Suci terus saja berjalan ke arah warung, di jalan ia berpapasan dengan Gus Adnan dan Gus Wahyu. Gus Adnan langsung bertanya pada Suci
" Uci mau kemana?"
" Mau ke warung depan Gus, mau beli es cream."
" Jangan lama-lama."
" Iya Gus."
" Suci!"
Suci yang mendengar suara yang ia kenal, ia langsung melihat mencari keberadan sumber tersebut sambil berbicara
" Apa gue sudah gila karena sangat merindukan Reyhan? Jadi gue mendengar suaranya?" batin Suci
Suci terus mencari keberadaan Reyhan, hingga melihat keberadan Reyhan yang sedang di depan gerbang
" Calon suamiku...!"
Suci langsung berlari dengan senyum bahagia menghampiri Reyhan, ia langsung memeluk Reyhan sangat erat, ia tidak peduli dengan pandangan shcok dari setiap santri di sana dan ia juga melupakan Gus Wahyu dan Gus Adnan yang ada di sana, karena kerinduannya terhadap Reyhan memang sangat nggebu-gebu. Gus Adnan dan Gus Wahyu melihat pemandangan itu penuh dengan amarah
" Apa-apaan ini?!" batin Gus Wahyu
" Apa itu adalah lelaki yang terus menghubungi Suci?" batin Gus Adnan
Gus Adnan memang sering melihat ponsel Suci yang di hubungi oleh sesaorang dan banyak pesan bermunculan, tapi ia sama sekali tidak mengangkat dan membaca pesan itu
" Suci hati ini tidak ridho." batin Gus Adnan
" Rey, aku kangen banget."
Reyhan langsung melepaskan pelukan Suci, karena sadar kalau ia sedang di mana, hanya saja Suci yang nyosor tanpa memikirkan tempat
" Aku juga sayang."
Reyhan tersenyum bahagia sambil mengelus kepala Suci yang di tutup dengan hijab
" Ternyata pacarku semakin cantik."
Reyhan mencubit pipi Suci dengan gemas, ia juga sangat merindukan Suci
" Aku bukan pacarmu Rey, aku calon istrimu!"
Suci marah saat di panggil pacar oleh Reyhan. Reyhan hanya tersenyum sambil mengangguk, menurut ia tidak bertemu seminggu saja pemikiran Suci sudah berbeda. Reyhan mengajak Suci untuk menjauh dari sana, karena tidak enak dengan pandangan para santri, terutama pandangan kang santri yang mejaga gerbang, ia memandang dengan tatapan tajam, tapi berbeda dengan Suci, ia hanya cuek. Kang santri penjaga gerbang langsung bertanya pada Suci
" Mau kemana kamu?!"
" Mau ke depan."
" Tidak boleh! Jangan seenaknya kamu keluar masuk ke dalam pesantren! Apa lagi sama lelaki yang bukan makhrom kamu!"
Tadi kang santri memang mendengar perdebatan mereka berdua yang mengatakan pacar dan calon istri, tentu ia tau
" Begitu saja ribet banget kang, yang lain saja boleh jengukin, tapi kenapa Uci nggak boleh?"
" Tetap tidak boleh! Ini peraturan pesantren! Kamu sekarang kembali atau saya lapor dewan santri?!"
Reyhan menghela nafas, ia hanya diam mendengar perdebatan Suci dan kang santri, ia juga tidak ingin mencari masalah di tempat ini. Suci mengepalkan tangannya amarahnya memuncak, ia sudah berusaha tetap sopan tadi, tapi kang santri itu tetap saja marah-marah. Reyhan yang melihat tangan kanan Suci mengepal, ia langsung memegang tangan kanan Suci sambil memberi kode pada Suci kalau Suci tidak boleh melakukan apapun selain adu mulut. Suci menghela nafas berkali-kali saat Reyhan memegang tangan kanannya, ia hampir saja hilang kesabaran, tapi ia tetap saja tidak bisa sabar, membuat ia berbicara kasar pada kang santri
" Gue ngnggak pacaran sama santri sini! Apa hak lo buat ngelarang-larang gue?! Ini hidup gue, jadi lo nggak perlu ikut campur!"
" Kamu itu santri, ini aturan!"
