CH - 15 : Senja Di Satu Bulan Lebih

"Kau di hukum juga?" tanya Sena kepada Sanda

"Tidak, aku sengaja tidak masuk," jawab Sanda kepada Sena

Sena pun terkejut atas ucapan Sanda.

"Kenapa kau tidak masuk kelas? Pergi masuk sana," ucap Sena sembari mendorong Sanda

"Hei, kenapa, biarlah aku di sini, sesekali tidak masuk kelas tidak akan mempengaruhi nilai juga, apa lagi aku sedang bersama dengan mu," ucap Sanda

"Kau ini," ucap Sena

Sarah melihat Sena dan Sanda dari jendela kelas nya.

"Sudah ku bilang, orang yang jatuh cinta pasti akan berprilaku seperti kehilangan akal," ucap batin Sarah sembari tersenyum melihat mereka berdua

"Setelah sekian lama ya Sarah, akhirnya kita bisa melihat Sena seperti itu," ucap salah seorang teman perempuan Sarah

"Ya, begitu lah," ucap Sarah

"Semoga saja Sena bertemu dengan pria yang tepat untuk nya," ucap teman perempuan Sarah sekaligus Sena itu

"Semoga," ucap Sarah

*Waktu pun berlalu*

Sudah lebih dari 1 bulan dari kejadian semuanya, kini Sena dan Sanda semakin akrab dan bahagia, tak jarang mereka mulai sering duduk berdua di kantin, makan bersama, bercerita bersama. Terkadang juga mereka berdua membaca buku bersama di perpustakaan itu.

Sena yang sedari awal tidak suka membaca buku, mulai suka membaca semenjak bersama Sanda, Sanda selalu memberikan buku-buku yang pernah ia baca kepada Sena, sembari menjelaskan apa isi buku tersebut, yang membuat Sena menjadi penasaran dan akhirnya membaca buku itu.

Terkadang juga mereka berdua menghabiskan waktu berjalan ke pantai, menikmati sore sampai matahari tenggelam, melihat keindahan dunia yang bernama senja itu. Tapi bagi Sanda, tak ada yang lebih indah dari semuanya, kecuali perwujudan Sena yang berada di bumi ini.

*Kini Sanda dan Sena sedang berada di pantai*

"Sena," ucap Sanda

"Ya?" ucap Sena

"Sudah 1 bulan lebih kita bersama, kan," ucap Sanda

"Iya, Sanda, ada apa?" tanya Sena kepada Sanda

"Apakah kau bahagia dengan ku?" tanya Sanda sembari melihat ke arah Sena

"Tentu saja," jawab Sena sembari melihat pula ke arah Sanda

Sanda tersenyum mendengar jawaban Sena.

"Kenapa kau menanyakan itu?" tanya Sena

"Takut saja," jawab Sanda

"Takut apa?" tanya Sena lagi

"Takut kau tidak bahagia," ucap Sanda

"Kau ini, ada-ada saja, kenapa harus berpikir seperti itu, kalau aku tidak bahagia dengan mu, tidak mungkin sekarang aku masih bersama mu," ucap Sena

Sanda hanya diam saja.

"Sebentar lagi, kita akan lulus sekolah kan," ucap Sanda

"Ya, kenapa memang nya?" tanya Sena

"Kau akan lanjut berkuliah di mana?" tanya Sanda

"Tidak tau, mungkin aku akan berangkat keluar kota, atau mungkin keluar negeri," jawab Sena

"Oh," ucap Sanda sembari terdiam setelah itu

Sena melihat ke arah Sanda, dan memegang pipi Sanda

"Mengapa kau bertanya seperti itu, kekasih?" tanya Sena dengan lembut kepada Sanda

Sanda pun menoleh lagi ke arah Sena.

"Apakah kita akan berpisah nanti?" tanya Sanda kepada Sena

"Berpisah raga mungkin, tapi tidak dengan rasa," ucap Sena kepada Sanda

Sanda pun diam saja mendengar ucapan Sena, sembari memandangi wajah Sena.

"Memang nya nanti kau akan lanjut kuliah di mana?" tanya Sena sembari mengelus pipi Sanda

"Aku tidak tau, entah aku lanjut kuliah atau langsung bekerja, entah lah, aku masih enggan memikirkan itu semua," ucap Sanda kepada Sena

"Pilih saja pilihan mu, apapun itu, kau tidak akan sendirian. Selalu ada aku yang mensupport dirimu walau dari kejauhan," ucap Sena kepada Sanda

Mereka berdua pun saling melihat dan tersenyum, Sanda mengelus tangan Sena yang tengah mengelus pipi nya itu.

