Reyhan menghentikan aktifitasnya yang sedang mengusap air mata Suci
" Sudah aku bilang aku sudah memafkanmu."
Suci tau kalau Reyhan masih marah padanya, karena Reyhan belum memanggilnya dengan kata sayang, itu artinya Reyhan masih marah
" Aku tau kamu belum memaafkanku Rey, aku tidak mendengar panggilan sayang darimu."
Reyhan langsung menghela nafas berat, ia merasa marah dan kecewa pada Suci, tapi rasa itu tidak bisa ia lontarkan dengan kata-kata kasar, ia hanya bisa sedikit cuek dengan Suci, ia berharap Suci berubah, tapi lagi-lagi Suci tidak pernah mendengar ucapanya, itu membuat Reyhan berpikir kalau Suci hanya berpikir dengan kata maaf semua masalahnya selsai
" Sudahlah, ayo pulang."
" Aku tidak mau pulang! Sebelum kamu memaafkan aku, hiks... Hiks..."
Siska dan teman-temanya hanya menatapnya dari dekat motor Suci, mereka menghela nafas berkali-kali, saat mereka melihat Suci menangis, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Suci sangat mencintai Reyhan, terlebih lagi Reyhanlah yang selama ini selalu menjaga Suci dan menurut mereka, Reyhan marah itu hal yang wajar, karena Reyhan tidak ingin Suci kenapa-kenapa, itu artinya kalau Reyhan sangat mencintai Suci. Reyhan lagi-lagi menghela nafas berat dan kemarahannya ia tepis jauh-jauh saat melihat tangisan Suci semakin tidak bisa di tahan
" Iya sayang, aku sudah memaafkanmu."
Suci yang mendengar kata sayang, ia langsung menghapus air matanya dengan ke dua tangannya
" Benarkah kamu sudah memaafkanku?"
Reyhan hanya menjawab dengan anggukan kepala. Suci langsung memeluk Reyhan sangat erat. Reyhan juga membalas pelukan dari Suci, sedangkan Siska dan teman-temannya langsung tersenyum saat melihat Suci dan Reyhan berpelukan
" Jangan lakukan ini lagi sayang, ayo kita pulang, sekarang sudah sangat malam."
Suci mejawab dengan anggukan kepala, lalu mereka langsung melepaskan pelukannya
" Cepat pamit pada teman-temanmu."
" Iya Rey."
Suci langsung menghampiri mereka, sedangkan Reyhan langsung naik lagi ke atas motornya
" Geas maaf gue tidak bisa ke bescam, Rey sudah mengajak gue untuk pulang."
" Tidak apa-apa yang penting Rey sudah tidak marah pada ketua."
Sisil dan Sella hanya menganggukan kepalanya untuk membenarkan jawaban Siska
" Gue pamit dulu geas."
" Iya hati-hati ketua."
Mereka berbicara berbarengan. Suci langsung naik ke atas motor, lalu ia langsung menacap gasnya dan di ikuti oleh Reyhan dari belakang. Setelah sekitar 35 menit Suci sampai di depan gerbang rumahnya, ia langsung turun dari motor di ikuti dengan Reyhan, lalu mereka saling bertatap mata
" Sayang, maaf tadi aku sedang ada kegiatan di panti asuhan, jadi aku tidak sempat untuk mengabarimu."
" Tidak apa-apa Rey."
Suci tersenyum saat mendengar permintaan maafnya, hanya saja ia sedikit heran pada Reyhan, biasanya Reyhan akan mengajaknya kalau Reyhan menyumbangan sesuatu atau menjadi guru di panti asuhan, tapi kali ini tidak, bahkan Reyhan tidak hanya meninggalkannya di apartemen, tapi lagi-lagi Suci tidak ingin bertanya pada Reyhan. Suci langsung memeluk Reyhan sangat erat
" Rey, aku harap kita selalu saling terbuka satu sama lain."
Ini pertama kalinya Suci memberanikan diri berbicara saling terbuka satu sama lain, biasanya ia tidak pernah mengatakan itu. Reyhan juga membalas pelukan dari Suci, ia mengerti kalau Suci curiga
" Tadi aku harus beli keperluan anak-anak panti untuk sekolah, dan sekalian beli bahan makanan, setelah itu aku mengajar anak panti, aku sengaja tidak mengajakmu, aku takut sayang capek."
Suci hanya menjawab dengan anggukan kepala, rasa herannya akhirnya berubah menjadi rasa tenang, karena Reyhan sudah jujur padanya. Reyhan langsung melepaskan pelukan dari Suci
" Sekarang sayang masuk, sudah malam."
