"Minum lah," ucap Sanda sembari memberikan botol air mineral itu kepada Sena
"Aku tidak bis..." belum selesai Sena berbicara
"Sudah ku buka," ucap Sanda
"Ambil," ucap Sanda sembari memberi minuman itu kepada Sena
Sena pun mengambil nya dan mulai meminum air tersebut.
"Terima kasih," ucap Sena sembari melihat ke arah Sanda dengan pipi yang masih basah karena air mata
"Hapus air mata mu, tak bagus ia jatuh ke pipi itu," ucap Sanda sekaligus memberikan tisu
Sena mengambil tisu itu dan mengelap air mata nya.
"Perempuan yang berada di perpustakaan itu nama nya Farisa, dia anak IPA 2," ucap Sanda
Sanda melanjutkan perkataan nya lagi.
"Tempo hari dia meminta aku mengajari nya menulis sajak, karena Ibu nya akan ulang tahun sebentar lagi, dia tidak tau harus memberikan apa," ucap Sanda
"Tadi dia mendatangi ku ke perpustakaan, karena dia hanya ingin berterima kasih dan menanyakan buku apa yang bagus untuk dibaca, hanya itu saja," ucap Sanda sembari melihat Sena
Sena pun diam mendengarkan Sanda berbicara.
"Dari mana kau bisa berkata bahwa aku banyak perempuan nya? Sementara aku saja tidak pernah berbicara dengan orang-orang," ucap Sanda
"Aku kesal saja, melihat kau bisa bersama perempuan itu di dalam perpustakaan dua kali berturut-turut," ucap Sena
"Memang nya kau pernah ke perpustakaan itu lagi? Selain pertama kali kita bertemu?" tanya Sanda
"Ya, dan pahit nya aku harus melihat kau bersama perempuan lain," ucap Sena
Sanda tersenyum.
"Kau cemburu?" tanya Sanda melihat ke arah Sena
Sena pun melihat ke arah Sanda.
"Ya," jawab Sena sembari juga melihat ke arah Sanda
"Bagaimana bisa?" tanya Sanda
"Apa nya?" tanya Sena
"Bagaimana kau bisa merasakan perasaan itu?" tanya Sanda
"Ya karena.... Karena aku..." ucap Sena tak terselesaikan
"Baik lah, cukup sulit berkata bila memang telah tersadar dari emosi seketika," ucap Sanda
"Tapi kalau boleh aku yang berbicara," ucap Sanda dengan serius, melihat ke arah Sena
"Apa?" tanya Sena dengan menunggu lanjutan dari ucapan Sanda
"Aku juga merasakan perasaan yang sama, tapi kau tau, aku ini tak pandai mengekspresikan diriku, aku tak pandai membicarakan banyak topik, aku tidak tertarik dengan hal-hal semacam itu. Pasti nya bila kau bersama ku, itu akan sangat membosankan bagi mu," ucap Sanda
"Tapi, aku tidak pernah merasakan perasaan ini selain dengan mu," ucap Sena
"Aku pun sama," balas Sanda
"Tapi, apakah kau benar-benar yakin untuk itu? Mungkin bersama ku tidak sebahagia ketika kau mencari pria yang lain, mungkin bersama ku kehidupan mu akan begitu-begitu saja," ucap Sanda
"Siapa yang tau? Kau dan aku belum mencoba untuk bersama, kan," ucap Sena
Kemudian Sena memalingkan pandangan nya.
"Tapi sepertinya aku ini aneh, bagaimana bisa baru beberapa minggu melihat mu, aku bisa jatuh cinta seperti ini, entah lah, aku seperti orang bodoh sekarang," ucap Sena
"Tapi itu yang terjadi," ucap Sena lagi, sembari melihat danau tersebut
"Tapi aku juga merasakan itu, dan aku pun sepertinya sudah menjadi bodoh karena perasaan ini," ucap Sanda
Mereka diam beberapa saat di sana bersama keheningan.
"Aku ini bukan anak orang kaya, melewati hari bersama ku tidak akan semenyenangkan itu, aku tidak bisa memberi kau cokelat setiap waktu, aku tidak bisa memberi kau bunga setiap bulan," ucap Sanda
"Siapa yang peduli dengan itu semua? Bukan kah dari sajak yang kau tulis sudah memberitahu bahwa cinta tak butuh apa yang kau katakan barusan?" ucap Sena
Sanda pun terdiam mendengar ucapan dari Sena.
"Aku tau, kau punya cara tersendiri untuk bahagia, begitu pula jika kau mengajakku ke dalam nya. Aku tidak akan merubah apapun," ucap Sena
Sanda lagi-lagi terdiam akan ucapan Sena, ia mulai melihat Sena yang sedari tadi melihat dirinya.