Tak lama kemudian, matahari itu akan segera benar-benar tenggelam.

"Coba lihat langit itu, kekasih," ucap Sanda kepada Sena

Sena pun menoleh ke arah langit itu.

"Cantik sekali," ucap Sena sembari merebahkan kepala nya di pundak Sanda

"Lebih cantik dirimu," ucap Sanda kepada Sena, sembari ia mengusap kepala Sena

Sena pun tersenyum saja, mereka berdua hanyut bersamaan dengan Senja.

Beberapa puluh menit berlalu.

"Ayo kita pulang, sudah hampir malam," ucap Sanda kepada Sena

Sena pun mengangkat kepala nya dari pundak Sanda.

"Iya, ayo," ucap Sena kepada Sanda

Di dalam perjalanan pulang, kini mereka berdua tengah berada di atas motor Sanda.

"Besok kau mau jalan-jalan lagi?" tanya Sanda

"Tidak dulu, kita istirahat dulu di rumah masing-masing, hampir dalam 1 bulan belakangan kita selalu berpergian, Mama sibuk menanyakan tentang mu di rumah," ucap Sena

"Salam buat Mama, ya," ucap Sanda

"Iya," jawab Sena

"Nanti kapan-kapan aku ke rumah mu, bertemu dengan Mama dan Papa," ucap Sanda kepada Sena

"Boleh saja, kau bisa kapan pun menemui Mama di rumah, tapi kalau Papa sepertinya sedikit sulit," ucap Sena kepada Sanda

"Kenapa?" tanya Sanda kepada Sena

"Ya, Papa orang nya sangat sibuk, dia saja bisa pulang ke rumah 2 minggu sekali, kadang bahkan sampai 1 bulan sekali," ucap Sena kepada Sanda

"Oh, Papa selalu berangkat ke luar kota?" tanya Sanda kepada Sena

"Ya, begitu lah, dia sangat sibuk orang nya," ucap Sena kepada Sanda

Sedikit saling diam di atas motor Sanda itu, lalu tak lama kemudian, Sena mulai bertanya kepada Sanda.

"Ibu tau kau pacaran dengan ku?" tanya Sena

"Tau," jawab Sanda

"Apa kata nya?" tanya Sena lagi

"Kata Ibu kapan-kapan dia ingin bertemu dengan kau, aku bilang nanti," ucap Sanda

"Nanti kapan?" tanya Sena

"Kapan saja, sampai dirimu ingin," ucap Sanda

Sena pun tersenyum.

"Baik lah, nanti ku beritahu dirimu kalau aku mau ke sana, salam juga kepada Ibu mu," ucap Sena

"Tentu," ucap Sanda

Akhirnya mereka sampai di depan rumah Sena.

"Sudah sampai," ucap Sanda

"Terima kasih," ucap Sena sembari turun dari motor Sanda

Sena pun berjalan ke arah depan rumah nya.

"Seperti nya kau lupa sesuatu," ucap Sanda

"Apa?" tanya Sena

"Helm itu?" ucap Sanda

Sena pun melihat ke arah atas kepala nya.

"Oh iya, hehe," ucap Sena sembari tertawa

Dia berusaha melepaskan ikatan helm itu, tapi ia tidak bisa.

"Mari ku bantu," ucap Sanda sembari membantu melepaskan helm Sena

Yang di mana Sanda sedang sibuk membuka kancing helm tersebut, Sena tertegun melihat ke arah wajah Sanda.

"Kau ini, seorang penyair yang ku temui pertama kali di dalam hidupku, aku tidak menyangka bisa bersama mu, aku beruntung bersama mu, Sanda. Aku sangat bahagia, dan aku sangat mencintaimu, tapi ini rahasia saja, aku malu memberitahukan segala isi hati ku kepada mu," ucap batin Sena

"Sudah selesai," ucap Sanda sembari melepaskan helm yang berada di kepala Sena

"Terima kasih," ucap Sena

"Sama-sama," ucap Sanda

"Aku pulang dulu, sampai ketemu besok di sekolah," ucap Sanda

"Ya, sampai bertemu kembali, hati-hati di jalan," ucap Sena

Sanda pun pulang, pergi dari hadapan Sena tersebut, dan Sena mulai memasuki rumah nya.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