" Iya Rey, tapi aku menunggu kamu pergi dulu, setelah pergi aku akan masuk."
" Baiklah sayang."
Reyhan langsung naik di atas motor sambil tersenyum pada Suci
" Hati-hati Rey."
" Iya sayang, selamat mimpi indah."
Suci hanya menjawab dengan anggukan kepalanya. Reyhan langsung menacap gas motornya untuk pulang. Setelah Reyhan sudah tidak terlihat, Suci juga langsung menyalakan motornya masuk ke dalam pekarangan rumah. Suci masuk ke dalam rumah dengan mengendap-endap, ia takut kalau terpergok oleh bundanya, terlebih lagi lampu itu sudah sangat gelap, hanya tersisa satu lampu di setiap ruangan. Suci melihat jam dinding yang sudah menujukan 00.12WIB
" Bisa mampus kalau ketahuan bunda." batin Suci
Suci terus berjalan mengendap-endap, baru juga ia naik satu tangga, tiba-tiba lampu itu terang. Suci memejamkan mata sesaat, lalu langsung memutarkan badannya ke belakang, ia melihat bundanya yang sedang bersidakep
" Eh bunda, bunda belum tidur?"
Suci bertanya dengan wajah cengengesan
" Uci, lihat sudah jam berapa?!"
" Sudah jam 12 malam lewat bund."
" Kenapa kamu baru pulang?! Bunda sudah bilang berkali-kali jangan pulang lebih dari jam 10 malam, tapi kamu selalu saja tidak mendengar ucapan bunda! Mau jadi apa kamu kelak?! Kamu itu anak Gadis Uci! Bukan anak laki-laki!"
Khodijah sangat marah, ia memang sering memperingatkan putrinya untuk tidak pulang lebih dari jam 10 malam, saat ia memergoki putrinya pulang malam, tapi lagi-lagi putrinya tidak pernah mendengar ucapannya
" Tentu saja Uci mau jadi istri yang baik untuk Reyhan he."
Suci mejawab pertanyaan bundanya sambil cengengesan, walau pun awalnya takut ketahuan, tapi ia sudah tertangkap basah oleh bundanya, jadi ia hanya menjawab ucapan bundanya dengan asal
" Jangan mimpi Uci, bunda tidak akan pernah setuju kamu menikah dengan lelaki arogan seperti Reyhan, lelaki yang jauh dari kata sempurna. Reyhan hanya bisa tawuran dan balapan liar, bahkan semejak kamu kenal Reyhan, kamu mejadi sering membantah! Ingat, bunda lebih setuju kamu menikah dengan lelaki yang ta'at agama!"
" Bunda itu tidak tau apa-apa tentang Reyhan! Bunda juga tidak pernah tau dulu aku di sekolah di perlakukan bagai mana dengan teman sekelasku! Harusnya bunda yang ingat, samapai kapanpun Uci tetap mencintai Reyhan, terkecuali Reyhan sendiri yang mengatakan untuk melupakannya, maka Uci akan lakukan itu!"
Mata Suci sudah berkaca-kaca, yang tadinya menampilkan wajah cengengesan, tapi kini menampilkan kemarahan dan ini pertama kalinya Suci berbicara dengan nada marah pada bundanya. Suci langsung berlari menaiki tangga
" Uci! Bunda belum selsai bicara! Kamu mau jadi anak durhaka?!"
Tidak ada jawaban dari Suci. Suci terus saja berlari hingga sampai kamarnya, ia langsung duduk di atas ranjang sambil menangis
" Hiks... Hiks... Maafin Uci, bund, Uci tidak bermaksud berbicara kasar pada bunda, tapi Uci benar-benar tidak bisa untuk melepaskan Reyhan. Reyhan adalah lelaki yang baik dan tampil apa adanya, tanpa di tutup-tutupi dengan kebohongan, bunda hanya saja belum mengenal Reyhan seperti apa, bunda hanya melihat sisi buruk Reyhan saja. Hiks... Hiks.."
Suci terus menangis hingga satu jam lamanya, ia akhirnya merasakan lelah karena terus menangis. Suci langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, karena ia memang belum mandi. Setelah mandi Suci langsung membaringkan tubuhnya. Suci terus saja teringat kata-katanya pada bundanya, hingga ia lelah terus berpikir sampai Suci tertidur
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
nexs
2023-05-29
0
fifid dwi ariani
trus sabar
2022-11-20
0
anggita
👍👍👌👌,,
2022-10-16
1