"Aku mencintaimu," ucap Sanda melihat ke arah Sena
"Aku juga," ucap Sena kembali
"Tapi kalau aku katakan mau kah kau menjadi kekasih ku, itu sudah terlalu kuno, kan?" ucap Sanda
Sena tertawa.
"Ya, sepertinya," ucap Sena
"Tapi, mari aku ganti kata-kata itu. Izinkan aku menjalani hari-hari bersama mu, apakah boleh?" tanya Sanda sambil tersenyum
"Tentu saja," ucap Sena sembari tersenyum pula
Dan ketika waktu itu tiba, akhirnya Sanda dan Sena resmi menjadi sepasang kekasih. Pada cerita yang cukup singkat antaran pertemuan Sanda dan Sena, akhirnya mengantarkan mereka berdua kepada perasaan yang sama.
"Oh ya, kau lupa, ini jam berapa?" tanya Sanda
Sena kemudian melihat jam tangan nya.
"Astaga, ini sudah lewat 20 menit masuk kelas, kita terlambat," ucap Sena sembari berdiri
"Ayo kita kembali ke sekolah," ucap Sena kemudian berlari, dan Sanda juga mengikuti di belakang nya
Sesampainya mereka di dalam sekolah, setelah melewati gerbang yang tidak di kunci. Mereka harus berpisah di persimpangan arah untuk ke kelas mereka masing-masing.
"Aku duluan," ucap Sena, sembari berhenti di depan kelas nya, dan Sanda masih sedang berlari
"Iya," jawab Sanda sambil menuju kelas nya
Sena yang berada di depan pintu, kemudian menarik nafas nya dalam-dalam terlebih dahulu sebelum akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk.
"Oke, tenang Sena, semua baik-baik aja," ucap batin Sena
Sena pun mulai mengetuk pintu.
"Permisi, Bu. Maaf saya telat," ucap Sena ketika sudah membuka pintu kelas nya
"Dari mana kamu? Ini sudah 20 menit telat, Sena. Tumben sekali?" tanya Guru Sena
"Iya, Bu, ada sedikit kendala tadi," ucap Sena
Teman perempuan Sena yang melihat Sena pun, mulai membicarakan nya.
"Sudah ku bilang, dia menjadi cukup aneh dari sebelumnya setelah mengenal pria itu," ucap salah satu teman Sena
Sarah yang mendengar itu pun langsung menjawab.
"Diam kau, tau apa kau soal cinta?" ucap Sarah kepada teman perempuan kelas nya itu
"Yang pasti, Sena baik-baik saja seperti yang ku katakan, kan?" ucap Sarah lagi, kepada teman perempuan nya
Teman nya pun menganggukkan kepala.
"Karena agar hal ini tidak akan terulang, dan tidak boleh dicontoh oleh murid lainnya, jadi sekarang kamu Ibu hukum dulu Sena," ucap Guru Sena kepada Sena
"Hukuman apa Bu?" tanya Sena
"Sekarang, kamu pergi ke tiang bendera, dan berdiri di sana, sampai jam pelajaran Ibu selesai," ucap Guru Sena kepada Sena
"Baik lah, Bu," ucap Sena sembari keluar dari kelas nya, dan menutup pintu kelas itu
Sena pun menerima hukuman itu, karena memang kesalahannya telat masuk ke dalam kelas.
Ia pun mulai berjalan ke arah tiang bendera, kemudian berdiri di bawah nya.
Panas di hari itu cukup terik, membuat Sena cukup resah.
"Pakai topi ini," ucap seorang pria tiba-tiba berada di belakang Sena, sembari meletakkan topi itu di kepala Sena
Sena pun sontak langsung melihat ke arah belakang nya.
"Sanda," ucap Sena
Sanda pun kemudian berdiri di samping Sena.
"Mungkin ini akan menjadi kenangan yang indah, kan. Orang-orang di mana-mana kalau pertama kali menjadi sepasang kekasih itu pergi ke mall, jalan-jalan ke pantai, atau mengelilingi kota bersama. Tapi kita, malah harus berdiri di bawah tiang bendera ini," ucap Sanda sembari melihat Sena dengan tersenyum
Sena pun tersenyum juga atas ucapan Sanda tersebut. Kini, mereka berdua berdiri di bawah tiang bendera itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Be___Mei
klasik tapi masih mampu membuat bibir sena tersenyum manis 🤭🤭
2023-03-08
1
Be___Mei
ayolah sanda, cinta nggak harus selalu di ukur dengan kemewahan!
2023-03-08
1
red_rubby
gigi Sena bisa rusak, sanda. coklatnya kasih ke aku aja.
2023-03-04
1