Malam harinya di pesantren itu sangat berisik, Suci yang berbaring di ranjang membuat ia penasaran, ia langsung bertanya pada Maya
" Maya, ada apa berisik banget?"
" Ada yang kesurupan."
" Kesurupan?! Memangnya di sini sering ada begituan?"
" Sering."
Suci yang berbaring di ranjang langsung berdiri, lalu ia lari keluar dengan wajah penasaran dan penuh semangat. Maya langsung berteriak saat melihat Suci berlari keluar dari kamar
" Uci?! Kamu mau kemana?!"
" Gue mau liat yang kesurupan! Gue penasaran!"
Sedangkan Maya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Suci lari dengan semangat, ia sedikit bingung dengan sabatnya yang mendengar orang kesurupan, tapi wajahnya senang. Suci mengejar santriah lainnya yang katanya orang kesurupan itu di bawa ke mushollah. Suci memecahkan kerumunan, ia berdiri paling depan, ia melihat santriah yang kesurupan itu di pegangi oleh tiga orang. Di saat yang lain ketakutan karena yang kesurupan itu tertawa, tapi berbeda dengan Suci, ia bahkan seperti mendapatkan tontonan geratis. Suci juga ikut tertawa cekikikan saat melihat yang kesurupan itu cekikikan, karena di masa lalunya belum pernah mendengar yang kesurupan, ia hanya tau balapan liar dan tawuran
" Tolong jangan di pegangin dong! Gue mau nonton The Conjuring versi real life!"
Teriakan Suci membuat mengundang tatapan cango santriah lainnya. Santriah yang kesurupan cekikikan sambil meminta di lepaskan
" Hihihihi Lepaskun!"
Tanpa di duga santriah yang kesurupan itu terlepas, ia berlari menghampiri kerumunan, orang-orang langsung menghindar ketakutan, tapi berbeda dengan Suci yang hanya asik menonton, ia sama sekali tidak takut. Santriah yang kesurupan itu tiba-tiba memegang tangan Suci sambil tertawa dengan suara khas seperti kuntilanak
" Lepasin tangan gue setan!"
Santriah yang kesurupan itu sangat dingin, membuat Suci ketakutan, ini pertama kalinya Suci ketakutan dengan sesaorang karena mengingat Reyhan yang melarang Suci untuk menggunakan seni beladirinya
" Hihihi geulis hayu ngiring sareng teteh."
Suci berusaha melepaskan cengraman santriah yang kesurupan, bahkan santriah yang ke surupan membawa Suci keluar dari dari musollah
" Setan! Lo mau bawa gue kemana?! Cepat lepasin tangan gue!"
Santriah itu menjambak rambut Suci, membuat Suci kesakitan
" Wuy bantuin gue?!"
Tidak ada yang membantu Suci sama sekali, membuat Suci sedikit frustasi dengan tingkah santriah yang kesurupan
" Kalau lo sadar sudah gue bikin babak belur!" batin Suci
" Hayu ngiring ke teteh geulis. Hihihi."
" Lo ngomong apa setan?! Gue nggak ngerti! Cepat lepasin tangan gue! Dasar setan nggak ada ahlak!"
Suci sangat marah karena santriah yang kesurupan itu masih menjambaknya, membuat ia mau tidak mau langsung menggigit tangan santriah yang kesurupan. Kini menjadi terlihat jika yang kesurupan itu Suci, karena ia bahkan menggigit santriah yang kesurupan. Di Sisi lain Gus Adnan dan beberapa dewan santri datang untuk ikut membantu. Hal seperti ini memang tugas para ustaz karena setan di sini sangat bandel. Gus Adnan langsung bertanya sambil tangannya memegang tasbih
" Mana yang kesurupan?"
Para santriah belum menjawab, tapi Gus Adnan melihat pertarungan sengit di depannya
" Dasar setan payah! Ngapain lo nangis?! Sini lawan gue! Apa jangan-jangan lo sudah menyerah hah?! Hahaha."
Suci berbicara sambil tertawa, ia sudah siap dengan tangannya yang akan memukul, karena ia melupakan kata-kata Reyhan dalam sekejam, sikap bar-barnya muncul setelah satu bulan ia tidak tawuran. Gus Adnan langsung beristigfar saat melihat Suci yang kesurupan
" Astagfirullah, Suci."
Gus Adnan langsung menghampiri mereka, ia juga memberi kode pada ustaz lain untuk memegangi tangan si target
" Eh apa-apaan ini?! Kenapa kalian memegang ke dua tangan gue?!"
