan Sanda.
"Aku tak berniat membuat kau kesal di pertemuan pertama dirimu dan saya, tapi, memang niat ku hanya ingin meminjamkan buku sajak ku kepada mu, barangkali kau membutuhkan sebuah riset untuk apa saja yang ingin kau lakukan dari kata-kata," ucap Sanda kepada Perempuan itu
Perempuan itu masih terdiam melihat Sanda, dia tak habis pikir atas sikap Sanda kepada nya.
"Aku izin pergi dahulu, bila berkenan membaca sajak ku, silahkan bawa, bila tidak, buang ke mana pun kau ingin," ucap Sanda sembari pergi meninggalkan nya
Perempuan itu melihat Sanda melewati nya dengan pertanyaan di kepala nya.
"Manusia jenis apa dia, baru kali ini aku bertemu orang yang sangat tidak mampu untuk di amati," batin Perempuan itu
Waktu pun berlalu, dan tiba lah jam pulang sekolah.
Perempuan itu melihat Sanda pulang dengan berjalan kaki dan memakai tas yang lumayan sudah usang.
"Bagaimana bisa dia pulang sekolah dengan berjalan? Tidak lelah kah dia di perjalanan?" tanya hati Perempuan itu ketika melihat Sanda
Buku yang tadi dipinjam kan Sanda kepada si Perempuan itu, kini di bawa Perempuan itu pulang, walau sebelumnya sempat hampir ia tinggalkan di kelas nya.
Tak lama kemudian, jemputan dari Perempuan itu pun datang.
"Sayang, ayo naik," ucap Ibu-Ibu yang membuka kaca mobil nya
"Eh, iya Ma," ucap Perempuan itu sambil menaiki mobil nya
"Apa yang kamu lihat, Sena? Tumben sekali tidak sadar bahwa Mama sudah sampai di hadapan mu," ucap Ibu Sena
Perempuan yang cantik dan manis bagi Sanda itu, Bernama Sena.
"Tidak, Ma. Tadi Sena ke perpustakaan untuk mencari buku tentang sajak, karena ada tugas bahasa indonesia yang mengharuskan Sena mencari beberapa contoh sajak-sajak dari seorang penyair," ucap Sena kepada Mama nya
"Lalu? Buku nya sudah ketemu?" tanya Mama Sena sembari menjalankan mobil nya menuju arah pulang
"Belum," ucap Sena kepada Mama nya
Mama Sena kemudian melihat ke arah tangan Sena.
"Kalau belum, lantas itu buku apa?" tanya Mama Sena sembari menunjuk buku yang di pegang oleh Sena
"Oh ini, ini......" ucap Sena dengan bingung untuk menjelaskan ke Mama nya
Kemudian Mama Sena mengambil buku itu dari tangan Sena, dan melihat buku itu.
"Ini buku sajak, kata mu bukan," ucap Mama Sena setelah melihat buku yang di pegang Sena itu
"Iya, tapi ini buku sajak yang ditulis seorang siswa biasa, bukan penyair yang harus Sena cari untuk melakukan riset," ucap Sena kepada Mama nya
Kemudian Mama Sena mulai membaca tulisan di depan buku itu.
"Catatan kecil, sajak dan puisi, Sanda Sambiru."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Mei Shin Manalu
Like lagiii
2023-04-23
1
snow angel
hai kak saya lagi😻
2023-03-22
3
snow angel
hai kak saya datang lagi
2023-03-22
1