CH - 11 : Sisa Pertanyaan

"Tidak usah, tak perlu, jangan repot-repot," ucap Sena kepada Sanda

"Tidak, aku tak kerepotan," ucap Sanda kepada Sena

Sena diam dan mulai berpikir.

"Tapi," ucap Sanda

"Tapi apa?" tanya Sena

"Bila kau ingin aku antarkan pulang, aku harus pulang terlebih dahulu untuk mengambil motor ku," ucap Sanda

"Tidak perlu, aku naik ojek saja, tidak apa-apa," ucap Sena

"Rumah ku tidak jauh dari sini, biar ku ambil dulu, bila kau takut sendirian di sini, kau bisa ikut bersama ku," ucap Sanda

Kemudian Sanda langsung bergegas pergi dari Sena.

Sena yang melihat Sanda terus berjalan tanpa melihat ke arah ia lagi, ia pun mau tidak mau harus ikut, karena ia takut sendirian di sana, dan juga ojek di sana cukup jauh dari sekolahan, sementara Sena sedang tidak membawa ponsel nya.

"Pangkalan ojek dari sekolahan kita itu jauh, jadi terlalu buang waktu untuk ke sana," ucap Sanda

"Memang nya rumah kau dekat?" tanya Sena

"Cukup dekat," jawab Sanda

Mereka terus berjalan, di mana langit sudah mulai membiarkan matahari hampir tenggelam.

Sesampainya di depan rumah Sanda, Sanda pun mengetuk pintu rumah nya.

"Assalamualaikum, Bu, Salisa, Langit, Abang pulang," ucap Sanda sembari mengetuk pintu rumah nya

Keluar lah seorang perempuan muda dari dalam rumah.

"Waalaikumsalam," jawab Salisa, adik dari Sanda

"Tumben belakangan Abang pulang cukup sore?" tanya Salisa

"Ya, ada beberapa urusan di luar," ucap Sanda

"Tolong ambil kunci motor Abang, Lisa. Abang mau mengantarkan Sena pulang, karena sudah hampir malam sekarang," ucap Sanda

Salisa pun melihat ke arah Sena dan tersenyum, kemudian Sena mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan.

"Sena," ucap Sena sembari mengulurkan tangan nya

"Salisa, adik Bang Sanda," jawab Salisa sembari bersalaman dengan Sena

"Ini siapa Bang? Pacar Abang?" tanya Salisa kepada Sanda

Sena dan Sanda pun terdiam sejenak dan saling melihat satu sama lain, setelah pertanyaan yang keluar dari mulut Adik Sanda tersebut.

"Bukan, dia anak sekolahan Abang juga, cepat ambil kunci nya, nanti takut matahari tenggelam lebih dulu," ucap Sanda kepada Salisa

Sena pun langsung bergegas masuk ke dalam rumah dan mengambilkan kunci nya.

Sejak kejadian itu, Sena dan Sanda sedikit merasa agak aneh.

Selama di perjalanan, Sanda hanya diam saja, berbicara sekali-kali hanya untuk menanyakan ke arah mana ia harus membawa motor ini.

"Kau memang tidak suka berbicara, ya?" tanya Sena dari atas motor Sanda

"Kadang-kadang," jawab Sanda

"Kenapa kau tidak mengajak ku berbicara?" tanya Sena

"Aku tidak tau harus membicarakan apa," ucap Sanda

"Ternyata benar, orang yang pintar dalam menulis, tidak terlalu mahir dalam mencari topik pembicaraan," ucap Sena

"Siapa yang bilang aku mahir menulis?" ucap Sanda

"Aku," ucap Sena

"Karena aku tidak bisa menulis, jadi ketika aku melihat tulisan sajak mu, aku merasa bahwa kau pandai dalam menulis," ucap Sena

"Bisa dibilang, aku tidak pandai mengekspresikan perasaan ku, maka dari itu aku menulis saja," ucap Sanda

Sena pun mengerti, mengapa Sanda lebih banyak membaca dari pada berbicara.

"Berhenti di depan," ucap Sena

Kemudian Sanda pun memberhentikan motor nya, tepat ditempat yang Sena katakan.

"Terima kasih tumpangan nya, maaf merepotkan mu," ucap Sena setelah melepas helm yang dipinjamkan oleh Sanda

"Tidak masalah, sama-sama," ucap Sanda

"Hati-hati di jalan pulang," ucap Sena

"Ya," ucap Sanda

Waktu terus berlalu, sore itu adalah sore yang sangat aneh dan indah bagi Sanda. Aneh karena Salisa tiba-tiba bertanya seperti itu, dan cukup indah bagi nya ketika harus melewati senja dengan seorang perempuan selain Ibu dan Adik nya.

