CH - 9 : Cemburu

Sena yang masih saja terdiam di depan pintu itu, membuat teman nya menepuk pundak dia.

"Sena, kau kenapa diam?" ucap teman perempuan Sena sambil menepuk pundak Sena

Sena pun akhirnya tersadar.

"Eh, Sarah, tidak apa-apa," ucap Sena kepada Sarah, nama teman perempuan Sena

"Ayo masuk ke kelas, bel masuk sudah berbunyi, nanti kau bisa telat, Sena," ucap Sarah kepada Sena

"Baik lah," ucap Sena sembari pergi dari hadapan Sarah

Sarah yang penasaran, apa yang membuat Sena terdiam di depan pintu perpustakaan itu, ia pun melihat ke dalam.

"Oh, apa karena pria itu? Jangan-jangan Sena menyukai pria misterius itu? Sampai-sampai ia terdiam diri di depan pintu ini?" ucap batin Sarah kemudian berlalu pergi menuju kelas nya

*Dari sisi Sanda

"Bel sudah berbunyi, waktu nya kita masuk," ucap Sanda kepada Farisa

Sanda pun berdiri dari tempat duduk nya, begitu juga Farisa. Mereka berdua pun kini tiba di depan pintu perpustakaan. Mereka harus berjalan berpisah dari depan pintu perpustakaan itu, karena Sanda berada di kelas IPS 1, sementara Farisa berada di kelas IPA 2. Sanda lewat kiri, sementara Farisa lewat kanan.

"Aku duluan," ucap Sanda kepada Farisa sembari pergi

"Tunggu," ucap Farisa kepada Sanda

Langkah Sanda pun terhenti sejenak.

"Ada apa?" tanya Sanda

"Terima kasih," ucap Farisa

"Sama-sama," ucap Sanda kemudian pergi meninggalkan Farisa

"Apakah laki-laki itu memang tidak peduli dengan apapun? Bagaimana bisa ia tidak basa-basi dulu dengan ku? Tidak menanyai kelas ku di mana?" ucap batin Farisa

"Sudah lah, mari ke kelas lebih dulu, barangkali tidak telat masuk ke kelas jauh lebih penting," ucap batin Farisa sembari berjalan menuju kelas

*Dari sisi Sena

Sena kini tengah memasuki kelas dan masuk ke dalam jam pelajaran, tetapi, Sena tampak sedikit berbeda dari Sena yang sebelumnya.

"Sena," ucap Sarah, teman perempuan Sena sekaligus teman sebangku Sena

"Ya," jawab Sena dengan sedikit terkejut dari lamunan nya

"Kau kenapa beda sekali hari ini?" tanya Sarah

"Ha? Tidak, aku baik-baik saja," jawab Sena

"Serius?" tanya Sarah

"Ya, benar," ucap Sena sembari meyakinkan

"Aku lihat, ada yang sedikit berbeda darimu hari ini, Sena," ucap Sarah kepada Sena

"Maksud mu?" tanya Sena kepada Sarah

"Ya, mengapa kau begitu banyak diam? Bahkan ketika jam pelajaran bahasa indonesia ini, yang biasanya kau aktif bertanya, tapi terlihat jelas bahwa kau sedang melamun," ucap Sarah

"Tidak, aku baik-baik saja," jawab Sena

Sarah pun menolehkan badan nya ke arah Sena.

"Apa karena pria yang berada di dalam perpustakaan tadi?" tanya Sarah

Sena melihat ke arah Sarah juga karena pertanyaan itu.

"Siapa?" tanya Sena

"Ya, pria misterius itu, si penulis sajak yang buku nya kau pinjam tempo hari," ucap Sarah

Dalam batin Sena.

"Aku juga tidak tau, Sarah. Apa yang sedang ku rasakan saat ini," ucap batin Sena.

Tak lama, Sena menjawab ucapan Sarah.

"Tidak, kenapa kau mengatakan seperti itu?" tanya Sena

"Ya, habis nya, dari tadi aku memperhatikan mu setelah kejadian di depan pintu perpustakaan itu, kau diam saja, seperti...." ucap Sarah menahan kata-kata nya

"Seperti apa?" tanya Sena

"Seperti seorang perempuan yang tengah merasakan rasa cemburu," ucap Sarah sembari tersenyum ke arah Sena

Sena pun memalingkan wajah nya dari Sarah dengan perasaan sedikit jengkel.

