BAB. 18 Salah ruqiah

Malam harinya di pesantren itu sangat berisik, Suci yang berbaring di ranjang membuat ia penasaran, ia langsung bertanya pada Maya

" Maya, ada apa berisik banget?"

" Ada yang kesurupan."

" Kesurupan?! Memangnya di sini sering ada begituan?"

" Sering."

Suci yang berbaring di ranjang langsung berdiri, lalu ia lari keluar dengan wajah penasaran dan penuh semangat. Maya langsung berteriak saat melihat Suci berlari keluar dari kamar

" Uci?! Kamu mau kemana?!"

" Gue mau liat yang kesurupan! Gue penasaran!"

Sedangkan Maya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Suci lari dengan semangat, ia sedikit bingung dengan sabatnya yang mendengar orang kesurupan, tapi wajahnya senang. Suci mengejar santriah lainnya yang katanya orang kesurupan itu di bawa ke mushollah. Suci memecahkan kerumunan, ia berdiri paling depan, ia melihat santriah yang kesurupan itu di pegangi oleh tiga orang. Di saat yang lain ketakutan karena yang kesurupan itu tertawa, tapi berbeda dengan Suci, ia bahkan seperti mendapatkan tontonan geratis. Suci juga ikut tertawa cekikikan saat melihat yang kesurupan itu cekikikan, karena di masa lalunya belum pernah mendengar yang kesurupan, ia hanya tau balapan liar dan tawuran

" Tolong jangan di pegangin dong! Gue mau nonton The Conjuring versi real life!"

Teriakan Suci membuat mengundang tatapan cango santriah lainnya. Santriah yang kesurupan cekikikan sambil meminta di lepaskan

" Hihihihi Lepaskun!"

Tanpa di duga santriah yang kesurupan itu terlepas, ia berlari menghampiri kerumunan, orang-orang langsung menghindar ketakutan, tapi berbeda dengan Suci yang hanya asik menonton, ia sama sekali tidak takut. Santriah yang kesurupan itu tiba-tiba memegang tangan Suci sambil tertawa dengan suara khas seperti kuntilanak

" Lepasin tangan gue setan!"

Santriah yang kesurupan itu sangat dingin, membuat Suci ketakutan, ini pertama kalinya Suci ketakutan dengan sesaorang karena mengingat Reyhan yang melarang Suci untuk menggunakan seni beladirinya

" Hihihi geulis hayu ngiring sareng teteh."

Suci berusaha melepaskan cengraman santriah yang kesurupan, bahkan santriah yang ke surupan membawa Suci keluar dari dari musollah

" Setan! Lo mau bawa gue kemana?! Cepat lepasin tangan gue!"

Santriah itu menjambak rambut Suci, membuat Suci kesakitan

" Wuy bantuin gue?!"

Tidak ada yang membantu Suci sama sekali, membuat Suci sedikit frustasi dengan tingkah santriah yang kesurupan

" Kalau lo sadar sudah gue bikin babak belur!" batin Suci

" Hayu ngiring ke teteh geulis. Hihihi."

" Lo ngomong apa setan?! Gue nggak ngerti! Cepat lepasin tangan gue! Dasar setan nggak ada ahlak!"

Suci sangat marah karena santriah yang kesurupan itu masih menjambaknya, membuat ia mau tidak mau langsung menggigit tangan santriah yang kesurupan. Kini menjadi terlihat jika yang kesurupan itu Suci, karena ia bahkan menggigit santriah yang kesurupan. Di Sisi lain Gus Adnan dan beberapa dewan santri datang untuk ikut membantu. Hal seperti ini memang tugas para ustaz karena setan di sini sangat bandel. Gus Adnan langsung bertanya sambil tangannya memegang tasbih

" Mana yang kesurupan?"

Para santriah belum menjawab, tapi Gus Adnan melihat pertarungan sengit di depannya

" Dasar setan payah! Ngapain lo nangis?! Sini lawan gue! Apa jangan-jangan lo sudah menyerah hah?! Hahaha."

Suci berbicara sambil tertawa, ia sudah siap dengan tangannya yang akan memukul, karena ia melupakan kata-kata Reyhan dalam sekejam, sikap bar-barnya muncul setelah satu bulan ia tidak tawuran. Gus Adnan langsung beristigfar saat melihat Suci yang kesurupan

" Astagfirullah, Suci."

Gus Adnan langsung menghampiri mereka, ia juga memberi kode pada ustaz lain untuk memegangi tangan si target

" Eh apa-apaan ini?! Kenapa kalian memegang ke dua tangan gue?!"

Gus Adnan langsung membacakan ayat-ayat Al-Quran, itu adalah ayat-ayah ruqiah. Sementara santriah yang lainnya tercengang karena mereka salah sasaran

" Lepasin gue! Karena yang kesurupan itu bukan gue!"

Gus Adnan semakin mengencangkan suaranya, telapak tangan kanannya ia tempelkan di kening Suci dan hal itu tentu membuat Suci mengamuk, hanya saja dalam kontesk yang berbeda, bukan mengamuk kepanasan, tapi Suci tidak terima karena menjadi pasien ruqiah

" Gus sialan! Gue nggak kesurupan!"