Malam hari pun tiba.

*Dari sisi Sena

"Mama kira tadi kamu sudah pulang dengan teman mu," ucap Mama Sena sembari menghidangkan makan malam

"Tidak, Ma. Tadi aku pergi sebentar untuk melarikan diri," ucap Sena yang tengah duduk di depan meja makan

"Lari dari apa?" tanya Mama Sena

"Dari si Tomi, yang dulu pernah mengantar ku ke sini," ucap Sena

"Kenapa dia?" tanya Mama Sena yang baru saja menghidangkan makan malam itu ke atas meja makan, kemudian duduk tepat di depan Sena

"Dia memaksa ku untuk pulang bersama nya, tapi aku tidak mau, dan dia terus memaksa, mau tidak mau aku harus pergi dari situ, dan ya sudah, tak lama dari itu, aku pun pergi dari sana," ucap Sena kepada Mama nya

"Sendirian?" tanya Mama Sena

"Tidak," jawab Sena

"Lalu kamu pergi dengan siapa?" tanya Mama Sena

"Sanda," jawab Sena

"Sanda..." ucap Mama Sena sembari berpikir

"Oh, seorang pria yang beberapa waktu lalu kamu pinjam buku nya?" tanya Mama Sena

"Iya, Ma," jawab Sena

"Bagaimana bisa kamu bersama dia?" tanya Mama Sena

"Waktu kejadian itu, dia lewat di depan ku, dan aku juga bingung ingin mencari alasan apa untuk menolak ajakan si Tomi. Terus ya udah, aku panggil saja Sanda, kemudian aku mengajak dia pergi dari sekolahan itu," ucap Sena

Mereka berdua berbicara sembari memakan makanan yang telah dihidangkan oleh Mama Sena.

Ditengah-tengah mereka sedang menikmati makanan itu.

"Bagaimana si Sanda?" tanya Mama Sena tiba-tiba

"Bagaimana apa nya?" tanya Sena kembali kepada Mama nya

"Ya orang nya, sikap nya," ucap Mama Sena

"Dia baik, tapi sedikit cuek, seperti tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan disekitar nya," ucap Sena kepada Mama nya

"Mungkin tampak luar nya saja, dalam nya kamu tidak tau apa-apa soal dia. Boleh jadi dia lebih dari yang kamu ekspetasi kan," ucap Mama Sena

"Mungkin saja, Ma. Sena juga tidak tau dan tidak mengerti dengan dirinya," ucap Sena

"Apakah kamu mulai merasakan jatuh cinta sekarang?" ucap Mama Sena sambil tersenyum melihat ke arah Sena

"Mama, apaan sih," ucap Sena sembari melihat ke arah Mama nya

Mama Sena pun tersenyum dan kini ia menyadari, bahwasanya anak nya tersebut sudah mulai beranjak dewasa, dan sudah mulai mengenal apa itu cinta.

"Anak Mama sekarang sudah besar, ya," ucap Mama Sena

"Kalau memang kamu menyukai nya, tidak ada yang salah dari itu, kan," ucap Mama Sena lagi

Mendengar ucapan Mama nya, pipi Sena pun kian memerah. Ia merasa tak percaya, mengapa ia merasakan perasaan yang cukup aneh ini.

"Tapi aku tidak mungkin menyukai nya, boleh jadi seseorang yang berada di dalam perpustakaan bersama dirinya tadi, adalah kekasih nya," ucap batin Sena

"Ya walaupun dia bilang bukan, boleh jadi dia berbohong, kan. Siapa yang tau tipu muslihat dari seorang pria," ucap batin Sena