"Apa sih perkataan kau itu Sarah, cemburu soal apa? Orang dia bukan siapa-siapa nya aku," ucap Sena

"Ya, habis nya setelah dari depan perpustakaan itu, kau menjadi aneh Sena, mungkin ku rasa, kau sedang...." ucap Sarah kembali menggoda Sena

"Sedang apa?" tanya Sena dengan tegas sekaligus jengkel

"Hahaha," tawa Sarah

"Ih, ada apa dengan mu? Mengapa tertawa? Sarah," ucap Sena sembari menepuk bahu Sarah

Sarah sembari tersenyum pun berkata.

"Ya, bisa jadi, teman ku satu ini, sedang jatuh cinta," ucap Sarah

"Tidak, Sarah. Mana mungkin," ucap Sena

"Mungkin saja, Sena," ucap Sarah

"Tidak, Sarah, tidak. Sedari dulu aku tidak tau apa itu cinta, kecuali dari Mama dan Papa ku di rumah, selebihnya aku tidak mengerti apa itu cinta," ucap Sena

"Ya, ini cinta, Sena. Yang kau rasakan saat ini, itu lah cinta," ucap Sarah

Sena diam saja.

"Apa yang kau rasakan saat ini, rasa gelisah ketika melihat seseorang yang kau cintai bersama perempuan lain yang tengah duduk berdua di dalam perpustakaan, itu adalah bagian dari perasaan untuk memiliki," ucap Sarah

Sena masih saja diam.

"Dan wajar kau gelisah, karena tanpa kau sadari, kau menyukai pria itu," ucap Sarah

"Tidak, Sarah. Aku tidak menyukai nya," ucap Sena

Sarah pun tertawa kecil.

"Kau saja tidak mau mengaku," ucap Sarah

"Memang tidak, Sarah. Bagaimana bisa aku menyukai pria aneh seperti Sanda itu, pria yang cuek dan tidak peduli apa yang terjadi pada sekitarnya," ucap Sena

"Sena, kau lupa? Beberapa minggu lalu kau bercerita pada ku, bahwa dia menolong kau ketika kau diganggu sama anak kelas sebelah," ucap Sarah kepada Sena

Sena berpikir sejenak.

"Aku tidak lupa," ucap Sena

"Nah, kau bilang barusan kalau dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, kan?" tanya Sarah

"Ya, memang begitu adanya, kan?" jawab Sena

"Tentu tidak, Sena. Kalau dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, boleh jadi dia tidak akan menolong mu pada waktu itu," ucap Sarah

Sena pun terdiam mendengar ucapan Sarah.

*Jam pulang pun tiba*

Sena kini tengah berjalan menuju pintu gerbang sekolahan bersama Sarah.

"Sena, aku duluan ya, kau belum dijemput?" tanya Sarah kepada Sena

"Belum, mungkin sebentar lagi," jawab Sena kepada Sarah

"Oh, baik lah, kalau begitu, aku duluan ya, aku ada urusan sedikit di rumah, dadah," ucap Sarah sembari melambaikan tangan nya kepada Sena, dan mulai memisahkan langkah nya dari Sena, untuk menuju ke arah motor nya

"Ya, hati-hati, dadah," ucap Sena kepada Sarah sembari melambaikan tangan nya juga

Kini Sena tengah berada di pintu gerbang depan sekolah, tepat di tempat ia biasa menunggu jemputan dari Mama nya.

"Siapa perempuan yang bersama Sanda di dalam perpustakaan tadi? Apa benar yang diucapkan oleh Sarah barusan, bahwa tanpa sadar, aku telah menyukai seorang pria dan pria itu adalah Sanda? Ah tidak, tidak mungkin, bagaimana bisa secepat itu. Sedangkan dulu saja banyak pria yang mendekati ku saja aku jauhi, kenapa tiba-tiba kepada pria seperti Sanda aku harus jatuh cinta? Ah tidak, ini tidak mungkin," ucap batin Sena

Sena tengah berdiri sendirian di depan pintu gerbang sekolah itu, tiba-tiba datang seorang pria dan berkata.

"Sendirian lagi?" ucap suara pria yang bernada sedikit berat itu, dari samping Sena

Terpopuler

Comments

🤗🤗

🤗🤗

jiwa yang tertukar mampir lagi say.

2023-04-06

1

Gadih Hazar

Gadih Hazar

Hadiah kembali mendarat untuk mu thor .. semangat terus berkarya...