Gus Adnan langsung membacakan ayat-ayat Al-Quran, itu adalah ayat-ayah ruqiah. Sementara santriah yang lainnya tercengang karena mereka salah sasaran
" Lepasin gue! Karena yang kesurupan itu bukan gue!"
Gus Adnan semakin mengencangkan suaranya, telapak tangan kanannya ia tempelkan di kening Suci dan hal itu tentu membuat Suci mengamuk, hanya saja dalam kontesk yang berbeda, bukan mengamuk kepanasan, tapi Suci tidak terima karena menjadi pasien ruqiah
" Gus sialan! Gue nggak kesurupan!"
Salah satu santriah memberanikan diri untuk mengatakan kalau bukan Suci yang kesurupan, karena ia kasihan melihat Suci yang jadi sasaran di ruqiah
" Maaf Gus, i-itu."
Ucapan santriah yang terbata-bata itu langsung di potong ucapannya oleh Gus Adnan
" Jangan mengganggu saya!"
Santriah itu akhirnya diam, hanya menyaksikan dengan rasa kasihan
" Siapa kamu?! Keluar dari tubuh santri saya! Atau kamu saya keluarkan paksa!"
Suci langsung melebarkan matanya, ia sangat kesal dengan Gus Adnan, ia kesal karena Gus Adnan tidak percaya dengan ucapanya
" Gue heran kenapa ada seorang Gus bodoh seperti lo! Lo nggak mau lepasin gue?! Lo nantang gue?! Apa lo berani duel sama gue hah?!"
Jelas bentakan Suci membuat Gus Adnan benar-benar berpikir kalau Suci memang kesurupan, karena selama ia di pesantren mana ada yang berani mengajaknya duel. Bukan hanya Gus Adnan saja yang menganggap Suci kesurupan, karena mendengar kata-kata Suci para santriah juga berpikir kalau Suci memang benar kesurupan, hanya ada satu santriah yang tadi akan bilang kalau Suci tidak kesurupan, ia memang masih berpikir kalau Suci tidak kesurupan
" Saya tanya sekali lagi siapa kamu?! Cepat keluar dari tubuh santri saya!"
Suci yang mendengar pertanyaan itu, tanpa di duga ia langsung mengibaskan tangannya dengan kuat, hingga ia terlepas dari ke dua pegangan ustaz. Suci mendekati Gus Adnan, matanya menatap tajam penuh kebencian, saat para ustaz yang akan memegangi Suci lagi, ia langsung berteriak
" Gue nggak kesurupan!"
Suci dan Gus Adnan beradu pandang, bahkan Suci mendekatkan wajahnya pada wajah Gus Adnan, hanya 5 senti saja jarak wajah mereka.
" Lo bilang tadi Gue siapa?! Gue Suci Almuhamaira, gue calon istri masa depan lo! Apa sekarang lo puas dengan jawaban gue?!"
" Saya tidak bodoh, jin itu sering berdusta!"
Santriah tadi langsung mendekati Gus Adnan lagi
" Gus maaf, memang yang kesurupan itu bukan Suci, tapi dia."
Santriah itu menujuk ke arah santriah yang terkulai lemas. Gus Adnan menatap ke arah santriah itu, ia hanya bisa menghela nafas. Suci langsung memundurkan langkahnya tiga langkah
" Apa lo sudah benar-benar puas?!"
" Saya tidak puas karena memang kamu terlihat kesurupan."
" Terserah lo! Gue benci setiap kali bertemu lo! Setiap bertemu lo gue nggak pernah berakhir baik! Gue selalu dapat kesialan dan kesialan! Bahkan lo nggak minta maaf saat lo salah!"
Setelah mengatakan itu Suci berjalan meninggalkan kerumunan, hatinya sangat marah karena setiap kali bertemu dengan Gus Adnan ia tidak pernah berakhir dengan baik-baik saja, apa lagi sekarang, ia tidak terima karena telah di ruqiah. Setelah semua santriah dan ustaz lainnya bubar, Gus Adnan buru-buru mencari Suci, ia tau kalau Suci sangat kecewa. Gus Adnan langsung teriak saat melihat Suci
" Suci!"
Suci yang di panggil namanya, ia langsung membalikan badan tanpa kata
" Saya minta maaf atas perlakuan saya tadi."
Suci hanya menjawab dengan anggukan kepala, hatinya terlalu lelah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
salah sasaran Adnan, adaw. 😆😆😆
2023-05-30
1
Siti Erna Wati
seruuuuuuu🤭🤭🤭🤭🤭
2023-03-07
1
fifid dwi ariani
trus sejahtera
2022-11-20
0