Sena yang masih saja terdiam di depan pintu itu, membuat teman nya menepuk pundak dia.
"Sena, kau kenapa diam?" ucap teman perempuan Sena sambil menepuk pundak Sena
Sena pun akhirnya tersadar.
"Eh, Sarah, tidak apa-apa," ucap Sena kepada Sarah, nama teman perempuan Sena
"Ayo masuk ke kelas, bel masuk sudah berbunyi, nanti kau bisa telat, Sena," ucap Sarah kepada Sena
"Baik lah," ucap Sena sembari pergi dari hadapan Sarah
Sarah yang penasaran, apa yang membuat Sena terdiam di depan pintu perpustakaan itu, ia pun melihat ke dalam.
"Oh, apa karena pria itu? Jangan-jangan Sena menyukai pria misterius itu? Sampai-sampai ia terdiam diri di depan pintu ini?" ucap batin Sarah kemudian berlalu pergi menuju kelas nya
*Dari sisi Sanda
"Bel sudah berbunyi, waktu nya kita masuk," ucap Sanda kepada Farisa
Sanda pun berdiri dari tempat duduk nya, begitu juga Farisa. Mereka berdua pun kini tiba di depan pintu perpustakaan. Mereka harus berjalan berpisah dari depan pintu perpustakaan itu, karena Sanda berada di kelas IPS 1, sementara Farisa berada di kelas IPA 2. Sanda lewat kiri, sementara Farisa lewat kanan.
"Aku duluan," ucap Sanda kepada Farisa sembari pergi
"Tunggu," ucap Farisa kepada Sanda
Langkah Sanda pun terhenti sejenak.
"Ada apa?" tanya Sanda
"Terima kasih," ucap Farisa
"Sama-sama," ucap Sanda kemudian pergi meninggalkan Farisa
"Apakah laki-laki itu memang tidak peduli dengan apapun? Bagaimana bisa ia tidak basa-basi dulu dengan ku? Tidak menanyai kelas ku di mana?" ucap batin Farisa
"Sudah lah, mari ke kelas lebih dulu, barangkali tidak telat masuk ke kelas jauh lebih penting," ucap batin Farisa sembari berjalan menuju kelas
*Dari sisi Sena
Sena kini tengah memasuki kelas dan masuk ke dalam jam pelajaran, tetapi, Sena tampak sedikit berbeda dari Sena yang sebelumnya.
"Sena," ucap Sarah, teman perempuan Sena sekaligus teman sebangku Sena
"Ya," jawab Sena dengan sedikit terkejut dari lamunan nya
"Kau kenapa beda sekali hari ini?" tanya Sarah
"Ha? Tidak, aku baik-baik saja," jawab Sena
"Serius?" tanya Sarah
"Ya, benar," ucap Sena sembari meyakinkan
"Aku lihat, ada yang sedikit berbeda darimu hari ini, Sena," ucap Sarah kepada Sena
"Maksud mu?" tanya Sena kepada Sarah
"Ya, mengapa kau begitu banyak diam? Bahkan ketika jam pelajaran bahasa indonesia ini, yang biasanya kau aktif bertanya, tapi terlihat jelas bahwa kau sedang melamun," ucap Sarah
"Tidak, aku baik-baik saja," jawab Sena
Sarah pun menolehkan badan nya ke arah Sena.
"Apa karena pria yang berada di dalam perpustakaan tadi?" tanya Sarah
Sena melihat ke arah Sarah juga karena pertanyaan itu.
"Siapa?" tanya Sena
"Ya, pria misterius itu, si penulis sajak yang buku nya kau pinjam tempo hari," ucap Sarah
Dalam batin Sena.
"Aku juga tidak tau, Sarah. Apa yang sedang ku rasakan saat ini," ucap batin Sena.
Tak lama, Sena menjawab ucapan Sarah.
"Tidak, kenapa kau mengatakan seperti itu?" tanya Sena
"Ya, habis nya, dari tadi aku memperhatikan mu setelah kejadian di depan pintu perpustakaan itu, kau diam saja, seperti...." ucap Sarah menahan kata-kata nya
"Seperti apa?" tanya Sena
"Seperti seorang perempuan yang tengah merasakan rasa cemburu," ucap Sarah sembari tersenyum ke arah Sena
Sena pun memalingkan wajah nya dari Sarah dengan perasaan sedikit jengkel.