2023-03-05

1

Rahma AR

Rahma AR

ljke

2023-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 CH - 1 : Sanda Sambiru
2 CH - 2 : Sebuah Catatan Kecil
3 CH - 3 : Toko Buku
4 CH - 4 : Meja Makan Dan Pertanyaan Malam
5 CH - 5 : Kesiangan
6 CH - 6 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (1)
7 CH - 7 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (2)
8 CH - 8 : Perpustakaan Menyimpan Perasaan
9 CH - 9 : Cemburu
10 CH - 10 : Penghujung Sore
11 CH - 11 : Sisa Pertanyaan
12 CH - 12 : Patah Sebelum Bersama
13 CH - 13 : Keliru
14 CH - 14 : Sepasang Kekasih Di Bawah Tiang Bendera
15 CH - 15 : Senja Di Satu Bulan Lebih
16 CH - 16 : Siang Dihampiri Kelaraan
17 CH - 17 : Kesalahan Dalam Jatuh Cinta
18 CH - 18 : Nasihat Seorang Teman
19 CH - 19 : Grogi
20 CH - 20 : Mencoba Meyakinkan
21 CH - 21 : Pertemuan Yang Harmonis
22 CH - 22 : Luka Lama Pada Sebuah Pertanyaan
23 CH - 23 : Matahari Lebih Dulu Terbit
24 CH - 24 : Perselisihan
25 CH - 25 : Salah Orang
26 CH - 26 : Pusat Kota
27 CH - 27 : Festival Musik
28 CH - 28 : Kasih Sebelum Pergi
29 CH - 29 : Nyanyian Kepada Luka
30 CH - 30 : Tidak Terduga
31 CH - 31 : Rasa Bersalah
32 CH - 32 : Memanipulasi Perasaan
33 CH - 33 : Pulang Dan Malam
34 CH - 34 : Ada Yang Tertinggal Di Pusat Kota
35 CH - 35 : Badai Itu Memeluk Kita
36 CH - 36 : Tanya Yang Khawatir
37 CH - 37 : Setelah Badai
38 CH - 38 : Perhatian Dari Seorang Sahabat
39 CH - 39 : Baik-Baik Saja
40 CH - 40 : Teras Rumah Dan Tunggu
41 CH - 41 : Setelah Jumpa
42 CH - 42 : Rumah Yang Kesepian
43 CH - 43 : Bimbang
44 CH - 44 : Topeng Itu Hancur
Episodes

Updated 44 Episodes

1
CH - 1 : Sanda Sambiru
2
CH - 2 : Sebuah Catatan Kecil
3
CH - 3 : Toko Buku
4
CH - 4 : Meja Makan Dan Pertanyaan Malam
5
CH - 5 : Kesiangan
6
CH - 6 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (1)
7
CH - 7 : Perjalanan Menuju Lebih Jauh (2)
8
CH - 8 : Perpustakaan Menyimpan Perasaan
9
CH - 9 : Cemburu
10
CH - 10 : Penghujung Sore
11
CH - 11 : Sisa Pertanyaan
12
CH - 12 : Patah Sebelum Bersama
13
CH - 13 : Keliru
14
CH - 14 : Sepasang Kekasih Di Bawah Tiang Bendera
15
CH - 15 : Senja Di Satu Bulan Lebih
16
CH - 16 : Siang Dihampiri Kelaraan
17
CH - 17 : Kesalahan Dalam Jatuh Cinta
18
CH - 18 : Nasihat Seorang Teman
19
CH - 19 : Grogi
20
CH - 20 : Mencoba Meyakinkan
21
CH - 21 : Pertemuan Yang Harmonis
22
CH - 22 : Luka Lama Pada Sebuah Pertanyaan
23
CH - 23 : Matahari Lebih Dulu Terbit
24
CH - 24 : Perselisihan
25
CH - 25 : Salah Orang
26
CH - 26 : Pusat Kota
27
CH - 27 : Festival Musik
28
CH - 28 : Kasih Sebelum Pergi
29
CH - 29 : Nyanyian Kepada Luka
30
CH - 30 : Tidak Terduga
31
CH - 31 : Rasa Bersalah
32
CH - 32 : Memanipulasi Perasaan
33
CH - 33 : Pulang Dan Malam
34
CH - 34 : Ada Yang Tertinggal Di Pusat Kota
35
CH - 35 : Badai Itu Memeluk Kita
36
CH - 36 : Tanya Yang Khawatir
37
CH - 37 : Setelah Badai
38
CH - 38 : Perhatian Dari Seorang Sahabat
39
CH - 39 : Baik-Baik Saja
40
CH - 40 : Teras Rumah Dan Tunggu
41
CH - 41 : Setelah Jumpa
42
CH - 42 : Rumah Yang Kesepian
43
CH - 43 : Bimbang
44
CH - 44 : Topeng Itu Hancur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!