Salah satu santriah memberanikan diri untuk mengatakan kalau bukan Suci yang kesurupan, karena ia kasihan melihat Suci yang jadi sasaran di ruqiah

" Maaf Gus, i-itu."

Ucapan santriah yang terbata-bata itu langsung di potong ucapannya oleh Gus Adnan

" Jangan mengganggu saya!"

Santriah itu akhirnya diam, hanya menyaksikan dengan rasa kasihan

" Siapa kamu?! Keluar dari tubuh santri saya! Atau kamu saya keluarkan paksa!"

Suci langsung melebarkan matanya, ia sangat kesal dengan Gus Adnan, ia kesal karena Gus Adnan tidak percaya dengan ucapanya

" Gue heran kenapa ada seorang Gus bodoh seperti lo! Lo nggak mau lepasin gue?! Lo nantang gue?! Apa lo berani duel sama gue hah?!"

Jelas bentakan Suci membuat Gus Adnan benar-benar berpikir kalau Suci memang kesurupan, karena selama ia di pesantren mana ada yang berani mengajaknya duel. Bukan hanya Gus Adnan saja yang menganggap Suci kesurupan, karena mendengar kata-kata Suci para santriah juga berpikir kalau Suci memang benar kesurupan, hanya ada satu santriah yang tadi akan bilang kalau Suci tidak kesurupan, ia memang masih berpikir kalau Suci tidak kesurupan

" Saya tanya sekali lagi siapa kamu?! Cepat keluar dari tubuh santri saya!"

Suci yang mendengar pertanyaan itu, tanpa di duga ia langsung mengibaskan tangannya dengan kuat, hingga ia terlepas dari ke dua pegangan ustaz. Suci mendekati Gus Adnan, matanya menatap tajam penuh kebencian, saat para ustaz yang akan memegangi Suci lagi, ia langsung berteriak

" Gue nggak kesurupan!"

Suci dan Gus Adnan beradu pandang, bahkan Suci mendekatkan wajahnya pada wajah Gus Adnan, hanya 5 senti saja jarak wajah mereka.

" Lo bilang tadi Gue siapa?! Gue Suci Almuhamaira, gue calon istri masa depan lo! Apa sekarang lo puas dengan jawaban gue?!"

" Saya tidak bodoh, jin itu sering berdusta!"

Santriah tadi langsung mendekati Gus Adnan lagi

" Gus maaf, memang yang kesurupan itu bukan Suci, tapi dia."

Santriah itu menujuk ke arah santriah yang terkulai lemas. Gus Adnan menatap ke arah santriah itu, ia hanya bisa menghela nafas. Suci langsung memundurkan langkahnya tiga langkah

" Apa lo sudah benar-benar puas?!"

" Saya tidak puas karena memang kamu terlihat kesurupan."

" Terserah lo! Gue benci setiap kali bertemu lo! Setiap bertemu lo gue nggak pernah berakhir baik! Gue selalu dapat kesialan dan kesialan! Bahkan lo nggak minta maaf saat lo salah!"

Setelah mengatakan itu Suci berjalan meninggalkan kerumunan, hatinya sangat marah karena setiap kali bertemu dengan Gus Adnan ia tidak pernah berakhir dengan baik-baik saja, apa lagi sekarang, ia tidak terima karena telah di ruqiah. Setelah semua santriah dan ustaz lainnya bubar, Gus Adnan buru-buru mencari Suci, ia tau kalau Suci sangat kecewa. Gus Adnan langsung teriak saat melihat Suci

" Suci!"

Suci yang di panggil namanya, ia langsung membalikan badan tanpa kata

" Saya minta maaf atas perlakuan saya tadi."