"Apa sih perkataan kau itu Sarah, cemburu soal apa? Orang dia bukan siapa-siapa nya aku," ucap Sena
"Ya, habis nya setelah dari depan perpustakaan itu, kau menjadi aneh Sena, mungkin ku rasa, kau sedang...." ucap Sarah kembali menggoda Sena
"Sedang apa?" tanya Sena dengan tegas sekaligus jengkel
"Hahaha," tawa Sarah
"Ih, ada apa dengan mu? Mengapa tertawa? Sarah," ucap Sena sembari menepuk bahu Sarah
Sarah sembari tersenyum pun berkata.
"Ya, bisa jadi, teman ku satu ini, sedang jatuh cinta," ucap Sarah
"Tidak, Sarah. Mana mungkin," ucap Sena
"Mungkin saja, Sena," ucap Sarah
"Tidak, Sarah, tidak. Sedari dulu aku tidak tau apa itu cinta, kecuali dari Mama dan Papa ku di rumah, selebihnya aku tidak mengerti apa itu cinta," ucap Sena
"Ya, ini cinta, Sena. Yang kau rasakan saat ini, itu lah cinta," ucap Sarah
Sena diam saja.
"Apa yang kau rasakan saat ini, rasa gelisah ketika melihat seseorang yang kau cintai bersama perempuan lain yang tengah duduk berdua di dalam perpustakaan, itu adalah bagian dari perasaan untuk memiliki," ucap Sarah
Sena masih saja diam.
"Dan wajar kau gelisah, karena tanpa kau sadari, kau menyukai pria itu," ucap Sarah
"Tidak, Sarah. Aku tidak menyukai nya," ucap Sena
Sarah pun tertawa kecil.
"Kau saja tidak mau mengaku," ucap Sarah
"Memang tidak, Sarah. Bagaimana bisa aku menyukai pria aneh seperti Sanda itu, pria yang cuek dan tidak peduli apa yang terjadi pada sekitarnya," ucap Sena
"Sena, kau lupa? Beberapa minggu lalu kau bercerita pada ku, bahwa dia menolong kau ketika kau diganggu sama anak kelas sebelah," ucap Sarah kepada Sena
Sena berpikir sejenak.
"Aku tidak lupa," ucap Sena
"Nah, kau bilang barusan kalau dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, kan?" tanya Sarah
"Ya, memang begitu adanya, kan?" jawab Sena
"Tentu tidak, Sena. Kalau dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, boleh jadi dia tidak akan menolong mu pada waktu itu," ucap Sarah
Sena pun terdiam mendengar ucapan Sarah.
*Jam pulang pun tiba*
Sena kini tengah berjalan menuju pintu gerbang sekolahan bersama Sarah.
"Sena, aku duluan ya, kau belum dijemput?" tanya Sarah kepada Sena
"Belum, mungkin sebentar lagi," jawab Sena kepada Sarah
"Oh, baik lah, kalau begitu, aku duluan ya, aku ada urusan sedikit di rumah, dadah," ucap Sarah sembari melambaikan tangan nya kepada Sena, dan mulai memisahkan langkah nya dari Sena, untuk menuju ke arah motor nya
"Ya, hati-hati, dadah," ucap Sena kepada Sarah sembari melambaikan tangan nya juga
Kini Sena tengah berada di pintu gerbang depan sekolah, tepat di tempat ia biasa menunggu jemputan dari Mama nya.
"Siapa perempuan yang bersama Sanda di dalam perpustakaan tadi? Apa benar yang diucapkan oleh Sarah barusan, bahwa tanpa sadar, aku telah menyukai seorang pria dan pria itu adalah Sanda? Ah tidak, tidak mungkin, bagaimana bisa secepat itu. Sedangkan dulu saja banyak pria yang mendekati ku saja aku jauhi, kenapa tiba-tiba kepada pria seperti Sanda aku harus jatuh cinta? Ah tidak, ini tidak mungkin," ucap batin Sena
Sena tengah berdiri sendirian di depan pintu gerbang sekolah itu, tiba-tiba datang seorang pria dan berkata.
"Sendirian lagi?" ucap suara pria yang bernada sedikit berat itu, dari samping Sena
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
🤗🤗
jiwa yang tertukar mampir lagi say.
2023-04-06
1
Gadih Hazar
Hadiah kembali mendarat untuk mu thor .. semangat terus berkarya...
2023-03-05
1
Rahma AR
ljke
2023-03-03
1