Belum juga kang santri menyelsaikan ucapannya, Suci langsung menarik tangan Reyhan untuk mejauh dari sana. Kang santri memang tidak peduli kalau Suci berpacaran dengan siapa, hanya saja ini aturan pesantren, yang melarang keras santrinya untuk memiliki pacar dan akan ada sansi yang mereka tidak menta'ati auturan pesantren, karena bagai mana pun kalau terjadi apa-apa, tetap yang tercoreng pihak pesantren. Bahkan agama melarang untuk berpacaran, tentu saja ia sebagai kang santri harus mengingatkan santri yang salah. Suci dan Reyhan sudah menjauh dari kang santri tadi
" Sayang, kenapa setiap kali aku telpon tidak di angkat? Bahkan aku mengirimu pesan berkali-kali, tapi tidak kamu balas?"
" Ponselku di sita."
" Kenapa sayang?"
" Ini salah aku Rey, di sini memang melarang untuk bawa ponsel."
" Sayang di sini punya teman'kan?"
" Punya tiga orang, sepertinya hidupku ini hanya memiliki tiga teman saja Rey, tapi aku merindukan Siska, Sella dan Sisil."
" Syukurlah kalau kamu memiliki teman sayang, oh iya mereka juga tadi bilang padaku kalau mereka juga sangat merindukan sayang."
" Tapi di sini itu tidak enak Rey, hampir semua wanita di pesantren ini tidak suka padaku, karena mungkun mereka beranggapan kalau pesantren itu untuk orang baik-baik dan sholehah, bukan Gadis bar-bar sepertiku."
Reyhan memegang ke dua pipi Suci, ia bisa melihat kalau di mata Suci banyak kesedihan dan kebencian
" Sayang, bagiku kamu adalah orang yang paling baik, mereka hanya melihat kamu dengan satu sisi saja, mereka juga terlalu iri dengan yang kamu miliki, apa lagi kecantikan kamu, lelaki mana pun tentu akan menyukaimu, itu hal pertama yang mereka iri padamu. Kamu juga bisa membuat siapapun yang kenal kamu nyaman dan itu jarang di miliki oleh orang lain. Sayang, jangan fokus dengan kekurangan kamu, tapi fokuslah dalam kelebihan kamu dan buktika kalau kamu bisa lebih baik dari mereka."
Suci hanya mengangguk, lalu ia langsung memeluk Reyhan, rasanya ia tidak ingin melepasakan Reyhan lagi walau pun untuk sekejab. Reyhan juga membalas pelukan Suci
" Sayang, sebenarnya aku kesini ingin mengatakan sesuatu."
Suci yang mendengar ucapan dari Reyhan, ia langsung melepaskan pelukannya, lalu menatap Reyhan dengan tatapan kuatir
" Apa yang akan Rey katakan, apa Rey akan minta putus? Atau Rey mencintai wanita lain?" batin Suci
Reyhan yang melihat ekspresi wajah Suci, membuat tawa ia pecah
" Hahaha! Seriuas banget sih sayang."
Reyhan mencolek hidung Suci, ia merasa gemas dengan Suci. Suci yang melihat ekspresi Reyhan, ia sedikit kesal
" Apa yang mau kamu katakan Rey? Tolong jangan buat aku penasaran."
" Oh itu sayang, sekarang aku sudah menjadi tangan kanannya di perusahaan perfileman."
Suci tersenyum ceriah saat mendengar jawaban dari Reyhan, ia sangat bahagia karena pemikirannya ternyata salah
" Wah! Selamat iya Rey."
" Iya sayang, ini semua demi kita, demi masa depan kita."
" Aku tau, kamu memang yang terbaik dari banyak pria yang aku kenal, kamu selalu berpikir dewasa dan masa depan, tapi bagai mana kalau Bunda masih tidak setuju?"
Suci sangat kuatir saat mengingat sang bunda yang tidak menyutujuinya bersama Reyhan
" Aku akan berusa untuk mendapatkan restu dari orang tuamu."
" Kalau tetap tidak bisa?"
Reyhan hanya menjawab dengan menggeleng-gekengkan kepalanya, ia benar-benar tidak tau harus bagai mana
" Kalau tetap bunda tidak setuju, maka aku tetap dengan pemikiranku saat itu Rey."
" Pemikiran apa sayang?"
Reyhan Sudah melupakan kata-kata Suci saat itu
" Kawin lari adalah cara terakhir Rey, maka kalau mereka tidak menyetuji hubungan kita, aku akan mengajak kawin lari."
Reyhan hanya menghela nafas berat saat mendengar ucapan dari Suci
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sabar
2022-11-20
1
mom mimu
Reyhan menghilang aja lah... 😁
aku mampir lagi kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
2022-09-26
0