Suci hanya menjawab dengan anggukan kepala, hatinya terlalu lelah

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

salah sasaran Adnan, adaw. 😆😆😆

2023-05-30

1

Siti Erna Wati

Siti Erna Wati

seruuuuuuu🤭🤭🤭🤭🤭

2023-03-07

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sejahtera

2022-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2 BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3 BAB. 3 Balapan Liar
4 BAB. 4 Menangis
5 BAB. 5 Perdebatan
6 BAB. 6 Mengajak kawin lari
7 BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8 BAB. 8 Suami idaman
9 BAB. 9 Tawa Reyhan
10 BAB. 10 Hari terakhir
11 BAB. 11 Masuk pesantren
12 BAB. 12 Suci vs kaka
13 BAB. 13 Ponsel
14 BAB. 14 Di panggil keamanan
15 BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16 BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17 BAB. 17 Suci vs Pitri
18 BAB. 18 Salah ruqiah
19 BAB. 19 Setor hapalan
20 BAB. 20 Bertemu Reyhan
21 BAB.21 Melarang untuk pacaran
22 BAB. 22 Kemarahan Suci
23 BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24 BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25 BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26 BAB. 26 Kabur
27 BAB. 27 Mencari Suci
28 BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29 BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30 BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31 BAB. 31 Pakta Reyhan
32 BAB. 32 Suci sadar
33 BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34 BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35 BAB. 35 Pirasat
36 BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37 BAB. 37 Mimpi buruk
38 BAB. 38. Suara hati Suci
39 BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40 BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41 BAB. 41 Penyesalan Ellen
42 BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43 BAB. 43 Suci minta maaf
44 BAB. 44 Curhatan Suci
45 BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46 BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47 BAB. 47 Tentang Ellen
48 BAB. 48 Salah paham
49 BAB. 49 Kamu memang istri saya
50 BAB. 50 Obrolan di kamar
51 BAB. 51 Obrolan hangat
52 BAB. 52 Suami kejam!
53 BAB. 53 Gibah
54 BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55 BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56 BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57 BAB. 57 Ucapan Selamat
58 BAB. 58 Malam pertama
59 BAB. 59 Rumah baru
60 BAB. 60 Tamu tidak di undang
61 BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62 BAB. 62 Romatis
63 BAB. 63 Dapat teror
64 BAB. 64 Memancing mangsa
65 BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66 BAB. 66 Saling minta maaf
67 BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68 BAB. 68 Pelaku teror
69 BAB. 69 Pelaku teror 2
70 BAB. 70 Suci di jebak
71 BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72 BAB. 72 Pakta Maya
73 BAB. 73 Menyerahkan bukti
74 BAB. 74 Kelakuan Suci
75 BAB. 75 Debat
76 BAB. 76 Pengepungan
77 BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78 BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79 BAB. 79 Kemarahan Sisil
80 BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81 BAB. 81 Suci hamil
82 BAB. 82 Suci sadar.
83 BAB. 83 Menjenguk Suci
84 BAB. 84 Maya Gila
85 BAB. 85 Kelakuan Suci
86 BAB. 86 Ngidam
87 BAB. 87 Karma dan kifarat
88 BAB. 88 Di tabrak
89 BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90 BAB. 90 Melahirkan
91 BAB. 91 Zayyan
92 End
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2
BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3
BAB. 3 Balapan Liar
4
BAB. 4 Menangis
5
BAB. 5 Perdebatan
6
BAB. 6 Mengajak kawin lari
7
BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8
BAB. 8 Suami idaman
9
BAB. 9 Tawa Reyhan
10
BAB. 10 Hari terakhir
11
BAB. 11 Masuk pesantren
12
BAB. 12 Suci vs kaka
13
BAB. 13 Ponsel
14
BAB. 14 Di panggil keamanan
15
BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16
BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17
BAB. 17 Suci vs Pitri
18
BAB. 18 Salah ruqiah
19
BAB. 19 Setor hapalan
20
BAB. 20 Bertemu Reyhan
21
BAB.21 Melarang untuk pacaran
22
BAB. 22 Kemarahan Suci
23
BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24
BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25
BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26
BAB. 26 Kabur
27
BAB. 27 Mencari Suci
28
BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29
BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30
BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31
BAB. 31 Pakta Reyhan
32
BAB. 32 Suci sadar
33
BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34
BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35
BAB. 35 Pirasat
36
BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37
BAB. 37 Mimpi buruk
38
BAB. 38. Suara hati Suci
39
BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40
BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41
BAB. 41 Penyesalan Ellen
42
BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43
BAB. 43 Suci minta maaf
44
BAB. 44 Curhatan Suci
45
BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46
BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47
BAB. 47 Tentang Ellen
48
BAB. 48 Salah paham
49
BAB. 49 Kamu memang istri saya
50
BAB. 50 Obrolan di kamar
51
BAB. 51 Obrolan hangat
52
BAB. 52 Suami kejam!
53
BAB. 53 Gibah
54
BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55
BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56
BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57
BAB. 57 Ucapan Selamat
58
BAB. 58 Malam pertama
59
BAB. 59 Rumah baru
60
BAB. 60 Tamu tidak di undang
61
BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62
BAB. 62 Romatis
63
BAB. 63 Dapat teror
64
BAB. 64 Memancing mangsa
65
BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66
BAB. 66 Saling minta maaf
67
BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68
BAB. 68 Pelaku teror
69
BAB. 69 Pelaku teror 2
70
BAB. 70 Suci di jebak
71
BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72
BAB. 72 Pakta Maya
73
BAB. 73 Menyerahkan bukti
74
BAB. 74 Kelakuan Suci
75
BAB. 75 Debat
76
BAB. 76 Pengepungan
77
BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78
BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79
BAB. 79 Kemarahan Sisil
80
BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81
BAB. 81 Suci hamil
82
BAB. 82 Suci sadar.
83
BAB. 83 Menjenguk Suci
84
BAB. 84 Maya Gila
85
BAB. 85 Kelakuan Suci
86
BAB. 86 Ngidam
87
BAB. 87 Karma dan kifarat
88
BAB. 88 Di tabrak
89
BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90
BAB. 90 Melahirkan
91
BAB. 91 Zayyan
92
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!