Terpopuler

Comments

🤗🤗

🤗🤗

lupa ya

2023-04-06

0

Rahma AR

Rahma AR

like

2023-03-05

1

Be___Mei

Be___Mei

Pasti karena pertanyaan adik sanda 😅

2023-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 CH - 1 : Sanda Sambiru
2 CH - 2 : Sebuah Catatan Kecil
3 CH - 3 : Toko Buku
4 CH - 4 : Meja Makan Dan Pertanyaan Malam
5 CH - 5 : Kesiangan
6 CH - 6 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (1)
7 CH - 7 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (2)
8 CH - 8 : Perpustakaan Menyimpan Perasaan
9 CH - 9 : Cemburu
10 CH - 10 : Penghujung Sore
11 CH - 11 : Sisa Pertanyaan
12 CH - 12 : Patah Sebelum Bersama
13 CH - 13 : Keliru
14 CH - 14 : Sepasang Kekasih Di Bawah Tiang Bendera
15 CH - 15 : Senja Di Satu Bulan Lebih
16 CH - 16 : Siang Dihampiri Kelaraan
17 CH - 17 : Kesalahan Dalam Jatuh Cinta
18 CH - 18 : Nasihat Seorang Teman
19 CH - 19 : Grogi
20 CH - 20 : Mencoba Meyakinkan
21 CH - 21 : Pertemuan Yang Harmonis
22 CH - 22 : Luka Lama Pada Sebuah Pertanyaan
23 CH - 23 : Matahari Lebih Dulu Terbit
24 CH - 24 : Perselisihan
25 CH - 25 : Salah Orang
26 CH - 26 : Pusat Kota
27 CH - 27 : Festival Musik
28 CH - 28 : Kasih Sebelum Pergi
29 CH - 29 : Nyanyian Kepada Luka
30 CH - 30 : Tidak Terduga
31 CH - 31 : Rasa Bersalah
32 CH - 32 : Memanipulasi Perasaan
33 CH - 33 : Pulang Dan Malam
34 CH - 34 : Ada Yang Tertinggal Di Pusat Kota
35 CH - 35 : Badai Itu Memeluk Kita
36 CH - 36 : Tanya Yang Khawatir
37 CH - 37 : Setelah Badai
38 CH - 38 : Perhatian Dari Seorang Sahabat
39 CH - 39 : Baik-Baik Saja
40 CH - 40 : Teras Rumah Dan Tunggu
41 CH - 41 : Setelah Jumpa
42 CH - 42 : Rumah Yang Kesepian
43 CH - 43 : Bimbang
44 CH - 44 : Topeng Itu Hancur
Episodes

Updated 44 Episodes

1
CH - 1 : Sanda Sambiru
2
CH - 2 : Sebuah Catatan Kecil
3
CH - 3 : Toko Buku
4
CH - 4 : Meja Makan Dan Pertanyaan Malam
5
CH - 5 : Kesiangan
6
CH - 6 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (1)
7
CH - 7 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (2)
8
CH - 8 : Perpustakaan Menyimpan Perasaan
9
CH - 9 : Cemburu
10
CH - 10 : Penghujung Sore
11
CH - 11 : Sisa Pertanyaan
12
CH - 12 : Patah Sebelum Bersama
13
CH - 13 : Keliru
14
CH - 14 : Sepasang Kekasih Di Bawah Tiang Bendera
15
CH - 15 : Senja Di Satu Bulan Lebih
16
CH - 16 : Siang Dihampiri Kelaraan
17
CH - 17 : Kesalahan Dalam Jatuh Cinta
18
CH - 18 : Nasihat Seorang Teman
19
CH - 19 : Grogi
20
CH - 20 : Mencoba Meyakinkan
21
CH - 21 : Pertemuan Yang Harmonis
22
CH - 22 : Luka Lama Pada Sebuah Pertanyaan
23
CH - 23 : Matahari Lebih Dulu Terbit
24
CH - 24 : Perselisihan
25
CH - 25 : Salah Orang
26
CH - 26 : Pusat Kota
27
CH - 27 : Festival Musik
28
CH - 28 : Kasih Sebelum Pergi
29
CH - 29 : Nyanyian Kepada Luka
30
CH - 30 : Tidak Terduga
31
CH - 31 : Rasa Bersalah
32
CH - 32 : Memanipulasi Perasaan
33
CH - 33 : Pulang Dan Malam
34
CH - 34 : Ada Yang Tertinggal Di Pusat Kota
35
CH - 35 : Badai Itu Memeluk Kita
36
CH - 36 : Tanya Yang Khawatir
37
CH - 37 : Setelah Badai
38
CH - 38 : Perhatian Dari Seorang Sahabat
39
CH - 39 : Baik-Baik Saja
40
CH - 40 : Teras Rumah Dan Tunggu
41
CH - 41 : Setelah Jumpa
42
CH - 42 : Rumah Yang Kesepian
43
CH - 43 : Bimbang
44
CH - 44 : Topeng Itu Hancur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!