mantap jiwa 😍

2023-03-01

1

pilo

pilo

kebanyakan orang yang seperti itu akan lost contact loh

2023-02-25

1

mom mimu

mom mimu

5 like mendarat kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻

2023-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 CH - 1 : Sanda Sambiru
2 CH - 2 : Sebuah Catatan Kecil
3 CH - 3 : Toko Buku
4 CH - 4 : Meja Makan Dan Pertanyaan Malam
5 CH - 5 : Kesiangan
6 CH - 6 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (1)
7 CH - 7 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (2)
8 CH - 8 : Perpustakaan Menyimpan Perasaan
9 CH - 9 : Cemburu
10 CH - 10 : Penghujung Sore
11 CH - 11 : Sisa Pertanyaan
12 CH - 12 : Patah Sebelum Bersama
13 CH - 13 : Keliru
14 CH - 14 : Sepasang Kekasih Di Bawah Tiang Bendera
15 CH - 15 : Senja Di Satu Bulan Lebih
16 CH - 16 : Siang Dihampiri Kelaraan
17 CH - 17 : Kesalahan Dalam Jatuh Cinta
18 CH - 18 : Nasihat Seorang Teman
19 CH - 19 : Grogi
20 CH - 20 : Mencoba Meyakinkan
21 CH - 21 : Pertemuan Yang Harmonis
22 CH - 22 : Luka Lama Pada Sebuah Pertanyaan
23 CH - 23 : Matahari Lebih Dulu Terbit
24 CH - 24 : Perselisihan
25 CH - 25 : Salah Orang
26 CH - 26 : Pusat Kota
27 CH - 27 : Festival Musik
28 CH - 28 : Kasih Sebelum Pergi
29 CH - 29 : Nyanyian Kepada Luka
30 CH - 30 : Tidak Terduga
31 CH - 31 : Rasa Bersalah
32 CH - 32 : Memanipulasi Perasaan
33 CH - 33 : Pulang Dan Malam
34 CH - 34 : Ada Yang Tertinggal Di Pusat Kota
35 CH - 35 : Badai Itu Memeluk Kita
36 CH - 36 : Tanya Yang Khawatir
37 CH - 37 : Setelah Badai
38 CH - 38 : Perhatian Dari Seorang Sahabat
39 CH - 39 : Baik-Baik Saja
40 CH - 40 : Teras Rumah Dan Tunggu
41 CH - 41 : Setelah Jumpa
42 CH - 42 : Rumah Yang Kesepian
43 CH - 43 : Bimbang
44 CH - 44 : Topeng Itu Hancur
Episodes

Updated 44 Episodes

1
CH - 1 : Sanda Sambiru
2
CH - 2 : Sebuah Catatan Kecil
3
CH - 3 : Toko Buku
4
CH - 4 : Meja Makan Dan Pertanyaan Malam
5
CH - 5 : Kesiangan
6
CH - 6 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (1)
7
CH - 7 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (2)
8
CH - 8 : Perpustakaan Menyimpan Perasaan
9
CH - 9 : Cemburu
10
CH - 10 : Penghujung Sore
11
CH - 11 : Sisa Pertanyaan
12
CH - 12 : Patah Sebelum Bersama
13
CH - 13 : Keliru
14
CH - 14 : Sepasang Kekasih Di Bawah Tiang Bendera
15
CH - 15 : Senja Di Satu Bulan Lebih
16
CH - 16 : Siang Dihampiri Kelaraan
17
CH - 17 : Kesalahan Dalam Jatuh Cinta
18
CH - 18 : Nasihat Seorang Teman
19
CH - 19 : Grogi
20
CH - 20 : Mencoba Meyakinkan
21
CH - 21 : Pertemuan Yang Harmonis
22
CH - 22 : Luka Lama Pada Sebuah Pertanyaan
23
CH - 23 : Matahari Lebih Dulu Terbit
24
CH - 24 : Perselisihan
25
CH - 25 : Salah Orang
26
CH - 26 : Pusat Kota
27
CH - 27 : Festival Musik
28
CH - 28 : Kasih Sebelum Pergi
29
CH - 29 : Nyanyian Kepada Luka
30
CH - 30 : Tidak Terduga
31
CH - 31 : Rasa Bersalah
32
CH - 32 : Memanipulasi Perasaan
33
CH - 33 : Pulang Dan Malam
34
CH - 34 : Ada Yang Tertinggal Di Pusat Kota
35
CH - 35 : Badai Itu Memeluk Kita
36
CH - 36 : Tanya Yang Khawatir
37
CH - 37 : Setelah Badai
38
CH - 38 : Perhatian Dari Seorang Sahabat
39
CH - 39 : Baik-Baik Saja
40
CH - 40 : Teras Rumah Dan Tunggu
41
CH - 41 : Setelah Jumpa
42
CH - 42 : Rumah Yang Kesepian
43
CH - 43 : Bimbang
44
CH - 44 : Topeng Itu Hancur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!